Disusun oleh :
Dian Dwi Restiani
25010115120003
25010115120009
25010115120090
Kelas A-2015
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
a. Androgen adrenal: Hormon ini sering disebut hormon seks pria dan
terdapat pada pria dan wanita, meskipun jumlahnya berbeda. Wanita
membutuhkannya untuk reproduksi dan pertumbuhan rambut.
b. Glukokortikoid: Hormon seperti kortisol terkait dengan respon stres
tubuh bertarung atau berlari. Ketika tubuh mendeteksi stres atau
ancaman, kortisol dilepaskan, sehingga denyut jantung, kewaspadaan
mental, dan tekanan darah akan meningkat.
c. Mineralkortikoid: Hormon ini berperan untuk menjaga keseimbangan
natrium dan air. Terlalu banyak natrium dapat menyebabkan kerusakan
pada ginjal sementara sedikit air dapat menyebabkan dehidrasi.
3. Pengertian Sindrom Cushing
Sindrom Cushing adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh efek
metabolik gabungan dari peninggian kadar glukokortikoid dalam darah
yang menetap (Price, 2005). Sindrom cushing adalah suatu keadaan yang
diakibatkan oleh efek metabolik gabungan dari peninggian kadar
glukokortikoid dalam darah yang menetap. Kadar yang tinggi ini dapat
terjadi secara spontan atau karena pemberian dosis farmakologik senyawasenyawa glukokortikoid (Sylvia A. Price; Patofisiolgi, hal. 1088). Disfungsi
kelenjar
adrenal
merupakan
gangguan
metabolic
yang
menunjukkan
Cushing
disebabkan
oleh
sekresi
berlebihan
steroid
Mudah memar
Kemandulan
4. Etiologi
prednison) dosis tinggi dalam waktu lama. Obat ini memiliki efek yang
sama seperti kortisol pada tubuh. Penyebab sindroma Cushing dari dalam
tubuh yaitu akibat produksi kortisol di dalam tubuh yang berlebihan. Hal
ini terjadi akibat produksi yang berlebihan pada salah satu atau kedua
kelenjar adrenal, atau produksi hormon ACTH (hormon yang mengatur
produksi kortisol) yang berlebihan dari kelenjar hipofise. Hal ini dapat
disebabkan oleh :
1. Hiperplasia adrenal yaitu jumlah sel adrenal yang bertambah. Sekitar
70-80% wanita lebih sering menderita sindroma chusing.
2. Tumor kelenjar hipofise, yaitu sebuah tumor jinak dari kelenjar
hipofise yang menghasilkan ACTH dalam jumlah yang berlebihan,
sehingga menstimulasi kelenjar adrenal untuk membuat kortisol lebih
banyak.
3. Tumor ektopik yang menghasilkan hormon ACTH. Tumor ini jarang
terjadi, dimana tumor terbentuk pada organ yang tidak memproduksi
ACTH, kemudian tumor menghasilkan ACTH dalam jumlah
berlebihan. Tumor ini bisa jinak atau ganas, dan biasanya ditemukan
pada paru-paru seperti oat cell carcinoma dari paru dan tumor
karsinoid dari paru, pankreas (tumor pankreas), kelenjar tiroid
(karsinoma moduler tiroid), atau thymus (tumor thymus).
4. Gangguan primer kelenjar adrenal, dimana kelenjar
adrenal
Kelebihan
karbohidrat untuk
otot
rangka
dan
jaringan
lemak,
terhadap
efek
peningkatan
pemakaian
untuk
energi
dan
pembuangan
dirubah
oleh
steroid
dan
faktor-faktor
ini
dapat
ke
kelenjar
adrenal
dan
menstimulasi
adrenal
glukokortikoid
berlebihan,
glukoneogenesis meningkat.
penumpukan
lemak
dan
Kulit tipis sehingga muka tampak merah, timbul strie dan ekimosi -
Sindrom.
Case-finding secara aktif, mencakup indentifikasi Cushings
Sindrom pada orang yang dicurigai dan rujukan pemeriksaan
kadar kortisol yang tinggi dalam plasma darah. Up
Uaya kuratif dan rehabilitatif adalah upaya pengobatan penyakit
Cushings Sindrom yang bertujuan untuk menyembuhkan
penderita, mencegah kematian, dan menurunkan tingkat kejadian
penyakit Cushings Sindrom.
Pengobatan
Cushings Sindrom tergantung pada ACTH tidak seragam dan
bergantung pada apakah sumber ACTH adalah hipofisis atau
ektopik. Beberapa pendekatan terapi digunakan pada kasus dengan
hipersekresi ACTH hipofisis. Jika dijumpai tumor hipofisis
sebaiknya diusahakan reseksi tumor transfenoidal. Tetapi jika
terdapat bukti hiperfungsi hipofisis namun tumor tidak dapat
tindakan
keperawatan
dalam
pencegahan,
Neoplasma Adrenal
Obat
utama
untuk
pengobatan
karsinoma
Hiperplasia Bilateral
Terapi yang harus ditujukan untuk mengurangi
kadar ACTH, pengobatan ideal adalah pengangkatan dengan
menjalani eksplorasi bedah hipofisis via trans-sfenoidal dengan
harapan menemukan adenoma. Pada banyak keadaan dianjurkan
selective petrosal sinus venous sampling dan adrenalektomi
total. Penghambatan steroidogenesis juga bisa diindikasikan
pada subjek cushingoid berat sebelum intervensi pembedahan.
Adrenalektomi
kimiawi
mungkin
lebih
unggul
dengan
DAFTAR PUSTAKA
Behrman, Kliegman, & Arvin.2000. Nelson Ilmu Kesehatan Anak, edisi 15 vol
3.Jakarta: EGC.
J.Corwin, Elizabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi, edisi 3. Jakarta : EGC
Rumahorbo, Hotma.1999. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Endokrin. Jakarta : EGC
Sylvia A. Price. 2005.Patofisiolgi Konsep klinis Proses-Proses Penyakit . Jakarta:
EGC.
Tjokroprawiro, Askandar.2000. Garis besar kuliah Adrenal: Patogenesis,
Diagnosis dan Terapi. Surabaya : Lab- SMF Penyakit Dalam FK UNAIRRSUD Dr. Soetomo.
Wilkinson, Judith M. Athern, Nancy R. 2013. Buku Saku Diagnosa
Keperawatan : Diagnosis Nanda, Intervensi Nic, Kriteria Hasil Noc. Ed.9.
Jakarta: Buku Kedokteran
SOAL
1.
2. Suatu keadaan yang diakibatkan oleh efek metabolik gabungan dari peninggian
kadar glukokortikoid dalam darah yang menetap disebut
a. Sindrom Andropause
b. Cushing Sindrom
c. Down Sindrom
d.Gigantisme
3. Berikut yang termasuk gejala Cushing Sindrom:
1. Wajah bulat dan merah
2. Otot bahu dan pinggul melemah
Kelenjar Kelamin
ANDROPAUSE
A.
B.
menjaga
penebalan
progesteron.
LH
menyebabkan
terjadinya
ovulasi
dan
juga
gonad)
kelainan
genetik
(sindrom
klincffelter,
male
PPOK). Penyakit non gonadal akut yang berat (infark miokard, trauma,
tindakan bedah besar) obat-obatan dan proses penuaan.
F. Patofisiologi dan pathogenesis
Produksi testosteron pada pria dikendalikan oleh hipotalamus hipofisis - gonad (HPG) axis. Gonadotropin-releasing hormone (GnRH)
disekresikan dari hipotalamus, sehingga merangsang kelenjar hipofisis untuk
melepaskan hormon 9 luteinizing (LH), yang bekerja pada sel-sel testis Leydig
untuk memproduksi testosteron (Tunuguntla, 2005). Sembilan puluh delapan
persen dari testosteron dalam plasma terikat dengan protein, 65 % dengan sex
hormone binding globulin ( SHBG ) dan 33 % dengan albumin, hanya terdapat
2 % testosteron bebas dalam serum. Bentuk non SHBG terikat testosteron
bersama dengan testosteron bebas, merupakan fraksi aktif biologis testosteron.
Hipotalamus-Pituitari-Gonad
(HPG)
merupakan
sumbu
kompleks
dan
penuaan sehingga menurunkan massa dan kekuatan otot, hal ini terlihat juga
pada pria dengan keadaan hipogonadisme.
G. Faktor Resiko dan determinan
Hal-hal yang mempengaruhi kapan mulai terjadinya andropause dan
gejala-gejala yang muncul adalah:
Umur
Mulai sekitar umur 30-an, kadar testosteron menurun sekitar 10% tiap 10
tahun. Pada saat yang sama, faktor lain dalam tubuh yang disebut globulin
pengikat hormon seks (sex hormone binding globulin atau SHBG)
meningkat. SHBG mengikat lebih banyak testosteron yang beredar dalam
darah dan membuat testosteron tidak dapat mengeluarkan pengaruhnya
pada jaringan-jaringan tubuh. Akibatnya testosteron bebas yang tersisa
(bioavailable testosterone) semakin sedikit untuk menjalankan fungsi
fungsinya.
Rendahnya kadar hormon testosteron
Penurunan testosteron bebas sekitar 1,2% per tahun, sementara
bioavailabilitasnya turun hingga 50% pada usia 25-75tahun. Pria akan
mengalami penurunan kadar testosteron darah aktif sekitar 0,8-1,6% per
tahun ketika memasuki usia sekitar 40 tahun. Sementara saat mencapai
usia 70 tahun, pria akan mengalami penurunan kadar testosteron darah
sebanyak 35% dari kadar semula. Perubahan kadar hormon testosteron ini
sangat bervariasi antara satu individu dengan individu lainnya dan
seksual
dan
frekuensi
hubungan
terkait
dengan
penelitian
pendahulu
menyebutkan
angka
kejadian
DAFTAR PUSTAKA
Anita N, Moeloek N. 2002. Aspek Hormon Testosteron pada pria usia lanjut
(Andropause), MAI.
Gandaputra, Ellen P dan Raditya Wratsangka. 2001. Andropause :
kemungkinan terapi sulih testosteron pada pria lansia. Vol 20 no 1.
Jurusan Kedokteran Trisakti
Hutapea, Ronald. 2005. Sehat dan Ceria Diusia Senja. PT Rhineka Cipta:
Jakarta
Ilmu Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta: FKUI, hal 1989-1992
Pangkahila, Wimpie. 2006. Seks yang Membahagiakan . Jakarta: Penerbit
Buku
Prawairoharjo, (2004). Menopause dan Andropause., Yayasan Bina Pustaka,
Jakarta
Sarwono, (2003). Menopause dan Andropause. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Saryono, (2010) Andropause; Menopause Laki laki.Jakarta:Nuha Medika
Susilo W, (2002). Andropause, Pencegahan dan Pengobatan. Semarang
Susilo,
(1998).
Andropause/PADAM,
Pencegahan,
Badan
Pengenalan,
Penerbit
Pengobatan
Universitas
dan
Diponegoro,
Semarang,Indonesia.
Setiawan, (2006) Pria dan Andropause, http:// Bkkn.go.id/ Article Detail (15
Mei 2012)
Yatim, (2004) Pengobatan Penyakit Lansia, Andropause, Kelenjar Prostat,
Jakarta
Zen, N Fauziah, Thaib Siti Hildani. 2009. Testosteron dan Kesehatan Pria :
Majalah
Andrologi
Indonesia.
No.31/Th.6/September.
2009/ISSN025-429X, pp:1191-1197
https://www.tanyadok.com/artikel-kesehatan/laki-laki-pun-menopause
http://www.organ+reproduksi.comhttp://organreproduksipadapria.com
.
SOAL
1. Hormon Testosteron dan Androgen dihasilkan oleh
a. Sel Leydig
b. Testis
c. Kelenjar pituitari
d. Folikel de Graff
2. Andropouse disebabkan oleh
a. Penurunan kemampuan fisik
b. Penurunan kemampuan social
c. Penurunan kadar testosterone
d. Penurunan kemampuan seksual
Kelenjar Hipofisis
GIGANTISME
A. Pengertian Kelenjar Hipofisis
Kelenjar Hipofisis merupakan kelenjar berdiameter kira-kira 1 cm dan
beatnya 0,5-1 gram. Hipofisis disebut juga master of glands karena
hipofisis dapat menyekresikan hormon yang dapat mengatur kerja tubuh.
Namun, kelenjar hipofisis juga dipengaruhi oleh hipotalamus. Mekanisme
yang terjadi adalah mekanisme umpan balik yang sangat mempengaruhi
kelenjar yang satu dengan kelenjar yang lain.
Kelenjar hipofisis terletak pada rongga tulang pada basis otak.
Hipofisis terhubung dengan hipotalamus dan dihubungkan dengan tangkai
hipofisis. Hipofisis terbagi menjadi dua bagian, yaitu hipofsis anterior dan
hipofisis posterior. Namun, memang terdapat bagian pars media (Lobus
intermedius) yang berada di antara hipofisis anterior dan posterior yang
pada manusia hampir tidak ada. Lobus anterior, intermedius, dan posterior
kelenjar hipofisis sebenarnya adalah tiga organ endokrin yang kurang lebih
terpisah satu sama lain dan, paling tidak pada beberapa spesies,
mengandung 14 atau zat hormonal aktif. Dipandang dari sudut embriologi,
kedua bagian hipofisis (anterior dan posterior) berasal dari sudut yang
berbeda, hipofisis anterior berasal dari kantong Rathke, dan hipofisis
posterior berasal dari penonjolan hipotalamus. Kedua bagian tersebut
mensekresikan hormon yang bebeda.
B. Fungsi Kelenjar Hipofisis
Lebih dari 95% kasus, penyebab dari hipersekresi Growth Hormon adalah
adenoma dari hipofisis.
yang
D. Pengertian Gigantisme
E. Etiologi
Pelepasan
hormon
pertumbuhan
berlebihan
hampir
selalu
hipotalamus
yang
mengarah
pada
pelepasan
hormon
remaja, yaitu sebelum epifisis tulang panjang bersatu dengan batang tulang
sehingga tinggi badan akan terus meningkat (seperti raksasa).
Biasanya
penderta
Gigantisme
juga
mengalami
hiperglikemi.
J.
lalu
perkembanganya
dihambat
agar
kondisi
hormon
Terapi pembedahan
Tindakan pembedahan adalah cara pengobatan utama. Dikenal dua
macam pembedahan tergantung dari besarnya tumor yaitu : bedah makro
dengan melakukan pembedahan pada batok kepala (TC atau trans kranial)
dan bedah mikro (TESH atau trans ethmoid sphenoid hypophysectomy).
Cara terakhir ini (TESH) dilakukan dengan cara pembedahan melalui
sudut antara celah infra orbita dan jembatan hidung antara kedua mata,
untuk mencapai tumor hipofisis
B. Terapi radiasi
Indikasi radiasi adalah sebagai terapi pilihan secara tunggal, kalau
tindakan
operasi
tidak
memungkinkan,
dan
menyertai
tindakan
Radiasi
memberikan
manfaat
pengecilan
tumor,
DAFTAR PUSTAKA
Nettina, Sandra M. Pedoman Praktik Keperawatan. Alih bahasa Setiawan dkk.
Ed. 1. Jakarta : EGC; 2001
Price, Sylvia Anderson. Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease
Processes. Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta : EGC; 1994
Reeves, Charlene J et al. Medical-Surgical Nursing. Alih Bahasa Joko Setyono.
Ed. I. Jakarta : Salemba Medika; 2001
Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk.
Ed. 8. Jakarta : EGC; 2001..
Tucker, Susan Martin et al. Patient care Standards : Nursing Process, diagnosis,
And Outcome. Alih bahasa Yasmin asih. Ed. 5. Jakarta : EGC; 1998
SOAL
1. Yang merupakan fungsi kelenjar hipofisis adalah:
a. Produksi hormon pertumbuhan
b. Peraturan sistem eksokrin
c. Produksi hormon yang mempengaruhi fungsi jantung
d. Penyimpanan hormon yang diproduksi oleh kelenjar Pituitari
2. Gigantisme adalah
a. Kekurangan GH terjadi setelah dewasa, dimana lempeng epifisisnya
sudah menutup
b. Kelebihan Growth Hormon pada masa kanak-kanak, dimana lempeng
epifisis (epiphyseal plate) pada ujung-ujung tulang panjang masih
belum tertutup.
c. Kelebihan GH terjadi setelah dewasa, dimana lempeng epifisisnya
sudah menutup
d. Kekurangan Growth Hormon pada masa kanak-kanak, dimana lempeng
epifisis (epiphyseal plate) pada ujung-ujung tulang panjang masih
3.
belum tertutup
Faktor resiko dan determinan gigantisme
a. Genetik
b. Tumor Adrenal
c. Tumor Payudara
d. Kanker Tulango
4. Gigantisme jarang ditemui, dalam 1 tahunnya ada 3-4 kasus terjadi di
a. Indonesia
b. Eropa
c. Amerika
d. Asia
5. Terapi terhadap gigantisme dapat dilakukakan dengan 3 cara antara lain:
a. Terapi Pembedahan, Suntikan, Kapsul
b. Injeksi, Terapi Octreotide, Terapi pembedahan
c. Terapi Pembedahan, Terapi Octreotide, Terapi radiasi
d. Terapi Radiasi, Injeksi, Pil