Disusun Oleh :
2020/2021
A. DEFINISI
Sindrom cushing merupakan kumpulan abnormalitas klinis yang disebabkan
olehkeberadaan hormonal korteks adrenal (khususnya kortisol) dalam berlebih
ataukortikosteroid yang berkaitan, dan hormon androgen serta aldosteron (dalam taraf
yangrendah) (Jenifer P.kowalak 2013).
B. ANATOMIFISIOLOGI
a. Kelenjar adrenal terletak di dalam tubuh, di sisi anteriosuperior (depan-atas)
ginjal. Kelenjar adrenal terletak sejajar dengantulang punggungthorax ke-12 dan
mendapatkan suplai darah dariarteri adrenalis.Kelenjar suprarenalis atau adrenal
jumlahnya ada 2, terdapat pada bagian atasdari ginjal kiri dan kanan. Ukurannya
berbeda-beda, beratnya rata-rata 5-9 gram.Fungsi kelenjar suprarenalis terdiri dari
- Mengatur keseimbangan air, elektrolit dan garam-garam.
- Mengatur atau mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang dan protein.
- Mempengaruhi aktifitas jaringan limfoid.
b. Kelenjar adrenal terdiri atas dua bagian, yaitu medulla adrenal dan korteks adrenal
Korteks adrenal adalah bagian dari kelenjar adrenal yang dapat menyintesis
kolesterol danmengambilnya dari sirkulasi yang dibagi dalam 3 lapisan zona,
yaitu: - Zona glomerulosa menghasilkan meneralokartikoid.
- Zona fasikulata menghasilkan glukokortikoid.
- Zona retikularis dan hormon kelamin gonadokartikoid.
c. Kelenjar adrenal terdiri dari sepasang, berbentuk piramid, terletak di bagian atas
ginjal, bagianluar atau korteks padat dan merupakan kira-kira 80% berat adrenal
normal dan menghasilkansteroid.
C. ETIOLOGI
1. Sindrom cushing disebabkan oleh sekresi kortisol atau kortikosteron yang
berlebihan, kelebihan stimulasi ACTH mengakibatkan hiperplasia korteks anal
ginjal berupa adenoma maupun carsinoma yang tidak tergantung ACTH juga
mengakibatkan sindrom cushing. Demikian juga hiperaktivitas hipofisis, atau
tumor lain yang mengeluarkan ACTH. Syindrom cuhsing yang disebabkan tumor
hipofisis disebut penyakit cusing. (buku ajar ilmu bedah, R. Syamsuhidayat, hal
945).
2. Sindrom cusing dapat diakibatkan oleh pemberian glukortikoid jangka panjang
dalam dosis farmakologik (latrogen) atau oleh sekresi kortisol yang berlebihan
pada gangguan aksis hipotalamus-hipofise-adrenal (spontan) pada sindrom cusing
spontan, hiperfungsi korteks adrenal terjadi akibat ransangan belebihan oleh
ACTH atau sebab patologi adrenal yang mengakibatkan produksi kortisol
abnormal. (Sylvia A. Price; Patofisiologi, hal 1091)
3. Meningginya kadar ACTH ( tidak selalu karena adenoma sel basofil hipofisis).
4. Meningginya kadar ATCH karena adanya tumor di luar hipofisis, misalnya tumor
paru, pankreas yang mengeluarkan “ACTH like substance”.
5. Neoplasma adrenal yaitu adenoma dan karsinoma.
6. Iatrogenik adalah Pemberian glukokortikoid jangka panjang dalam dosis
farmakologik. Dijumpai pada penderita artitis rheumatoid, asma, limpoma 4 dan
gangguan kulit umum yang menerima glukokortikoid sintetik sebagai agen
antiinflamasi.
D. PATOFISIOLOGI
Sindrom cushing disebabkan oleh pajanan lama pada obat-obatan glukokortikoid
yang berlebihan. sindrom cushing ini bersifat eksogen dan terjadi karena
pemberiankokortikoid atau kortikotropin yang lama, atau bersifat endogen akibat
peningkatansekresi kortisol atau kortikotropin. Kelebihan kortisol akan menimbulkan
efek imflamasidan katabolosme protein serta lemak perifer yang berlebihan untuk
mendukung produksiglukosa oleh hati. Mekanisme tersebut dapat tergantung
kortikotropin (kenaikan kadarkortikotropin plasma menstimulasi korteks adrenal untuk
menghasilkan kortisol secara berlebihan) atau tidak tergantung kortikotropin (kortikosol
yang berlebihan diproduksioleh kortek adrenal atau diberikan secara eksogen). Kortisol
yang berlebihan akanmenekan poros hipotalamus-hipofisis-adrenal dan juga ditemukan
pada tumor yang menyekresi kortikotropin secara atropik.
Efek kortisol terhadap metabolisme karbohidrat untuk merangsang glukogenesis
(pembentukan gula baru) seringkali kecepatanglukogenesis sebesar 6 sampai 10 kali
lipat, salah satu efek glukogenesis yang meningkatadalah jumlah penyimpanan glikogen
dalam sel-sel hati yang juga meningkat sehinggamenyebabkan glukosa meningkat. efek
meningkatnya kortisol dapat mengganggu kerjainsulin pada sel-sel perifer sebagai
akibatnya penderita dapat mengalami hiperglikemiadan menimbulkan manifestasi klinik
DM. dari kondisi hiperglikemia mengakibatkankadar oksigen ke jaringan menurun,
sehingga jika terjadi luka maka luka susah sembuh.
Efek kortisol dalam metabolisme lemak α gliserofosfat yang berasal dari glukosa
dibutuhkan untuk penyimpanan dan mempertahankan jumlah trigliserida dalam sel
lemak, jika α gliserofosfat tidak ada maka sel lemak akan melepaskan asam lemak,
asamlemak akan dimobilisasi oleh kortisol sehingga konsentrasi asam lemak bebas
diplasmameningkat hal ini menyebabkan terjadinya penumpukan lemak berlebihan
sehinggaobesitas, distribusi lemak tidak merata didaerah sentral tubuh sehingga
menimbulkanobesitas, wajah bulan (moon face), memadatkan fossa supraklavikula dan
tonjolanservikodorsal punggung bison (Buffalo hump), obesitas trunkus dengan
ekstermitas atasdan bawah yang kurus akibat atropi otot memberikan penampilan klasik
berupa chusingoid.
Efek kortisol dalam metabolisme protein efek katabolik dan antianabolik pada
protein yang memiliki glukokortikoid menyebabkan menurunkan kemampuan sel-sel
pembentuk protein untuk mensintesis protein sintesa protein yang menurun memicu
peningkatan terjadinya proses katabolisme protein yang sudah ada didalam sel.
Proseskatabolisme protein ini menyebabkan tubuh kehilangan simpanan protein pada
jaringan perifer seperti kulit, otot, pembuluh darah, dan tulang atau seluruh tubuh kecuali
hati,oleh karena itu klinis dapat ditemukan kondisi kulit yang mengalami atropi dan
mudahrusak, luka-luka sembuh dengan lambat, ruptura serabut-seabut elastis pada
kulitmenyebabkan tanda regang pada kulit berwarna ungu (striae), matriks protein
tulangmenjadi rapuh dan menyebakan osteoporosis, otot-otot mengalami atropi dan
menjadilemah.
Efek kortisol pada sistem kekebalan pemberian kortisol dalam dosis besar
akanmenyebabkan atrofi yang bemakna pada jaringan limfoid di seluruh tubuh, hal ini
akanmengurangi sekresi sel-sel T dan antibodi dari jaringan limfoid, akibatnya
tingkatkekebalan tubuh terhadap sebagaian benda asing yang memasuki tubuh akan
berkurang,sehingga hepersensitifitas menjadi lambat. Pada elektrolit glukokortikoid yang
diberikanatau disekresikan secara berlebihan akan menyebabkan retensi natrium dan
pembuangannatrium sehingga menyebabkan edema. Pada fungsi otak perubahan
psikologik terjadikarena kelebihan kortikosteroid hal ini ditandai dengan oleh
ketidakstabilan emosional,gangguan proses pikir, insomnia, dan depresi.
E. MANIFESTASI KLINIS
a. Henti pertumbuhan, penambahan berat badan dan obesitas, perubahan skeletal,
danintoleransi glukosa.
b. Gambaran klasik : obesitas tipe sentral, dengan buffalo hump “pundak sapi”
berlemakdileher dan area supraklavikula, batang tubuh berat, dan obesitas trunkus
denganekstermitas atas dan bawah yang kurus akibat atropi otot memberikan klasik
berupachusingoid, kulit tipis, rapuh, dan mudah mengalami truma, disertai dengan
ekimosisdan striae.
c. Kelemahan dan kelesuan : tidur terganggu karena perubahan sekresi kortisol
diurnal(pada siang hari).
d. Katabolisme protein yang berlebihan disertai dengan pelisutan otot dan
osteoporosiskifosis, nyeri punggung, dan fraktur kompresi vertebra mungkin terjadi.
e. Retensi natrium dan air, menyebabkan hipertensi dan gagal jantung.
f. Tampilan “moon face” (wajah seperti bulan ), kulit berminyak dan berjerawat.
g. Peningkatan karena kerantanan terhadap infeksi : kelambatan pemulihan dari
lukasayatan minor dan memar.
h. Hiperglikemia atau diabetes yang nyata.
i. Virilisasi pada wanita (karena kelebihan androgen) dengan tampilan sifat
maskulindan resesi sifat feminin ( misalnya : rambut / bulu berlebihan pada wajah,
atrofi payudara, menstrusai terhenti, klitoris membesar, dan suara mendalam) : libido
hilang pada pria dan wanita.
j. Perubahan terjadi pada alam perasaan dan aktivias mental ; psikologis dapat
terjadidan distres serta depresi dapat terjadi.
k. Jika sindrom cushing terjadi karena dampak dari tumor hipofisis, gangguan
visualmungkin terjadi karena tekanan pada kiasma optik.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Uji supresi deksametason, untuk menegakkan diagnosis penyebab sindrom
cushingapakah dari hipofisis atau adrenal, dexametason diberikan pada pukul 11
malam dankadar kortisol plasma diukur pada pukul 8 pagi di hari berikutnya.
b. Pemeriksaan laboratorium ( misalnya : natrium serum, glukosa darah, kalsium dan
plasma urine) ; urine 24 jam bebas dari kortisol.
c. CT, ultrasound, atau pemindaian MRI atau ultrasonografi dapat medeteksi
jaringanadrenal dan mendeteksi tumor adrenal.
d. Pemeriksaan Radioimunoassay ACTH plasma, untuk mengenali penyebab
sindromcushing
ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS
Ny. R berusia 40 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan wajah membengkak bulat , berat
badan naik karena nafsu makan yg berlebih sejak 1 Minggu terakhir. Pasien juga mengeluh luka
yang dikaki akibat kecelakaan belum juga sembuh. Kulit wajah pasien tampak berminyak dan
banyak tumbuh jerawat. Hasil pemeriksaan TTV menunjukan TD : 140/90 mmHg, S : 36, RR
: 20x/mnt N : 80xmnt spo : 95%.
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. R
Umur : 40 Tahun
Tanggal Lahir : 02 Mei 1981
Alamat : Desa Silihwangi Rt 02 Rw 04
Status : Menikah
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Tanggal Masuk : 12 Oktober 2021
Nama : Ny B
Umur : 28 Tahun
Alamat : Desa Silihwangi Rt 02 Rw 04
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hub Dg Pasien : Anak kandung
2. Keluhan Pasien
a. Keluhan Utama : Berat badan naik drastic sejak 1 minggu terakhir
b. Keluhan Tambahan : pasien mengeluh sulit tidur dan banyak timbul jerawat.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang sama
b. Riwayat Penyakit keluarga
Pasien mengatakan dikeluarganya tidak ada yang menderita penyakit kronis
5. Pemeriksaan Fisik
a) Sistem PernapasanInspeksi : Pernapasan cuping hidung kadang terlihat, tidak
terlihat retraksi intercouste hidung, pergerakan dadasimetris.
Palpasi : Vocal premilis teraba rate, tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : Suara sonor
Auskultasi : Terdengar bunyi nafas normal, tidak terdengar bunyi nafas tambahan
ronchi wheezing.
b) Sistem Kardiovaskuler
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS 4-5 mid klavikula
Perkusi : Pekak
Auskultasi : S1, S2 Terdengar tunggal
c) Sistem Pencernaan
Mulut : Mukosa bibir kering
Tenggorokan: Tidak dapat pembesaran kelenjar tiroid
Limfe : Tidak ada pembesaran vena jugularis
Abdoment :
Inspeksi : Simetris tidak ada benjolan
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : Suara redup
Auskultasi : Tidak terdapat bising usus
d) Sistem Eliminasi
Tidak ada gangguan eliminasi
e) Sistem Persyarafan
Composmentis (456)
f) Sistem Integument / ekstrimitas
Kulit : Adanya perubahan-perubahan warna kulit,berminyak,jerawat
g) Sistem Muskulus keletal
Tulang : Terjadi osteoporosis
Otot : Terjadi kelemahan
B. ANALISA DATA
N DATA FOKUS MASALAH ETIOLOGI PARAF
O
1 Data Subyektif (DS) : Gangguan citra Perubahan Kel 3
- Pasien mengeluh tubuh Struktur /bentuk
wajahnya membengkak tubuh ( missal
bulat amputasi,
- Berat badan naik drastis trauma, luka
- Nafsu makan meningkat bakar, obesitas,
jerawat )
Data Obyektif (DO) :
- Tubuh pasien terlihat
obesitas
- Wajah pasien tampak
berminyak dan banyak
tumbuh jerawat.
- Hasil pemeriksaan TTV
menunjukan TD: 140/90
mmHg, S: 36, RR:
24x/menit,N : 82 Spo2:
95%
Berat badan
Penyembuhan luka
Kriteria Awal Akhir
Penyatuan kulit 2 5
Penyatuan tepi luka 3 5
Edema pada sisi luka 3 5
Peradangan luka 3 5
Edukasi :
- Jelaskan kepada keluarga tentang
perawatan perubahan citra tubuh
- Anjurkan menggunkan alat bantu
(mis. Pakaian, wig, kosmetik)
- Latih fungsi tubuh yang dimiliki
- Latih peningkatan penampilan diri
Terapeutik :
- Gunakan produk berbahan
petroleum atau minyak pada kulit
kering
- Gunakan produk berbahan ringan
dan hipoalergik pada kulit sensitive
- Hindari produk berbahan dasar
alcohol pada kulit kering.
- Bersihkan jaringan neukrotik
- Berikan salep yang sesuai ke kulit
- Pertahankan teknik steril saat
melakukan perawatan luka
- Ganti balutan sesuai dengan jumlah
eduket dan drinase
- Berikan diet dengan kalori 30-35
kkal/kg dan protein 1,25-1,5 g/kg
- Berikan suplemen vitamin dan
mineral
Edukasi :
- Anjurkan menggunakan pelembab
- Anjurkan minum air yang cukup
- Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan
buah dan sayur
-Jelaskan tanda dan gejala infeksi
-Anjurkan mengkonsumsi makanan
tingi kalori dan protein
- Ajarkan perawatan luka secara
mandiri
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
10.00 WIB
- Mengobservasi - Klien
keluhan utama klien mengeluhkan
wajah
membengkak ,
dan nyeri
karena terdapat
11.00 WIB luka di kaki
- Melakukan
pemeriksaan TTV - TD: 140/90
mmHg,. S: 36,
RR: 20x/menit,
N: 80x/menit,
11.30 WIB Spo2: 95%
- Monitor apakah
pasien dapat melihat - Klien
bagian tubuh yang mengatakan
berubah wajahnya
membengkak ,
dan tubuhnya
yang
mengalami
13.00 WIB obesistas
- Jelaskan kepada
keluarga tentang - Keluarga
perawatan perubahan memahami apa
citra tubuh yang
disampaikan
13.30 WIB
- Monitor karakteristik - Luka sukar
luka sembuh , dan
terdapat memar
14.00 WIB
- pemberian analgetik - Klien merasa
nyeri saat di
injeksi
15.00 WIB
- Klien
- Berikan suplemen
meminum
vitamin dan mineral
sesuai anjuran
16.00 WIB perawat
- Tidak ada tanda
- Monitor tanda tanda
gejala infeksi
infeksi
17.00 WIB trhdp luka klien
- Berikan salep yang
- Klien tidak
sesuai ke kulit
20.00 WIB menunjukan
adanya alergi
- Gunakan produk
berbahan petroleum - Klien
atau minyak pada melakukan
kulit kering sesuai anjuran
perawat
13 Oktober I,II Kel 3
2021
07.00 WIB - Mengobservasi - Klien
keluhan utama klien mengatakan
bias mengatur
pola makan
sehat
- Klien
mengatakan
nyeri pada luka
berkurang
13.00 WIB
- Klien
- Diskusikan mengatakan
perubahan tubuh dan tubuhnya
fungsinya memiliki berat
badan berlebih
sehingga
mempengaruhi
aktivitas
kesehariannya
15.00 WIB
- Klien
- Ajarkan perawatan mendengar dan
luka secara mandiri memahami apa
yang
disampaikan
perawat
16.00 WIB
- Anjurkan minum air - Klien
yang cukup meminum 4
gelas dalam
sehari
18.00 WIB
- Hindari produk - Pasien
berbahan dasar kooperatif
alcohol pada kulit
20.00 WIB kering
- Klien
- Pemberian analgetik kooperatif
F. EVALUASI KEPERAWATAN