PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
saluran cerna. Kanker kolon menyerang individu dua kali lebih besar
semua kematian akibat kanker di Amerika Serikat, baik pada pria maupun
wanita (Cancer Facts and Figures, 1991). Ini adalah penyakit budaya barat.
yang berusia lebih dari 55 tahun. Kanker ini jarang ditemukan di bawah usia
40 tahun, kecuali pada orang dengan riwayat kolitis ulseratif atau poliposis
lebih sering pada wanita, sedangkan lesi pada rektum lebih sering pada pria.
berikut :
Asendens : 25%
Transversa : 10%
Desendens : 15%
Sigmoid : 20 %
Rectum : 30 %
Namun pada tahun – tahun terakhir, diketemukan adanya pergeseran
mencolok pada distribusinya. Insidens kanker pada sigmoid & area rectal
meningkat. Lebih dari 156.000 orang terdiagnosa setiap tahunnya, kira – kira
tiga dari empat pasien dapat diselamatkan dengan diagnosis dini dan tindakan
Kebanyakan orang asimptomatis dalam jangka waktu yang lama dan mencari
defekasi atau perdarahan rectal. Pada makalah ini penulis akan membahas
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Fisiologi
(kolon), rektum dan berakhir di dubur. Usus besar terdiri dari kolon dan
rektum. Kolon atau usus besar adalah bagian usus sesudah usus halus, terdiri
dari kolon sebelah kanan (kolon asenden), kolon sebelah tengah atas (kolon
transversum) dan kolon sebelah kiri (kolon desenden). Setelah kolon, barulah
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus
buntu dan rektum. Usus besar berbentuk tabung muscular beongga dengan
panjang 1,5 meter dan diameter sekitar 6,5 cm yang terbentang dari sekum
hingga kanalis ani Usus besar di bagi menjadi 3 bagian yaitu sekum, kolon,
dan rectum. Kolon terdiri dari kolon menanjak (ascending), kolon melintang
usus buntu hingga pertengahan kolon melintang sering disebut dengan "kolon
(http://id.wikipedia.org).
Sekum terdiri dari katup ileosekal dan apendik. Ileosekal
aliran balik bahan fekal dari usus besar ke usus halus. Kolon ascendant
atas dari ileum di bawah hati melengkung ke kiri, lengkungan ini di sebut
abdomen, sebelah kanan terdapat fleksura hepatica dan sebelah kiri terdapat
bawah abdomen bagian kiri membujur dari atas ke bawah dan fleksura
usus halus setiap hari. Karena sebagian besar pencernaan dan penyerapan
telah selesai di usus halus, isi usus disalurkan ke kolon terdiri dari residu
yang tidak dapat diserap dan sisa cairan. Kolon mengekstraksi H2O dan
garam dari isi lumennya. Apa yang tersisa untuk dieliminasi di kenal sebagai
feses. Fungsi utama usus besar adalah untuk menyimpan bahan ini sebelum
defekasi. Selulosa dan bahan-bahan lain dalam makanan yang tidak dapat
dicerna membentuk sebagian besar feses dan membantu mempertahankan
kolon.
proses akhir isi usus. Fungsi usus besar yang paling penting adalah absorbsi
air dan elektrolit, yang sudah hampir selesai dalam kolon dekstra. Kolon
sigmoid berfungsi sebagai reservoir yang menampung masa feses yang sudah
besar yang khas adalah pengadukan haustral. Kantong atau haustra meregang
mengenai organ apa saja di tubuh manusia. Bila menyerang di kolon, maka
disebut kanker kolon, bila mengenai di rektum, maka disebut kanker rektum.
Bila mengenai kolon maupun rektum maka disebut kanker kolorektal (Aru,
2006). Kanker kolon sebagaimana sifat kanker lainnya, memiliki sifat dapat
getah bening maupun pembuluh darah ke organ yang jauh dari tempat asalnya
usus besar) atau jaringan rektum (beberapa inci terakhir di usus besar sebelum
dimulai di sel-sel yang membuat serta melepaskan lendir dan cairan lainnya).
C. Klasifikasi
dari 5 buah.
T = Tumor primer
N = Kelenjar limfa
M = Metastasis jauh
1. Tipe menonjol
2. Tipe ulseratif
massa terdapat tukak yang agak dalam, bentuk luar mirip kawah gunung
berapi, tepinya menonjol dank eras, dasarnya tidak rata, nekrosis, derajad
keganasan tinggi, metastasis limfogen lebih awal.
3. Tipe infiltrative
sehingga dinding usus setempat menebal, tapi tampak dari luar seringkali
traksi jaringan ikat. Oleh karena itu mudah terjadi ileus, timbul diare dan
obstipasi silih berganti. Tipe ini sering ditemukan pada kolon sigmoid
dan bagian atas rectum, derajad keganasan tinggi, metastasis lebih awal.
D. Etiologi
namun faktor resiko & faktor predisposisi telah diidentifikasi. Faktor resiko
atau payudara mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi untuk terkena
kanker colorectal.
Faktor predisposisi yang penting adalah faktor gaya hidup, orang yang
merokok, atau menjalani pola makan yang tinggi lemak seperti lemak jenuh
dan asam lemak omega-6 (asam linol) dan sedikit buah-buahan dan sayuran
memiliki tingkat risiko yang lebih besar terkena kanker colorectal. Adanya
(Afrika) dengan diet kaya serat kasar. Burkitt (1971) mengemukakan bahwa
flora feses dan perubahan degradasi garam – garam empedu atau hasil
pemecahan protein & lemak, dimana sebagian dari zat – zat ini bersifat
berpotensi karsinogenik ini dalam feses yang bervolume lebih kecil. Selain
itu, massa transisi feses meningkat, akibatnya kontak zat yang berpotensi
1. Kontak dengan zat-zat kimia tertentu seperti logam berat, toksin, dan
4. Obesitas.
dinding dalam kolon atau rektum, dan sering terjadi pada orang berusia
50 tahun ke atas. Sebagian besar polip bersifat jinak (bukan kanker), tapi
8. Usia di atas 50, kanker colorectal lebih biasa terjadi pada usia manusia
yang semakin tua. Lebih dari 90 persen orang yang menderita penyakit
E. Manifestasi Klinis
terjadi.
lumen usus lebih besar dan feses masih encer. Anemia akibat perdarahan
sering terjadi, dan darah bersifat samara dan hanya dapat dideteksi
dengan tes Guaiak (suatu tes sederhana yang dapat dilakukan di klinik).
Mucus jarang terlihat, karena tercampur dalam feses. Pada orang yang
kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba, tetapi jarang pada
iritasi dan respon refleks. Diare, nyeri kejang, dan kembung sering
gangguan obstruksi. Feses dapat kecil dan berbentuk seperti pita. Baik
mucus maupun darah segar sering terlihat pada feses. Dapat terjadi
mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses yang tidak
Tabel Perbedaan manifestasi klinis dari kolon kanan dan kolon kiri
dari lapisan epitel usus ). Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi
ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas ke dalam
sturktur sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar
tidak ganas atau disebut adenoma, yang dalam stadium awal membentuk
polip (sel yang tumbuh sangat cepat). Pada stadium awal, polip dapat
diangkat dengan mudah. Tetapi, seringkali pada stadium awal adenoma tidak
relatif lama dan pada kondisi tertentu berpotensi menjadi kanker yang dapat
terjadi pada semua bagian dari usus besar (Davey, 2006 : 335).
Kanker usus besar awalnya berasal dari polip jinak. Polip dapat
berupa massa polipoid, besar, tumbuh dengan cepat, ganas dan menyusup
serta merusak jaringan normal serta meluas ke dalam sturktur sekitarnya. Lesi
anular lebih sering terjadi pada bagian rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid
yang datar lebih sering terjadi pada sekum dan kolon ascenden. Secara
ganas yang tumbuh di jaringan epitel usus) yang dapat menyekresi mucus
yang jumlah yang berbeda-beda. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer
kandung kemih.
ke system portal.
lumen usus dengan obstruksi dan ulserasi pada dinding usus serta
1. Stadium Klinis
N Limfonodus terkena
M Ada metastasis
2. Stadium Kanker Kolon
C2. C1; kanker disertai metastasis kelenjar limfe samping usus dan
infiltrasi luas local atau metastasis luas kelenjar limfe sehingga paska
penyumbatan lumen usus dengan obstruksi dan ulserasi pada dinding usus
serta timbulnya metastase pada jaringan lain. Prognosis relative baik bila lesi
terbatas pada mukosa dan submukosa pada saat reseksi dilakukan, dan jauh
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Endoskopi
2. Radiologis
foto dada dan foto kolon (barium enema). Foto dada dilakukan untuk
3. Ultrasonografi (USG).
4. Histopatologi.
c. Barium Enema
dilihat bahwa ada kelainan, mungkin tumor, dan bila ada perlu
dilakukan biopsi.
BAB III
PENATALAKSANAAN
A. Pembedahan (Operasi)
Operasi adalah penangan yang paling efektif dan cepat untuk tumor
yang diketahui lebih awal dan masih belum metastatis, tetapi tidak menjamin
semua sel kanker telah terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga
Kanker yang terbatas pada satu sisi dapat diangkat dengan kolonoskop.
kebanyakan lesi Kelas A dan semua Kelas B serta lesi C. Pembedahan kadang
situasi ini adalah palliative. Apabila tumor telah menyebar dan mencakup
4. Pembedahan Reseksi.
anastomosis kolorektal.
5. Kolostomi
operasi yang membuang rektum karena adanya tumor atau penyakit lain.
B. Penyinaran (Radioterapi)
misalnya sinar X, atau sinar gamma, difokuskan untuk merusak daerah yang
radiasi merusak sel-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara alin sel kanker,
sel kulit, sel dinding lambung & usus, sel darah. Kerusakan sel tubuh
C. Kemoterapi
dalam sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah
atau dimakan, pada umumnya lebih dari satu macam obat, karena
digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus (FKUI, 2001 : 211).
metastase.
kolaborasi kemoterapi
kolaborasi kemoterapi
D. Diet
menghilangkan kotoran dan zat yang tidak berguna di usus, karena kotoran
yang terlalu lama mengendap di usus akan menjadi racun yang memicu sel
kanker.
E. Keperawatan
2. Meningkatkan kenyamanan.
4. Mencegah komplikasi.
kebutuhan pengobatan.
F. Pencegahan
kanker rectal Kelas B dan C diberikan 5-FU dan metil CCNU dan dosis tinggi
radiasi pelvis.
H. Komplikasi
lengkap.
langsung.
PENUTUP
A. Kesimpulan
usus besar) atau jaringan rektum (beberapa inci terakhir di usus besar sebelum
dimulai di sel-sel yang membuat serta melepaskan lendir dan cairan lainnya).
Etiologi dari colorectal cancer yaitu terdiri atas faktor resiko dan
faktor predisposisi. Faktor risiko terdiri dari usia, riwayat kanker pribadi,
tidak sehat (tinggi lemak dan rendah serat), kontak dengan zat-zat kimia,
B. Saran
Smeltzer, Suzanne and Bare, Brenda G, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal-
Bedah Brunner&Suddarth, vol.2, Ed.8,EGC:Jakarta
http://asuhan-keperawatan-patriani.blogspot.com/2008/07/fraktur-i.html: 17
Nopember 2011, 15:47:48
http://indonesiannursing.com/2008/10/asuhan-keperawatan-pasien-dengan-
multiple-fraktur/: 17 Nopember 2011, 15:47:48
http://perawatpskiatri.blogspot.com/2009/03/fraktur-patah-tulang.html
http://medicastore.com/penyakit/654/Patah_Tulang_fraktur_.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22361/4/Chapter%20II.pdf
http://sma1lamongan.blogspot.com/2009/02/skripsi-fraktur-ganda-2007.html