Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita, sehingga kami
berhasil menyelesaikan makalah sederhana ini.

Shalawat beserta salam kita haturkan kepada junjungan besar kita, Nabi
Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabatnya dan pengikutnya hingga
akhir zaman.

Kami menyusun makalah ini dengan judul “Teori dan Model Keperawatan
Menurut Florence Nightingale”. Makalah ini disusun agar mahasiswa dapat
membaca dan mempelajari tentang teori keperawatan menurut Florence
Nightingale.

Kami menyadari bahwa tidak ada gading yang tak retak. Makalah yang kami
susun ini tak luput dari kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh
karenanya, kami sebagai penyusun sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca.

Wasalamu’alaikum Wr.Wb

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i


DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 2
2.1 Biografi Florence Nightingale ........................................................................ 3
Perjalanan Ke Jerman : ....................................................................................... 4
Belajar Merawat :................................................................................................... 4
2.2 KONSEP MODEL KEPERAWATAN TEORI FLORENCE
NIGHTINGALE ........................................................................................................ 6
2.3 Komponen Lingkungan Menurut Teori Florence Nightingale:........... 7
2.5 Aplikasi Teori Florence Nightingale Dalam Proses Keperawatan ................ 9
2.6 Asumsi Utama Teori Florence Nightingale .......................................... 10
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 11
3.2 Saran................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 12

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Florence Nightingale lahir pada tanggal 12 Mei 1820 di Florence Italia dan
meninggal dunia pada tanggal 13 Agustus 1910 di London Inggris pada usianya yang ke-90
tahun. Florence Nightingale dibesarkan dalam keluarga yang berada, namanya diambil dari
kota tempat ia lahir. Semasa kecilnya ia tinggal diLea Hurst sebuah rumah besar dan
mewah milik ayahnya yang bernama William Nightingale yang merupakan seorang tuan
tanah terkaya di Derbishire dan ibunya adalah keturunan ningrat dan terpandang. Florence
Nightingale memiliki seorang saudara perempuan yang bernama Parthenope.
Pada masa remajanya Florence Nightingale lebih banyak keluar rumah dan membantu
warga sekitar yang membutuhkan. Ia jatuh cinta pada pekerjaan sosial keperawatan, hingga
akhirnya pada usianya yang cukup muda ia hanya menghabiskan waktu untuk merawat
orang-orang yang sakit, Florence Nightingale menghidupkan konsep penjagaan kebersihan
rumah sakit dan kiat-kiat juru rawat. Kemudian, Florence Nightingale dikenal dengan nama,
‟Bidadari Berlampu (The Lady With The Lamp) atas jasanya yang tanpa kenal takut
mengumpulkan korban perang pada perang Krimea.
Florence Nightingale adalah perawat yang pertama kali ada di dunia dan beliau dikenal
sebagai wanita yang pantang menyerah dalam merawat pasien dan memiliki jiwa penolong
serta sangat berperan penting dalam perkembangan ilmu keperawatan. Teori Florence
Nightingale lebih mengemukakan tentang lingkungan.
Pandangan model konsep dan teori ini merupakan gambaran dari bentuk pelayanan
keperawatan yang akan diberikan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia berdasarkan
tindakan dan lingkup pekerjaan dengan arah yang jelas dalam pelayanan kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikiut :
1. Bagaimana Biografi Florence Nightingale
2. Bagaimana Konsep Model Keperawatan Teori Florence Nightingale
3. Bagaimana Kompenan Lingkungan Teori Florence Nightingale
4. Bagaimana Hubungan Teori Florence Nightingale dengan Teori lain
5. Bagaimana Teori Florence Nightingale Dalam Proses Keperawatan.
1.3 Tujuan

1
1.) Untuk memenuhi tugas mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan
2.) Sebagai bahan diskusi pada mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan
3.) Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa perawat dan masyarakat umum.
4.) Untuk mengetahui model konsep keperawatan menurut Florence Nightingale.
5.) Menjadi penyemangat dan menambah kinerja kita sebagai perawat agar seperti Florence
Nightingale yang tidak pantang menyerah dalam merawat pasien dan memperjuangkan
nasib perawat.
6.) Dapat menjadi inspirasi kita dalam praktik keperawatan.
7.) Menjadi dasar bagi mahasiswa perawat.
8.) Untuk puskesmas, rumah sakit, posyandu dan lain- lain, makalah ini sangatlah bermanfaat
karena lingkungan merupakan hal yang harus di perhatikan dalam perawatan pasien.

BAB II

PEMBAHASAN

2
2.1 Biografi Florence Nightingale

Florence Nightingale lahir di Florence, Italia, 12 Mei 1820 meninggal di


London, Inggris, 13 Agustus 1910 pada umur 90 tahun adalah pelopor perawat
modern, penulis dan ahli statistik. Ia dikenal dengan nama Bidadari Berlampu
(bahasa Inggris The Lady With The Lamp) atas jasanya yang tanpa kenal takut
mengumpulkan korban perang pada perang Krimea, di semenanjung Krimea,
Rusia.

rumah sakit dan kiat-kiat juru rawat. Ia memberikan penekanan kepada


pemerhatian teliti terhadap keperluan pasien dan penyusunan laporan
mendetail menggunakan statistik sebagai argumentasi perubahan ke arah yang
lebih baik pada bidang keperawatan di hadapan pemerintahan Inggris.

Masa Kecil :

Florence Nightingale lahir di Firenze, Italia pada tanggal 12 Mei 1820


dan dibesarkan dalam keluarga yang berada. Namanya diambil dari kota
tempat ia dilahirkan. Nama depannya, Florence merujuk kepada kota

3
kelahirannya, Firenze dalam bahasa Italia atau Florence dalam bahasa Inggris.

Semasa kecilnya ia tinggal di Lea Hurst, sebuah rumah besar dan mewah milik
ayahnya, William Nightingale yang merupakan seorang tuan tanah kaya di
Derbyshire, London, Inggris. Sementara ibunya adalah keturunan ningrat dan
keluarga Nightingale adalah keluarga terpandang. Florence Nightingale
memiliki seorang saudara perempuan bernama Parthenope.

Pada masa remaja mulai terlihat perilaku mereka yang kontras dan
Parthenope hidup sesuai dengan martabatnya sebagai putri seorang tuan
tanah. Pada masa itu wanita ningrat, kaya, dan berpendidikan aktivitasnya
cenderung bersenang-senang saja dan malas, sementara Florence lebih
banyak keluar rumah dan membantu warga sekitar yang membutuhkan.

Perjalanan Ke Jerman :

Pada tahun 1846 ia mengunjungi Kaiserswerth, Jerman, dan mengenal


lebih jauh tentang rumah sakit modern pionir yang dipelopori oleh Pendeta
Theodor Fliedner dan istrinya dan dikelola oleh biarawati Lutheran (Katolik).

Di sana Florence Nightingale terpesona akan komitmen dan kepedulian


yang dipraktikkan oleh para biarawati kepada pasien. Ia jatuh cinta pada
pekerjaan sosial keperawatan, serta pulang ke Inggris dengan membawa
angan-angan tersebut

Belajar Merawat :
Pada usia dewasa Florence yang lebih cantik dari kakaknya, dan
sebagai seorang putri tuan tanah yang kaya, mendapat banyak lamaran untuk
menikah. Namun semua itu ia tolak, karena Florence merasa "terpanggil" untuk
mengurus hal-hal yang berkaitan dengan kemanusiaan.

Pada tahun 1851, kala menginjak usia 31 tahun, ia dilamar oleh Richard
Monckton Milnes seorang penyair dan seorang ningrat (Baron of Houghton),
lamaran inipun ia tolak karena pada tahun itu ia sudah membulatkan tekad
untuk mengabdikan dirinya pada dunia keperawatan.

Ditentang Oleh Keluarga :

4
Keinginan ini ditentang keras oleh ibunya dan kakaknya. Hal ini
dikarenakan pada masa itu di Inggris, perawat adalah pekerjaan hina dan
sebuah rumah sakit adalah tempat yang jorok. Banyak orang memanggil dokter
untuk datang ke rumah dan dirawat di rumah.

Perawat pada masa itu hina karena:

 Perawat disamakan dengan wanita tuna susila atau "buntut" (keluarga


tentara yang miskin) yang mengikuti ke mana tentara pergi.
 Profesi perawat banyak berhadapan langsung dengan tubuh dalam
keadaan terbuka, sehingga dianggap profesi ini bukan profesi sopan
wanita baik-baik dan banyak pasien memperlakukan wanita tidak
berpendidikan yang berada di rumah sakit dengan tidak senonoh
 Perawat di Inggris pada masa itu lebih banyak laki-laki daripada
perempuan karena alasan-alasan tersebut di atas.
 Perawat masa itu lebih sering berfungsi sebagai tukang masak.

Argumentasi Florence bahwa di Jerman perawatan bisa dilakukan


dengan baik tanpa merendahkan profesi perawat patah, karena saat itu di
Jerman perawat juga biarawati Katolik yang sudah disumpah untuk tidak
menikah dan hal ini juga secara langsung melindungi mereka dari perlakuan
yang tidak hormat dari pasiennya.

Walaupun ayahnya setuju bila Florence membaktikan diri untuk


kemanusiaan, tetapi ia tidak setuju bila Florence menjadi perawat di rumah
sakit. Ia tidak dapat membayangkan anaknya bekerja di tempat yang
menjijikkan. Ia menganjurkan agar Florence pergi berjalan-jalan keluar negeri
untuk menenangkan pikiran.

Tetapi Florence berkeras dan tetap pergi ke Kaiserswerth, Jerman untuk


mendapatkan pelatihan bersama biarawati di sana. Selama empat bulan ia
belajar di Kaiserwerth, Jerman di bawah tekanan dari keluarganya yang takut
akan implikasi sosial yang timbul dari seorang gadis yang menjadi perawat dan
latar belakang rumah sakit yang Katolik sementara keluarga Florence adalah
Kristen Protestan.

5
2.2 KONSEP MODEL KEPERAWATAN TEORI FLORENCE NIGHTINGALE

Model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan adalah sebagai focus


asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit model
konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran. Orientasi
pemberian asuhan keperawatan/tindakan keperawatan lebih diorientasikan pada pemberian
udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi
yang adekuate (jumlah vitamin atau mineral yang cukup), dengan dimulai dari
pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata, upaya teori tersebut
dalam rangka perawat mampu menjalankan praktikEkeperawatan mandiri tanpa tergantung
dengan profesi lain.
Model konsep ini memberikan inspirasi dalam perkembangan praktik keperawatan,
sehingga akhirnya dikembangkan secara luas, paradigma perawat dalam tindakan
keperawatan hanya memberikan kebersihan lingkungan adalah kurang benar, akan tetapi
lingkungan dapat mempengarui proses perawatan pada pasien, sehingga perlu diperhatikan.
Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam konteks lingkungan secara
keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psiklologis dan lingkungan sosial.

a) Lingkungan Fisik (Physical Environment)


Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara.
Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan
mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap,
bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab,
bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan
perawatan baik bagi oranglain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur
harus memberikan keleluasaan pasien untuk beraktivitas. Tempat tidur harus
mendapatkanpenerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien
ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.

b) Lingkungan Psikologi (Psychology Environment)


Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat
menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu,
ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari,
makanan yang cukup dan aktivitas manual dapat merangsang semua faktor untuk dapat
mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks

6
lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau
terputus-putus.
Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya
dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau
jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk muluk,
menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu, membicarakan kondisi-
kondisi lingkungan dimana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para
pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.

c) Lingkungan Sosial (Social Environment)


Observasi (pengamatan) dari lingkungan sosial terutama hubungan spesifik
(khusus), kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit,
sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus
menggunakan kemampuan observasi (pengamatan) dalam hubungan dengan kasus-
kasus secara spesifik lebih sekadar data-data yang ditunjukan pasien pada umumnya..
Seperti juga hubungan komunitas dengan lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan
dalam hubungan individu pasien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh.

2.3 Komponen Lingkungan Menurut Teori Florence Nightingale:

a. Lima (5) komponen pokok lingkungan sehat menurut Florence Nightingale:


1. Peredaran Hawa Baik.
Maksudnya adalah suatu keadaan dimana suhu berada dalam keadaan normal.
2. Cahaya Yang Memadai
Cahaya yang cukup dalam pemenuhan kesehatan pasien.
3. Kehangatan Yang Cukup
Kehangatan yang diperlukan untuk proses pemulihan.
4. Pengendalian Kebisingan
Suatu cara agar pasien merasa nyaman dan tidak terganggu oleh kebisingan (keributan).
5. Pengendalian Effluvia (Bau Yang Berbahaya)
Menjauhkan pasien dari bau yang menyebabkan gangguan dalam kesehatan.

b. Ada 12 macam komponen umum dalam Teori Florence Nightingale:


1. Kesehatan Rumah
Rumah yang sehat adalah rumah yang bersih, sehingga seseorang merasa nyaman.

7
2. Ventilasidan Pemanasan Ventilasi
Merupakan perhatian utama dari teori Nightingale. Ventilasi merupakan indikasi yang
berhubungan dengan komponen lingkungan yang menjadi sumber penyakit dan dapat
juga sebagai pemulihan penyakit.

3. Cahaya
Pengaruh nyata terhadap tubuh manusia. Untuk mendapatkan manfaat dari pencahayaan
konsep ini sangat penting dalam teori Florence, dia mengidentifikasisecara langsung bahwa
sinar matahari merupakan kebutuhan pasien. Menurutnya pencahayaan mempunyai sinar
matahari, perawat diinstruksikan untuk mengkondisikan agar pasien terpapar dengan sinar
matahari.

4. Kebisingan
Kebisingan ditimbulkan oleh aktivitas fisik di lingkungan atau ruangan. Hal tersebut perlu
dihindarkan karena dapat mengganggu pasien.

5.Variasi Keanekaragaman
Berbagai macam faktor yang menyebabkan penyakit bagi sesesorang, missalnya makan

6. Tempat Tidur
Tempat tidur yang kotor akan mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang dan juga
pola tidur yang kurang baik akan menyebabkan gangguan pada kesehatan.

7 Kebersihan Kamar dan Halaman


Kebersihan kamar dan halaman sangat berpengaruh bagi kesehatan. Oleh karena itu,
pembersihan sangat perlu dilakukan pada kamar dan halaman.

8. Kebersihan Pribadi
Kebersihan pribadi sangat mendukung kesehatan seseorang karena merupakan
bagian dari kebersihan secara fisik.

9. Pengambilan Nutrisi dan Makanan


Pengambilan nutrisi sangat perlu dalam hal menjaga keseimbangan tubuh. Adanya
nutrisi dan pola makan yang baik sangat berpengaruh bagi kesehatan.

10. Obrolan, harapan dan nasehat


Dalam hal ini, komponen tersebut menyangkut kesehatan mental seseorang dalam
menyikapi lingkungannya. Komunikasi sangat perlu dilakukan antara perawat, pasien dan
keluarga. Mental yang yang terganggu akan mempengaruhi kesehatan pasien.

8
11. Pengamatan orang sakit
Pengamatan sangat perlu dilakukan oleh seorang perawat, dimana seorang
perawat harus tahu sebab dan akibat dari suatu penyakit.

12. Pertimbangan social


Tidak melihat dari suatu aspek, untuk mengambil suatu keputusan tetapi dari
berbagai sisi.

2.4 Hubungan Teori Florence Nightingale Dengan Teori-teori Lain

1. Teori adaptasi menunjukkan penyesuaian diri terhadap kekuatan yang melawannya.


Kekuatan dipandang dalam konteks lingkungan menyeluruh yang ada pada dirinya sendiri.
Berhasil tidaknya respon adaptasi seseorang dapat dilihat dengan tinjauan lingkungan yang
dijelaskan Florence Nightingale.
2. Kemampuan diri sendiri yang alami dapat bertindak sebagai pengaruh dari lingkungannya
berperan penting pada setiap individu dalam berespon adaptif (baik) ataumal
adaptif (tidak baik).
3. Teori kebutuhan Menurut Maslow, pada dasarnya mengakui pada penekanan teori
Florence Ninghtingale, sebagai contoh kebutuhan oksigen dapat dipandang sebagai udara
2segar, ventilasi dan kebutuhan lingkungan yang aman berhubungan dengan saluran yang
baik dan air yang bersih. Teori kebutuhan menekankan bagaimana hubungan kebutuhan
yang berhubungan dengan kemampuan manusia dalam mempertahankan hidupnya.
4. Teori Stress.
Stress meliputi suatu ancaman atau suatu perubahan dalam lingkungan, yang harus
ditangani. Stress dapat positip atau negatip tergantung pada hasil akhir. Stress dapat
mendorong individu untuk mengambil tindakan positip dalam mencapai keinginan atau
kebutuhan. Stress juga dapat menyebabkan kelelahan jika stress begitu kuat sehingga
individu tidak dapat mengatasi. Florence Nightingale, menekankan penempatan pasien
dalam lingkungan yang optimum sehingga akan menimumkan efek stressos, misalnya
tempat yang gaduh, membangunkan pasien dengan tiba-tiba, semuanya itu dipandang
sebagai suatu stressor (penyebab stress) yang negatif. Jumlah dan lamanya stressor juga
mempunyai pengaruh kuat pada kemampuan koping(pertahan terhadap stress) individu.

2.5 Aplikasi Teori Florence Nightingale Dalam Proses Keperawatan

9
Florence Nightingale memfokuskan beberapa komponen dalam merawat pasien
yang diterapkan dalam keperawatan saat ini, dalam hal ini ventilasi menjadi pokok utama
dalam menentukan penyembuhan pasien.
a.) Udara Segar
Florence berkeyakinan bahwa ketersediaan udara segar secara terus-menerus merupakan
prinsip utama dalam perawatan. Oleh sebab itu, setiap perawat harus menjaga udara yang
harus dihirup klien tetap bersih, sebersih udara luar tanpa harus membuatnya kedinginan.
b.) Air Bersih
Ketersediaan air bersih sangat diperlukan dalam pemulihan suatu penyakit pada pasien. Oleh
karena itu, perawat harus berusaha dengan baik agar air tetap terjaga kebersihannya.
c.) Saluran pembuangan yang efesien
Dalam hal perawat harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan keadaan normalnya,
jarak waktu pengeluaran, dan frekuensi pengeluaran sehingga terpenuhinya kebutuhan
pasien secara efisien.
d.) Kebersihan
Kebersihan merupakan hal yang terpenting dalam merawat pasien. Perawat memerlukan
kebersihan yang optimal agar mempercepat proses penyembuhan. Focus perawatan klien
menurut Nightingale adalah pada kebersihan. Ia berpendapat, kondisi kesehatan klien sangat
dipengaruhi oleh tingkat kebersihan, baik kebersihan klien, perawat maupun lingkungan.
e.) Cahaya
Komponen lain yang tidak kalah penting dalam perawatan klien adalah cahaya matahari.
Nightingale yakin sinar matahari dapat memberi rmanfaat yang besar bagi kesehatan klien.
Karenanya, perawat juga perlu membawa klien berjalan-jalan keluar untuk merasakan sinar
matahari selama tidak terdapat Kontraindikasi (suatu hal yang tidak boleh dilakukan).

2.6 Asumsi Utama Teori Florence Nightingale

Nightingale mendefenisikan kesehatan sebagai kondisi sejahtera dan mampu


memanfaatkan setiap daya yang dimiliki hingga batas maksimal, sedangkan penyakit
merupakan proses perbaikan yang dilakukan tubuh untuk membebaskan diri dari gangguan
yang dialami sehingga individu dapat kembali sehat. Prinsip perawatan adalah menjaga agar
proses reparative ini tidak terganggu dan tidak menyediakan kondisi yang optimal untuk

10
proses tersebut. Untuk mencapai kondisi kesehatan, perawat harus menggunakannalarnya,
disertai ketekunan dan observasi (pengamatan).
Dengan demikian, kesehatan dapat dipelihara melalui upaya pencegahan penyakit melalui
faktor kesehatan lingkungan. Ia menyebut hal ini sebagai health nursing dan
membedakannya dengan proper nursing yang berarti merawat klien yang sakit hingga ia
dapat bertahan atau setidaknya menjadi lebih baik hingga saat kematiannya.
Menurut Nightingale, lingkungan adalah tatanan eksternal yang memengaruhi sakit dan
sehatnya seseorang, termasuk disini makanan klien dan interaksi perawat dengan klien. Jika
seseorang ingin sehat, perawat, alam, dan orang yang bersangkutan harus bekerja sama
agar proses reparative dapat berjalan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Florence Nightingale “Ibu dari keperawatan modern” merupakan salah
satu pendiriyang meletakan dasar-dasar teori keperawatan yang melalui model konsep
dan teori keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat menemukan kebutuhan

11
dasa rmanusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang
yang sakit yang dikenal dengan teori lingkunganya.
Selain itu Florence Nightingale juga membuat standar pada pendidikan
keperawatanserta standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang efesien.Florence
nightingale memandang pasien dalam konteks keseluruhan lingkungan yaitu lingkungan fisik,
psikologis, sosial.
Florence Nightingale memandang perawat tidak hanya sibuk dengan masalah
pemberian obat dan pengobatan saja, tetapi lebih berorientasi pada pemberian udara, lampu,
kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan, dan nutrisi yang kuat. Pengkajian
atau observasi (pengamatan) bukan demi berbagai informasi atau fakta yang
mencurigakan, tetapi demi penyelamatan hidup dan meningkatkan kesehatan
dankeamanan.
3.2 Saran
Florence Nigtingale merupakan seorang perawat yang perlu ditiru dalam proses
keperawatan dan proses penyembuhan penyakit. Dia merupakan Lady With The
Lamp bagi pasien yang sakit. Maka kita sebagai perawat haruslah sebagai penerang bagi
pasien yang kita rawat. Marilah kita sebagai perawat berusaha untuk meringankan
penderitaan pasien yang kita rawat. Rawatlah pasien seperti kita merawat orang yang paling
kita sayang.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin, Haji. (2011). Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika


Alimul Hidayat, Azis .Konsep dasar keperawatan. Jakarta: EGC
Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
Kusnanto. (2011). Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional..
Jakarta: EGC
Mubarak, Ilmu kesehatan Masyarakat: Teori dan Aplikasi. Jakarta Salemba Medika

12
Potter Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan
Praktik. Jakarta: EGC
Sartono. (2011).. Aplikasi Florence Nightingale dalam Pelayanan Keperawatan
dan Aplikasi Kasus yang Relevan (From: Keperawatan Universitas Borneo Tarakan

13

Anda mungkin juga menyukai