Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TRIAGE EMERGENCY SERVERITY INDEX ( ESI )

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat Dan Kritis I

Disusun oleh:
Kelompok 5

Darmah muliadi 11194561910172


Hefly Susandri 11194561910178
Mukarromah 11194561910187
Ririn Safitri 11194561910193
Wahidatun Sakinatus Kholidah 11194561910200

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS


KESEHATAN UNIVERSITAS SARI MULIA
2022
DAFTAR ISI

Daftar Isi ................................................................................................................ i


BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 3
A. Sejarah Triage Emergency Severity Index (ESI) ........................................ 3
B. Klasifikasi Triage Emergeny Severity Index (ESI) ....................................... 3
C. Aplikasi Triage Emergency Severity Index (ESI) ........................................ 5
BAB III Penutup ..................................................................................................... 7
A. Kesimpulan ................................................................................................ 7
B. Saran ......................................................................................................... 7
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 8

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan Instalasi gawat darurat merupakan garda depan rumah sakit
sehingga harus dapat memberikan pelayanan yang sesuai standar, dan untuk
mendukung terwujudnya pelayanan yang berkualitas, efektif dan efisien. Untuk
mencapai hal tersebut Intalasi Gawat Darurat harus mempunyai sistem yang
mengatur alur masuknya pasien dan menentukan pasien yang perlu diobati
segara segera dan pasien yang dapat menunggu, sistem tersebut dinamakan
dengan Triage. ketepatan dalam menentukan kriteria triage dapat memperbaiki
alur pasien, menjaga sumber daya yang ada agar dapat menentukan orang
yang tepat ditempat yang tepat dan pada waktu yang tepat serta untuk alasan
yang tepat. (Kurniati A, dkk. 2018).

Triage merupakan salah satu skill yang wajib dikuasai seorang perawat
semenjak pendidikan keperawatan. Terdapat beberapa jenis triage, salah
satunya adalah metode Emergency Severity Index (ESI). Metode ESI
merupakan metode triage dengan prinsip memprioritaskan kegawatdaruratan
pasien berdasarkan banyaknya jumlah kebutuhan medis yang di butuhkan.
Sistem ESI menggolongkan pasien dalam 5 golongan, dalam ESI 1 sampai ESI
5 penetapan kondisi pasien didasarkan pada kebutuhan sumber daya medis
yang diperlukan pasien berdasarkan pengkajian tenaga medis pada ruang
Instalasi Gawat Darurat (Christ, 2021). Emergency Severity Index (ESI)
dikembangkan pada akhir tahun sembilan puluhan di Amerika Serikat.

Kepadatan pasien menjadi masalah serius yang terjadi di unit gawat darurat
dan menyebabkan efek negatif dari peningkatan kematian pasien,
ketidakpuasan dengan layanan gawat darurat, kelelahan perawat, peningkatan
risiko tertular penyakit menular, dan peningkatan lama tinggal. Length of Stay
(LOS) berkepanjangan berkaitan erat dengan kinerja layanan keperawatan dan
triase kualitas di ruang gawat darurat.
Emergency Severity Index (ESI) merupakan sistem triage yang paling
umum digunakan di semua bagian darurat, diakui sebagai sistem yang valid
dan akurat, yang memprioritaskan pasien serta mengikuti proses pengobatan
mereka untuk akses yang lebih baik ke perawatan medis dan pelayanan (Maleki
et all., 2020). Salah satu manfaat dari triage ESI adalah identifikasi cepat pasien

1
yang membutuhkan perhatian segera. (Habib et all., 2020). Sebagian besar
rumah sakit di Indonesia masih mempergunakan sistem triage klasik dimana
sistem triage klasik sebenarnya mengadaptasi sistem triage bencana, dengan
membuat kategori cepat dengan warna, merah, kuning, hijau dan hitam
(Datusanantyo, 2020). Emergency Severity Index (ESI) akan lebih mudah
diterapkan di Indonesia karena tidak ada batas waktu spesifik yang ditentukan
secara ketat untuk masing-masing level.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Triage Emergency Severity Indexs (ESI) di kembangkan?
2. Bagaimana pengklasifikasian Triage Emergency Severity Indexs (ESI)?
3. Bagaimana pengaplikasian Triage Emergency Severity Indexs (ESI)?

C. Tujuan Penulisan
1. Pembaca dapat Memahami apa itu Triage Emergency Severity Indexs
(ESI) dalam system pelayanan kegawat daruratan.
2. Pembaca dapat Memahami Pengkalsifikasian Triage Emergency
Severity Indexs (ESI) dalam system pelayanan kegawat daruratan.
3. Pembaca dapat Memahami bagaimana Pengaplikasian Triage
Emergency Severity Indexs (ESI) dalam system pelayanan kegawat
daruratan.

2
BAB III
PEMBAHASAN

A. Sejarah Triage Emergency Triage Severitiy Indexs (ESI)


Seiring dengan berkembangnya penelitian di bidang gawat darurat, sejak
tahun 1950 an diterapkan metode triase di rumah sakit di Amerika Serikat,
namun belum ada struktur yang baku. Seiring dengan perkembangan keilmuan
dibidang gawat darurat, triase rumah sakit modern sudah berkembang menjadi
salah satu penentu arus pasien dalam layanan gawat darurat.
Triase Amerika Serikat disebut juga dengan Emergency Severity Index
(ESI) dan pertama kali dikembangkan di akhir tahun 90-an oleh perhimpun
perawat emergency. Ditandai dengan dibentuknya Joint Triage Five Level Task
Force oleh The Emergency Nursing Association (ENA) dan American College
of Physician (ACEP) untuk memperkenalkan lima kategori triase untuk
menggantikan tiga kategori sebelumnya. Perubahan ini berdasarkan
pertimbangan kebutuhan akan presisi dalam menentukan prioritas pasien di
UGD, sehingga pasien terhindar dari keterlambatan pengobatan akibat
kategorisasi terlalu rendah, atau sebaliknya pemanfaatan UGD yang berlebihan
untuk pasien yang non urgen akibat kategorisasi terlalu tinggi.
ESI merupakan skala triase yang terdiri dari lima tingkatanyang
dikembangkan oleh dokter departemen emergency yakni Richard Wuertz dan
David Eitel yang berasal dari Amerika Serikat. Ke dua dokter ini meyakini
pentingnya instrumen triase di IGD untuk memfasilitasi prioritas pasien
berdasarkan urgensi. ESI ini mulai diimplimentasikan pada tahun 1999 (versi
1), kemudian tahun 2000 (versi 2) dan tahun 2001 (versi 3). Kemudian pada
tahun 2004 dilakukan revisi kembali sehingga muncullah ESI versi 4 (Nicky
Giboy, dkk. 2011. Terdapat dalam jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada, 2020).
Emegency Severity Indexs diadopsi secara luas di eropa, asia, Australia,
dan rumah sakit di Indonesia. Sistem ESI bersandar pada perawat dengan
pelatihan triase secara spesifik.
B. Klasifikasi Triage Emergency Severity Index (ESI)
Emergency Severity Index (ESI) dapat diklasifikasikan menurut penyakit,
keparahan,prognosis, dan ketersedian sumber daya. Dapat juga dibedakan
menurut 5 skala prioritas berikut yaitu:

3
1. Prioritas 1 / ESI 1 (label biru)
Merupakan pasien-pasien dengan kondisi yang mengancam jiwa
(impendinglife/limbthreatening problem) sehingga membutuhkan tindakan
penyelematan jiwa yang segera. Parameter prioritas 1 adalah semua
gangguan signifikan pada ABCD. Contoh prioritas 1 antara lain, cardiac arrest,
status epilptikus, koma hipoglikemik dan lain-lain.
2. Prioritas 2 / ESI 2 (label merah)
Merupakan pasien-pasien dengan kondisi yang berpotensi mengancam
jiwa atau organ sehingga membutuhkan pertolongan yang sifatnya segera dan
tidak dapat ditunda. Parameter prioritas 2 adalah pasien-pasien
haemodinamik atau ABCD stabil dengan penurunan kesadaran tapi tidak
sampai koma (GCS 8 - 12). Contoh prioritas 2 antara lain, serangan asma,
abdomen akut, luka sengatan listrik dan lain-lain.
3. Prioritas 3 / ESI 3 (label kuning)
Merupakan pasien-pasien yang membutuhkan evaluasi yang mendalam
dan pemeriksaan klinis yang menyeluruh. Contoh prioritas 3 antara lain,
sepsis yang memerlukan pemeriksaan laboratorium, radiologis dan EKG,
demam tifoid dengan komplikasi dan lain-lain.
4. Prioritas 4 / ESI 4 (label hijau)
Merupakan pasien-pasien yang memerlukan satu macam sumber daya
perawatan IGD. Contoh prioritas 4 antara lain pasien BPH yang memerlukan
kateter urine, vulnus laceratum yang membutuhkan hecting sederhana dan
lain-lain.
5. Prioritas 5 / ESI 5 (label putih)
Merupakan pasien-pasien yang tidak memerlukan sumber daya. Pasien
ini hanya memerlukan pemeriksaan fisik dan anamnesis tanpa pemeriksaan
penunjang. Pengobatan pada pasien dengan prioritas 5 umumnya per oral
atau rawat luka sederhana. Contoh prioritas 5 antara lain, common cold, acne,
eksoriasi, dan lain-lain.

4
C. Aplikasi Triage Emergency Severity Index (ESI)
Metode ESI menentukan prioritas penanganan awal berdasarkan sindrom
yang menggambarkan keparahan pasien dan perkiraan kebutuhan sumber
daya unit gawat darurat yang dibutuhkan (pemeriksaan laboratorium, radiologi,
konsultasi spesialis terkait, dan tindakan medik di unit gawat darurat).

Gambar.1 Algoritma ESI Versi 4


Keterangan :
A. Memerlukan Intervensi Penyelamatan Jiwa Segera
Jalan nafas, obat-obatan emergensi, atauintervensi hemodinamik lainnya
(Terapi intravena, O2 tambahan, monitor, Elektro Kardio Gram, atau
pemeriksaan laboratorium Tidak Dihitung); dan atau beberapa kondisi klinis
berikut: diintubasi, apnea, tidak ada nadi, distres pernafasan berat, SPO2,
perubahan status mental akut atau tidak responsif (Unresponsive: pasien tidak
mampu berkomunikasi secara verbal dan tidak memberikan respon bahkan
setelah diberikan rangsang nyeri).

5
B. Situasi Resiko Tinggi
Dapat ditentukan berdasarkan pengalaman dan dengan melihat usia dan
riwayat kesehatan pasien sebelumnya.
Nyeri Hebat
Ditentukan oleh observasi klinis dan atau skala nyeri lebih dari atau sama
dengan 7 (skala nyeri 0-10).
C. Sumber Daya
Perhitungan jumlah jenis sumber daya yang berbeda (contoh: Hitung Darah
Lengkap, elektrolit, dan koagulasi darah dihitung 1 sumber daya; jika Hitung
Darah Lengkap ditambah rontgen dada dihitung 2 sumber daya).
D. Tanda Vital Berbahaya
Pertimbangkan kenaikan ke ESI 2 / prioritas 2 jika kriteria tanda vital apa
pun di luar rentang normal.
Pertimbangan demam pada anak:
 Usia 1-28 hari: termasuk ESI 2 jika suhu >38,0 C (100,4F)
 Usia 1-3 tahun: termasuk ESI 2 jika suhu >38,0 C (100,4F)
 Usia 3 bulan – 3 tahun: termasuk ESI 3 jika suhu 39,0C (102,2F),
atau imunisasi tidak lengkap, atau tidak ada sumber demam yang
jelas.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Triase Amerika Serikat disebut juga dengan Emergency Severity Index
(ESI) dan pertama kali dikembangkan di akhir tahun 90-an oleh perhimpun
perawat emergency. Emergency Severity Index (ESI) dapat dikalsifikasikan
menurut penyakit, keparahan,prognosis, dan ketersedian sumber daya. Dapat
juga dibedakan menurut 5 skala prioritas, yaitu Prioritas 1 (label biru), Prioritas
2 (label merah), Prioritas 3 (label kuning), Prioritas 4 (label kuning), dan Prioritas
5 (label putih).
Metode ESI menentukan prioritas penanganan awal berdasarkan sindrom
yang menggambarkan keparahan pasien dan perkiraan kebutuhan sumber
daya unit gawat darurat yang dibutuhkan (pemeriksaan laboratorium, radiologi,
konsultasi spesialis terkait, dan tindakan medik di unit gawat darurat). sistem
triase ESI berpotensi diaplikasi di IGD rumah sakit di Indonesia untuk
meningkatkan keselamatan pasien dan efisiensi pelayanan. Kepala IGD perlu
merencanakan waktu dan strategi untuk dapat berpindah dari sistem triase
"klasik" menjadi sistem triase ESI ini. Namun, alasan efisiensi sumber daya dan
keselamatan pasien sudah cukup bagi IGD rumah sakit untuk merencanakan
sistem yang lebih baik.
B. Saran
Setelah mempelajari Perkembangan Triage modern yang salah satunya
Triase Emergency severity Indexs (ESI) dalam system pelayanan kegawat
daruratan, diharapkan dapat mengambil manfaat untuk bahan pembelajaran
penulis dan pembaca.

7
Daftar Pustaka

Irawan, D., Hapsari, W., & Kurniawan, Y. D. (2020). Efek Triage Emergency Severity
Index (ESI) Terhadap Length of Stay di Instalasi Gawat Darurat RSU
Islam Harapan Anda Kota Tegal, Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 6.
(1)ISSN.
2407-7232,20-27
https://jurnal.stikesbaptis.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/447

Sari, D. M., Hamid M. A., & Sasmito G. ( 2020 ) Efektifitas Penggunaan Sistem Triage
Esi (Emergency Severity Index) Terhadap Response Time Triage Di
Instalasi Gawat Darurat Rsd Dr. Soebandi Jember
http://repository.unmuhjember.ac.id/3704/12/MANUSKRIB%20FIX%20P
D F.pdf

Ardiyani, v. m., & Andinawati, m. ( 2021 ) Aplikasi Metode Triage “Emergency


SeverityIndex( Esi)” Terhadap Ketepatan Penentuan Tingkat
Kegawatdaruratan Oleh Mahasiswa Program S1
Keperawatan, Jurnal Kesehatan Mesencephalon, Vol.7 No.1, Hlm 6-11
Https://Www.Google.Com/Url?Sa=t&Source=Web&Rct=j&Url=Https://Ej
our
nal.Stikeskepanjen-
Pemkabmalang.Ac.Id/Index.Php/Mesencephalon/Articl
e/View/233&Ved=2ahukewj7wuzipdl3Ahwut2wghtgbcreqfnoeca4Qaq&U
sg
=Aovvaw2cdbzkn4xx7giryqabvf3c

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://pdfcoffee.com/down
load/makalah-triage-esidocx-3-pdf-
free.html&ved=2ahUKEwjGq8H3qNl3AhUBTGwGHfeqCqYQFnoECAkQAQ&usg=A
OvVaw2pcH_MXZKJGix8GoQt3Akx

Anda mungkin juga menyukai