Anda di halaman 1dari 7

BAB 2

PEMBAHASAN

I. Definisi CTAS (Canadian Triage and Acuity Scale) & MTS (Manchester Triage
Scale )

CTAS adalah triase dengan 5 level yang dikembangkan untuk membantu tenaga medis pada
unit gawat darurat memprioritaskan pasien berdasarkan ketajaman dan risiko berbasis kolaborasi
nasional dan internasional. Sejak awal dikembangkan hingga tahun 2016 terdapat 10 komponen
triase yang masih menjadi fokus perhatian dan pembaruan.Pembaruan yang dibuat anatara lain
mengenai penyakit-penyakit yang berkaitan atau disebabkan oleh demam atau peningkatan suhu,
karena perubahan iklim terus menghangatkan atmosfer, perubahan definisi kelemahan atau
pasien beresiko serta pembaruan triase anak yang berfokus pada standar demam dan mengenali
hipertensi pada anak-anak. Meskipun pembaruan terus dilakukan, penelitian telah menunjukan
bahwa CTAS merupakan metode yang memiliki reliabilitas atau keandalan yang baik.

Triase Inggris disebut juga dengan Manchester Triage Scale (MTS). Metode ini digunakan
terutama di Inggris dan Jerman. Ciri khas MTS adalah identifikasi sindrom pasien yang datang
ke unit gawat darurat diikuti oleh algoritma untuk mengambil keputusan. Berdasarkan keluhan
utama pasien, ditetapkan 52 algoritma contohnya algoritma trauma kepala, dan algoritma nyeri
perut. Dalam tiap algoritma ada diskriminator yang menjadi landasan pengambilan keputusan,
diskriminator tersebut adalah kondisi klinis yang merupakan tanda vital seperti tingkat
kesadaran, derajat nyeri, dan derajat obstruksi jalan nafas. Ketika ada pasien yang datang ke unit
gawat darurat, petugas triase akan menentukan keluhan utama yang pasien atau pengantar
sampaikan lalu menyesuaikan masalah yang disampaikan dengan algoritma yang ada, dan
melakukan pengambilan keputusan sesuai yang telah ditetapkan dalam masing-masing algoritma.

(Habib, H., Sulistio, S., Mulyana, R. M., Albar, I. A., & RSCM, I. G. D. (2016). Triase Modern
Rumah Sakit dan Aplikasinya di Indonesia. Medika.)

II. SEJARAH
Reliabilitas Canadian Emergency Department Triage and Acuity Scale (CTAS)Kanada
mengembangkan CTAS pada 1990-an, dan sejak itu, telah diterapkan diKanada dan negara-
negara lain di dunia. Pada tahun2012, CTAS mencapai stabilitasdan invariabilitas.CTAS adalah
sistem triase lima tingkat (level I = resusitasi, levelII =emergent, level III = urgen, level IV =
kurang urgen, dan level V = tidak mendesak)yang didasarkan pada daftar keluhan pasien. Tujuan
operasional utamanya adalahmenentukan waktu untuk pemeriksaan awal pasien oleh
dokter(Mirhaghi, 2015; Bullardet al., 2017). Penelitian Alquraini et al., 2015 menyatakan hasil
antar penilai adalah serupauntuk perawat senior dan junior; untuk perawat senior (SN1) kappa
0,871 95% CI(0,840-0,897), dan untuk perawat junior (SN2) kappa 0,871 95% CI (0,839-
0,898).Perjanjian antar penilai untuk perawat SN1 versus SN2 secara statistik bermakna.Dengan
demikian dapat disimpulkan CTAS memiliki keandalan yang baik di antaratriase perawat gawat
darurat di King Abdulaziz MedicalCity (KAMC), Arab Saudi.Temuan menunjukkan bahwa
CTAS mungkin merupakan instrumen yang andal ketikaditerapkan di negara-negara di luar
Kanada.
Sistem Triase Manchester (MTS) adalah lima tingkat algoritma triase gawatdarurat yang
terus dikembangkan di Inggris dan diadopsi oleh beberapa negara. MTStelah didukung oleh
Asosiasi Perawat Kecelakaan dan Gawat Darurat (Grouse et al.,2009; Gräff et al., 2014).
Beberapa penelitian telah menyelidiki validitas dan reliabilitas dari skala MTS padapopulasi
orang dewasa dan anak-anak.Saat ini, penelitian telah melaporkan konsistensi sedang untuk
MTS(Andersson et al.,2006).Sebuah studi meta analisis yang dilakukan Mirhaghi et al., 2017
melaporkanbahwa koefisien gabungan untuk MTS adalah 0,751 (CI 95%: 0,677 hingga
0,810);insiden kesalahan lebih besar dari 50%. Sehingga dapat disimpulkan
MTSmenunjukkan tingkat keandalan yang dapat diterima apabila diterapkan di pelayanangawat
darurat

(Atmojo, J. T., Widiyanto, A., & Yuniarti, T. (2019). RELIABILITAS SISTEM TRIASE
DALAM PELAYANAN GAWAT DARURAT: A REVIEW. Jurnal Keperawatan Intan
Husada, 7(2), 23-31.)
III. TINGKAT KEGAWATAN
Berdasarkan (Beveridge et al., 1998) sebagai dasar awal penentuan CTAS, maka penilaian dan
juga tindakan berdasarkan triase adalah sebagai berikut:
Level Resuscitation. Kondisi yang merupakan ancaman terhadap nyawa atau anggota tubuh (atau
risiko kemunduran yang segera terjadi) membutuhkan segera intervensi agresif. Saatnya ke
dokter SEGERA. Pasien khas: tidak responsif, tanda vital tidak ada / tidak stabil, dehidrasi parah
dan gangguan pernapasan parah.
Level II Emergent. Kondisi yang berpotensi mengancam anggota tubuh atau fungsi,
membutuhkan intervensi medis yang cepat atau tindakan yang didelegasikan. Waktu untuk
penilaian dokter / wawancara ≤ 15 menit.
Level III Urgent. Kondisi yang berpotensi berkembang menjadi masalah serius yang
membutuhkan intervensi darurat . Dapat dikaitkan dengan ketidaknyamanan yang signifikan atau
mempengaruhi kemampuan untuk bekerja dan kegiatan hidup sehari-hari. Waktu ke dokter ≤ 30
menit.
Level IV Less Urgent (Semi urgen). Kondisi yang berkaitan dengan usia pasien, kesulitan,
potensi kerusakan atau komplikasi akan mendapat manfaat dari intervensi atau jaminan dalam 1-
2 jam). Waktunya ke dokter ≤ 1 jam.
Level V Tidak Mendesak No Urgent. Kondisi yang mungkin akut tetapi tidak mendesak serta
kondisi yang mungkin menjadi bagian dari masalah kronis dengan atau tanpa bukti kerusakan.
Investigasi atau intervensi untuk beberapa penyakit atau cedera ini dapat ditunda atau bahkan
dirujuk ke rumah sakit atau sistem perawatan kesehatan lain. Waktunya ke dokter ≤ 2 jam.
Sedangkan triase rumah sakit bertujuan menetapkan kondisi yang paling mengancam
nyawa agar dapat mengerahkan segala daya upaya dan fokus untuk melakukan pertolongan
medis pada pasien sampai keluhan pasien dan semua parameter hemodinamik terkendali. Prinsip
yang dianut adalah bagaimana agar pasien mendapatkan jenis dan kualitas pelayanan medik yang
sesuai dengan kebutuhan klinis (prinsip berkeadilan) dan penggunaan sumber daya unit yang
tepat sasaran (prinsip efisien).
Selain tingkat kegawatan suatu kondisi medis, triase juga harus menilai urgensi kondisi pasien.
Urgensi berbeda dengan tingkat keparahan. Pasien dapat dikategorikan memiliki kondisi tidak
urgen tapi masih tetap membutuhkan rawat inap dirumah sakit karena kondisinya.
Setelah penilaian keparahan (severity) dan urgensi (urgency), maka beberapa sistim triase
menentukan batas waktu menunggu. Yaitu berapa lama pasien dapat dengan aman menunggu
sampai mendapatkan pengobatan di IGD.
Kategori triase berdasarkan beberapa sistem

Level (ESI) Warna (MTS) Kriteria CTAS Kriteria ATS


Level 1 Merah Resusitasi Segera mengancam
nyawa
Level 2 Oranye Emergensi Mengancam nyawa
Level 3 Kuning Segera (urgen) Potensi mengancam
nyawa
Level 4 Hijau segera (semi urgen) Segera
Level 5 Biru Tidak segera Tidak segera
Indikator Keberhasilan Triase CTAS

KATEGOR Waktu untuk segera ditangani


I CTAS
1 Pasien dengan kategori ini 98% harus segera ditangani oleh dokter
2 Pasien dengan kategori ini 95% harus ditangani oleh dokter dalam
waktu 15 menit
3 Pasien dengan kategori ini 90% harus ditangani oleh dokter dalam
waktu 30 menit
4 Pasien dengan kategori ini 85% harus ditangani oleh dokter dalam
waktu 60 menit
5 Pasien dengan kategori ini 80% harus ditangani oleh dokter dalam
waktu 120 menit

(Habib, H., Sulistio, S., Mulyana, R. M., Albar, I. A., & RSCM, I. G. D. (2016). Triase Modern
Rumah Sakit dan Aplikasinya di Indonesia. Medika.)
Widiyanto, A., Handayani, R. T., Mahrifatulhijah, M., Atmojo, J. T., & Darmayanti, A. T. (2019). The
Canadian Emergency Department Triage & Acuity Scale (CTAS) dan Perubahannya: A
REVIEW. Avicenna: Journal of Health Research, 2(2), 88-95.
IV. CARA MENGGUNAKAN (TATA LAKSANA CTAS & MTS)
Metode CTAS juga mengharuskan pengulangan triase (retriage) dalam jangka waktu tertentu
atau jika ada perubahan kondisi pasien ketika dalam observasi. Pengambilan keputusan dalam
sistim CTAS berdasarkan keluhan utama pasien, dan hasil pemeriksaan tanda vital yang
meliputi tingkat kesadaran, nadi, pernafasan, tekanan darah, dan nyeri. Penilaian dilakukan
selama 2-5 menit, namun bila pasien dianggap kategori CTAS 1 dan 2, maka harus segera
dikirim ke area terapi.4 Seperti ATS, CTAS juga membuat batasan waktu berapa lama pasien
dapat menunggu penanganan medis awal. Batasan waktu yang ditetapkan masih memiliki
kelonggaran (tabel 4) karena kunjungan pasien yang tidak dapat diprediksi dan dibatasi adalah
realitas yang dihadapi oleh tiap unit gawat darurat.
Metode MTS dirancang untuk memungkinkan praktisi kesehatan pada unit gawat darurat
untuk secara cepat menetapkan prioritas klinis untuk setiap pasien, adapun 5 langkah yang perlu
dilakukan antara lain:
1. Identifikasi masalahnya
2. Kumpulkan dan analisis informasi yang terkait dengan solusi
3. Evaluasi semua alternatif dan pilih satu untuk implementasi
4. Terapkan alternatif yang dipilih
5. Pantau implementasi dan evaluasi hasil (Manchester triage group, 2013).

Penilaian rasa sakit/nyeri sebagai bagian dari proses triase Rasa sakit atau nyeri adalah masalah
utama bagi pasien yang datang ke unit gawat darurat. Penilaian rasa sakit harus tetap dilakukan
diawal metode triase sehingga dapat dikelola dengan tepat. Hal ini dikarenakan beberapa alasan
berikut:

1. Tingkat rasa sakit memengaruhi urgensi


2. Keberhasilan manajemen nyeri adalah kriteria utama untuk kepuasan pasien
3. Pasien yang sakit bisa menjadi gelisah dan agresif
4. Pasien yang sakit adalah sumber kesusahan dan stres bagi tenaga kesehatan dan pasien
lain
5. Pasien selalu memiliki harapan bahwa rasa sakit mereka akan ditangani Pengurangan rasa
sakit dapat menyebabkan pengkategorian ulang ke tingkat yang lebih rendah prioritas.
Berkurangnya kecemasan pasien akan meningkatkan komunikasi.

Tanpa penilaian nyeri, pemberian analgesia yang tepat pada triase itu tidak mungkin. Ada
tiga jenis utama alat penilaian nyeri yaitu : Verbal descriptor scales, Visual analogue scales, Pain
behaviour tools (Manchester triage group, 2013).

(Atmojo, J. T., Widiyanto, A., & Yuniarti, T. (2019). RELIABILITAS SISTEM TRIASE
DALAM PELAYANAN GAWAT DARURAT: A REVIEW. Jurnal Keperawatan Intan
Husada, 7(2), 23-31.)

V. GAMBAR CONTOH CTAS&MTS


MTS

https://sites.google.com/site/triagecenter/systems/mts
CTAS

https://www.scribd.com/document/386866721/Form-TRIASE-Canada-Triage-Scale-
docx

Anda mungkin juga menyukai