Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN BENCANA

“TRIAGE PADA SITUASI KEGAWATDARURATAN


DAN BENCANA”

Kelompok 1

Amellia Runtukahu Junia Putri R. Dita


Chesy Makatumpias Kitty Worotikan
Diantje Kakambong Oktovina Mononutu
Falyanti Sofian Yuliana Supit
Jeisy Budiman Winarti
1. Definisi Triase
Triase adalah suatu proses penggolongan pasien
berdasarkan tipe dan tingkatan kegawatan
kondisinya. Triase juga diartikan sebagai suatu
Tindakan pengelompokan penderita berdasarkan
pada beratnya cedera yang diprioritaskan ada
tidaknya gangguan pada airway (A), breathing
(B), circulation (C) dengan mempertimbangkan
sarana, sumber daya manusia dan probabilitas
hidup penderita.
2. Tujuan Triase
 Mengidentifikasi kondisi pasien
 Menetapkan tingkat kegawatan pasien
 Menetapkan prioritas tindakan
 Menempatkan pasien pada lokasi penanganan sesuai kondisi
pasien
 Mendapatkan data yang lengkap
 Melakukan Tindakan penanganan dengan tepat, cepat dan
cermat
3. SISTEM TRIASE

 Spot Check
Spot check adalah sistem yang digunakan untuk mengklasifikasi
dan mengkaji pasien dalam waktu dua sampai tiga menit.
 Triase Komprehensif
Sistem triase komprehensif adalah standar dasar yang telah
didukung oleh Emergency Nurse Association (ENA). Sistem ini
menekankan penanganan dengan konsep ABC (Airway control,
Breathing support, Circulation support) ketika menghadapi
pasien gawat darurat.
 Triage Two-tier
Triase two-tier merupakan Tindakan pertolongan pasien yang
melibatkan dua orang petugas, untuk dilakukan pengkajian
lebih rinci. Selain triage two-tier, ada juga triage bedside.
Pasien yang dating langsung ditangani oleh perawat tanpa
menunggu petugas perawat lainnya,
 Triage Expended
Perawat melakukan pertolongan pertama dengan bidai,
kompres, atau rawat luka. Penanganan ini disertai dengan
pemeriksaan diagnostik dan pemberian obat.
4. PRINSIP TRIASE

 Triase harus dilakukan segera dan tepat waktu


 Pengkajian triase harus adekuat, komprehensif dan akurat
 Ketepatan dan akurasi menjadi kunci dalam proses triase
 Keputusan triase didasarkan pada temuan pengkajian
 Kemampuan berespon dengan cepat, tepat dan teliti
memungkinkan dapat menyelamatkan nyawa pasien
 Informasi yang akurat dan adekuat mengefektifkan perawatan
 Tindakan pertolongan berdasarkan keakutan, keluhan serta temuan
klinis
 Perawat harus bertanggung jawab pada proses triase
 Meningkatkan kepuasan pasien
 Pasien ditempatkan pada
area perawatan yang benar dengan sarana pelayanan yang menunj
ang
 Penggunaan sumber daya yang efisien
 Dokumentasi yang benar
5. Keterampilan Dalam Penilaian Triase

 Primary survey prioritas (ABC) untuk menghasilkan prioritas I dan


seterusnya.
 Secondary survey pemeriksaan menyeluruh (Head to Toe) untuk
menghasilkan prioritas I, II, III dan selanjutnya.
 Monitoring korban akan kemungkinan terjadinya perubahan
perubahan pada (A,B,C) derajat kesadaran dan tanda vital lainnya.
Perubahan prioritas karena perubahan kondisi korban.
6. KLASIFIKASI TRIASE

Berdasarkan prioritas keperawatan dapat dibagi menjadi


beberapa klasifikasi :
1. Klasifikasi Kegawatan Triase
 Gawat darurat (P1)
 Gawat tidak darurat (P2)
 Darurat tidak gawat (P3)
 Tidak gawat tidak darurat (P4)
2. Klasifikasi berdasarkan Tingkat Prioritas
 Prioritas I (MERAH)
 Prioritas II (KUNING)
 Prioritas III (HIJAU)
 Prioritas 0 (HITAM)
3. Klasifikasi berdasarkan Tingkat Keakutan
 Kelas I
Kelas I meliputi pasien yang masih mampu menunggu lama tanpa menyebabkan bahaya dan
tidak mengancam nyawa.
 Kelas II
Pasien termasuk kelas dua adalah penyakit ringan, yang tidak membahayakan diri pasien.
 Kelas III
Pasien yang berada dikelas III, pasien berada dalam kondisi semi mendesak.
 Kelas IV
Adapun pasien yang tidak mampu menahan kurang dari dua jam dikategorikan pasien kelas IV.
 Kelas V
Pasien yang berada di kelas V adalah gawat darurat.
7. Jenis-Jenis Triase
 Triase di tempat (triase satu)
Merupakan pemilihan korban bencana yang dilakukan di
tempat korban ditemukan atau pada tempat penampungan yang
dilakukan oleh tim pertolongan pertama atau tenaga Kesehatan
gawat darurat. Triase di tempat mencakup pemeriksaan,
klasifikasi, pemberian tanda dan pemindahan korban ke pos
medis lanjutan.
 Triase medis (triase dua)
Triase ini dilakukan saat korban memasuki pos medis lanjutan oelh tena
ga medis yang berpengalaman (sebaiknya dipilih dari perawat atau dokt
er yang dengan pelatihan PPGD).
 Triase evakuasi (triase tiga)
Merupakan triase yang dilakukan tenaga kesehatan di
pos medis lanjutan dengan berkonsultasi dengan Pos Komando dan
Rumah Sakit tujuan berdasarkan kondisi korban, yang
mana akan membuat keputusan korban mana
yang harus dipindahkan terlebih dahulu, rumah sakit tujuan, jenis kenda
raan dan pengawalan yang akan dipergunakan.
8. Kategori Tingkat Triase
 Triase dua tingkat
Dalam sistem triase dua tingkat, pasien dikategorikan sakit atau tidak sakit.
 Triase tiga tingkat
Pada skala ini ada penambahan level yaitu tingkat 1 yang berarti gawat darurat
tertinggi dari tingkat 5 untuk pasien dengan kondisi yang ringan. ACEP dan ENA
merekomendasika sistem triase ini, seperti pada:
 Canadian Triage and Aculty Scale (CTAS)
 Emergency Severity Index (ESI)
 Australian Triage Scale (ATS)
 Manchester Triage System (MTS)
8. PROSES TRIASE
Alur dalam proses Triage
 Pasien datang diterima petugas / paramedic UGD
 Diruang triase dilakukan anamneses dan pemeriksaan singkat dan cepat (selintas)
untuk menentukan derajat kegawatannya oleh perawat.
 Bila jumlah penderita / korban yang ada lebih dari 50 orang, maka triase dapat
dilakukan di luar ruang triase (di depan gedung IGD)
 Penderita dibedakan menurut kegawatannya dengan memberi kode warna :
 Segera – Immediate (MERAH). Pasien mengalami cedera mengancam jiwa yang
kemungkinan besar dapat hidup bila ditolong segera.
 Tunda – Delayed (KUNING). Pasien memerlukan tindakan definitive tetapi tidak ada
ancaman jiwa segera.
 Minimal (HIJAU). Pasien mendapat cidera minimal, dapat berjalan dan menolong diri
sendiri atau mencari pertolongan.
 Expextant (HITAM). Pasien mengalami cidera mematikan dan akan meninggal meski
mendapat pertolongan.
 Penderita/
korban mendapatkan prioritas pelayanan dengan urutan warna : merah,
kuning, hijau, hitam.
 Penderita/
korban kategori triase merah dapat langsung diberikan pengobatan dirua
ng tindakan UGD.
 Penderita dengan kategori triase kuning yang memerlukan tindakan med
is lebih lanjut dapat dipindahkan ke ruang observasi dan menunggu gilir
an setelah pasien dengan kategori triase merah selesai ditangani.
 Penderita dengan kategori triase hijau dapat dipindahkan ke rawat jalan,
atau bila sudah memungkinkan untuk dipulangkan, maka penderita/
korban dapat diperbolehkan untuk pulang.
 Penderita kategori triase hitam (meninggal) dapat langsung dipindahkan
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai