Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN MANOKWARI DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS AMBAN


Jalan:Manunggal, Kelurahan Amban, Manokwari, 98312 Telepon/HP:(081248925106) Website:
pkmamban.manokwarikab.go.id

PANDUAN
TRIASE UPTD PUSKESMAS AMBAN

BAB I

DEFINISI

A. Latar Belakang
Triase merupakan suatu konsep pengkajian cepat dan terfokus dengan suatu cara yang
memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan serta fasilitas yang paling
efisien dengan tujuan untuk memilih atau menggolongkan semua pasien yang
memerlukan pertolongan dan menetapkan prioritas penanganannya. Triase merupakan
usaha pemilahan korban sebelum ditangani berdasarkan tingkat kegawat daruratan trauma
atau penyakit dengan mempertimbangkan prioritas penanganan dan sumber daya yang
ada. Triase adalah suatu system pembagian/ klasifikasi prioritas klien berdasarkan berat
ringannya kondisi klien / kegawatanya yang memerlukan tindakan segera. Dalam triase,
perawat dan dokter di puskesmas mempunyai Batasan waktu
( respon time ) untuk mengkaji keadaan dan memberikan intervensi yaitu < 5 menit.

B. Tujuan
Triase memiliki tujuan sebagai pedoman bagi dokter dan perawat di puskesmas untuk
mengkaji secara cepat dan focus dalam menangani pasien berdasarkan tingkat kegawat
daruratan, trauma, atau penyakit dengan mempertimbangkan penanganan dan sumber data
yang ada.

C. Sasaran
Sasaran dari pedoman ini adalah semua tenaga Kesehatan di UPTD Puskesmas
Amban baik dokter, perawat, ataupun bidan.

BAB II
RUANG LINGKUP
Triase diberlakukan system prioritas, penentuan/ penyeleksian mana yang harus
didahulukan mengenai penanganan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul
dengan seleksi pasien berdasarkan :
a. Ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit
b. Dapat mati dalam hitungan jam
c. Trauma ringan
d. Sudah meninggal
Pada umumnya penilaian pasien dalam triase di UPTD Puskesmas Amban dapat
dilakukan dengan :
a. Menilai tanda vital dan kondisi umum korban
b. Menilai kebutuhan medis
c. Menilai kemungkinan bertahan hidup
d. Menilai bantuan yang memungkinkan
e. Memprioritas penenganan definiti
f. Tag warna

BAB III
TATA LAKSANA

Triase adalah cara pemilihan penderita untuk menentukan prioritas penanganan


pasien berdasarkan tingkat kegawatannya dan masalah yang terjadi pada pasien. Triase
terutama dilakukan di ruang tindakan. Pelaksanaan triase didaalamkeadaan sehaari-hari
dilakukan oleh dokter dan atau perawat yangmkompeten di ruang tindakan. Sedangkan
dalam keadaan bencana dilakukan oleh perawat dan dilaakukan di luar atau di depan
gedung puskesmas.
Triase dilakukan untuk mengidentifikasi secara cepat korban yang membutuhkan
stabilisasi segera dan mengidentifikasi korban yang hanya dapat diselamatkan dengan
pembedahan darurat ( life-siving surgery ). Dalam aktivitasnyanya, digunakan label
pasien merah,hijau,kuning, dan hitam sebagai kode identifikasi korban.
Proses dimulai ketika pasien masuk ke pintu Ruang Tindakan UPTD Puskesmas
Amban, perawat mulai memperkenalkan diri, kemudian menanyakan riwayat singkat dan
melakukan pengkajian serta pemeriksaan tanda-tanda vital, misalnya melihat sekilas
kearah pasien yang berada di brankar sebelum mengarahkan ke ruang perawatan yang
tepat. Pengumpulan data subjektif harus dilakukan dengan cepat, tidak lebih dari 5 menit
karena pengkajian ini tidak termasuk perawat penanggung jawab pasien. Perawat dan
dokter bertanggung jawab untuk menempatkan pasien di area pengobatan yang tepat,
tanpa memikirkan dimana pasien pertama kali ditempatkan setelah triase, setiap pasien
tersebut harus dikaji ulang oleh perawat sedikitnya setiap 30 menit. Untuk pasien yang
dikategorikan sebagai pasien yang mendesak atau gawat darurat, pengkajian dilakukan
setiap 1 menit. Setiap pangkajian ulang harus didokumentasikan dalam rekam medis.
Informasi baru akan mengubah kategorisasi keakuratan dan lokasi pasien diarea
pengobatan. Bila kondisi pasien ketika datang sudah tampak tanda-tanda obyektif bahwa
pasien mengalami gangguan pada airway, breathing, dan circulation, maka pasien
ditangani dahulu. Pengkajian awal hanya didasarkan atas data obyektif dan data subyektif
sekunder dari pihak keluarga. Setelah keadaan pasien membaik, data pengkajian
kemudian dilengkapi dengan data subyektif yang berasal langsung dari pasien.
Kategori triase Kegawatann pasien berdasarkan skala triase :
1. Segera – immediate ( Warna Merah )
Pasien mengalami cedera mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat hidup
bila ditolong segera
2. Tunda -nmDelayed ( Warna Kuning )
Pasien memerlukan tindakan definitive tetapi tidak ada ancaman jiwa segera
3. Minimal ( Warna Hijau )
Pasien mendapat cedera minimal, dapat berjalan dan menolong diri sendiri atau
mencari pertolongan
4. Expectant ( Warna Hitam )
Pasien mengalami cedera mematikan dan akan meninggal ,meskipun mendapat
pertolongan.
1) . Merah, sebagai penanda korban yang membutuhkan stabilisasi segera dan
korban yangm mengalami
 Syok oleh berbagai kausa
 Gangguan pernapasan
 Trauma kepala dengan pupil anisokor
 Perdarahan eksternal massif. Pemberian perawatan lapangan
intensif itu ditujukan bagi korban yang mempunyai kemingkinan
hidup lebih besar, sehingga setelah perawatan di lapangan ini
penderita lebih dapat mentoleransi proses pemindahan ke Rumah
Sakit, dan lebih siap untuk menerima perawatan yang blebih
invasive. Triase ini korban dapat di kategorisasikan kembali dari
status” merah” menjadi “ kuning “ ( misalnya korban dengan
tension pneomotorax yang telah dipasang drain thoraks ( WSD ).
2) . Kuning, sebagai penanda korban yang memerlukan pengawasan ketat,
tetapi perawatan dapat ditunda sementara. Termasuk dalam kategori ini :
 Korban dengan resiko syok ( korban dengan gangguan jantung,
trauma abdomen )
 Fraktur multiple
 Fraktur femur / pelvis
 Luka bakar luas
 Gangguan kesadaran / trauma kepala
 Korban dengan status yang tidak jelas
3) . Hijau, sebagai penanda kelompok korban yang tidak memerlukan
pengobatan atau pemberian pengobatan dapat ditunda, mencaakup korban
yang mengalami:
 Fraktur minor
 Luka minor, luka bakar minor
 Korban dalam kategori ini, setelah pembalutan luka dan atau
pemasangan bidai dapat dipindahkan pada akhir operasi lapangan
 Korban dengan prognosis infaust, jika masih hidup pada akhir
operasi lapangan, juga akan dipindahkan ke fasilitas Kesehatan.
4) . Hitam, sebagai penanda korban yang telah meninggal dunia
Alur proses triase
a. Pasien datang diterima petugas ruang tindakan
b. Di ruang triase dilakukan anamneses dan pemeriksaan singkat dan
cepat ( selintas ) untuk menentukan derajat kegawatannya oleh perawat
dan mencatat waktu datang pasien
c. Bila jumlah penderita/ korban melebihi kapasitas ruangan Ruang
Tindakan, maka triase dapat dilakukan di luar ruang triase (di depan
Ruang Tindakan)
d. Penderita dibedakan menurut kegawatannya dan mendapat prioritas
pelayanan dengan urutan warna merah, kuning, hijau, hitam.
e. Pasien kategori triase merah dapat langsung diberikan pengobatan di
Ruang Tindakan. Tetapinbila memerlukan tindakan medis lebih lanjut
pasien dapat dirujuk ke Rumah Sakit setelah dilakukan stabilisasi
f. Pasien kategori triase kuning yang memerlukan tindakan medis lebih
lanjut dapat menunggu giliran setelah pasien kategori triase merah
selesai ditangani.
g. Pasien kategori triase hijau dapat dipindahkan ke rawat jalan atau bila
memungkinkan dapat dipulangkan
h. Pasien kategori triase hitam jika sudah dinyatakan meninggal
dikembalikam keluarga.

Anda mungkin juga menyukai