Anda di halaman 1dari 8

DINAS KESEHATAN KOTA KEDIRI

UPTD PUSKESMAS KOTA WILAYAH UTARA


Jalan Sam Ratulangi Nomor 12 (0354) 683227
Email : puskesmas.kotautara@gmail.com Webside : Puskesmaskotautara.wordpress.com

BAB I

DEFINISI

A. Latar Belakang

Triase merupakan suatu konsep pengkajian yang cepat dan terfokus dengan suatu
cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia,peralatan serta
fasilitas yang paling efisien dengan tujuan untuk memilih atau menggolongkan
semua pasien yang memerlukan pertolongan dan menetapkan prioritas
penanganannya. Triase merupakan usaha pemilahan korban sebelum ditangani
berdasarkan tingkat kegawat daruratan trauma atau penyakit dengan
mempertimbangkan prioritas penanganan dan sumber daya yang ada. Triase adalah
suatu sistem pembagian/klasifikasi prioritas klien berdasarkan berat ringannya
kondisi klien/ kegawatannya yang memerlukan tindakan segera. Dalam triase,
perawat dan dokter di puskesmas mempunyai batasan waktu (respon time) untuk
mengkaji keadaan dan memberikan intervensi yaitu < 5 menit.

B. Tujuan

Triase memiliki tujuan sebagai pedoman bagi dokter dan perawat puskesmas untuk
mengkaji secara cepat dan fokus dalam menangani pasien berdasarkan tingkat
kegawat daruratan, trauma, atau penyakit dengan mempertimbangkan penanganan
dan sumber daya yang ada.

C. Sasaran

Sasaran dari pedoman ini adalah semua tenaga kesehatan di UPTD Puskesmas
Kota Wilayah Utara baik dokter, perawat, ataupun bidan.
BAB II

RUANG LINGKUP

Triase diberlakukan sistem prioritas, penentuan/ penyeleksian mana yang harus


didahulukan mengenai penanganan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang
timbul dengan seleksi pasien berdasarkan :

a. Ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit.

b. Dapat mati dalam hitungan jam

c. Trauma ringan

d. Sudah meninggal

Pada umumnya penilaian pasien dalam triase di Puskesmas Kota Wilayah Utara
dapat dilakukan dengan :

a. Menilai tanda vital dan kondisi umum korban

b. Menilai kebutuhan medis

c. Menilai kemungkinan bertahan hidup

d. Menilai bantuan yang memungkinkan

e. Memprioritaskan penanganan definitive

f. Tag warna
BAB III

TATA LAKSANA

Triase adalah cara pemilahan penderita untuk menentukan prioritas penanganan


pasien berdasarkan tingkat kegawatanya dan masalah yang terjadi pada pasien.
Triase terutama dilakukan di ruang tindakan. Pelaksanaan Triase di dalam keadaan
sehari hari dilakukan oleh dokter dan atau perawat yang kompeten di ruang
tindakan. Sedangkan dalam keadaan bencana dilakukan oleh perawat dan dilakukan
di luar atau di depan gedung puskesmas.

Triase dilakukan untuk mengidentifikasi secara cepat korban yang membutuhkan


stabilisasi segera dan mengidentifikasi korban yang hanya dapat diselamatkan
dengan pembedahan darurat (life-saving surgery). Dalam aktivitasnya, digunakan
label pasien merah, hijau dan hitam sebagai kode identifikasi korban.

Proses dimulai ketika pasien masuk ke pintu Ruang Tindakan UPTD Puskesmas
Kota Wilayah Utara , perawat harus mulai memperkenalkan diri, kemudian
menanyakan riwayat singkat dan melakukan pengkajian serta pemeriksaan tanda-
tanda vital, misalnya melihat sekilas kearah pasien yang berada di brankar sebelum
mengarahkan ke ruang perawatan yang tepat.

Pengumpulan data subyektif harus dilakukan dengan cepat, tidak lebih dari 5 menit
karena pengkajian ini tidak termasuk pengkajian perawat penanggung jawab pasien.
Perawat dan dokter bertanggung jawab untuk menempatkan pasien di area
pengobatan yang tepat. Tanpa memikirkan dimana pasien pertamakali ditempatkan
setelah triase, setiap pasien tersebut harus dikaji ulang oleh perawat sedikitnya
setiap 30 menit.

Untuk pasien yang dikategorikan sebagai pasien yang mendesak atau gawat
darurat, pengkajian dilakukan setiap 1 menit. Setiap pengkajian ulang harus
didokumentasikan dalam rekam medis. Informasi baru akan mengubah kategorisasi
keakutan dan lokasi pasien di area pengobatan. Bila kondisi pasien ketika datang
sudah tampak tanda-tanda obyektif bahwa pasien mengalami gangguan pada
airway, breathing dan circulation, maka pasien ditangani dahulu. Pengkajian awal
hanya didasarkan atas data obyektif dan data subyektif sekunder dari pihak
keluarga. Setelah keadaan pasien membaik, data pengkajian kemudian dilengkapi
dengan data subyektif yang berasal langsung dari pasien.

Kategori triase

Kegawatan pasien berdasarkan skala triase :

a. Segera - Immediate (Warna Merah)

Pasien mengalami cedera mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat


hidup bila ditolong segera.

b. Tunda - Delayed (Warna Kuning)

Pasien memerlukan tindakan definitive tetapi tidak ada ancaman jiwa segera

c. Minimal (Warna Hijau)

Pasien mendapat cedera minimal, dapat berjalan dan menolong diri sendiri
atau mencari pertolongan

d. Expectant (Warna Hitam)

Pasien mengalami cedera mematikan dan akan meninggal meskipun


mendapat pertolongan

1. Merah, sebagai penanda korban yang membutuhkan stabilisasi segera dan


korban yang mengalami:

▪ Syok oleh berbagai kausa

▪ Gangguan pernapasan

▪ Trauma kepala dengan pupil anisokor

▪ Perdarahan eksternal massif. Pemberian perawatan lapangan intensif

ditujukan bagi korban yang mempunyai kemungkinan hidup lebih besar, sehingga
setelah perawatan di lapangan ini penderita lebih dapat mentoleransi proses
pemindahan ke Rumah Sakit, dan lebih siap untuk menerima perawatan yang lebih
invasif. Triase ini korban dapat dikategorisasikan kembali dari status “merah”
menjadi “kuning” (misalnya korban dengan tension pneumothorax yang telah
dipasang drain thoraks (WSD).

2. Kuning, sebagai penanda korban yang memerlukan pengawasan ketat, tetapi


perawatan dapat ditunda sementara. Termasuk dalam kategori ini:

▪ Korban dengan risiko syok (korban dengan gangguan jantung, trauma

abdomen)

▪ Fraktur multipel

▪ Fraktur femur / pelvis

▪ Luka bakar luas

▪ Gangguan kesadaran / trauma kepala

▪ Korban dengan status yang tidak jelas

Semua korban dalam kategori ini harus diberikan infus, pengawasan

ketat terhadap kemungkinan timbulnya komplikasi, dan diberikan

perawatan sesegera mungkin.

3. Hijau, sebagai penanda kelompok korban yang tidak memerlukan

pengobatan atau pemberian pengobatan dapat ditunda, mencakup

korban yang mengalami:

▪ Fraktur minor

▪ Luka minor, luka bakar minor

▪ Korban dalam kategori ini, setelah pembalutan luka dan atau

pemasangan bidai dapat dipindahkan pada akhir operasi lapangan.

▪ Korban dengan prognosis infaust, jika masih hidup pada akhir operasi

lapangan, juga akan dipindahkan ke fasilitas kesehatan.

4. Hitam, sebagai penanda korban yang telah meninggal dunia.


Alur proses triase

a. Pasien datang diterima petugas Ruang Tindakan

b. Di ruang triase dilakukan anamneses dan pemeriksaan singkat dan cepat


(selintas) untuk menentukan derajat kegawatannya oleh perawat dan
mencatat waktu datang pasien.

c. Bila jumlah penderita/ korban melebihi kapasitas ruangan Ruang Tindakan,


maka triase dapat dilakukan di luar ruang triase (di depan Ruang Tindakan)

d. Penderita dibedakan menurut kegawatannya dan mendapatkan prioritas


pelayanan dengan urutan warna merah, kuning, hijau, hitam:

e. Pasien kategori triage merah dapat langsung diberikan pengobatan di Ruang


Tindakan. Tetapi bila memerlukan tindakan medis lebih lanjut pasien dapat
dirujuk ke rumah sakit setelah dilakukan stabilisasi.

f. Pasien kategori triage kuning yang memerlukan tindakan medis lebih lanjut
dapat menunggu giliran setelah pasien kategori triage merah selesai
ditangani.

g. Pasien kategori triage hijau dapat dipindahkan ke rawat jalan atau bila
memungkinkan dapat dipulangkan.

h. Pasien kategori triage hitam jika sudah dinyatakan meninggal dikembalikan

keluarga.
BAB IV

DOKUMENTASI

Dokumentasi yang dijadikan bukti bahwa petugas sudah melakukan pemantauan


dengan tepat dan mengkomunikasikan perkembangan kepada tim kesehatan.

Pada tahap pengkajian, pada proses triase yang mencakup dokumentasi :

a. Waktu dan datangnya pasien

b. Keluhan utama

c. Pengkodean prioritas atau keakutan perawatan

d. Penentuan pemberi perawatan kesehatan yang tepat

e. Penempatan di area penanganan yang tepat

f. Permulaan intervensi.

Petugas Ruang Tindakan harus mengevaluasi secara kontinu perawatan

pasien berdasarkan hasil yang dapat diobservasi untuk penentuan perkembangan

pasien ke arah hasil dan tujuan serta harus mendokumentasikan respon pasien

terhadap intervensi pengobatan dan perkembangannya.

Proses dokumentasi triase menggunakan :

- Form Rekam Medis

Anda mungkin juga menyukai