Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PUSKESMAS KESEHATAN
PUSKESMAS TAMBARANA
Alamat: Jl.Trans Sulawesi, Desa Tokorondo Kec. Poso Pesisir Kab. Poso
Email : puskesmas.tokorondo@gmail.com

PANDUAN TRIASE PUSKESMAS TOKORONDO


BAB I

DEFENISI

A. Latar belakang
Triase merupakan suatu konsep pengkajan yang cepat dan terfokus dengan suatu
cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan serta fasilitas
yang paling efisien dengan tujuan untuk memilih atau menggolongkan semua pasien yang
memerlukan pertolongan dan penetapan prioritas penanganannnya. Triase merupakan
usaha pemilahan korban sebelum ditangani berdasarkan tingkat kegawat daruratan trauma
atau penyakit dengan mempertimbangkan prioritas penanganan dan sumber daya yang
ada .
Triase adalah suatu sistem pembagian /klasifikasi prioritas klien berdasarkan berat
ringannya kondisi klien /kegawatan yang memerlukan tindakan segera dan dokter di
Puskesmas mmempunyai batasan waktu (respon time) untuk mengkaji keadaan dan

memberikan intervensi yaitu ( 5 menit).


Kegiatan triase sangat diperlukan dalam pelayanan gawat darurat karena unit
gawat darurat sebagai pusat pelayanan kesehatan yang melayanai selama 24 jam penuh
seharusnya berfungsi untuk melayani kesehatan pada pasien yang bersifat gawat dan
darurat serta membutuhkan pertolongan segera untuk menghindari perkembangan
penyakit yang lebih parah dan dapat mengancam jiwa pasien. Namun dalam misi
sosialnya, Unit Gawat Darurat tidak diperkenankan untuk menolak pasien yang datang
dan membutuhkan pertolongan kesehatan meskipun pada kenyataannya bukan termasuk
dalam kriteria gawat dan/atau darurat.
Untuk itu diperlukan tatalaksana Triase yang lebih baik sehingga pelayanan
kesehatan untuk kasus-kasus gawat dan darurat tidak terganggu oleh pelayanan kasus-
kasus yang tidak gawat dan/atau darurat.
B. Tujuan
Triase memiliki tujuan sebagai pedoman bagi dokter dan perawat puskesmas
untuk mengkaji secara cepat dan fokus dalam menangani pasien berdasarkan tingkat
kegawat daruratan, trauma, atau penyakit dengan mempertimbangkan penanganan dan
sumber daya yang ada.

C. Sasaran
Sasaran dari pedoman ini adalaah semua tenaga kesehatan di Puskesmas
Tambarana baik dokter , perawat atau bidan.
BAB II

RUANG LINGKUP

Petugas Triase harus dapat menyelesaikan pasien sesuai dengan kondisi kegawat
daruratan sebagai prioritas pertama pelayanan kepada pasien sesuai dengan ketentuan yang ada
untuk pelayanan pasien gawat darurat yang berlaku dan tidak berdasarkan urutan kedatangan
pasien.

Triase diberlakukan sistem prioritas, penentuan/penyeleksian mana yang harus


didahulukan mengenai penanganan pada tingkat ancaman jiwa yang timbul dengan seleksi pasien
berdasarkan:

a. Ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit


b. Dapat mati dalam hitungan jam
c. Trauma ringan
d. Sudah meninggal
Pada umumnya penilaian pasien dalam triase pada Puskesmas Tambarana dapat dilakukan
dengan:

a. Menilai tanda vital dan kondisi umum korban


b. Menilai kebutuhan medis
c. Menilai kemungkinan bertahan hidup
d. Menilai bantuan yang memingkinkan
e. Memprioritaskan penanganan definitive
f. Tag warna

BAB III

TATA LAKSANA

Proses dimulai ketika pasien masuk ke pintu UGD Puskesmas Tambarana. Perawat harus
mulai memperkenalkan diri, kemudian menanyakan riwayat singkat dan melakukan pengkajian
serta pemeriksaan tanda-tanda vital, misalnya melihat sekilas kearah pasien yang berada di
brangkar sebelum mengarahkan keruangan yang tepat.

Tanda Triase haruslah mudah di jangkau dan bertanda jelas yang ditempelkan pada
dinding Bad pasien, untuk ukuran tempat harus memungkinkan untuk memeriksa pasien,
memberi privasi dan dapat dengan jelas melihat ke arah pintu masuk, selain itu juga aman bagi
petugas.

Pengumpulan data subjektif harus dilakukan dengan cepat, tidak lebih dari 5 menit karena
pengkajian ini tidak termasuk perawat penanggung jawab pasien, perawat dan dokter
bertanggung jawab menempatkan pasien di area pengobatan yang tepat. Tanpa memikirkan
dimana pasien pertama kali ditemukan setelah triase setiap pasien tersebut harus dikaji ulang oleh
perawat sedikitnya setiap 30 menit.

Untuk pasien yang dikategorikan sebagai pasien yang mendesak atau Gawat Darurat,
pengkajian dilakukan setiap 1 menit, setiap pengkajian ulang harus di dokumentasikan didalam
rekam medis, informasi baru akan mengubah kategorisasi kekuatan dan lokasi pasien diarea
pengobatan.
Bila kondisi pasien ketika datang sudah tampak tanda-tanda objektif bahwa pasien
mengalami gangguan pada Airway, Breathing dan Circulation, maka pasien ditangani dahulu.
Pengkajian awal hanya didasarkan atas data objektid dan data objektif sekunder dari pihak
keluarga, setelah keadaan pasien membaik, data pengkajian kemudian dilengkapi dengan data
subjektif yang berasal langsung dari pasien.

KATEGORI TRIASE

Kegawatan pasien berdasarkan Skala Triase:

a. Segera –Immediate (Warna Merah)


Pasien mengalami cidera mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat hidup bila
ditolong segera.
b. Tunda-Deleyed (Warna Kuning)
Pasien memerlukan tindakan definitive tetapi tidak ada ancaman jiwa segera
c. Minimal (Warna Hijau)
Pasien mendapatkan cedera minimal, dapat berjalan dan menolong diri sendiri atau
mencari pertolongan
d. Expactant (Warna Hitam)
Pasien mengalami cedera mematikan dan akan meninggal meskipun mendapatkan
pertolongan

ALUR PROSES TRIASE

a. Pasien datang diterima petugas UGD


b. Diruang Triase dilakukan Anamnesa dan pemeriksaan cepat ( selintas ) untuk menentukan
derajat kegawatan oleh perawat dan mencatat waktu datang pasien
c. Bila jumlah penderita/korban melebihi kapasitas ruangan UGD maka Triase dapat
dilakukan diluar ruangan Triase ( didepan UGD )
d. Penderita dibedakan menurut kegawatannya dan mendapatkan prioritas pelayanan dengan
urutan warna merah, kuning, hijau, hitam.
e. Pasien kategori Triase Merah dapat langsung diberikan pengobatan diruang tindakan
UGD, tetapi bila memerlukan tindakan medis lebih lanjut pasien dapat dirujuk ke Rumah
Sakit setelah dilakukan stabilisasi
f. Pasien dengan kategori Triase Kuning yang memerlukan tindakan medis lebih lanjut dapat
dipindahkan keruang observasi dan menunggu giliran setelah pasien kategori Triase
Merah selesai ditangani
g. Pasien kategori Triase Hijau dapat dipindahkan kerawat jalan atau bila memungkinkan
dapat dipulangkan
h. Pasien kategori Triase Hitam jika sudah dinyatakan meninggal dikembalikan ke keluarga
BAB IV

DOKUMENTASI

Dokumentasi yang dijadikan bukti bahwa petugas sudah melakukan pemantauan dengan tepat
dan mengkomunikasikan perkembangan kepada tim kesehatan.

Pada tahap pengkajian, pada proses Triase yang mencakup dokumentasi:

a. Waktu dan datangnya pasien


b. Keluhan utama
c. Pengkodean prioritas atau keakuratan rawatan
d. Penentuan pemberi perawatan kesehatan yang tepat
e. Penempatan diarea penanganan yang tepat
f. Pemulaan intervensi

Petugas UGD harus mengevaluasi secara kontinyu perawatan pasien berdasarkan hasil yang
dapat diobservasi untuk penentuan perkembangan kearah hasil dan tujuan serta harus
mendokumentasikan respon pasien terhadap intervensi pengobatan dan pengembangannya.

Proses dokumentasi Triase menggunakan:

 From Rekaman Medis


 Form Perkembangan Terintegrasi

Anda mungkin juga menyukai