Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN TRIASE

PUSKESMAS LENTENG
TAHUN 2023
BAB I

DEFINISI

A. Latar Belakang
Triase meropakan sesuatu konsep penhkajian yang cepat dan terfokus
dengan suatu cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia,
peralatan serta fasilitas yang paling efisien dengan tujuan untuk memilih atau
menggolongkan semua pasien yang memerlukan pertolongan dan menetapkan
prioritas penanganannya. Triase merupakan usaha pemilihan korban sebelum
ditangani berdasarkan tingkat kegawat daruratan trauma atau penyakit dengan
mempertimbangkan prioritas penanganan dan sumber daya yang ada. Triase
adalah suatu sistem pembagian/klasifikasi prioritas klien berdasarkan berat
ringannya kondisi klien/ kegawatannya yang memerlukan tindakan segera.
Dalam triase, perwat dan dokter di puskesmas mempunyai batasan waktu
(respon time) untuk mengkaji keadaan dan memberikan intervensi yaitu < 5
menit.

B. Tujuan
Triase memiliki tujuan sebagai pedoman bagi diokter dan perawat
puskesmas untuk mengkaji secara cepat dan fokus dalam menangani pasien
berdasarkan tingkat kegawat daruratan, trauma, atau penyakit dengan
mempertimbangkan penanganan dan sumber daya yang ada.

C. Sasaran
Sasaran dari pedoman ini adalah semua tenaga kesehatan di Puskesmas
Lenteng baik dokter, perawat ataupun bidan.
BAB II

RUANG LINGKUP

Triase diberlakukan sistem prioritas, penentuan/penyeleksian mana yang harus


didahulukan mengenai penanganan yang mengacu pad tingkat ancaman jiwa yang
timbul dengan seleksi pasien berdasarkan :

a. Ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit


b. Dapat mati dalam hitungan jam
c. Trauma ringan
d. Sudah meninggal

Pada umumnya penilaian pasien dalam triase di Puskesmas Lenteng dapat dilakuan
dengan :

a. Menilai tanda vital dan kondisi umum korban


b. Menilai kebutuhan medis
c. Menilai kemungkinan bertahan hidup
d. Menilai bantuan yang memungkinkan
e. Memprioritaskan penanganan definitive
f. Tag warna
BAB III

TATALAKSANA

Proses dimulai ketika pasien masuk ke pintu UGD Puskesmas Lenteng, perawat
harus mulai memperkenalkan diri, kemudian menanyakan riwayat singkat dan
melakukan pengkajian serta pemeriksaan tanda-tanda vital, misalnya melihat sekilas
kearah pasien yang berada di brankar sebelum mengarahkan ke ruang perawatan
yang tepat.

Pengumpulan data subyektif harus dilakukan dengan cepat, tidak lebih dari 5
menit karena pengkajian ini tidak termasuk pengkajian perwat penanggung jawab
pasien. Perawat dan dokter bertanggung jawab untuk menempatkan pasien di area
pengobatan yang tepat. Tanpa memikirkan dimana pasien pertamakali ditempatkan
setelah triase, setiap pasien tersebut harus dikaji ulang oleh perawat sedikitnya 30
menit

Untuk pasien yang dikatagorikan sebagai pasien yang mendesak atau gawat
darurat, pengkajian dilakukan setiap 1 menit. Setiap pengkajian ulang harus
didokumentasikan dala rekam medis. Informasi baru akan merubah katagorisasi
keakutan dan lokasi pasien di area pengobatan.

Bila kondisi pasien ketika datang sudah banyak tnda-tanda obyektif bahwa
pasien mengalami gangguan pada airway, breakhing dan circulation, maka pasien
ditangani dahulu. Pengkajian awal hanya didasarkan atas data obyektif dan data
subyektif sekunder dari pihak keluarga. Stelah keadaaan pasien membaik, data
pengkajian kemudian dilengkapi dengan data subyektif yang bersala langsung dari
pasien.

Katagori triase

Kegawatan pasien berdasarkan triase :

a. Segera –immediate (warna merah)


b. Tunda – delayed (warna kuning )
c. Minimal (warna hijau)
d. Xpechtant (warna hitam)
Segera- Immediate

pasien mengalami cidera mengancam kiwa yang kemungkinan besar dapat


hidup bila ditolong segera.

Tund- Delayed

Pasien memerlukan tindakan definitive tetapi tidak aada ancaman jiwa segera

Minimal

Pasien mendapat cedera minimal, minimal dapat berjalan dan menolong diri
sendiri atau mencari pertolongan.

Expectant

Pasien mengalami cedera mematikan dan akan meninggal meskipun mendapat


pertolongan.

Alur Proses Triase

1. Petugas menerima pasien di ruang Gawat Darurat


2. Petugas melakukan anamnesa secara langsung pada pasien atau melalui
pengantar pasien di ruang Gawat Darurat
3. Petugas yang terlatih memeriksa pasien secara singkat dan cepat ( selintas )
untuk menentukan tingkat kegawat daruratan
4. Petugas memberi kode tingkat kegawatan dengan menyalakan lampu berwarna-
warni :
 Merah : untuk pasien gawat darurat ( segera )
 Kuning : untuk pasien darurat tapi tidak gawat ( tunda)
 Hijau : untuk pasien tidak gawat dan tidak darurat ( aman )
 Hitam : untuk pasien yang meninggal
5. Pasien mendapatkan prioritas pelayanan dengan urutan warna :
merah,kuning,hijau,hitam
6. Petugas mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan tindakan yg telah dilakukan
di rekam medis
7. Petugas melakukan pengkajian ulang bila perlu karena status pasien bisa
berubah
8. Petugas merencanakan tindakan selanjutnya
BAB IV

DOKUMENTASI

Dokumentasi yang dijadikan bukti bahwa petugas sudah melakukan pemantauan


dengan tepat dan mengomunikasikan perkembangan kepada tim kesehatan.

Pada tahap pengkajian, pada proses triase yang mencangkup dokumentasi :

a. Waktu dan datangnya pasien


b. Keluhan utama
c. Pengkodean prioritas atau keakutan perawatan
d. Penentuan pemberi perawatan keehatan yang tepat
e. Penempatran di area penanganan yang tepat
f. Permulaan intervensi

Petugas IGD harus mengevaluasi secara kontinu perawatan pasien berdarakan


hasil yang dapat diobservasi untuk penentuan perkembangan pasien ke arah hasil dan
tujuan serta harus mendokumentasikan respon pasien terhadap intervensi pengobatan
dan perkembangannya.

Proses dokumentasi triase menggunakan:

- Form rekam medis


- Form perkembangan terintegrasi

Anda mungkin juga menyukai