Anda di halaman 1dari 5

PEDOMAN INTERNAL TRIASE

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


DINAS KESEHATAN
UPTD. PUSKESMAS GRAJAGAN
JI.Glagahagung no 05 Grajagan Purwoharjo Banyuwangi 68483
e-mail:pkm27grajagan27@gmail.com

PANDUAN
TRIASE PUSKESMAS GRAJAGAN

BAB I

DEFINISI
A.Latar Belakang
Triase merupakan suatu konsep pengkajian yang cepat dan terfokus dengan
suatu cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia,peralatan
serta fasilitas yang paling efisien dengan tujuan untuk memilih
ataumenggolongkan semua pasien yang memerlukan pertolongan dan
menetapkanprioritas penanganannya. Triase merupakan usaha pemilahan
korban sebelum ditangani berdasarkan tingkat kegawat daruratan trauma atau
penyakit denganmempertimbangkan prioritas penanganan dan sumber daya yang
ada. Triaseadalah suatu sistem pembagian/ klasifikasi prioritas klien berdasarkan
berat ringannya kondisi klien/ kegawatannya yang memerlukan tindakan segera.
Dalam triase, perawat dan dokter di puskesmas mempunyai batasan
waktu(respon time) untuk mengkaji keadaan dan memberikan intervensi yaitu < 5
menit.

B.Tujuan
Triase memiliki tujuan sebagai pedoman bagi dokter dan perawat puskesmas
untuk mengkaji secara cepat dan fokus dalam menangani pasien berdasarkan
tingkat kegawat daruratan, trauma, atau penyakit denganmempertimbangkan
penanganan dan sumber daya yang ada.

C.Sasaran
Sasaran dari pedoman ini adalah semua tenaga kesehatan di Puskesmas
Grajagan baik dokter, perawat, ataupun bidan.

BAB II

RUANG LINGKUP
Triase diberlakukan sistem prioritas, penentuan/ penyeleksian mana yang harus
didahulukan mengenai penanganan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa
yang
timbul dengan seleksi pasien berdasarkan :
a.Ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit.
b.Dapat mati dalam hitungan jam
c.Trauma ringan
d.Sudah meninggal
Pada umumnya penilaian pasien dalam triase di Puskesmas Grajagan dapat
dilakukan dengan :
a.Menilai tanda vital dan kondisi umum korban
b.Menilaikebutuhan medis
c.Menilai kemungkinan bertahan hidup
d.Menilai bantuan yang memungkinkan
e.Memprioritaskan penanganan definitive
f.Tag warna

BAB III

TATA LAKSANA
Triase adalah cara pemilahan penderita untuk menentukan prioritas penanganan
pasien berdasarkan tingkat kegawatanya dan masalah yang terjadi pada pasien .
Triase terutama dilakukan di ruang tindakan
.
Pelaksanaan Triase di dalam keadaan sehari hari dilakukan oleh dokter dan atau
perawat yang kompeten di ruang tindakan.
Sedangkan dalam keadaan bencana dilakukan oleh perawat dan dilakukan di luar
atau di depan gedung puskesmas.
Triase dilakukan untuk mengidentifikasi secara cepat korban yang membutuhkan
stabilisasi segera dan mengidentifikasi korban yang hanya dapat diselamatkan
dengan pembedahan darurat ( life-saving surgery). Dalam aktivitasnya,
digunakan label pasien
merah, hijau dan hitam sebagai kode identifikasi korban.
Proses dimulai ketika pasien masuk ke pintu Ruang Tindakan Puskesmas
Grajagan, perawat harus mulai memperkenalkan diri, kemudian menanyakan
riwayat singkat dan melakukan pengkajian serta pemeriksaan tanda-tanda vital,
misalnya melihat sekilas kearah pasien yang berada di brankar sebelum
mengarahkan
ke ruang perawatan yang tepat.
Pengumpulan data subyektif harus dilakukan dengan cepat, tidak lebih dari 5
menit karena pengkajian ini tidak termasuk pengkajian perawat penanggung
jawab pasien. Perawat dan dokter bertanggung jawab untuk menempatkan
pasien di area pengobatan yang tepat. Tanpa memikirkan dimana pasien
pertamakali ditempatkan setelah triase, setiap pasien tersebut harus dikaji ulang
oleh perawat sedikitnya setiap 30 menit.
Untuk pasien yang dikategorikan sebagai pasien yang mendesak atau gawat
darurat, pengkajian dilakukan setiap 1 menit.Setiap pengkajian ulang harus
didokumentasikan dalam rekam medis. Informasi baru akan mengubah
kategorisasi keakutan dan lokasi pasien di area pengobatan.
Bila kondisi pasien ketika datang sudah tampak tanda-tanda obyektif bahwa
pasien mengalami gangguan pada airway, breathing dan circulation, maka pasien
ditangani dahulu. Pengkajian awal hanya didasarkan atas data obyektif dan data
subyektif sekunder dari pihak keluarga. Setelah keadaan pasien membaik, data
pengkajian kemudian dilengkapi dengan data subyektif yang berasal langsung
dari pasien.

Kategori triase
Kegawatan pasien berdasarkan skala triase :
a.Segera - Immediate (Warna Merah)
Pasien mengalami cedera mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat hidup
bila ditolong segera.
b.Tunda - Delayed(Warna Kuning)
Pasien memerlukan tindakan definitive tetapi tidak ada ancaman jiwa segera
c. Minimal (Warna Hijau)
Pasien mendapat cedera minimal, dapat berjalan dan menolong diri sendiri atau
mencari pertolongan
d.Expectant (Warna Hitam)
Pasien mengalami cedera mematikan dan akan meninggal meskipun mendapat
pertolongan
1.Merah, sebagai penanda korban yang membutuhkan stabilisasi segera dan
korban yang mengalami:
▪ Syok oleh berbagai kausa
▪ Gangguan pernapasan
▪ Trauma kepala dengan pupil anisokor
▪ Perdarahan eksternal massif.
Pemberian perawatan lapangan intensif ditujukan bagi korban yang mempunyai
kemungkinan hidup lebih besar, sehingga setelah perawatan di lapangan ini
penderita lebih dapat mentoleransi proses pemindahan ke Rumah Sakit, dan lebih
siap untuk menerima perawatan yang lebih invasif. Triase ini korban dapat
dikategorisasikan kembali dari status “merah” menjadi “kuning” (misalnya korban
dengan tension pneumothorax yang telah dipasang drain thoraks (WSD).

2.Kuning, sebagai penanda korban yang memerlukan pengawasan ketat,tetapi


perawatan dapat ditunda sementara. Termasuk dalam kategori ini:
▪ Korban dengan risiko syok (korban dengan gangguan jantung, trauma
abdomen)
▪ Fraktur multipel
▪ Fraktur femur / pelvis
▪ Luka bakar luas
▪ Gangguan kesadaran / trauma kepala
▪ Korban dengan status yang tidak jelas
Semua korban dalam kategori ini harus diberikan infus, pengawasanketat
terhadap kemungkinan timbulnya komplikasi, dan diberikan perawatan sesegera
mungkin.

3.Hijau, sebagai penanda kelompok korban yang tidak memerlukan pengobatan


atau pemberian pengobatan dapat ditunda, mencakup korban yang mengalami:
▪ Fraktur minor
▪ Luka minor, luka bakar minor
▪ Korban dalam kategori ini, setelah pembalutan luka dan atau pemasangan bidai
dapat dipindahkan pada akhir operasi lapangan.
▪ Korban dengan prognosis infaust, jika masih hidup pada akhir operasi
lapangan, juga akan dipindahkan ke fasilitas kesehatan.

4.Hitam, sebagai penanda korban yang telah meninggal dunia.

Alur proses triase


a.Pasien datang diterima petugas Ruang Tindakan
b.Di ruang triase dilakukan anamneses dan pemeriksaan singkat dan cepat
(selintas) untuk menentukan derajat kegawatannya oleh perawat dan mencatat
waktu datang pasien.
c.Bila jumlah penderita/ korban melebihi kapasitas ruangan Ruang Tindakan,
maka triase dapat dilakukan di luar ruang triase (di depan Ruang Tindakan)
d.Penderita dibedakan menurut kegawatannya dan mendapatkan prioritas
pelayanan dengan urutan warna merah, kuning, hijau, hitam:
e.Pasien kategori triage merah dapat langsung diberikan pengobatan di
RuangTindakan. Tetapi bila memerlukan tindakan medis lebih lanjut pasien dapat
dirujuk ke rumah sakit setelah dilakukan stabilisasi.
f.Pasien kategori triage kuning yang memerlukan tindakan medis lebih lanjut
dapat menunggu giliran setelah pasien kategori triage merah selesai ditangani.
g.Pasien kategori triage hijau dapat dipindahkan ke rawat jalan atau bila
memungkinkan dapat dipulangkan.
h.Pasien kategori triage hitam jika sudah dinyatakan meninggal dikembalikan
keluarga.

BAB IV

DOKUMENTASI
Dokumentasi yang dijadikan bukti bahwa petugas sudah melakukan pemantauan
dengan tepat dan mengkomunikasikan perkembangan kepada tim kesehatan.
Pada tahap pengkajian, pada proses triase yang mencakup dokumentasi :
a.Waktu dan datangnya pasien
b.Keluhan utama
c.Pengkodean prioritas atau keakutan perawatan
d.Penentuan pemberi perawatan kesehatan yang tepat
e.Penempatan di area penanganan yang tepat
f.Permulaan intervensi.
Petugas Ruang Tindakan harus mengevaluasi secara kontinu perawatan pasien
berdasarkan hasil yang dapat diobservasi untuk penentuan perkembangan
pasien ke arah hasil dan tujuan serta harus mendokumentasikan respon pasien
terhadap intervensi pengobatan dan perkembangannya.Proses dokumentasi
triase menggunakan :
-Form Rekam Medis

Anda mungkin juga menyukai