Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK

DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK


DAN KELUARGA BERENCANA
PUSKESMAS TUGU
Jl.Raya Trenggalek-Ponorogo KM-07 Telp. (0355) 392350
TRENGGALEK (66352)

PANDUAN TRIASE PUSKESMAS TUGU

BAB I
DEFINISI

A. Definisi

Triase (triage) adalah sistem untuk menentukan pasien yang


diutamakan memperoleh penanganan medis terlebih dulu di
unit gawat darurat (UGD) berdasarkan tingkat keparahan
kondisinya.

Triase merupakan suatu konsep pengkajian yang cepat dan


terfokus dengan suatu cara yang memungkinkan pemanfaatan
sumber daya manusia, peralatan serta fasilitas yang paling
efisien dengan tujuan untuk memilih atau menggolongkan semua
pasien yang memerlukan pertolongan dan menetapkan prioritas
penanganannya. Triase merupakan usaha pemilahan korban
sebelum ditangani berdasarkan tingkat kegawat daruratan
trauma atau penyakit dengan mempertimbangkan prioritas
penanganan dan sumber daya yang ada. Triase adalah suatu
sistem pembagian/ klasifikasi prioritas klien berdasarkan berat
ringannya kondisi klien/ kegawatannya yang memerlukan
tindakan segera. Dalam triase, perawat dan dokter di puskesmas
mempunyai batasan waktu (respon time) untuk mengkaji
keadaan dan memberikan intervensi yaitu < 5 menit.

B. Tujuan

Triase memiliki tujuan sebagai pedoman bagi dokter dan


perawat puskesmas untuk mengkaji secara cepat dan fokus
dalam menangani pasien berdasarkan tingkat kegawat
daruratan, trauma, atau penyakit dengan mempertimbangkan
penanganan dan sumber daya yang ada.
C. Sasaran

Sasaran dari pedoman ini adalah semua tenaga kesehatan


di Puskesmas Tugu baik dokter, perawat, ataupun bidan.

BAB II
RUANG LINGKUP

D. Ruang lingkup

Triase diberlakukan sistem prioritas, penentuan/


penyeleksian mana yang harus didahulukan mengenai
penanganan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang
timbul dengan seleksi pasien berdasarkan :

a. Ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit.

b. Dapat mati dalam hitungan jam

c. Trauma ringan

d. Sudah meninggal

Pada umumnya penilaian pasien dalam triase di


Puskesmas Tugu dapat dilakukan dengan :
a. Menilai tanda vital dan kondisi umum korban

b. Menilai kebutuhan medis

c. Menilai kemungkinan bertahan hidup

d. Menilai bantuan yang memungkinkan

e. Memprioritaskan penanganan definitive

f. Tag warna
BAB III
TATA LAKSANA

E. Tata laksana

Triase adalah cara pemilahan penderita untuk menentukan


prioritas penanganan pasien berdasarkan tingkat kegawatanya
dan masalah yang terjadi pada pasien. Triase terutama
dilakukan di ruang tindakan. Pelaksanaan Triase di dalam
keadaan sehari hari dilakukan oleh dokter dan atau perawat
yang kompeten di ruang tindakan. Sedangkan dalam keadaan
bencana dilakukan oleh perawat dan dilakukan di luar atau di
depan gedung puskesmas.
Triase dilakukan untuk mengidentifikasi secara cepat korban
yang membutuhkan stabilisasi segera dan mengidentifikasi
korban yang hanya dapat diselamatkan dengan pembedahan
darurat (life-saving surgery). Dalam aktivitasnya, digunakan
label pasien merah, hijau dan hitam sebagai kode identifikasi
korban.
Proses dimulai ketika pasien masuk ke pintu Ruang
Tindakan Puskesmas Tugu, perawat harus mulai
memperkenalkan diri, kemudian menanyakan riwayat singkat
dan melakukan pengkajian serta pemeriksaan tanda-tanda vital,
misalnya melihat sekilas kearah pasien yang berada di brankar
sebelum mengarahkan ke ruang perawatan yang tepat.
Pengumpulan data subyektif harus dilakukan dengan cepat,
tidak lebih dari 5 menit karena pengkajian ini tidak termasuk
pengkajian perawat penanggung jawab pasien. Perawat dan
dokter bertanggung jawab untuk menempatkan pasien di area
pengobatan yang tepat. Tanpa memikirkan dimana pasien
pertamakali ditempatkan setelah triase, setiap pasien tersebut
harus dikaji ulang oleh perawat sedikitnya setiap 30 menit.

Untuk pasien yang dikategorikan sebagai pasien yang


mendesak atau gawat darurat, pengkajian dilakukan setiap 1
menit. Setiap pengkajian ulang harus didokumentasikan dalam
rekam medis. Informasi baru akan mengubah kategorisasi
keakutan dan lokasi pasien di area pengobatan.
Bila kondisi pasien ketika datang sudah tampak tanda-tanda
obyektif bahwa pasien mengalami gangguan pada airway,
breathing dan circulation, maka pasien ditangani dahulu.
Pengkajian awal hanya didasarkan atas data obyektif dan data
subyektif sekunder dari pihak keluarga. Setelah keadaan pasien
membaik, data pengkajian kemudian dilengkapi dengan data
subyektif yang berasal langsung dari pasien.

F. Skala / Kategori triase

Kegawatan pasien berdasarkan skala triase :

1. Segera - Immediate (Warna Merah)

Pasien mengalami cedera mengancam jiwa yang


kemungkinan besar dapat hidup bila ditolong segera atau
pasien yang memerlukan resusitasi dan stabilisasi.
a. Gangguan jantung yang mengancam.

b. Gangguan pernafasan.

c. Syock oleh berbagai causa.

d. Trauma kepala dengan pupil anisokor.

e. Perdarahan eksternal massif.

f. Luka bakar > 50 % atau luka bakar didaerah thorak.


g. Tension pneumothoraks.

2. Tunda - Delayed (Warna Kuning)

Pasien memerlukan tindakan definitive tetapi tidak ada


ancaman jiwa segera dan perawatan dapat ditunda sementara
a. Pasien dengan resiko syock (pasien dengan gangguan
jantung , trauma abdomen berat).
b. Fraktur multiple

c. Fraktur femur / pelvis.


d. Luka bakar derajat II dan III.

e. Gangguan kesadaran / trauma kepala.

f. Pasien dengan status yang tidak jelas.

3. Minimal - (Warna Hijau)

Pasien mendapat cedera minimal, dapat berjalan dan


menolong diri sendiri atau mencari pertolongan.
a. Fraktur minor.

b. Luka minor dan luka bakar minor.

c. Medical /non bedah.

4. Expectant (Warna Hitam)

Pasien yang telah meninggal dunia.

G. Alur proses triase

1. Pasien datang diterima petugas Ruang Tindakan

2. Di ruang triase dilakukan anamnesa dan pemeriksaan


singkat dan cepat (selintas) untuk menentukan derajat
kegawatannya oleh perawat dan mencatat waktu datang
pasien.
3. Bila jumlah penderita/ korban melebihi kapasitas ruangan
Ruang Tindakan, maka triase dapat dilakukan di luar ruang
triase (di depan Ruang Tindakan)
4. Penderita dibedakan menurut kegawatannya dan
mendapatkan prioritas pelayanan dengan urutan warna
merah, kuning, hijau, hitam:
5. Pasien kategori triage merah dapat langsung diberikan
pengobatan di Ruang Tindakan. Tetapi bila memerlukan
tindakan medis lebih lanjut pasien dapat dirujuk ke rumah
sakit setelah dilakukan stabilisasi.
6. Pasien kategori triage kuning yang memerlukan tindakan
medis lebih lanjut dapat menunggu giliran setelah pasien
kategori triage merah selesai ditangani.
7. Pasien kategori triage hijau dapat dipindahkan ke rawat jalan
atau bila memungkinkan dapat dipulangkan.
8. Pasien kategori triage hitam jika sudah dinyatakan meninggal
dikembalikan keluarga.
BAB IV
DOKUMENTASI

H. Dokumentasi

Dokumentasi yang dijadikan bukti bahwa petugas sudah


melakukan pemantauan dengan tepat dan
mengkomunikasikan perkembangan kepada tim kesehatan.
Pada tahap pengkajian, pada proses triase yang mencakup
dokumentasi :

1. Waktu dan datangnya pasien

2. Keluhan utama

3. Pengkodean prioritas atau keakutan perawatan

4. Penentuan pemberi perawatan kesehatan yang tepat

5. Penempatan di area penanganan yang tepat

6. Permulaan intervensi

Petugas Ruang Tindakan harus mengevaluasi secara kontinu


perawatan pasien berdasarkan hasil yang dapat diobservasi
untuk penentuan perkembangan pasien ke arah hasil dan
tujuan serta harus mendokumentasikan respon pasien terhadap
intervensi pengobatan dan perkembangannya. Proses
dokumentasi triase menggunakan Form Rekam Medis.

KEPALA PUSKESMAS
TUGU KABUPATEN
TRENGGALEK,

Dr. REZA SUZANA

Pembina
NIP. 19791127 201101 2
009

Anda mungkin juga menyukai