PANDUAN TRIASE UGD
DEDPDAD UDSHMAUCD DATE
TAHUN 2023ee
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS TAKALALA KECAMATAN MARIORIWAWO
‘TERAKREDITASI UTAMA
Alamat : JLH.A.Wana Takalala Telp. (0484) 421523
Website : www.pkmtakalala. kabsoppeng.go.id Email : puskesmastakalala@gmail.com
PANDUAN
‘TRIASE UPTD PUSKESMAS TAKALALA,
BABI
DEFINISI
A. Latar Belakang
‘Triase merupakan suatu konsep pengkajian yang cepat dan terfokus dengan.
suatu cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan
serta fasilitas yang paling efisien dengan tujuan untuk memilih atau
menggolongkan semua pasien yang memerlukan pertolongan dan menetapkan
prioritas penanganannya. Trias
ditangani berdasarkan tingkat kegawat daruratan trauma atau penyakit dengan
merupakan usaha pemilahan korban sebelum
mempertimbangkan prioritas penanganan dan sumber daya yang ada. Triase
adalah suatu sistem pembagian/ klasifikasi prioritas klien berdasarkan berat
ringannya kondisi klien/ kegawatannya yang memerlukan tindakan segera.
Dalam triase, perawat dan dokter di puskesmas mempunyai batasan waktu
(respon time) untuk mengkaji keadaan dan memberikan intervensi yaitu < 5
menit
B, Tujuan
‘Triase memiliki tujuan sebagai pedoman bagi dokter dan perawat puskesmas
untuk mengkaji secara cepat dan fokus dalam menangani pasien berdasarkan
tingkat kegawat_daruratan, trauma, = atau——penyakit ~— dengan
mempertimbangkan penanganan dan sumber daya yang ada,
C. Sasaran
Sasaran dari pedoman ini adalah semua tenaga kesehatan di
UPTD Puskesmas Takalala baik dokter, perawat, ataupun bidan.BABII
RUANG LINGKUP
‘Triase diberlakukan sistem prioritas, penentuan/ penyeleksian mana yang
harus didahulukan mengenai penanganan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa
yang timbul dengan seleksi pasien berdasarkan :
a. Ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit.
b, Dapat mati dalam hitungan jam
cc. Trauma ringan
d. Sudah meninggal
Pada umumnya penilaian pasien dalam triase di UPTD Puskesmas Takalala
dapat dilakukan dengan :
@. Menilai tanda vital dan kondisi umum korban
b. Menilaikebutuhan medis
c, Menilai kemungkinan bertahan hidup
d. Menilai bantuan yang memungkinkan
¢. Memprioritaskan penanganan definiti
f. Tag warnaBAB III
TATA LAKSANA,
‘Triase adalah cara pemilahan penderita untuk menentukan__prioritas
penanganan pasien berdasarkan tingkat kegawatanya dan masalah yang terjadi pada
pasien. Triase terutama dilakukan di ruang tindakan. Pelaksanaan Triase didalam
keadaan sehari hari dilakukan oleh dokterdan atau perawat yang kompeten
di ruang tindakan. Sedangkan dalam keadaan bencana dilakukan oleh perawat
dan dilakukan di luar atau di depan gedung puskesmas.
Triase dilakukan untuk mengidentifikasi secara cepat korban yang
membutuhkan stabilisasi segera dan mengidentifikasi korban yang hanya dapat
diselamatkan dengan pembedahan darurat (life-saving surgery). Dalamaktivitasnya,
digunakan label pasien merah, hijau dan hitam sebagai kode identifikasi korban.
Proses dimulai ketika pasien masuk ke pintu Ruang Tindakan Puskesmas
‘Trenggalek, perawat harus mulai memperkenalkan diri, kemudian menanyakan
riwayat singkat dan melakukan pengkajian serta pemeriksaan tanda-tanda vital,
misalnya melihat sekilas kearah pasien yang berada di brankar sebelum
mengarahkan ke ruang perawatan yang tepat. Pengumpulan data subyektif harus
dilakukan dengan cepat, tidak lebih dari 5 menit karena pengkajian ini tidak
termasuk pengkajian perawat penanggung jawab pasien. Perawat dan dokter
bertanggung jawab untuk menempatkan pasien di area pengobatan yang tepat. Tanpa
memikirkan dimana pasien pertamakali ditempatkan setelah triase, setiap pasien
tersebut harus dikaji ulang oleh perawat sedikitnya setiap 30 menit. Untuk pasien
yang dikategorikan sebagai pasien yang mendesak atau gawat darurat, pengkajian
dilakukan setiap 1 menit. Setiap pengkajian ulang _harus didokumentasikan
dalam rekam medis, Informasi baru akan mengubah kategorisasi keakutan dan lokasi
pasien di area pengobatan. Bila kondisi pasien ketika datang sudah tampak tanda-
tanda obyektif bahwa pasien mengalami gangguan pada airway, breathing dan
circulation, maka pasien ditangani dahulu. Pengkajian awal hanya didasarkan atas
data obyektif dan data subyektif sekunder dari pihak keluarga. Setelah keadaan
pasien membaik, data pengkajian kemudian dilengkapi dengan data subyektif yang
berasal langsung dari pasien.
Kategori triase Kegawatan pasien berdasarkan skala triase :
1, Segera — Immediate ( Warna Merah }
Pasien mengalami cedera mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat
hidup bila ditolong segera.
2. Tunda ~ Delayed ( Warna Kuning )
Pasien memerlukan tindakan definitive tetapi tidak ada ancaman jiwa segera
3. Minimal ( Warna Hijau )
Pasien mendapat cedera minimal, dapat berjalan dan menolong diri sendiri
atau mencari pertolongan
4. Expectant (Warna Hitam )Pasien mengalami cedera mematikan dan akan meninggal meskipun
mendapat pertolongan
y
2)
3).
4)
Merah, sebagai penanda korban yang membutuhkan stabilisasi segera dan
korban yang mengalami
Syok oleh berbagai kausa
Gangguan pernapasan
‘Trauma kepala dengan pupil anisokor
Perdarahan eksternal massif. Pemberian perawatan lapangan intensif
itujukan bagi korban yang mempunyai kemungkinan hidup
lebihbesar, sehingga setelah perawatan di lapangan ini penderita
lebih dapat mentoleransi proses pemindahan ke Rumah Sakit, dan
lebih siap untuk menerima perawatan yang lebih invasif. Triase
ini korban dapat dikategorisasikan kembali dari status “merah”
menjadi “kuning” (misalnya korban dengan tension pneumothorax
yang telah dipasang drain thoraks (WSD).
Kuning, sebagai penanda korban yang memerlukan pengawasan ketat,
tetapi perawatan dapat ditunda sementara, Termasuk dalam kategori ini:
+ Korban dengan risiko syok (korban dengan gangguan jantung, trauma
abdomen)
Fraktur multipel
Fraktur femur / pelvis
Luka bakar Inas
‘Gangguan kesadaran / trauma kepala
+ Korban dengan status yang tidak jela
Hijau, sebagai penanda ‘kelompok korban yang tidak memerlukan
pengobatan atau pemberian pengobatan dapat ditunda, mencakup
korban yang meng@lami:
+ Fraktur minor
* Luka minor, luka bakar minor
* Korban dalam kategori ini, setelah pembalutan luka dan
atau pemasangan bidai dapat dipindahkan pada akhir operasi
lapangan.
* Korban dengan prognosis infaust, jika masih hidup pada akhir operasi
apangan, juga akan dipindahkan ke fasilitas kesehatan,
Hitam, sebagai penanda korban yang telah meninggal dunia.
Alur proses triase
a. Pasien datang diterima petugas Ruang Tindakan
b. Di ruang triase dilakukan anamneses dan pemeriksaan singkat dan
cepat (selintas) untuk menentukan derajat kegawatannya oleh
perawat dan mencatat waktu datang pasien.
¢. Bila jumlah penderita/ korban melebihi kapasitas ruangan Ruang
Tindakan, maka triase dapat dilakukan di luar ruang triase (di depan
Ruang Tindakan).
d. Penderita dibedakan menurut kegawatannya dan mendapatkan
prioritas pelayanan dengan urutan wama merah, kuning, hijau,
hitam.
e. Pasien kategori triage merah dapat langsung diberikan pengobatan di
Ruang Tindakan. Tetapi bila memeriukan tindakan medis iebih ianjut
pasien dapat dirujuk ke rumah sakit setelah dilakukan stabilisasi.
£ Pasien kategori triage kuning yang memerlukan tindakan medis lebih
lanjut dapat menunggu giliran setelah pasien kategori triage merah
selesai ditangani.
8 Pasien ‘kategori tiage ihijau dapat dipindahkan ke rawat
jalan atau bila memungkinkan dapat dipulangkan,
h. Pasien kategori triage hitam jika sudah dinyatakan meninggal
dikembalikan keluarga.