Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN TATA LAKSANA TRIASE

PUSKESMAS PURWOKERTO UTARA I

No. Dokumen : PDM/UKPP/01/I/2023


Tanggal Terbit : 7 Januari 2023
No. Revisi : 00

DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan Panduan Triase di Puskesmas
Purwokerto Utara I. Buku ini kami susun sebagai salah satu upaya untuk memberikan
acuan tentang pelayanan triase di Puskesmas Purwokerto Utara I.

Akreditas mempersyaratkan adanya pembuktian pelaksanaan seluruh kegiatan


pelayanan melalui dokumnetasi dan penelusuran, karena pada prinsip akreditasi,
seluruh kegiatan harus tertulis dan apa yang tertulis dan apa yang tertulis harus
dikerjakan dengan sesuai. Buku ini berisi acuan yang digunakan dalam pemberian
pelayanan di RGD Puskesmas Purwokerto Utara I.

Pada kesempatan ini perkenankan saya untuk menyampaikan ucapan terima


kasih kepada teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan dokumen ini.

Semoga buku ini dapat memberikan kemudahan dalam memberikan pelayanan


kepada pasien di Puskesmas Purwokerto Utara I.

Mengesahkan,

Kepala Puskesmas Purwokerto Utara I

drg. Tri Handayaningsih


NIP. 19670407 199402 2 001
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………ii

BAB I DEFISINI………………………………………………………………………..1

A. Latar Belakang………………………………………………………………1

B. Tujuan………………………………………………………………………...1

C. Sasaran………………………………………………………………………1

BAB II RUANG LINGKUP……………………………………………………………..2

BAB III TATA LAKSANA………………………………………………………………3

BAB IV DOKUMENTASI………………………………………………………………7
BAB I

DEFINISI

A. Latar Belakang

Triase merupakan suatu konsep pengkajian yang cepat dan terfokus dengan
suatu cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan serta
fasilitas yang paling efisien dengan tujuan untuk memilih atau menggolongkan semua
pasien yang memerlukan pertolongan dan menetapkan prioritas penanganannya.
Triase merupakan usaha pemilahan korban sebelum ditangani berdasarkan tingkat
kegawat daruratan trauma atau penyakit dengan mempertimbangkan prioritas
penanganan dan sumber daya yang ada.

Triase adalah suatu sistem pembagian/ klasifikasi prioritas klien berdasarkan


berat ringannya kondisi klien/ kegawatannya yang memerlukan tindakan segera.
Dalam triase, perawat dan dokter di puskesmas mempunyai batasan waktu respon
time) untuk mengkaji keadaan dan memberikan intervensi yaitu < 5 menit.

B. Tujuan

Triase memiliki tujuan sebagai pedoman bagi dokter dan perawat puskesmas
untuk mengkaji secara cepat dan fokus dalam menangani pasien berdasarkan tingkat
kegawat daruratan, trauma, atau penyakit dengan mempertimbangkan penanganan
dan sumber daya yang ada.

C. Sasaran

Sasaran dari pedoman ini adalah semua tenaga kesehatan di Puskesmas


Purwokerto Utara I baik dokter, perawat, ataupun bidan.
BAB II

RUANG LINGKUP

Triase diberlakukan sistem prioritas, penentuan/ penyeleksian mana yang


harus didahulukan mengenai penanganan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa
yang

timbul dengan seleksi pasien berdasarkan :

a. Ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit.

b. Dapat mati dalam hitungan jam

c. Trauma ringan

d. Sudah meninggal

Pada umumnya penilaian pasien dalam triase di Puskesmas Purwokerto Utara


I dapat dilakukan dengan :

a. Menilai tanda vital dan kondisi umum korban

b. Menilai kebutuhan medis

c. Menilai kemungkinan bertahan hidup

d. Menilai bantuan yang memungkinkan

e. Memprioritaskan penanganan definitive

f. Tag warna
BAB III

TATA LAKSANA

Triase adalah cara pemilahan penderita untuk menentukan prioritas


penanganan pasien berdasarkan tingkat kegawatanya dan masalah yang terjadi
pada pasien. Triase terutama dilakukan di ruang tindakan. Pelaksanaan Triase di
dalam keadaan sehari hari dilakukan oleh dokter dan atau perawat yang kompeten di
ruang tindakan. Sedangkan dalam keadaan bencana dilakukan oleh perawat dan
dilakukan di luar atau di depan gedung puskesmas.

Triase dilakukan untuk mengidentifikasi secara cepat korban yang


membutuhkan stabilisasi segera dan mengidentifikasi korban yang hanya dapat
diselamatkan dengan pembedahan darurat (life-saving surgery). Dalam aktivitasnya,
digunakan label pasien merah, hijau dan hitam sebagai kode identifikasi korban.

Proses dimulai ketika pasien masuk ke pintu Ruang Tindakan Puskesmas


Puskesmas Purwokerto Utara I, perawat harus mulai memperkenalkan diri, kemudian
menanyakan riwayat singkat dan melakukan pengkajian serta pemeriksaan tanda-
tanda vital, misalnya melihat sekilas kearah pasien yang berada di brankar sebelum
mengarahkan ke ruang perawatan yang tepat.

Pengumpulan data subyektif harus dilakukan dengan cepat, tidak lebih dari 5
menit karena pengkajian ini tidak termasuk pengkajian perawat penanggung jawab
pasien. Perawat dan dokter bertanggung jawab untuk menempatkan pasien di area
pengobatan yang tepat. Tanpa memikirkan dimana pasien pertamakali ditempatkan
setelah triase, setiap pasien tersebut harus dikaji ulang oleh perawat sedikitnya
setiap 30 menit.

Untuk pasien yang dikategorikan sebagai pasien yang mendesak atau gawat
darurat, pengkajian dilakukan setiap 1 menit. Setiap pengkajian ulang harus
didokumentasikan dalam rekam medis. Informasi baru akan mengubah kategorisasi
keakutan dan lokasi pasien di area pengobatan.
Bila kondisi pasien ketika datang sudah tampak tanda-tanda obyektif bahwa
pasien mengalami gangguan pada airway, breathing dan circulation, maka pasien
ditangani dahulu. Pengkajian awal hanya didasarkan atas data obyektif dan data
subyektif sekunder dari pihak keluarga. Setelah keadaan pasien membaik, data
pengkajian kemudian dilengkapi dengan data subyektif yang berasal langsung dari
pasien.

Kategori triase

Kegawatan pasien berdasarkan skala triase:

a. Segera Immediate (Warna Merah)


Pasien mengalami cedera mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat
hidup bila ditolong segera.
b. Tunda - Delayed (Warna Kuning)
Pasien memerlukan tindakan definitive tetapi tidak ada ancaman jiwa
segera
c. Minimal (Warna Hijau)
Pasien mendapat cedera minimal, dapat berjalan dan menolong diri sendiri
atau mencari pertolongan
d. Expectant (Warna Hitam)
Pasien mengalami cedera mematikan dan akan meninggal meskipun
mendapat pertolongan

1. Merah, sebagai penanda korban yang membutuhkan stabilisasi segera dan


korban yang mengalami:
 Syok oleh berbagai kausa
 Gangguan pernapasan
 Trauma kepala dengan pupil anisokor
 Perdarahan eksternal massif. Pemberian perawatan lapangan intensif
ditujukan bagi korban yang mempunyai kemungkinan hidup lebih besar,
sehingga setelah perawatan di lapangan ini penderita lebih dapat
mentoleransi proses pemindahan ke Rumah Sakit, dan lebih siap untuk
menerima perawatan yang lebih invasif. Triase ini korban dapat
dikategorisasikan kembali dari status "merah" menjadi "kuning" (misalnya
korban dengan tension pneumothorax yang telah dipasang drain thoraks
(WSD).
2. Kuning, sebagai penanda korban yang memerlukan pengawasan ketat, tetapi
perawatan dapat ditunda sementara. Termasuk dalam kategori ini:
 Korban dengan risiko syok (korban dengan gangguan jantung, trauma
abdomen)
 Fraktur multiple
 Fraktur femur / pelvis
 Luka bakar luas
 Gangguan kesadaran / trauma kepala
 Korban dengan status yang tidak jelas

Semua korban dalam kategori ini harus diberikan infus, pengawasan ketat
terhadap kemungkinan timbulnya komplikasi, dan diberikan perawatan
sesegera mungkin.

3. Hijau, sebagai penanda kelompok korban yang tidak memerlukan pengobatan


atau pemberian pengobatan dapat ditunda, mencakup korban yang
mengalami:
 Fraktur minor
 Luka minor, luka bakar minor
 Korban dalam kategori ini, setelah pembalutan luka dan atau pemasangan
bidai dapat dipindahkan pada akhir operasi lapangan.
 Korban dengan prognosis infaust, jika masih hidup pada akhir operasi
 lapangan, juga akan dipindahkan ke fasilitas kesehatan.
4. Hitam, sebagai penanda korban yang telah meninggal dunia.
Alur proses triase

a. Pasien datang diterima petugas Ruang Tindakan


b. Di ruang triase dilakukan anamneses dan pemeriksaan singkat dan cepat (selintas)
untuk menentukan derajat kegawatannya oleh perawat dan mencatat waktu datang
pasien.
c. Bila jumlah penderita/ korban melebihi kapasitas ruangan Ruang Tindakan, maka
triase dapat dilakukan di luar ruang triase (di depan Ruang Tindakan)
d. Penderita dibedakan menurut kegawatannya dan mendapatkan prioritas pelayanan
dengan urutan warna merah, kuning, hijau, hitam:
e. Pasien kategori triage merah dapat langsung diberikan pengobatan di Ruang
Tindakan. Tetapi bila memerlukan tindakan medis lebih lanjut pasien dapat dirujuk
ke rumah sakit setelah dilakukan stabilisasi.
f. Pasien kategori triage kuning yang memerlukan tindakan medis lebih lanjut dapat
menunggu giliran setelah pasien kategori triage merah selesai ditangani.
g. Pasien kategori triage hijau dapat dipindahkan ke rawat jalan atau bila
memungkinkan dapat dipulangkan.
h. Pasien kategori triage hitam jika sudah dinyatakan meninggal dikembalikan
keluarga.
BAB IV

DOKUMENTASI

Dokumentasi yang dijadikan bukti bahwa petugas sudah melakukan pemantauan


dengan tepat dan mengkomunikasikan perkembangan kepada tim kesehatan.

Pada tahap pengkajian, pada proses triase yang mencakup dokumentasi :

a. Waktu dan datangnya pasien


b. Keluhan utama
c. Pengkodean prioritas atau keakutan perawatan
d. Penentuan pemberi perawatan kesehatan yang tepat
e. Penempatan di area penanganan yang tepat
f. Permulaan intervensi.
Petugas Ruang Tindakan harus mengevaluasi secara kontinu perawatan pasien
berdasarkan hasil yang dapat diobservasi untuk penentuan perkembangan pasien
ke arah hasil dan tujuan serta harus mendokumentasikan respon pasien terhadap
intervensi pengobatan dan perkembangannya.
Proses dokumentasi triase menggunakan:
- Form TRIASE RGD

Anda mungkin juga menyukai