Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KABUPATEN............

4
DINAS KESEHATAN
LOGO UPTD PUSKESMAS.........................3 LOGO
Alamat : PUSKESMAS1
PEMDA2
.............................................5
Telp...............6 , Email...........7

PEDOMAN TRIASE
PUSKESMAS.......................

BAB I

DEFINISI

A. Latar Belakang
Triase merupakan suatu konsep pengkajian yang cepat dan terfokus dengan suatu
cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan serta fasilitas
yang paling efisien dengan tujuan untuk memilih atau menggolongkan semua pasien yang
memerlukan pertolongan dan menetapkan prioritas penanganannya. Triase merupakan
usaha pemilahan korban sebelum ditangani berdasarkan tingkat kegawat daruratan
trauma atau penyakit dengan mempertimbangkan prioritas penanganan dan sumber daya
yang ada. Triase adalah suatu sistem pembagian/ klasifikasi prioritas klien berdasarkan
berat ringannya kondisi klien/ kegawatannya yang memerlukan tindakan segera. Dalam
triase, perawat dan dokter di puskesmas mempunyai batasan waktu (respon time) untuk
mengkaji keadaan dan memberikan intervensi yaitu < 5 menit.

B. Tujuan
Triase memiliki tujuan sebagai pedoman bagi dokter dan perawat puskesmas
untuk mengkaji secara cepat dan fokus dalam menangani pasien berdasarkan tingkat
kegawat daruratan, trauma, atau penyakit dengan mempertimbangkan penanganan dan
sumber daya yang ada.

C. Sasaran
Sasaran dari pedoman ini adalah semua tenaga kesehatan di Puskesmas............
baik dokter, perawat, ataupun bidan.
BAB II

RUANG LINGKUP

Triase diberlakukan sistem prioritas, penentuan/ penyeleksian mana yang harus


didahulukan mengenai penanganan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang
timbul dengan seleksi pasien berdasarkan :
a. Ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit.
b. Dapat mati dalam hitungan jam
c. Trauma ringan
d. Sudah meninggal

Pada umumnya penilaian pasien dalam triase di Puskesmas dapat dilakukan


dengan :
a. Menilai tanda vital dan kondisi umum korban
b. Menilai kebutuhan medis
c. Menilai kemungkinan bertahan hidup
d. Menilai bantuan yang memungkinkan
e. Memprioritaskan penanganan definitive
f. Tag warna
BAB III

TATA LAKSANA

Triase adalah cara pemilahan penderita untuk menentukan prioritas penanganan


pasien berdasarkan tingkat kegawatanya dan masalah yang terjadi pada pasien. Triase
terutama dilakukan di ruang tindakan. Pelaksanaan Triase di dalam keadaan sehari hari
dilakukan oleh dokter dan atau perawat yang kompeten di ruang tindakan. Sedangkan
dalam keadaan bencana dilakukan oleh perawat dan dilakukan di luar atau di depan
gedung puskesmas.
Triase dilakukan untuk mengidentifikasi secara cepat korban yang membutuhkan
stabilisasi segera dan mengidentifikasi korban yang hanya dapat diselamatkan dengan
pembedahan darurat (life-saving surgery). Dalam aktivitasnya, digunakan label pasien
merah, hijau dan hitam sebagai kode identifikasi korban.
Proses dimulai ketika pasien masuk ke pintu Ruang Tindakan Puskesmas,
perawat harus mulai memperkenalkan diri, kemudian menanyakan riwayat singkat dan
melakukan pengkajian serta pemeriksaan tanda-tanda vital, misalnya melihat sekilas
kearah pasien yang berada di brankar sebelum mengarahkan ke ruang perawatan yang
tepat.
Pengumpulan data subyektif harus dilakukan dengan cepat, tidak lebih dari 5
menit karena pengkajian ini tidak termasuk pengkajian perawat penanggung jawab
pasien. Perawat dan dokter bertanggung jawab untuk menempatkan pasien di area
pengobatan yang tepat. Tanpa memikirkan dimana pasien pertamakali ditempatkan
setelah triase, setiap pasien tersebut harus dikaji ulang oleh perawat sedikitnya setiap
30 menit.
Untuk pasien yang dikategorikan sebagai pasien yang mendesak atau gawat
darurat, pengkajian dilakukan setiap 1 menit. Setiap pengkajian ulang harus
didokumentasikan dalam rekam medis. Informasi baru akan mengubah kategorisasi
keakutan dan lokasi pasien di area pengobatan.
Bila kondisi pasien ketika datang sudah tampak tanda-tanda obyektif bahwa pasien
mengalami gangguan pada airway, breathing dan circulation, maka pasien ditangani
dahulu. Pengkajian awal hanya didasarkan atas data obyektif dan data subyektif
sekunder dari pihak keluarga. Setelah keadaan pasien membaik, data pengkajian
kemudian dilengkapi dengan data subyektif yang berasal langsung dari pasien.
Kategori triase
Kegawatan pasien berdasarkan skala triase :
a. Segera - Immediate (Warna Merah)

Pasien mengalami cedera mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat hidup
bila ditolong segera.

b. Tunda - Delayed (Warna Kuning)


Pasien memerlukan tindakan definitive tetapi tidak ada ancaman jiwa segera

c. Minimal (Warna Hijau)


Pasien mendapat cedera minimal, dapat berjalan dan menolong diri sendiri atau
mencari pertolongan

d. Expectant ( Warna Hitam)


Pasien mengalami cedera mematikan dan akan meninggal meskipun mendapat
pertolongan

1. Merah, sebagai penanda korban yang membutuhkan stabilisasi segera dan korban
yang mengalami:
 Syok oleh berbagai kausa
 Gangguan pernapasan
 Trauma kepala dengan pupil anisokor
 Perdarahan eksternal masif. Pemberian perawatan lapangan intensif ditujukan bagi
korban yang mempunyai kemungkinan hidup lebih besar, sehingga setelah
perawatan di lapangan ini penderita lebih dapat mentoleransi proses pemindahan ke
Rumah Sakit, dan lebih siap untuk menerima perawatan yang lebih invasif. Triase ini
korban dapat dikategorisasikan kembali dari status “merah” menjadi “kuning”
(misalnya korban dengan tension pneumothorax yang telah dipasang drain thoraks
(WSD).
2. Kuning, sebagai penanda korban yang memerlukan pengawasan ketat, tetapi
perawatan dapat ditunda sementara. Termasuk dalam kategori ini:
 Korban dengan risiko syok (korban dengan gangguan jantung, trauma abdomen)
 Fraktur multiple
 Fraktur femur / pelvis
 Luka bakar luas
 Gangguan kesadaran / trauma kepala
 Korban dengan status yang tidak jelas
Semua korban dalam kategori ini harus diberikan infus, pengawasan ketat terhadap
kemungkinan timbulnya komplikasi, dan diberikan perawatan sesegera mungkin.
3. Hijau, sebagai penanda kelompok korban yang tidak memerlukan pengobatan
atau pemberian pengobatan dapat ditunda, mencakup korban yang mengalami:
 Fraktur minor
 Luka minor, luka bakar minor
 Korban dalam kategori ini, setelah pembalutan luka dan atau pemasangan
bidai dapat dipindahkan pada akhir operasi lapangan.
 Korban dengan prognosis infaust, jika masih hidup pada akhir operasi lapangan,
juga akan dipindahkan ke fasilitas kesehatan.
4. Hitam, sebagai penanda korban yang telah meninggal dunia.

Alur proses triase


a. Pasien datang diterima petugas Ruang Tindakan
b. Di ruang triase dilakukan anamneses dan pemeriksaan singkat dan cepat (selintas)
untuk menentukan derajat kegawatannya oleh perawat dan mencatat waktu datang
pasien.
c. Bila jumlah penderita/ korban melebihi kapasitas ruangan Ruang Tindakan, maka triase
dapat dilakukan di luar ruang triase (di depan Ruang Tindakan)
d. Penderita dibedakan menurut kegawatannya dan mendapatkan prioritas pelayanan
dengan urutan warna merah, kuning, hijau, hitam:
e. Pasien kategori triage merah dapat langsung diberikan pengobatan di Ruang Tindakan.
Tetapi bila memerlukan tindakan medis lebih lanjut pasien dapat dirujuk ke rumah sakit
setelah dilakukan stabilisasi.
f. Pasien kategori triase kuning yang memerlukan tindakan medis lebih lanjut dapat
menunggu giliran setelah pasien kategori triage merah selesai ditangani.
g. Pasien kategori triase hijau dapat dipindahkan ke rawat jalan atau bila memungkinkan
dapat dipulangkan.
h. Pasien kategori triase hitam jika sudah dinyatakan meninggal dikembalikan keluarga
BAB IV

DOKUMENTASI

Dokumentasi yang dijadikan bukti bahwa petugas sudah melakukan pemantauan


dengan tepat dan mengkomunikasikan perkembangan kepada tim kesehatan.
Pada tahap pengkajian, pada proses triase yang mencakup dokumentasi :
a. Waktu dan datangnya pasien
b. Keluhan utama
c. Pengkodean prioritas atau keakutan perawatan
d. Penentuan pemberi perawatan kesehatan yang tepat
e. Penempatan di area penanganan yang tepat
f. Permulaan intervensi.
Petugas Ruang Tindakan harus mengevaluasi secara berkelanjutan perawatan
pasien berdasarkan hasil yang dapat diobservasi untuk penentuan perkembangan pasien
ke arah hasil dan tujuan serta harus mendokumentasikan respon pasien terhadap
intervensi pengobatan dan perkembangannya. Proses dokumentasi triase menggunakan
Form Rekam Medis.

Anda mungkin juga menyukai