Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN

TRIASE PUSKESMAS KRAKSAAN

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO


PUSKESMAS KRAKSAAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Alhamdullilah kami panjatkan syukur kehadiran ALLAH SWT, atas dasar rahmat
karuniannya,sehingga penyusunan panduan Triase Puskesmas Kraksaan ini dapat diselesaikan
dengan baik.
Panduan ini disusun dengan tujuan untuk menjadi acuan bagi seluruh aktifitas pelayanan Gawat
Darurat yang dilaksanakan di Puskesmas Puskesmas Kraksaan.sehingga pada akhirnya
pelayanan upaya kesehatan dapat mendukung pencapaian standar pelayanan minimal dalam
rangka peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
Kami menyadari penyusunan panduan ini masih jauh dari sempurna,untuk itu kritik,saran dan
masukan sangat kami harapkan sebagai bahan perbaikan semoga dengan tersusunya panduan ini
dapat bermanfaat bagi upaya peningkatan kualitas pelayanan Gawat Darurat di Puskesmas.

Kepala Puskesmas Kraksaan

dr. Heni Rahmawati


NIP.197303172006042016

DAFTAR ISI
Kata Pengantar
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Sasaran

BAB II RUANG LINGKUP

BAB III TATA LAKSANA


A. Katagori Triase
B. Klasifikasi Katagori Triase
C. Alur Proses Triase

BAB IV DOKUMENTASI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga Puskesmas Kraksaan Kabupaten
Probolinggo pada Tahun 2023 ini mendapat kesempatan untuk melaksanakan
akreditasi.
Akreditasi bagi Puskesmas Kraksaan Kabupaten Probolinggo sangatlah
penting untuk meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan bagi pasien serta
masyarakat. Untuk menunjang pelaksanaan akreditasi di Puskesmas Kraksaan
Kabupaten Probolinggo maka diperlukan panduan triase di Kraksaan Kabupaten
Probolinggo.
Harapan kami mudah mudahan panduan triase ini dapat memberi manfaat
bagi Puskesmas Kraksaan, sehingga akreditasi di Puskesmas Kraksaan Kabupaten
Probolinggo berjalan lancar dan menjadi Puskesmas yang lebih baik.

Kepala Puskesmas Kraksaan

dr. Heni Rahmawati


NIP.197303172006042016
BAB I
DEFINISI

A. Latar Belakang
Triase merupakan suatu konsep pengkajian yang cepat dan terfokus
dengan suatu cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia,
peralatan serta fasilitas yang paling efisien dengan tujuan untuk memilih atau
menggolongkan semua pasien yang memerlukan pertolongan dan menetapkan
prioritas penanganannya. Triase merupakan usaha pemilahan korban sebelum
ditangani berdasarkan tingkat kegawat daruratan trauma atau penyakit dengan
mempertimbangkan prioritas penanganan dan sumber daya yang ada. Triase
adalah suatu sistem pembagian/ klasifikasi prioritas klien berdasarkan berat
ringannya kondisi klien/ kegawatannya yang memerlukan tindakan segera.
Dalam triase, perawat dan dokter di puskesmas mempunyai batasan waktu
(respon time) untuk mengkaji keadaan dan memberikan intervensi yaitu < 5
menit.

B. Tujuan
Triase memiliki tujuan sebagai pedoman bagi dokter dan perawat
puskesmas untuk mengkaji secara cepat dan fokus dalam menangani pasien
berdasarkan tingkat kegawat daruratan, trauma, atau penyakit dengan
mempertimbangkan penanganan dan sumber daya yang ada.

C. Sasaran
Sasaran dari pedoman ini adalah semua tenaga kesehatan di Puskesmas
Kraksaan baik dokter, perawat, ataupun bidan.
BAB II
RUANG LINGKUP

Triase diberlakukan sistem prioritas, penentuan/ penyeleksian mana yang


harus didahulukan mengenai penanganan yang mengacu pada tingkat ancaman
jiwa yang timbul dengan seleksi pasien berdasarkan :
a. Ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit.
b. Dapat mati dalam hitungan jam
c. Trauma ringan
d. Sudah meninggal

Pada umumnya penilaian pasien dalam triase di Puskesmas Kraksaan dapat


dilakukan dengan :
a. Menilai tanda vital dan kondisi umum korban
b. Menilai kebutuhan medis
c. Menilai kemungkinan bertahan hidup
d. Menilai bantuan yang memungkinkan
e. Memprioritaskan penanganan definitive
f. Tag warna
BAB III
TATA LAKSANA

Triase adalah cara pemilahan penderita untuk menentukan prioritas


penanganan pasien berdasarkan tingkat kegawatanya dan masalah yang terjadi
pada pasien. Triase terutama dilakukan di ruang tindakan. Pelaksanaan Triase di
dalam keadaan sehari hari dilakukan oleh dokter dan atau perawat yang kompeten
di ruang tindakan. Sedangkan dalam keadaan bencana dilakukan oleh perawat dan
dilakukan di luar atau di depan gedung puskesmas.
Triase dilakukan untuk mengidentifikasi secara cepat korban yang
membutuhkan stabilisasi segera dan mengidentifikasi korban yang hanya dapat
diselamatkan dengan pembedahan darurat (life-saving surgery). Dalam
aktivitasnya, digunakan label pasien merah, hijau dan hitam sebagai kode
identifikasi korban.
Proses dimulai ketika pasien masuk ke pintu Ruang Tindakan Puskesmas
Kraksaan, perawat harus mulai memperkenalkan diri, kemudian menanyakan
riwayat singkat dan melakukan pengkajian serta pemeriksaan tanda-tanda vital,
misalnya melihat sekilas kearah pasien yang berada di brankar sebelum
mengarahkan ke ruang perawatan yang tepat.
Pengumpulan data subyektif harus dilakukan dengan cepat, tidak lebih dari
5 menit karena pengkajian ini tidak termasuk pengkajian perawat penanggung
jawab pasien. Perawat dan dokter bertanggung jawab untuk menempatkan pasien
di area pengobatan yang tepat. Tanpa memikirkan dimana pasien pertamakali
ditempatkan setelah triase, setiap pasien tersebut harus dikaji ulang oleh perawat
sedikitnya setiap 30 menit.
Untuk pasien yang dikategorikan sebagai pasien yang mendesak atau gawat
darurat, pengkajian dilakukan setiap 1 menit. Setiap pengkajian ulang harus
didokumentasikan dalam rekam medis. Informasi baru akan mengubah
kategorisasi keakutan dan lokasi pasien di area pengobatan.
Bila kondisi pasien ketika datang sudah tampak tanda-tanda obyektif bahwa
pasien mengalami gangguan pada airway, breathing dan circulation, maka pasien
ditangani dahulu. Pengkajian awal hanya didasarkan atas data obyektif dan data
subyektif sekunder dari pihak keluarga. Setelah keadaan pasien membaik, data
pengkajian kemudian dilengkapi dengan data subyektif yang berasal langsung
dari pasien.
A. Kategori Triase
Kegawatan pasien berdasarkan skala triase :
1. Segera - Immediate (Warna Merah)
2. Tunda - Delayed (Warna Kuning)
3. Minimal (Warna Hijau)
4. Expectant (Warna Hitam)

B. Klasifikasi Kategori Triase


1. Segera - Immediate (Warna Merah)
Pasien mengalami cedera mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat
hidup bila ditolong segera.

2. Tunda - Delayed (Warna Kuning)


Pasien memerlukan tindakan definitive tetapi tidak ada ancaman jiwa
segera

3. Minimal (Warna Hijau)


Pasien mendapat cedera minimal, dapat berjalan dengan menolong diri sendiri
atau mencari pertolongan

4. Expectant (Warna Hitam)


Pasien mengalami cedera mematikan dan akan meninggal meskipun
mendapat pertolongan

C. Alur Proses Triase


a. Pasien datang diterima petugas UGD
b. Di ruang triase dilakukan anamneses dan pemeriksaan singkat dan cepat
(selintas) untuk menentukan derajat kegawatannya oleh perawat dan mencatat
waktu datang pasien.
c. Bila jumlah penderita/ korban melebihi kapasitas ruangan UGD, maka triase
dapat dilakukan di luar ruang triase (di depan UGD)
d. Penderita dibedakan menurut kegawatannya dan mendapatkan prioritas
pelayanan dengan urutan warna merah, kuning, hijau, hitam.
e. Pasien kategori triase merah dapat langsung diberikan pengobatan pada bed 1
dekat dengan petugas di Ruang Tindakan. Tetapi bila memerlukan tindakan
medis lebih lanjut pasien dapat dirujuk ke rumah sakit setelah dilakukan
stabilisasi.
f. Pasien kategori triase kuning yang memerlukan tindakan medis lebih lanjut
dapat menempati bed 2 menunggu giliran pasien kategori triase merah selesai
ditangani.
g. Pasien kategori triase hijau dapat menempati bed 3, dan bila kondisi membaik
akan dialihkan kepada rawat jalan atau bila memungkinkan dapat
dipulangkan.
h. Pasien kategori triase hitam jika sudah dinyatakan meninggal dikembalikan
kepada keluarga dan petugas memberikan penjelasan kepada keluarga.
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi yang dijadikan bukti bahwa petugas sudah melakukan


pemantauan dengan tepat dan mengkomunikasikan perkembangan kepada tim
kesehatan.
Pada tahap pengkajian, pada proses triase yang mencakup dokumentasi :
a. Waktu dan datangnya pasien.
b. Keluhan utama.
c. Pengkodean prioritas atau keakutan perawatan.
d. Penentuan pemberi perawatan kesehatan yang tepat.
e. Penempatan di area penanganan yang tepat.
f. Permulaan intervensi.

Petugas UGD harus mengevaluasi secara kontinu perawatan pasien


berdasarkan hasil yang dapat diobservasi untuk penentuan perkembangan pasien
ke arah hasil dan tujuan serta harus mendokumentasikan respon pasien terhadap
intervensi pengobatan dan perkembangannya.
Proses dokumentasi triase menggunakan :
a. Form rekam medis
b. Form perkembangan terintegrasi.

Anda mungkin juga menyukai