Namun pada saat ini masih belum memenuhi apa yang di harapkan, beberapa penyebab antara
lain belum adanya Pedoman Triase Ruangan Pelayanan Tindakan Medis yang dapat dijadikan
tolak ukur. Oleh karena itu dalam upaya meningkatkan kualitas maka disusunlah pedoman
triase, pedoman ini berisi kriteria-kriteria pemilihan pasien berdasarkan berat ringanya, juga
akan memiliki mutu efektivitas serta efisiensi sesuai dengan yang diharapkan.
Para tenaga kesehatan harus menerapkan pedoman ini, agar supaya Klinik Rawat Inap Husada
dapat menjaga mutu Pelayanan Tindakan Medis.
Mengetahui,
Pimpinan Klinik Rawat Inap Husada Pelaksana
A. Latar Belakang
Triase merupakan suatu konsep pengkajian yang cepat dan terfokus dengan suatu
cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan serta fasilitas
yang paling efisien dengan tujuan untuk memilih atau menggolongkan semua pasien
yang memerlukan pertolongan dan menetapkan prioritas penanganannya. Triase
merupakan usaha pemilahan korban sebelum ditangani berdasarkan tingkat kegawat
daruratan trauma atau penyakit dengan mempertimbangkan prioritas penanganan dan
sumber daya yang ada. Triase adalah suatu sistem pembagian/ klasifikasi prioritas klien
berdasarkan berat ringannya kondisi klien/ kegawatannya yang memerlukan tindakan
segera. Dalam triase, perawat dan dokter di puskesmas mempunyai batasan waktu
(respon time) untuk mengkaji keadaan dan memberikan intervensi yaitu < 5 menit.
B. Tujuan
Triase memiliki tujuan sebagai pedoman bagi dokter dan perawat puskesmas
untuk mengkaji secara cepat dan fokus dalam menangani pasien berdasarkan tingkat
kegawat daruratan, trauma, atau penyakit dengan mempertimbangkan penanganan dan
sumber daya yang ada.
C. Sasaran
Sasaran dari pedoman ini adalah semua tenaga kesehatan di Puskesmas
Kedaloman baik dokter, perawat, ataupun bidan.
BAB II
RUANG LINGKUP
Proses dimulai ketika pasien masuk ke pintu UGD Klinik Rawat Inap Husada,
perawat harus mulai memperkenalkan diri, kemudian menanyakan riwayat singkat dan
melakukan pengkajian serta pemeriksaan tanda-tanda vital, misalnya melihat sekilas
kearah pasien yang berada di brankar sebelum mengarahkan ke ruang perawatan yang tepat.
Pengumpulan data subyektif harus dilakukan dengan cepat, tidak lebih dari 5 menit
karena pengkajian ini tidak termasuk pengkajian perawat penanggung jawab pasien.
Perawat dan dokter bertanggung jawab untuk menempatkan pasien di area pengobatan
yang tepat. Tanpa memikirkan dimana pasien pertamakali ditempatkan setelah triase,
setiap pasien tersebut harus dikaji ulang oleh perawat sedikitnya setiap 30 menit.
Untuk pasien yang dikategorikan sebagai pasien yang mendesak atau gawat
darurat, pengkajian dilakukan setiap 1 menit. Setiap pengkajian ulang harus
didokumentasikan dalam rekam medis. Informasi baru akan mengubah kategorisasi
keakutan dan lokasi pasien di area pengobatan.
Bila kondisi pasien ketika datang sudah tampak tanda-tanda obyektif bahwa pasien
mengalami gangguan pada airway, breathing dan circulation, maka pasien ditangani
dahulu. Pengkajian awal hanya didasarkan atas data obyektif dan data subyektif sekunder
dari pihak keluarga. Setelah keadaan pasien membaik, data pengkajian kemudian
dilengkapi dengan data subyektif yang berasal langsung dari pasien.
Kategori triase
Segera - Immediate
Pasien mengalami cedera mengancam kiwa yang kemungkinan besar dapat hidup
bila ditolong segera.
Tunda - Delayed
Pasien memerlukan tindakan definitive tetapi tidak ada ancaman jiwa segera.
Minimal
Pasien mendapat edera minimal, dapat berjalan dan menolong diri sendiri atau
mencari pertolongan.
Expectant
Pasien mengalami cedera mematikan dan akan meninggal meskipun mendapat
pertolongan.
Petugas IGD harus mengevaluasi secara kontinu perawatan pasien berdasarkan hasil
yang dapat diobservasi untuk penentuan perkembangan pasien ke arah hasil dan tujuan serta
harus mendokumentasikan respon pasien terhadap intervensi pengobatan dan
perkembangannya.
Proses dokumentasi triase menggunakan :
Pedoman ini adalah sebagai acuan dalam melaksanakan triase di Klinik Rawat Inap
Husada, Pelaksanaan Triase diharapkan sesuai dengan pedoman yang telah dibuat sehngga
dapat mengutamakan keselamatan pasien dan petugas. Keberhasilan triase bergantung pada
komitmen yang kuat dari semua pihak yang terkait termasuk pemenuhan sumber daya sarana
prasarana.