Anda di halaman 1dari 15

TRIAGE DI

INDONESIA
Definisi
Triase adalah proses pengambilan
keputusan yang kompleks dalam rangka
menentukan pasien mana yang berisiko
meninggal, berisiko mengalami kecacatan,
atau berisiko memburuk keadaan klinisnya
apabila tidak mendapatkan penanganan
medis segera, dan pasien mana yang
dapat dengan aman menunggu.
TRIAGE KANADA
Triase Kanada disebut dengan The Canadian
Triage and Acuity Scale (CTAS). Pertama kali
dikembangkan tahun 1990 oleh dokter yang
bergerak dibidang gawat darurat. Konsep awal
CTAS mengikuti konsep ATS, dimana prioritas
pasien disertai dengan waktu yang diperlukan
untuk mendapatkan penanganan awal. CTAS
juga dilengkapi dengan rangkuman keluhan
dan tanda klinis khusus untuk membantu
petugas melakukan identifikasi sindrom yang
dialami pasien dan menentukan level triase.
Metode CTAS juga mengharuskan
pengulangan triase (retriage) dalam jangka
waktu tertentu atau jika ada perubahan kondisi
pasien ketika dalam observasi. Pengambilan
keputusan dalam sistim CTAS berdasarkan
keluhan utama pasien, dan hasil pemeriksaan
tanda vital yang meliputi tingkat kesadaran,
nadi, pernafasan, tekanan darah, dan nyeri.
Penilaian dilakukan selama 2-5 menit, namun
bila pasien dianggap kategori CTAS 1 dan 2
maka harus segera dikirim ke area terapi.
Seperti ATS, CTAS juga membuat batasan
waktu berapa lama pasien dapat
menunggu penanganan medis awal.
Batasan waktu yang ditetapkan masih
memiliki kelonggaran karena kunjungan
pasien yang tidak dapat diprediksi dan
dibatasi adalah realitas yang dihadapi oleh
tiap unit gawat darurat.
Tahun 2003, Jimenez mengevaluasi
penerapan CTAS di unit gawat darurat
rumah sakit umum dan menunjukkan
bahwa dari 32,261 kunjungan ke UGD,
sebanyak 85% di triase dalam waktu 10
menit, dan 98% pasien mengikuti proses
triase dengan durasi kurang dari 5 menit.
TRIAGE INDONESIA
Meski sudah ada petugas khusus triase,
konsep triase harus dipahami oleh semua
petugas medis (dokter, perawat gawat
darurat, dokter spesialis, dan dokter spesialis
konsultan) dan non medis (petugas
keamanan, petugas administrasi, petugas
porter), karena unit gawat darurat adalah
sebuah tim, dan kinerja tim yang
menentukan efektivitas, efisiensi, dan
keberhasilan pertolongan medis
Di Indonesia belum ada kesepakatan tentang
metode triase apa yang digunakan di rumah
sakit. Belum ditemukan adanya literatur
nasional yang mengidentifikasi metode-
metode triase yang digunakan tiap-tiap unit
gawat darurat di Indonesia. Secara empiris
penulis mengetahui bahwa pemahaman triase
dalam pendidikan kesehatan sebagian
besar/tidak bisa dikatakan seluruhnya masih
menggunakan konsep triase bencana (triase
merah,kuning, hijau, dan hitam)
Beberapa rumah sakit yang mengikuti
akreditasi internasional seperti Rumah Sakit
Pusat Nasional dr. Ciptomangunkusumo sudah
mulai mencoba mengikuti penerapan triase
lima kategori di Instalasi Gawat Darurat.
Konsep lima kategori di RSCM merupakan
penyesuaian dari konsep ATS. Banyak
perbedaan pendapat antara petugas medis
di IGD RSCM ketika sistim ini diterapkan karena
sebagian masih menganut paham triase
bencana
Beberapa karakteristik pasien di Indonesia yang
berbeda dengan diluar negeri antara lain di
Indonesia kasus-kasus berat diantar ke IGD oleh
keluarga atau pendamping, bukan dengan
ambulans medik, sehingga perlu ada evaluasi singkat
mengenai keluhan utama pasien atau mekanisme
trauma, pasien yang datang ke IGD memiliki
komorbid lebih banyak, cara menyampaikan
keluhan berbeda-beda tergantung dari latar
belakang budaya, serta banyak dijumpai kasus
penyakit tropik dan infeksi seperti demam berdarah
dengue, demam typhoid, malaria, chikunguya, dan
leptospirosis

Anda mungkin juga menyukai