CAUSA BRONKOPNEUMONIA
Identitas
Nama : Ny. P
Umur : 78 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Budha
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Kesambi 36-42 3/3 Kalicacing Sidomukti Salatiga
Tanggal Masuk : 9 Januari 2021, Pukul 21.28
ANAMNESIS
Thorax
Pulmo
Inspeksi Bentuk dada asimetris dimana dada kiri tertinggal saat bernapas, tidak terdapat jejas dan kelainan bentuk,
ginekomasti (-), spider nevi (-).
Palpasi Vokal fremitus pada hemithoraks sinistra melemah/menurun sedangkan pada hemithoraks dextra normal.
Perkusi Ditemukan dullness/redup pada hemithoraks sinistra dan sonor pada hemithoraks dextra,
Auskultasi Suara S1 dan S2 terdengar regular dan tidak ada bising ataupun suara tambahan jantung
Abdomen
Inspeksi Dinding perut sejajar dinding dada, asites (-), caput medusa (-), striae (-), sikatriks (-)
Palpasi Nyeri tekan epigastrium (-), hepar tidak teraba, Splenomegaly (-), shifting dullness (-), undulasi
(-)
Perkusi Tympani, pekak sisi (-), pekak alih (-)
Ekstremitas
Inspeksi Ekstremitas atas : Edema (-/-), sianosis (-/-), pucat (-/-), clubbing finger (-/-), ikterik (-/-),
Palmar eritem (-/-).
Ekstremitas bawah : Edema (-/-), sianosis (-/-), pucat (-/-), clubbing finger (-/-), ikterik (-/-),
Genitalia
Dyspepsia
Observasi Vomitus
EMERIKSAAN PENUNJANG
EKG (09/01/2021)
Hematologi
Glukosa Darah
Gula Darah Sewaktu 155 Mg/dL
Elektrolit
Natrium (Na) L 123 135 – 147 mmol/L
BANGSAL (10/01/2021)
Inf. Kaen 3B 20tpm
Inj. Ondansetron 4mg/8 jam
IGD Inj. Omeprazole 40 mg 2x1
Inf. NaCl 20tpm Inj. Ketorolac 30mg
Inj. Ondansetron 4mg/2ml 3x1 Betahistine mesylate 3x6 mg
Inj. Omeprazole 40 mg 2x1 Analsik 3x1 tab
PRC 2 kolf, Premedikasi Inj.
Dexametahason 1 ampul/kolf
Pro Rontgen Thoraks PA
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi
%
Monosit % 2.5 2–8
(10-01-2021)
Neutrofil % H 93.8 50 – 70 %
Index Eritrosit
MCV L 69.7 80.0 – 100.0 fL
Golongan Darah B
PEMERIKSAAN
Elektrolit
PENUNJANG Natrium (Na) L 121 135 – 147 mmol/L
Kesan :
Efusi pleura sinistra massif
Bronchopneumonia dextra
Besar cor tak valid dinilai
ASSESMENT AKHIR
Kimia Klinik
mg/dL
Ureum H 57 10 - 50
Kesan :
Gambaran pleural effusion sinistra massive dengan collaps pulmo sinistra, disertai
gambaran bronchitis di pulmo dextra
Tak tampak gambaran massa di pulmo sinistra
Tak tampak gambaran cavitas di pulmo dextra
Tak tampak limfadenopathy paratracheal dan paraaorta
Besar cor dalam batas normal dengan gambaran elongation aorta dan aortosclerosis
thoracalis
Skoliotik vertebrae thoracalis dengan gambaran spondyloarthtritis
Tak tampak gambaran spondilylitis TB maupun gambaran paravertebral mass
Selasa, 12 Januari 2021
FOLLOW UP S Pasien mengatakan mual (+), muntah (-), sesak napas (+), batuk berdahak, demam (-),
terapasang DC (+) warna urine kuning, BAB dbn.
O
O Tekanan Darah : 148/102mmhg
Nadi : 89x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,4 0C
: 89%
A Efusi Pleura Masif Sinistra et causa bronkopneumonia dengan anemia
A Efusi Pleura Masif Sinistra et causa bronkopneumonia dengan anemia
P Inf. Kaen 3B 20tpm
P Inf. KaenNRM
Oksigen 3B 20tpm
10L
Oksigen NRM 10L
Inj. Ondansetron 4mg/8 jam
Inj. Inj. Ondansetron 4mg/8 jam
Omeprazole 40mg/12 jam
Inj. Inj. Omeprazole 40mg/12 jam
Ketorolac 30mg
Inj.Inj. Ketorolac 30mg5mg/ml
Dexamethason
Inj. Dexamethason
Paracetamol 3x500mg5mg/ml
Paracetamol 3x500mg3x6 mg
Betahistine mesylate
Betahistine
Analsik 3x1mesylate
tab 3x6 mg
Analsik 3x1pleura/drainase
Pro Pungsi tab cairan pleura
Pro Pungsi pleura/drainase cairan pleura
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi
Basofil %
L 0.0
0.1
1.0 – 3.0
0–1 %
Neutrofil % H 83.7 50 – 70 %
Index Eritrosit
Pemeriksaa Fisik
Anamnesis
Inspeksi dada tampak cembung dan gerakan dinding
Umumnya mencakup gejala respiratorik :
dada tampak asimetris.
nyeri dada sehingga penderita membatasi
Palpasi salah satu bagian dada tertinggal, melemah
pergerakan rongga dada dengan bernapas
sampai hilangnya vocal fremitus, serta ruang antar iga
pendek atau tidur miring ke sisi yang sakit,
yang melebar dan mendatar.
sesak atau batuk dengan atau tanpa dahak.
Perkusi redup hingga pekak (tergantung banyak
Gejala sistemik, seperti demam, keringat
cairan).
malam, penurunan nafsu makan, penurunan
Auskultasi penurunan sampai hilangnya suara
berat badan dan malaise.
vesikuler, suara gesekan pleura.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang
Foto Thorax
CT Scan Thorax
USG Thorax
Thorakosentesis
Biopsi Pleura
Analisis Cairan Pleura
Thorakosentesis Biopsi Pleura
Untuk diagnostik maupun terapeutik. Jika dengan thorakosentesis tidak
Sebaiknya dilakukan pada penderita dapat ditentukan penyebabnya maka
dengan posisi duduk. dilakukan biopsi dimana contoh
Aspirasi dilakukan thoraks, pada bagian lapisan pleura sebelah luar untuk
bawah paru di sela iga V garis aksilaris dianalisa.
media dengan memakai jarum Abbocath Pemeriksaan histologi satu atau
nomor 14 atau 16. beberapa contoh jaringan pleura
Pengeluaran cairan pleura sebaiknya tidak dapat menunjukkan 50 -75%
melebihi 1000-1500 cc pada setiap kali diagnosis kasus-kasus pleuritis
aspirasi. tuberkulosa dan tumor pleura.
Komplikasi biopsy pneumotoraks,
hemotoraks, penyebaran infeksi atau
tumor pada dinding dada.
Analisis Cairan Pleura
Sitologi
Sel neutrophil adanya infeksi akut.
Sel limfosit adanya infeksi kronik Bakteriologi
sepertipleuritis tuberkulosa atau
limfomamalignum Efusi yang purulen mengandung kuman-kuman
Sel mesotel Bila jumlahnya yang aerob ataupun anaerob.
meningkat, ini menunjukkanadanya Jenis kuman yang sering ditemukan dalam cairan
infark paru. Biasanya juga ditemukan pleura adalah : Pneumococcus, E. coli, Kleibsiella,
banyak sel eritrosit. Pseudomonas, Enterobacter.
Sel mesotel maligna Pada Pada pleuritis tuberkulosa, kultur cairan terhadap
mesotelioma kuman tahan asam hanya dapat menunjukkan yang
Sel-sel besar dengan banyak inti Pada positif sampai 20%.
arthritis rheumatoid
Sel L.E Pada lupus eritematosus
sistemik
PENATALAKSANAAN
Obati penyakit yang mendasarinya
Indikasi untuk mengaspirasi cairan
Thorakosentesis Aspirasi cairan pleura patologis dari rongga pleura, misalnya
berguna sebagai sarana untuk diagnostik pada kasus efusi pleura, empiema, atau
maupun terapeutik. hemothorax.
KI
• pasien dengan gangguan perdarahan dengan PT atau
APTT lebih dari 2x dari batas normal
• Trombosit <50.000 mm3 , atau serum kreantinin > 6
mg/dl;
• kedalaman dinding dada ke cairan pleura < 1 cm;
• terapi antikoagulan/trombolitik;
• koagulopati;
• adanya infeksi di kulit pada dinding dada yang luas
(pioderma, herpes zoster);
• pasien yang menerima ventilasi mekanik dengan
PEEP.
PENATALAKSANAAN
Empyema
Gagal nafas
PROGNOSIS
Prognosis pada efusi pleura bervariasi sesuai dengan etiologi yang mendasari
kondisi itu.
Namun pasien yang memperoleh diagnosis dan pengobatan lebih dini akan lebih
jauh terhindar dari komplikasi daripada pasien yang tidak memedapatkan
pengobatan dini.
PEMBAHASAN
Perempuan 78 tahun datang ke Pasien juga mengatakan sesak napas sejak ± 2 bulan yll
RSUD Salatiga dengan keluhan dengan frekuensi jarang. Namun 3 hari SMRS sesak napas
muntah ± 15 kali. Muntah tidak berlangsung terus menerus bertambah berat, dan tidak
keluar darah & tidak berbuih disertai suara ngikngik. Pasien merasa lebih nyaman bila
SMRS. Muntah didahului dengan dalam posisi tubuh tegak dibandingkan berbaring, nyeri
perasaan mual dan nyeri perut, dada (+) tidak menjalar, dan menggigil.
pusing (+).
Disebabkan karena adanya penimbunan cairan Timbul akibat terjadinya timbunan cairan dalam rongga
dalam rongga pleura akibat terjadinya penekanan pleura yang akan memberikan kompresi patologis pada
lambung maka akan menimbulkan rasa penuh pada paru sehingga ekspansinya terganggu dan makin banyak
lambung sehingga terjadi mual dan muntah. timbunan cairan maka sesak makin terasa berat.
PEMBAHASAN
Pasien juga mengeluh batuk berdahak putih
kental yang dirasakan sepanjang hari, batuk Pasien dengan tirah baring lama dapat
bertambah berat ketika dimalam hari, batuk mengalami pneumonia akibat dari penumpukan
darah (-), penurunan nafsu makan, keringat sekret pada mukosa saluran pernapasan.
malam hari (-).
Efusi pleura masif akumulasi cairan abnormal pada cavum pleura dengan jumlah besar, yakni >50%
pada gambaran radiologis dan atau memiliki volume diatas 600 cc.
Efusi pleura terjadi karena adanya infeksi dapat disebabkan o/ beberapa penyakit seperti
pneumonia, tuberkulosis, atau infeksi virus. Infeksi tersebut dapat menyebabkan peradangan pada
pleura yang dapat menyebar dan meluas hingga menimbulkan efusi pleura sebagai komplikasi.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pasien pada kasus ini
didiagnosis efusi pelura masif sinistra. Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini yaitu
dilakukannya thorakosintesis untuk mengatasi efusi pleura masif sinistra.
THANK YOU