Oleh :
Anindya Widianingtyas 1913020008
Rasi Irfan Asany 1913020030
Pembimbing :
dr. Aprilludin, Sp.P
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
PASIEN Nama Tn. EK
Usia 39 tahun
Agama Islam
Palpasi Terdapat ketertinggalan gerak hemithorax kiri dan vokal fremitus kiri tak teraba
Perkusi Redup pada hemitorak kiri basal depan-belakang , sonor pada hemithoraks dextra
Auskultasi Suara vesikular dasar (SDV) menurun di lapang paru sinistra
Suara ronkhi: Ronkhi basah halus -/+ basal
Wheezing : -/-
PEMERIKSAAN FISIK
Cor
Inspeksi Pulsasi tidak terlihat
Palpasi Ictus cordis teraba di SIC V midclavicularis sinistra
Ekstremitas
Odema :
Inspeksi Ekstremitas atas (-/-)
Ekstremitas bawah (-/-)
Palpasi Pitting edema (-), akral hangat, CRT <2 detik
Ektremitas atas : 5/5
Kekuatan
Ekstremitas bawah : 5/5
Genitalia
Inspeksi Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi
Leukosit 16,84 4,5 – 11 ribu/ul
Hematokrit
11,4
33,9
13 – 18
40 – 52
gr/dL
vol%
N PENUNJANG
MCV 85,5 80 – 96 Fl
MCH 27,4 28 – 33 Pg
Elektrolit
Kalium 3,7 3,7 – 5,5 Mmol/L
KIMIA
Tanggal : 07 – 01 – 2021
KIMIA
Kesan :
- Efusi pleura sinistra
- Suspek pleuropneumonia sinistra
- Konfigurasi cor membesar
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Kesan :
- Gambaran multiple infark di corona radiata dextra et
sinistra, crus posterior capsula interna dextra, ganglia
basalis sinistra dan capsula externa sinistra
- Tak tampak gambaran intracerebral hemorrhage
- Tak tampak gambaran intracerebral mass/SOL maupun
herniasi subfalcin
- Gambaran sinusitis maxillaris bilateral dengan gambaran
pneumosinus dilatans
Pemeriksaan EKG
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Tanggal : 04 – 01 – 2021
S Sesak napas (+), lemas(+), demam (+), pusing (-), mual (-), muntah(-), BAK dan BAB dbn
Kesadaran : CM
TD : 200/100 mmHg RR : 26x/menit
Nadi : 110 x/menit Suhu :36,8 C
SPO2 : 95%
CA (-/-), SI (-/-)
O
Thorax : SDV (+/+), Rh basah halus(-/+) basal
Abd : NT (-), Pembesaran hepar dan lien (-)
Ekt : Akral hangat, CRT <2 detik
Sjamsuhidayat-de jong.2010
ANATOMI
ANATOMIDAN
DANFISIOLOGI
FISIOLOGIPLEURA
PLEURA
• • Pleura terletak di bagian terluar dari paru-paru dan
Pleura terletak di bagian terluar dari paru-paru dan
mengelilingi
mengelilingiserat
seratelastik.
elastik.
• • Ada 2 macam pleura yaitu pleura parietalis dan pleura
Ada 2 macam pleura yaitu pleura parietalis dan pleura
viseralis.
viseralis. Diantara
Diantarapleura
pleuraterdapat
terdapatruangan
ruanganyang
yangdisebut
disebut
spatium pleura
spatium pleura
• • Jumlah normal cairan pleura adalah 10-20 cc.
Jumlah normal cairan pleura adalah 10-20 cc.
Perdarahan :
- Pleura viseral: kapiler dari A.
Pulmonalis dan A.brakhialis
- Pleura Parietalis : kapiler dari arteri
interkostalis dan A. Mamaria interna
Persarafan :
- Pleura parietal: peka terhadap
rasa sakit dan suhu dari nervus
intercostalis dinding dada
Cairan pleura dalam keadaan normal akan bergerak dari kapiler di dalam
pleura parietalis ke ruang pleura kemudian diserap kembali melalui pleura
viseralis.
Cairan pleura berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan pleura
parietalis dan pleura viseralis bergerak selama pernapasan dan untuk
mencegah pemisahan toraks dan paru
PATOFISIOLOGI EFUSI PLEURA
ETIOLOGI EFUSI PLEURA
Sylvia Anderson Price.2014
Infeksi
Non Infeksi
Efusi pleura karena gangguan sirkulasi
1. Gangguan Kardiovaskuler
Ex: Payah jantung , perikarditis konstriktiva
2. Emboli Pulmonal, terjadi iskemia maupun kerusakan
parenkim paru dan memberikan peradangan dengan efusi yang
berdarah (warna merah)
3. Hipoalbuminemia
Ex: sindrom nefrotik, malabsorbsi atau keadaan lain dengan
asites serta
anasarka.
Efusi yang terjadi biasanya bilateral dan cairan bersifat
transudat
abdominal
• Trauma
• Uremia
Efusi pleura karena • Miksedema
sebab lain : • Limfedema
• Reaksi hipersensitif terhadap obat
• Efusi pleura idiopatik
DIAGNOSIS EFUSI PLEURA
Keluhan Utama • Anamnesis
Sesak napas, rasa berat pada dada,
nyeri pleuritis yang bersifat tajam dan
terlokalisasi terutama pada saat batuk
dan bernafas serta batuk non
produktif.
Pasien dengan efusi pleura biasanya • Riwayat Penyakit Sekarang
akan diawali dengan keluhan seperti
batuk, sesak nafas, nyeri pleuritis,
rasa berat pada dada, dan berat
badan menurun. Perlu ditanyakan
sejak kapan keluhan itu muncul.
Apakah pasien pernah menderita
penyakit seperti TB paru,
pneumonia, gagal jantung, trauma,
• Riwayat Penyakit Dahulu
asites, dan sebagainya.
2. Palpasi
Pendorongan mediastinum kearah hemithoraks kontralateral, fremitus taktil menurun. gerakan dada
tertinggal pada dada yang sakit.
3. Perkusi
Suara redup - pekak pada dada yang sakit, tergantung jmlh cairan
4. Auskultasi
Suara nafas menurun hingga menghilang pada sisi yang sakit. Pada posisi duduk, cairan makin keatas
semakin tipis
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Radiologis
• Pneumothoraks
• Penatalaksanaan Efusi Pleura
• Terapi efusi ditujukan pada penyebabnya. Aspirasi tidak bermanfaat
jika penyebabnya tidak ditiadakan. Kadang perlu dipertimbangkan
melakukan pleurodesis yang antara lain dilakukan dengan pemberian
talkum, tetrasiklin, bleomisin, atau sediaan sklerotik lain.
• 1 . Thoracic Drainage : Pengeluaran cairan dari rongga torak, dalam hal
ini adalah cairan efusi pleura. Thoracic drainage terdiri dari tindakan
pemasangan chest tube dan WSD (Water Seal Drainage).
• Indikasi pemasangan chest tube adalah hemotoraks, efusi pleura,
pneumotoraks ( > 25 % ), profilaksis pada pasien trauma dada yang
akan dirujuk, flail chest yang membutuhkan pemasangan ventilator.
• Kontraindikasi pemasangan adalah Infeksi pada tempat pemasangan,
gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol.
* Cara pemasangan thoracic drainage
Tentukan tempat
Selang ( Chest tube )
pemasangan, pada ICS 5- Selang ( chest tube )
yang telah terpasang,
6 sejajar linea axillaris disambung ke WSD yang
difiksasi dengan jahitan ke
anterior pada sisi yang telah disiapkan.
dinding dada
sakit
Prosedur
Kunci selang
Tujuan dilakukannya pleurodesis adalah,
selama 6 jam dan
pleurodesis adalah pipa selang
selama itu pasien
untuk mencegah dimasukkan pada
diubah – ubah
berulangnya efusi ruang antar iga dan
posisinya, sehingga
berulang (terutama cairan efusi dialirkan
tetrasiklin dapat
bila terjadi dengan ke luar secara
Pleurodesis didistribusikan ke
cepat), menghindari perlahan lahan.
adalah penyatuan saluran rongga
insersi chest Setelah tidak ada
pleura. Selang antar
pleura viseralis berulang, efusi lagi cairan keluar,
iga kemudian
dengan pleura pleura atau masukkan 500 mg
dibuka dan cairan
parietalis. pneumothoraks tetrasiklin yang
dalam rongga
berulang (trapped dilarutkan dalam
pleura kembali
lung, atelektasis, 20cc garam
dialirkan keluar
pneumonia, fisiologis ke dalam
sampai tidak ada
insufisiensi rongga pleura,
lagi yang tersisa.
respirasi, tension selanjutnya diikuti
Selang kemudian
pneumothorax). dengan 20cc garam
dicabut
fisiologis.
PEMBAHASAN
Peningkatan
Palpasi thorax menunjukkan tekanan pulmonal
Pasien datang ke IGD adanya ketertinggalan gerak mengakibatkan
RSUD Kota Salatiga terutama di lapang paru edema alveolar
dengan keluhan sesak sinistra serta terdapat juga meningkatkan
napas sejak 4 jam SMRS. penurunan vokal fremitus di terkanan interstisial
Sesak dirasakan lapang paru sinistra. Saat di daerah
memberat saat dilakukan perkusi, suara subpleural, lalu
yang dihasilkan redup edema
beraktivitas dan saat
terutama dibagian basal mengakibatkan
berbaring posisi telentang kebocoran cairan
dan membaik saat posisi paru sinistra, ini
dari permukaan
duduk. Keluhan disertai menandakan bahwa adanya pleura visceral,
nyeri dada sebelah kiri cairan didalam rongga yang berkontribusi
(+), demam (+) dan lemas pleura. Pada auskultasi paru terhadap
(+). Keluhan batuk, mual, didapatkan suara dasar meningkatnya
muntah minimal, BAK dan vesikuler menurun di lapang tingkat akumulasi
BAB dalam batas normal. paru sinistra, cairan
* Alsagaff H.,Mukty H.A., Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru, Surabaya : Airlangga Press, 2002. halaman
144-145
* Pierce Grace, Neil Borley. Et Glance Ilmu Bedah Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.2006. Hal 25-27
* Darmanto, Djojodibroto. Respirologi. Jakarta : EGC. 2007. Hal 173-185
* Brunner & Sudart. Buku Ajar Keperawatan medikal bedah Edisi 8. Jakarta : EGC. 2008. Hal 90 -98.
* Hadi Halim. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi 4. Jakarta : FKUI. 2007. Hal 1056 - 1061