Anda di halaman 1dari 41

PRESENTASI KASUS

“Efusi Pleura Sinistra et causa


Congestive Heart Failure”

Oleh :
Anindya Widianingtyas 1913020008
Rasi Irfan Asany 1913020030

Pembimbing :
dr. Aprilludin, Sp.P
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
PASIEN Nama Tn. EK

Usia 39 tahun

Agama Islam

Pekerjaan Karyawan Swasta


Bawangan 1/3 Kec. Suruh
Alamat Semarang
Tgl Masuk 04 – 01 – 2021
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Sesak napas

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke IGD RSUD Kota Salatiga dengan


keluhan sesak napas sejak 4 jam SMRS. Sesak
dirasakan memberat saat beraktivitas dan saat
berbaring posisi telentang dan membaik saat posisi
duduk. Keluhan disertai nyeri dada (+), demam (+)
dan lemas (+). Keluhan batuk, mual, muntah
minimal, BAK dan BAB dalam batas normal.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat Diabetes Melitus (+) tidak terkontrol. Penyakit hipertensi, jantung, asma
dan alergi disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga :


Terdapat riwayat Hipertensi dan DM dari orang tua pasien.

Riwayat Personal Sosial :


Pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol. Pasien merupakan perokok aktif sejak
remaja. Pasien tidak memiliki asuransi kesehatan
PEMERIKSAAN FISIK
Kesan Umum Tampak sesak napas

Kesadaran Compos Mentis (GCS : E4V5M6)


IGD(4/1/21)
Tekanan Darah : 255/158mmhg
Nadi : 128x/menit
Vital Signs / Tanda-Tanda Vital
Respirasi : 30 x/menit
Suhu :38,2 0C
Spo2 : 93%
Kepala dan Leher
Inspeksi Conjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), deviasi trakea (-)
Palpasi Pembesaran Limfonodi (-), Trakea teraba di garis tengah, JVP 5+3 cm H20
Thorax  
Pulmo  
Inspeksi Bentuk dada simetris, tidak terdapat jejas dan kelainan bentuk, ginekomasti (-), spider navi (-)

Palpasi Terdapat ketertinggalan gerak hemithorax kiri dan vokal fremitus kiri tak teraba
Perkusi Redup pada hemitorak kiri basal depan-belakang , sonor pada hemithoraks dextra
Auskultasi Suara vesikular dasar (SDV) menurun di lapang paru sinistra
Suara ronkhi: Ronkhi basah halus -/+ basal
Wheezing : -/-
PEMERIKSAAN FISIK
Cor  
Inspeksi Pulsasi tidak terlihat
Palpasi Ictus cordis teraba di SIC V midclavicularis sinistra

Kesan jantung membesar, batas paru-jantung:


 Kanan atas: SIC II Linea Para Sternalis Dextra
Perkusi  Kanan bawah: SIC V Linea Para Sternalis Dextra
 Kiri atas: SIC II Linea Para Sternalis Sinistra
 Kiri bawah: SIC VI linea aksila anterior sinistra dengan kesan batas jantung melebar
Suara S1 dan S2 terdengar iregular
Auskultasi
Murmur (+), gallop (-)
Abdomen  
Inspeksi Asites (-), caput medusa (-), striae (-), sikatriks (-)
Auskultasi Bising usus (+) dalam batas normal
Palpasi Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak mengalami perbesaran, shifting dullness (-), undulasi (-)

Timpani di ke 4 kuadran abdomen


Perkusi
PEMERIKSAAN FISIK

Ekstremitas  
Odema :
Inspeksi Ekstremitas atas (-/-)
Ekstremitas bawah (-/-)
Palpasi Pitting edema (-), akral hangat, CRT <2 detik
Ektremitas atas : 5/5
Kekuatan
Ekstremitas bawah : 5/5
Genitalia  
Inspeksi Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Hematologi
Leukosit 16,84 4,5 – 11 ribu/ul

Eritrosit 4,16 4,5 – 6,5 juta/ul PEMERIKSAA


Hemoglobin

Hematokrit
11,4

33,9
13 – 18

40 – 52
gr/dL

vol%
N PENUNJANG
MCV 85,5 80 – 96 Fl

MCH 27,4 28 – 33 Pg

MCHC 33,6 32 – 36 gr/dL


Pemeriksaan Laboratorium
Trombosit 371 132 – 356 ribu/ul

Hitung Jenis Tanggal : 04 – 01 – 2021


NLR 7,95 <3,13 mg/dl

ALC 800 >1500 mg/dl

Elektrolit
Kalium 3,7 3,7 – 5,5 Mmol/L

Natrium 127 135-155 Mmol/L

KIMIA

Ureum 53 20-40 mg/dl

Kreatinin 1,6 0,9 – 1,3 mg/dl

GDS 483 <140 mg/dl


Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal : 07 – 01 – 2021

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

KIMIA

Ureum 95 10-50 mg/dl

Kreatinin 3,0 0,7 – 1,3 mg/dl

GDS 441 <140 mg/dl


PEMERIKSAAN
PENUNJANG

Pemeriksaan Radiologi Tanggal : 04 – 01 – 2021

Foto Thoraks, PA view, posisi erect, relatif simetris, inspirasi


dan kondisi cukup.
Hasil :
- Tampak opasitas inhomogen paracardial sinistra dengan
batas tak tegas dan airbronchogram (+)
- Tampak opasitas homogen hemithorax sinistra aspek
inferior dengan penebalan pleural space
- Tak tampak pembesaran limfonodi hilus bilateral
- Sinus costophrenicus bilateral lancip
- Diafragma bilateral licin dan tak mendatar
- Cor, CTR tak valid dinilai o/k batas kiri cor tertutup
opasitas, konfigurasi cor membesar

Kesan :
- Efusi pleura sinistra
- Suspek pleuropneumonia sinistra
- Konfigurasi cor membesar
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

Pemeriksaan CT-Scan Tanggal : 06 – 01 – 2021

Kesan :
- Gambaran multiple infark di corona radiata dextra et
sinistra, crus posterior capsula interna dextra, ganglia
basalis sinistra dan capsula externa sinistra
- Tak tampak gambaran intracerebral hemorrhage
- Tak tampak gambaran intracerebral mass/SOL maupun
herniasi subfalcin
- Gambaran sinusitis maxillaris bilateral dengan gambaran
pneumosinus dilatans
Pemeriksaan EKG
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Tanggal : 04 – 01 – 2021

EKG : Sinus Takikardi


ASSESMENT AKHIR

Efusi Pleura Sinistra ec Congestive Heart


Failure dengan HT urgensi dan DM
PLANNING
IGD BANGSAL
• Infus NaCl loading 1fl • Infus RL 20tpm
• Candesartan 16mg • O2 nasal 5l/menit
• Amlodipin 10mg • Sp nicardipin mulai 5mg/jam
• Infus Paracetamol 1g • Sp apidra 5 unit IV per 2 jam
ekstra • PO Candesartan 16mg (1-0-0)
• 02 nasal canul 3lpm • PO Amlodipin 10mg (0-0-1)
• Injeksi Omeprazol 2 x • PO Clonidin 3x150mcg
1 • Ceftriaxone 1x2g
• Masuk ICU • Lantus 1x12ui
FOLLOW UP
Selasa, 5 Januari 20201

S Sesak napas (+), lemas(+), demam (+), pusing (-), mual (-), muntah(-), BAK dan BAB dbn
Kesadaran : CM
TD : 200/100 mmHg RR : 26x/menit
Nadi : 110 x/menit Suhu :36,8 C
SPO2 : 95%
CA (-/-), SI (-/-)
O
Thorax : SDV (+/+), Rh basah halus(-/+) basal
Abd : NT (-), Pembesaran hepar dan lien (-)
Ekt : Akral hangat, CRT <2 detik

A Efusi pleura sinistra ec CHF dengan HT urgensi dan DM


• Infus RL 20tpm
• O2 nasal 5l/menit
• Sp nicardipin mulai 5mg/jam
• Sp apidra 5 unit IV per 2 jam
• PO Candesartan 16mg (1-0-0)
P • PO Amlodipin 10mg (0-0-1)
• PO Clonidin 3x150mcg
• Ceftriaxone 1x2g
• Lantus 1x12ui
Rabu, 6 Januari 2021

S Sesak napas (+), lemas(+), mual (+), muntah(+)


Kesadaran : E3V3M6 (apatis)
TD : 180/100 mmHg RR : 20x/menit
Nadi : 92 x/menit Suhu :36,5 C
SPO2 : 88%
CA (-/-), SI (-/-)
O
Thorax : SDV (+/+), Rh basah halus(-/+) basal
Abd : NT (-), Pembesaran hepar dan lien (-)
Ekt : Akral hangat, CRT <2

A Efusi pleura sinistra ec CHF dengan HT urgensi dan DM


• Infus RL 20tpm
• O2 nasal 5l/menit
• Sp nicardipin mulai 5mg/jam
• Sp apidra 5 unit IV per 2 jam
• PO Candesartan 16mg (1-0-0)
P • PO Amlodipin 10mg (0-0-1)
• PO Clonidin 3x150mcg
• Ceftriaxone 1x2g
• Lantus 1x12ui
• Konsul dr.April, Sp.P -> terapi konservatif
• PO ISDN 3x80mg
Kamis, 7 Januari 2021

S Penurunan kesadaran (+), sesak napas (+)


Kesadaran : somnolen
TD : 220/110 mmHg RR : 24x/menit
Nadi : 103 x/menit Suhu :36,8 C
SPO2 : 86%
CA (-/-), SI (-/-)
O
Thorax : SDV (+/+), Rh basah halus(-/+) basal, retraksi dinding dada (+)
Abd : NT (-), Pembesaran hepar dan lien (-)
Ekt : Akral hangat, CRT <2
AGD : pH = 7,224, pCO2=42,8, po2=57, HCO3=17,7

A Efusi pleura sinistra ec CHF dengan HT urgensi dan DM


• Infus RL 20tpm
• O2 nasal 5l/menit
• Sp nicardipin mulai 5mg/jam
• Sp apidra 5 unit IV per 2 jam
• PO Candesartan 16mg (1-0-0)
P • PO Amlodipin 10mg (0-0-1)
• PO Clonidin 3x150mcg
• Ceftriaxone 1x2g
• Lantus 1x12ui

Pukul 19.35 pasien mengalami cardiac arest


TINJAUAN PUSTAKA
EFUSI PLEURA
DEFINISI EFUSI PLEURA

•Efusi pleura adalah suatu keadaan


dimana terdapat penumpukan cairan
dalam pleura berupa transudat atau
eksudat yang diakibatkan terjadinya
ketidakseimbangan antara produksi dan
absorbsi cairan pleura.

Sjamsuhidayat-de jong.2010
ANATOMI
ANATOMIDAN
DANFISIOLOGI
FISIOLOGIPLEURA
PLEURA
• • Pleura terletak di bagian terluar dari paru-paru dan
Pleura terletak di bagian terluar dari paru-paru dan
mengelilingi
mengelilingiserat
seratelastik.
elastik.
• • Ada 2 macam pleura yaitu pleura parietalis dan pleura
Ada 2 macam pleura yaitu pleura parietalis dan pleura
viseralis.
viseralis. Diantara
Diantarapleura
pleuraterdapat
terdapatruangan
ruanganyang
yangdisebut
disebut
spatium pleura
spatium pleura
• • Jumlah normal cairan pleura adalah 10-20 cc.  
Jumlah normal cairan pleura adalah 10-20 cc.  
Perdarahan :
- Pleura viseral: kapiler dari A.
Pulmonalis dan A.brakhialis
- Pleura Parietalis : kapiler dari arteri
interkostalis dan A. Mamaria interna
Persarafan :
- Pleura parietal: peka terhadap
rasa sakit dan suhu dari nervus
intercostalis dinding dada

Cairan pleura dalam keadaan normal akan bergerak dari kapiler di dalam
pleura parietalis ke ruang pleura kemudian diserap kembali melalui pleura
viseralis.
Cairan pleura berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan pleura
parietalis dan pleura viseralis bergerak selama pernapasan dan untuk
mencegah pemisahan toraks dan paru
PATOFISIOLOGI EFUSI PLEURA
ETIOLOGI EFUSI PLEURA
Sylvia Anderson Price.2014
Infeksi

1. Pleuritis karena Virus dan mikoplasma


Ex: Echo virus, Coxsackie virus, Chlamidia, Rickettsia, & mikoplasma
2. Pleuritis karena bakteri Piogenik
Ex: Aerob : Streptococcus pneumonia, Streptococcus mileri, Saphylococcus aureus. Anaerob :
Bacteroides spp, Peptostreptococcus,
3. Pleuritis Tuberkulosa
Komplikasi tuberkulosis paru, melalui fokus subpleura yang robek atau melalui aliran getah
bening.   Cairan efusi biasanya serous, kadang- kadang bisa juga hemoragis.

4. Pleuritis karena Fungi


Ex: aktinomikosis, aspergillus, kriptokokus, histoplasmosis
5. Pleuritis karena parasit
Ex: amoeba. datang dari parenkim hati menembus diafragma terus ke parenkim
paru dan rongga pleura. cairannya berwarna khas merah coklat
ETIOLOGI EFUSI PLEURA

Non Infeksi
Efusi pleura karena gangguan sirkulasi
1. Gangguan Kardiovaskuler
Ex: Payah jantung , perikarditis konstriktiva
2. Emboli Pulmonal, terjadi iskemia maupun kerusakan
parenkim paru dan memberikan peradangan dengan efusi yang
berdarah (warna merah)
3. Hipoalbuminemia
Ex: sindrom nefrotik, malabsorbsi atau keadaan lain dengan
asites serta
anasarka.
Efusi yang terjadi biasanya bilateral dan cairan bersifat
transudat

Efusi pleura karena neoplasma 


Keluhan yang paling banyak ditemukan adalah sesak nafas dan nyeri dada. Gejala lain adalah
adanya cairan yang selalu berakumulasi kembali dengan cepat walaupun dilakukan
torakosentesis berkali-kali
ETIOLOGI EFUSI PLEURA

Efusi pleura karena


kelainan Intra- • Reaksi infeksi dan peradangan di bawah diafragma

abdominal 

• Ex: Pancreatitis, pseudokista pankreas. karena berpindahnya


cairan yang kaya dengan enzim pancreas ke rongga pleura
Sirosis Hati melalui saluran getah bening. Efusi bersifat eksudat serosa, tetapi
kadang-kadang juga dapat hemoragik.

• Trauma
• Uremia
Efusi pleura karena • Miksedema
sebab lain : • Limfedema
• Reaksi hipersensitif terhadap obat
• Efusi pleura idiopatik
DIAGNOSIS EFUSI PLEURA
Keluhan Utama • Anamnesis
Sesak napas, rasa berat pada dada,
nyeri pleuritis yang bersifat tajam dan
terlokalisasi terutama pada saat batuk
dan bernafas serta batuk non
produktif.
Pasien dengan efusi pleura biasanya • Riwayat Penyakit Sekarang
akan diawali dengan keluhan seperti
batuk, sesak nafas, nyeri pleuritis,
rasa berat pada dada, dan berat
badan menurun. Perlu ditanyakan
sejak kapan keluhan itu muncul.
Apakah pasien pernah menderita
penyakit seperti TB paru,
pneumonia, gagal jantung, trauma,
• Riwayat Penyakit Dahulu
asites, dan sebagainya.

Apakah ada anggota keluarga yang


mengalami penyakit serupa atau • Riwayat Penyakit Keluarga
kanker paru, asma, TB paru, dsb
Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Peningkatan usaha dan frekuensi pernafasan disertai penggunaan otot bantu pernafasan. Gerakan
pernafasan asimetris, sela iga melebar.

2. Palpasi
Pendorongan mediastinum kearah hemithoraks kontralateral, fremitus taktil menurun. gerakan dada
tertinggal pada dada yang sakit.

3. Perkusi
Suara redup - pekak pada dada yang sakit, tergantung jmlh cairan

4. Auskultasi
Suara nafas menurun hingga menghilang pada sisi yang sakit. Pada posisi duduk, cairan makin keatas
semakin tipis
Pemeriksaan Penunjang 
1. Pemeriksaan Radiologis

Foto rontgen toraks rutin tegak,


cairan pleura tampak berupa
perselubungan homogen menutupi
struktur paru bawah yang biasanya
relatif radio opak dengan permukaan
atas cekung, berjalan dari lateral
atas kearah medial bawah.
Karena cairan mengisi ruang
hemitoraks sehingga jaringan paru
akan terdorong ke arah sentral
(hilus), dan kadang-kadang mendorong
mediastinum kearah kontralateral.
2. Torakosintesis
• Aspirasi cairan pleura, berguna
sebagai sarana untuk diagnostik
maupun terapeutik. pasien
dengan posisi duduk.
• Aspirasi dilakukan pada bagian
bawah paru sela iga 5 atau 6
garis aksilaris posterior dengan
memakai jarum abbocath nomor
14 atau 16.
• Untuk menegakkan diagnosis
cairan pleura dilakukan 1. Chylothorax
pemeriksaan : 2. Traumatic effusion
3. Lymphoma
a. Warna Cairan 4. Positive Rivatta test
Cairan pleura normal berwarna agak 5. FIP
kekuning-kuningan(serous-santokrom). 6. Pulmonary carcinoma
7. Pulmonary carcinoma
b. Biokimia 8. Traumatic effusion
c. Sitologi
3. Biopsi Pleura
Pemeriksaan histopatologi satu atau beberapa contoh jaringan pleura
dapat menunjukkan 50%-75% diagnosis kasus kasus pleuritis tuberkulosis
dan tumor pleura
Diagnosa Banding Efusi Pleura

• Konsolidasi paru karena pneumonia


• Neoplasma dengan kolaps paru
• Empiema dan abses paru
• Fibrosis paru

• Pneumothoraks
• Penatalaksanaan Efusi Pleura
• Terapi efusi ditujukan pada penyebabnya. Aspirasi tidak bermanfaat
jika penyebabnya tidak ditiadakan. Kadang perlu dipertimbangkan
melakukan pleurodesis yang antara lain dilakukan dengan pemberian
talkum, tetrasiklin, bleomisin, atau sediaan sklerotik lain. 
• 1 . Thoracic Drainage : Pengeluaran cairan dari rongga torak, dalam hal
ini adalah cairan efusi pleura. Thoracic drainage terdiri dari tindakan
pemasangan chest tube dan WSD (Water Seal Drainage).
• Indikasi pemasangan chest tube adalah hemotoraks, efusi pleura,
pneumotoraks ( > 25 % ), profilaksis pada pasien trauma dada yang
akan dirujuk, flail chest yang membutuhkan pemasangan ventilator.
• Kontraindikasi pemasangan adalah Infeksi pada tempat pemasangan,
gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol.
* Cara pemasangan thoracic drainage

Tentukan tempat
Selang ( Chest tube )
pemasangan, pada ICS 5- Selang ( chest tube )
yang telah terpasang,
6 sejajar linea axillaris disambung ke WSD yang
difiksasi dengan jahitan ke
anterior pada sisi yang telah disiapkan.
dinding dada
sakit

Lakukan analgesia / Foto X- rays dada untuk


forceps dengan arah
anestesia pada tempat menilai posisi selang yang
craniolateral
yang telah ditentukan. telah dimasukkan

Masukkan Kelly klemp melalui pleura


parietalis kemudian dilebarkan.
Buat insisi kulit dan sub
Masukkan jari melalui lubang tersebut
kutis searah dengan
untuk memastikan sudah sampai rongga
pinggir iga, perdalam
pleura / menyentuh paru. Masukkan
sampai muskulus
selang ( chest tube ) melalui lubang
interkostalis.
yang telah dibuat dengan menggunakan
Kelly Sjamsuhidayat-de jong.2010
2. Pleurodesis

Prosedur
Kunci selang
Tujuan dilakukannya pleurodesis adalah,
selama 6 jam dan
pleurodesis adalah pipa selang
selama itu pasien
untuk mencegah dimasukkan pada
diubah – ubah
berulangnya efusi ruang antar iga dan
posisinya, sehingga
berulang (terutama cairan efusi dialirkan
tetrasiklin dapat
bila terjadi dengan ke luar secara
Pleurodesis didistribusikan ke
cepat), menghindari perlahan lahan.
adalah penyatuan saluran rongga
insersi chest Setelah tidak ada
pleura. Selang antar
pleura viseralis berulang, efusi lagi cairan keluar,
iga kemudian
dengan pleura pleura atau masukkan 500 mg
dibuka dan cairan
parietalis. pneumothoraks tetrasiklin yang
dalam rongga
berulang (trapped dilarutkan dalam
pleura kembali
lung, atelektasis, 20cc garam
dialirkan keluar
pneumonia, fisiologis ke dalam
sampai tidak ada
insufisiensi rongga pleura,
lagi yang tersisa.
respirasi, tension selanjutnya diikuti
Selang kemudian
pneumothorax). dengan 20cc garam
dicabut
fisiologis.
PEMBAHASAN
Peningkatan
Palpasi thorax menunjukkan tekanan pulmonal
Pasien datang ke IGD adanya ketertinggalan gerak mengakibatkan
RSUD Kota Salatiga terutama di lapang paru edema alveolar
dengan keluhan sesak sinistra serta terdapat juga meningkatkan
napas sejak 4 jam SMRS. penurunan vokal fremitus di terkanan interstisial
Sesak dirasakan lapang paru sinistra. Saat di daerah
memberat saat dilakukan perkusi, suara subpleural, lalu
yang dihasilkan redup edema
beraktivitas dan saat
terutama dibagian basal mengakibatkan
berbaring posisi telentang kebocoran cairan
dan membaik saat posisi paru sinistra, ini
dari permukaan
duduk. Keluhan disertai menandakan bahwa adanya pleura visceral,
nyeri dada sebelah kiri cairan didalam rongga yang berkontribusi
(+), demam (+) dan lemas pleura. Pada auskultasi paru terhadap
(+). Keluhan batuk, mual, didapatkan suara dasar meningkatnya
muntah minimal, BAK dan vesikuler menurun di lapang tingkat akumulasi
BAB dalam batas normal. paru sinistra, cairan

Pada hari ke 2 dibangsal


Tanda vital Setelah dilakukan pasien mengalami
pasien TD : rontgen thorax penurunan kesadaran dan
pasien kesan umum gelisah
200/100, hasilnya pasien dan tidak bisa dilakukan
suhu 36,8oC, mengalami efusi anamnesis. Pasien tidak
nadi: pleura menggunakan BPJS atau
sinistra,terdapat asuransi apapun dan ketika
128x/menit dari dokter penyakit dalam
dan kardiomegali dan menyarankan pasien di
pernafasan suspect pindah ICU orang tua pasien
30x/menit. pleuropneumoni menolak, lebih memilih
dirawat di bangsal dengan
pengobatan konservatif saja
Thank You
DAFTAR PUSTAKA
* Sylvia Anderson Price, Lorraine Wilson. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi 6.
Jakarta : EGC, 2014. Hal 736-852
* Sjamsuhidayat-de jong. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 3. Jakarta : EGC, 2010. Hal 498-513.

* Alsagaff H.,Mukty H.A., Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru, Surabaya : Airlangga Press, 2002. halaman
144-145
* Pierce Grace, Neil Borley. Et Glance Ilmu Bedah Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.2006. Hal 25-27
* Darmanto, Djojodibroto. Respirologi. Jakarta : EGC. 2007. Hal 173-185
* Brunner & Sudart. Buku Ajar Keperawatan medikal bedah Edisi 8. Jakarta : EGC. 2008. Hal 90 -98.
* Hadi Halim. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi 4. Jakarta : FKUI. 2007. Hal 1056 - 1061

Anda mungkin juga menyukai