Anda di halaman 1dari 42

Presentasi Kasus

Gangguan cemas menyeluruh


F41.1
Pembimbing: dr. Iffah Qoimatun, Sp. KJ., M.Kes

Penyusun:
Anindya Widianingtyas (1913020008)
Samia (1913020021)
Identitas Pasien
Nama : Ny. K
Usia : 66 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Pernikahan : Sudah menikah
Alamat : Jl. Dipomenggolo no.25 Pulutan, Salatiga
Identitas Keluarga Pasien

Nama : Tn. I
Usia : 76 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Jl. Dipomenggolo no.25 Pulutan,
Salatiga
Hubungan dengan pasien : Suami
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
• Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis dengan suami pasien keluhan utama
pasien yaitu pasien merasa cemas.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


• Pasien mengaku bahwa dirinya saat ini tidak ada keluhan. Pasien sudah tidak
merasakan keluhan cemas seperti dahulu. Sebelumnya pasien merasa cemas dan
takut ketika ditinggal sendirian. Rasa cemas diakui pasien dapat berlangsung
sepanjang hari ketika dirumah sendiri dan membaik ketika suami pasien pulang atau
ditemani oleh keluarga. Perasaan cemas pasien sangat mengganggu hingga pasien
merasa ingin menangis, berteriak dan pasien sempat merasa ingin menyudahi
kehidupannya. Keluhan ini dirasakan sejak tahun 2014. Perasaan cemas tersebut
berlangsung berbulan-bulan. Gejala tambahan pasien ketika merasaka keluhan adalah
berupa rasa pusing, sering lupa, khawatir akan sesuatu yang buruk, gelisah, gemetar,
tidak santai, berkeringat, palpitasi, keluhan lambung, bahkan pingsan. Saat ini aktivitas
pasien adalah sebagai ibu rumah tangga.
• Menurut suami pasien, keadaan pasien saat ini sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.
Pasien sudah dapat beraktivitas seperti biasanya.
ANAMNESIS
Riwayat perjalanan penyakit
•Pasien mengeluh merasa cemas sejak tahun 2014. Kemungkinan faktor
pencetusnya adalah pasien merasa kesal dengan penyakit diabetes yang
diderita dan berbagai macam komplikasi sejak tahun 2000 dan
memuncak pada tahun 2013. Pasien sudah keluar masuk rumah sakit
sebanyak 15x dan melakukan 3 kali operasi karena penyakitnya. Riwayat
keluhan yang sama sebelumnya (-).
•Menurut suami pasien, keluhan pasien diawali dengan perasaan gelisah
dan cemas. Pasien merasa merepotkan keluarganya atas penyakitnya.
Pasien menderita diabetes mellitus sejak 20 tahun yang lalu, pasien
mengalami gangguan pengelihatan hingga melakukan operasi katarak
pada kedua matanya, pasca operasi beberapa bulan kemudian pasien
mengalami gangguan anggota gerak hingga 3 bulan tidak dapat berjalan.
Pasien terdiagnosa spondilitis tuberkulosis lalu melakukan pengobatan
selama 6-12 bulan dan 1 kali operasi. Untuk perawatan penyakitnya
pasien harus minum banyak obat dan menjalani beberapa tindakan op.
Hal tersebutlah yang melatar belakangi rasa cemas pasien yang terjadi
pada tahun 2014.
ANAMNESIS
Riwayat penyakit dahulu, Riwayat konsumsi alkohol dan
obat obatan
• Berdasarkan alloanamnesis dan autoanamnesis, pasien
menderita diabetes mellitus, hipertensi, asam urat
tinggi, riwayat katarak pada kedua matanya dan telah
melakukan tindakan operasi. Pasien juga mengakui
adanya riwayat spondilitis TB pada tahun 2013 dan
menjalani pengobatan selama 6-12 bulan.
ANAMNESIS
Riwayat Pribadi
• Riwayat Prenatal dan Perinatal
• Pasien lahir di dukun dan tidak mengalami masalah ketika proses
persalinan.
• Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
• Pasien tidak memiliki masalah pada masa kanak-kanaknya,
anaknya tumbuh dan berkembang normal seperti anak biasanya.
• Masa Kanak Pertengahan sampai Remaja
• Pasien tidak memiliki masalah pada masa anak-anaknya dalam
hal bersosialisasi. Pasien ditinggal meninggal oleh ibunya pada
saat kelas 4 SD namun keluhan yang sama disangkal. Pasien
hanya menempuh pendidikan hingga kelas 4 SD karena tidak
memiliki biaya untuk bersekolah.
ANAMNESIS
Riwayat Pribadi
• Masa Dewasa

• Riwayat Pernikahan dan Seksual


• Pasien menikah dan memiliki 3
orang anak.
• Riwayat Pekerjaan
• Pasien merupakan ibu rumah
tangga.
• Riwayat Pendidikan
• Pasien hanya menempuh
pendidikan hingga kelas 4 SD.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat Gangguan Mental
• Pasien mengaku anak pertamanya memiliki keluhan sering marah-marah dan
sering mengamuk.
• Riwayat Gangguan Fisik
• Riwayat diabetes melitus, hipertensi, dan asma disangkal.

Riwayat Keluarga
• Pasien merupakan anak kedua dari 2 bersaudara. Pasien memiliki 3 anak,
3 cucu serta 1 orang cicit.

Riwayat Personal sosial


• Pasien mengikuti kegiatan masyarakat sejak remaja.
Pemeriksaan fisik umum
Status Generalis

• Keadaan umum : Tak tampak sakit


• Kesadaran : Compos mentis (E4M6V5)
• Tanda tanda vital
• Tekanan darah : 170/120 mmHg
• Nadi : 86 x/menit
• Pernapasan : 20 x/menit
• Suhu : 36,4° C
• Kepala : normosefali
• Mata : CA -/-, SI -/-
• Telinga : Terdapat gangguan pendengaran
• Leher : pembesaran KGB (-)
• Thorax
• Paru : SDV (+), ronkhi (-), wheezing (-)
• Jantung : BJ I-II regular, gallop (-), murmur (-)
• Abdomen : Bising usus (+) normal, nyeri tekan (-)
• Ekstremitas : Oedem (-), Akral hangat (+)
Status Neurologis

• Kesadaran : Compos mentis (E4M6V5), kemudian menjadi


somnolen
• Meningeal sign : Kaku kuduk (-)
• Nervus cranialis : Dalam batas normal
• Sistem motorik (superior, inferior)
• Gerakan : Baik, baik
• Kekuatan : 5/5, 5/5
• Tonus : N/N, N/N
• Trofi : E/E, E/E
• Reflek fisiologis : ++/++, ++/++
• Reflek patologis : -/-, -/-
• Sistem sensorik : Dalam batas normal
• Vegetatif : Dalam batas normal
Pemeriksaan Status Mental

Deskripsi Umum Mood dan Afek Pembicaraan

• Penampilan: Seorang • Mood : Eutimik. • Kualitas: Pasien lancar


wanita berusia 66 tahun, • Afek : Appropriate dalam menjawab
berpenampilan sesuai usia, pertanyaan
rawat diri baik, tidak • Kuantitas: Berbicara logore
tampak sakit jiwa. (-), inkoheren, blocking (-),
• Perilaku dan Aktivitas mutisme (-)
Psikomotor: Selama proses • Kecepatan produksi:
anamnesa pasien Spontan
kooperatif, normoaktif dan
mampu berkomunikasi
dengan baik.
• Sikap terhadap pemeriksa:
kooperatif
Persepsi Pikiran

• Halusinasi: visual (-), auditori (-), • Bentuk pikir: Realistik


bau (-), taktil (-). • Isi pikir: Tidak ditemukan adanya
• Ilusi: Tidak ditemukan ilusi waham. Waham bizzare (-), waham
bersalah (-), waham curiga (-),
waham kejar (-), waham nihilistik (-)
• Arus pikir: Inkoheren (-), asosiasi
longgar (-)
Sensorium dan kognisi
• Kesadaran : kualitatif (Compos mentis), kuantitatif E3V4M5
• Orientasi :
• Waktu: Baik
• Tempat: Baik, pasien dapat menjelaskan dimana dia sekarang.
• Orang: Baik, pasien dapat menjelaskan keluarga yang menemani beliau ketika dilakukan pemeriksaan
• Situasi: Baik, pasien tahu bahwa ia sedang diwawancarai.
• Memori
• Jangka pendek: Pasien ingat kegiatan yang dilakukan tadi pagi
• Daya ingat segera: Pasien mampu mengingat kegiatan sebelum diwawancara
• Jangka menengah: Pasien mampu mengingat kejadian beberapa hari lalu.
• Jangka panjang: Pasien mampu mengingat kejadian lampau.
• Konsentrasi dan perhatian
• Konsentrasi: Baik.
• Perhatian: mudah ditarik, mudah dicantum
• Pikiran abstrak
• Baik.
• Informasi dan intelegensia
• Baik.
Pengendalian Insight / tilikan
Daya Nilai
Impuls diri
• Pengendalian • Norma Sosial: • Tilikan diri pasien
impuls pasien Baik. baik. Pasien
cukup, selama • Realita : Baik. menyadari ketika
anamnesis dibawa berobat
pasien terlihat ke RSUD Salatiga
baik. dan memiliki
keinginan untuk
sembuh.
Diagnosis multiaksial

• Aksis I : Gangguan cemas menyeluruh F41.1


• DD : Episode depresif (F32), Gangguan panik (F41.0), Gangguan ansietas fobik (F40),
Gangguan obsesif kompulsif (F42)
• Aksis II : Tipe kepribadian extrovert
• Aksis III : Penyakit endokrin, nutrisi & metabolik E00-G90
• Aksis IV : Masalah akses ke pelayanan kesehatan
• Aksis V : GAF Scale 60-51: Gejala dan disabilitas sedang
Tatalaksana

Farmakologi Non Farmakologi

• Nopres 1 x 20 mg • Edukasi pasien: Edukasi terhadap


• Depakote 1 x 250 mg pasien dan keluarga pasien untuk
• Clobazam 1 x 10 mg tetap melakukan kontrol rutin dan
tidak terlambat dalam
mengkonsumsi obat agar kondisi
pasien semakin membaik.
• Terapi berorientasi keluarga:
Menyarankan kepada keluarga
untuk selalu memberikan dukungan
kepada pasien, menjadi tempat
pasien untuk terbuka dan bercerita.
Prognosis
• Ad vitam : Bonam
• Ad functionam : Bonam
• Ad Sanationam : Bonam
Tinjauan Pustaka

General Anxiety Disorder


Gangguan Anxietas / Cemas
Definisi : Keadaan tegang yg berlebihan
atau tidak pada tempatnya yang ditandai
oleh perasaan kawatir, tidak menentu atau
takut, responnya tidak berkaitan dengan
ancaman yang nyata namun membuat
pasien tidak mampu bertindak atau
menarik diri.
Pembagian gangguan anxietas / cemas
1. Anxietas kontinyu/gangguan Perkiraan prevalensi :
cemas/anxietas menyeluruh • Gangguan cemas menyeluruh
30%
2. Anxietas episodik • Gangguan panik 15%
• Pada situasi tertentu -> Gangguan • Agora fobia 20%
fobik (Fobia spesifik, Fobia social, • Fobia sosial 30%
Agorafobia) • Fobia sederhana 45%
• Ggg Obsesif kompulsif 10%
• Pola campuran -> Agorafobia dengan
panik
• Pada sembarang situasi -> Gangguan
panik
Jenis-jenis gangguan cemas
1. General Anxiety Disorders (GAD) 3. Social Anxiety Disorder/ Fobia sosial

2. Panic disorders (PD) Fobia sosial ditandai dengan ditandai,


persisten dan rasa takut yang tidak masuk akal
Serangan panik adalah periode intens yang tak untuk diamati atau dievaluasi secara negatif
terduga takut atau tidak nyaman. Serangan oleh orang lain dalam sosial atau kinerja
panik biasanya mencapai puncaknya dalam situasi mis. berbicara dengan orang asing,
sepuluh menit dan 30-45 menit terakhir. makan di publik.
Seringkali pasien mungkin merasa bahwa
mereka sedang mengalami medis yang serius
kondisi seperti infark miokard. Gangguan panik
ditandai dengan serangan panik berulang.
Jenis-jenis gangguan cemas
4. Specific Phobia 5. Obsessive Compulsive 6. Post Traumatic Stress
Disorders (OCD) Disorders (PTSD)
Fobia spesifik ditandai dengan
berlebihan atau takut objek yang Gangguan obsesif-kompulsif ditandai Gangguan stres pasca-trauma
tidak masuk akal (mis. laba-laba, oleh obsesi berulang dan / atau berkembang setelah terpapar ke suatu
ular) atau situasi (mis. terbang, dorongan yang menyebabkan peristiwa yang menyebabkan trauma
ketinggian, melihat darah). Tipe gangguan dalam hal kesulitan, waktu psikologis, mis. aktual atau
ini kecemasan secara signifikan atau gangguan berfungsi. Obsesi mengancam cedera serius pada diri
lebih umum pada wanita umum berhubungan dengan sendiri atau orang lain. Gejala: mimpi
daripada laki-laki kontaminasi, kecelakaan dan buruk dan / atau perasaan
keasyikan seksual atau agama. menghidupkan kembali pengalaman
Paksaan umum termasuk mencuci, dengan ilusi atau halusinasi,
memeriksa, membersihkan, menghindari kegiatan atau pemikiran
menghitung. yang terkait trauma.
Gejala gejala Anxietas :
• Komponen Psikis / Mental : anxietas /
kecemasan / kawatir / was-was
• Komponen Fisik merupakan manifestasi dari
keterjagaan berlebihan : Jantung berdebar;
napas cepat/hiperventilasi terasa sesak, mulut
kering, keluhan lambung, tangan dan kaki
terasa dingin dan ketegangan otot, perasaan
pusing seperti melayang, rasa kesemutan di
tangan dan kaki, sampai spasme otot tangan
dan kaki.
Neurobiologi Anxietas
• Jaras saraf asendens Noradrenalin dan
5-hidroksitriptamin menginervasi
lobus limbik dan neokorteks.
• Meningkatnya aktivitas jaras NE
menimbulkan meningkatnya
keterjagaan.
• Meningkatnya aktivitas saraf
5-hidroksitriptamin meningkatkan
respons thdp stimulus yang bersifat
aversif.
• Gamma Amino Butyric Acid (GABA)
1 Gangguan cemas menyeluruh
Definisi
Gangguan cemas menyeluruh adalah kecemasan atau
kekhawatiran yang berlebihan dan tidak rasional bahkan
kadang tidak realistik terhadap berbagai peristiwa
kehidupan sehari-hari.

Epidemiologi
• Prevalensi dalam satu tahun adalah ± 3-8%.
• Rasio wanita dan laki-laki adalah kirakira 2:1
• Sering memiliki komorbiditas dengan : Gangguan
Panik, Gangguan Obsesif Kompulsif, Gangguan Stres
Pasca Trauma, Gangguan Depresi berat
Etiologi

1. Teori Biologi 2. Teori Genetik 3. Teori Psikoanalitik

Lobus oksipitalis berkaitan Sekitar 25% dari keluarga Pada tingkatan paling
dengan kejadian gangguan tingkat pertama penderita primitif, kecemasan
cemas menyeluruh. Area ini gangguan cemas menyeluruh dihubungkan dengan
memiliki reseptor benzodiazepin juga menderita gangguan perpisahan dengan objek
tertinggi di otak. Bagian lain di yang sama. Pada pasien yang cinta. Pada tingkatan yang
otak yakni basal ganglia, sistem terlahir kembar monozigotik lebih matang, kecemasan
limbik dan korteks frontal. Pada kemungkinan kembarannya dihubungkan dengan
pemeriksaan PET ditemukan menderita gangguan cemas kehilangan cinta dari objek
bahwa pada px terdapat ↓ menyeluruh adalah 50% yang penting.
metabolisme di ganglia basal dan sedangkan pada kembar
massa putih otak. Pada px dizigotik hanya 15%.
ditemukan abnormalitas
serotonin. Beberapa
neurotransmitter yang berkaitan
adalah GABA, norepinefrin,
glutamat, dan kolesistokinin.
Etiologi

4. Teori Kognitif-Perilaku

Menurut teori kognitif perilaku gangguan


cemas menyeluruh muncul akibat respons
penderita yang salah dan tidak tepat
terhadap ancaman yang muncul akibat
perhatian yang berfokus pada hal-hal yang
negatif pada lingkungan. Selain itu,
gangguan cemas menyeluruh juga muncul
akibat distorsi pada pemrosesan informasi
serta pandangan yang negatif pada
kemampuan diri sendiri untuk menghadapi
ancaman
Gejala Kecemasan Menyeluruh ( Free Floating Anxiety ):
• Ketegangan Motorik : gemetar, tegang, nyeri otot, letih,
tak dapat santai, kelopak mata bergetar, muka tegang,
kening berkerut, gelisah, tak dapat diam, mudah kaget.
• Hiperaktivitas saraf otonomik : berkeringat, jantung
berdebar, rasa dingin, telapak tangan lembab, mulut
kering, pusing, kepala terasa ringan, kesemutan, rasa mual,
rasa aliran panas dingin, sering kencing, diare,
kerongkongan tersumbat, muka merah/pucat, rasa tak
enak di ulu hati.
• Kecemasan/Rasa kawatir berlebihan ttg hal2 yang akan
datang ( apprehensive expectation ) : cemas, kuatir, takut,
berpikir berulang (ruminasi).
• Kewaspadaan berlebihan : perhatian mudah dialihkan,
sukar konsenterasi, sukar tidur, iritabel, rasa ngeri, tak
sabar
Pedoman Diagnostik menurut PPDGJ III F41.1
Gangguan Cemas Menyeluruh
1. Gejala Anxietas merupakan gejala primer yg berlangsung hampir
setiap hari dalam bbrp minggu sampai bbrp bulan dan tidak
terbatas pada keadaan situasi khusus.
2. Gejala-gejala mencakup unsur :
– Kecemasan, ketegangan motoric, overaktivitas otonomik
– Pada anak2 sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk
ditenangkan serta keluhan-keluhan somatik berulang yang menonjol
– Adanya gejala2 lain yg sifatnya sementara ( beberapa hari), khususnya
depresi yang tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresi ( F32.-),
Gangguan Anxietas Fobik ( F40.-), Gangguan Panik ( F41.-), Gangguan
Obsesif-Kompulsif (42.-).
Patologi Gangguan Cemas Menyeluruh

Individu yang mengalami Gangguan Kecemasan Menyeluruh, menurut pendekatan


psikodinamika berakar dari ketidakmampuan egonya untuk mengatasi dorongan-dorongan
yang muncul dari dalam dirinya secara terus menerus sehingga ia akan mengembangkan
mekanisme pertahanan diri. Mekanisme pertahanan diri ini sebenarnya upaya ego untuk
menyalurkan dorongan dalam dirinya dan bisa tetap berhadapan dengan lingkungan.
Tetapi jika mekanisme pertahanan diri ini dipergunakan secara kaku, terus-menerus dan
berkepanjangan maka hal ini dapat menimbulkan perilaku yang tidak adaptif dan tidak
realistis.
Pemeriksaan pada Pasien Gangguan Cemas Menyeluruh

1. Hamilton Anxiety
Rating Scale (HARS)
HARS merupakan salah satu
kuesioner yang mengukur skala
ansietas yang masih digunakan
sampai saat ini. Kuesioner terdiri
atas 14 item. Masing-masing item
terdiri atas 0 (tidak terdapat)
sampai 4 skor (terdapat). Apabila
jumlah skor <17 tingkat ansietas
ringan, 18-24 tingkat ansietas
sedang, dan 25-30 tingkat stres
berat
Pemeriksaan pada Pasien Gangguan Cemas Menyeluruh

2. Taylor Manifest Anxiety


Scale (T-MAS)
T-MAS merupakan kuesioner
yang dirancang untuk mengukur
skala ansietas pada individu. T-
MAS terdiri atas 38 pernyataan
yang terdiri atas kebiasaan 19
dan emosi yang dialami. Masing-
masing item terdiri atas “ya” dan
“tidak”.
Pemeriksaan pada Pasien Gangguan Cemas Menyeluruh

3. Depression, Anxiety
Stress Scale (DASS)
DASS terdiri atas pertanyaan
terkait tanda dan gejala depresi,
ansietas dan stres. Kuesioner
DASS ada dua jenis yaitu DASS
42 dan DASS 21. DASS 42 terdiri
atas 42 pertanyaan sedangkan
DASS 21 terdiri atas 21
pertanyaan, masing-masing
gangguan (depresi, ansietas, dan
stres) terdapat 7 pertanyaan.
Masing-masing item terdiri atas 0
(tidak terjadi dalam seminggu
terakhir) sampai 3 (sering terjadi
dalam waktu seminggu terakhir)
Pemeriksaan pada Pasien Gangguan Cemas Menyeluruh
4. Zung Self-Rating
Anxiety Scale (SAS)
Kuesioner SAS terdiri atas 20
pernyataan terkait gejala ansietas.
Masing-masing pernyataan
terdapat 4 penilaian yang terdiri
dari 1 (tidak pernah), 2 (jarang),
dan 3 (kadang-kadang), dan 4
(sering). Klasifikasi tingkat
ansietas berdasarkan skor yang
diperoleh yaitu 20-40 (tidak
cemas), 41-60 (ansietas ringan),
61-80 (ansietas sedang), dan 81-
100 (ansietas berat).
Pemeriksaan pada Pasien Gangguan Cemas Menyeluruh
5. Anxiety Visual Analog
Scale (Anxiety VAS)
Suatu alat untuk mengukur
tingkat kecemasan dengan
menggunakan garis horizontal
berupa skala sepanjang 10cm
atau 100mm. Penilaiannya yaitu
ujung sebelah kiri
mengidentifikasikan “tidak ada
kecemasan” dan semakin ke arah
ujung sebelah kanan kecemasan
yang dialami luar biasa
Penatalaksanaan
Farmakoterapi
Golongan Benzodiazepine :
• Diazepam (long acting): tab. 2 – 5 mg, 2 – 3 x/hari oral ampul 10 mg/2cc, 2 – 10
mg/X im/iv
• Chlordiazepoxide (long acting) : dragee/tab 5 – 10 mg, 2 – 3 x/hari oral
• Lorazepam (short acting) : tab 0,5 – 1 – 2 mg, 2 – 3 mg/hari oral
• Clobazam ( medium acting): tab 10 mg, 2 – 3 x /hari oral
• Alprazolam (ultra short acting) : tab 0,5 – 1 – 2 mg, x 0,25 – 0,5 mg oral
Golongan non benzodiazepine
• Sulpiride : cap. 50 mg, 100 – 200 mg/hari
• Buspirone : tab 10 mg, 15 – 30 mg/hari.
Terapi psikososial

Cognitive behavior therapy

Intervensi ini dapat dilakukan sebagai tatalaksana gangguan cemas. porsi kognitif
membantu merubah pola pikir yang menyebabkan rasa takut, dan melatih pasien untuk
relaksasi dalam serta desensitisasi terhadap trigger ansietas.

Mindfulness based stress reduction

Intervensi ini membatu pasien lebih fokus pada masa kini, menyadari emosi yang sedang
dirasakan, meditasi terhadap stress, mengurangi stress serta relaksasi.

Psikoterapi berorientasi tilikan


Mengajak pasien utk mencapai penyingkapan konflik bawah sadar, menilik egostrength,
relasi objek, serta keutuhan self pasien, mengubah menjadi lebih matur, bila tidak tercapai,
minimal memfasilitasi agar pasien dapat beradaptasi dalam fungsi sosial dan pekerjaan.
Prognosis
GAD merupakan keadaan kronis yg
mungkin berlangsung seumur hidup.
Sebanyak 25 % pasien akhirnya
mengalami gangguan panik dan juga
gangguan depresi mayor. Terjadinya
beberapa peristiwa kehidupan yang
negatif secara jelas meningkatkan
kemungkinan akan terjadinya gangguan.
Hal ini berkaitan pula dengan berat
ringannya gangguan tersebut.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil autoanamnesis dan aloanamnesis pasien, dapat didiagnosis
bahwa pasien menderita gangguan cemas menyeluruh. Pasien memiliki riwayat
penyakit dahulu berupa diabetes mellitus, hipertensi, katarak, asam urat, spondilitis
dan batuk lama dan pengobatan selama 6 bulan. Tidak ada riwayat penyakit
keluarga pasien memiliki gangguan serupa. Pasien telah diberi tatalaksana sesuai
dengan diagnosis dan teori yaitu fluoxetine, natrium divalproat dan benzodiazepin.
Progresivitas pasien juga baik, pasien kini mulai dapat mengikuti kegiatan sosial dan
melakukan pekerjaan rumah kembali.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai