DISUSUN OLEH :
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR............................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
Latar Belakang Makalah....................................................................................................................4
Rumusan Masalah.............................................................................................................................5
Tujuan Penelitian...............................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................................6
Definisi Triase Menurut ATS.............................................................................................................6
Tujuan triase......................................................................................................................................6
Tujuan Triase.....................................................................................................................................6
Sistem triase......................................................................................................................................7
Prinsip triase......................................................................................................................................7
BAB III................................................................................................................................................15
PENUTUP...........................................................................................................................................15
A. Kesimpulan.................................................................................................................................15
B. Saran...........................................................................................................................................15
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
1. Apa definisi triase ATS?
2. Apa yang dimaksud dengan triase ATS?
3. Apa tujuan triase ATS?
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui definisi triase ATS
2. Mengetahui triase ATS dengan jelas
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi Triase Menurut ATS
Australasian triage scale (ATS) adalah algoritma triage gawat darurat yang terdiri dari
lima tingkat yang terus dikembangkan di Australia, yang memiliki koefisien
keandalan gabungan adalah 0,428 (95% CI 0,340-0,509).
Triase sendiri berasal dari bahasa bahasa Prancis yaitu trier dan dalam bahasa Inggris
triage kemudian diartikan kedalam bahasa Indonesia yang berarti triase yang memiliki
arti sortir. Jadi triase merupakan suatu proses khusus yang memilah pasien
berdasarkan beratnya suatu cidera atau penyakit untuk menentukan jenis perawatan
atau tindakan gawat darurat. Triage atau triase juga bisa diartikan sebuah
pengelompokan penderita berdasarkan pada beratnya cidera yang dialami dan lebih
diprioritaskan dengan kondisi ada tidaknya ganguaan pada airway, breathing, dan
circulation pasien, dengan mempertimbangkan sarana, sumber daya manusia, dan
probalitas hidup pasien (Wijaya, 2019).
Triase juga memiliki arti sebagai proses dari menyeleksi pasien. Disini tugas perawat
dan dokter adalah bertanggung jawab agar jangan ada pasien yang tidak mendapat
perawatan (Mardalena, 2019).
Triage atau triase memiliki sistem klasifikasi untuk mengidentifikasi tipe pasien yang
memerlukan berbagai level untuk tindakan dan perawatannya. Prioritas pada
klasifikasi ini didasarkan pada pengetahuan, dari data yang tersedia, dan dari situasi
yang terbaru. Huruf atau angka yang sering digunakan dalam klasifikasi triage atau
triase ini adalah sebagai berikut (Dewi, 2011).
Tujuan triase
Tujuan Triase
Tujuan triase menurut (Irman, dkk, 2020) antara lain:
1. Mengidentifikasi kondisi pasien
2. Menetapkan tingkat kegawatan pasien
3. Menetapkan prioritas Tindakan
4. Menempatkan pasien pada lokasi penanganan sesuai kondisi pasien
5. Mendapatkan data yang lengkap
6. Melakukan Tindakan penangana dengan tepat, cepat dan cermat
Sistem triase
Sistem Triase
Sistem triase digunakan untuk pasien yang benar-benar membutuhkan pertolongan
pertama, yakni pasien yang apabila tidak mendapatkan triase segera, dapat
menimbulkan trauma. Berikut empat sistem triase yang sering digunakan (Mardalena,
2016):
Spot Check
Spot check adalah sistem yang digunakan untuk mengklasifikasi dan mengkaji pasien
dalam waktu dua sampai tiga menit.
Triase Komprehensif
Sistem triase komprehensif adalah standar dasar yang telah didukung oleh Emergency
Nurse Association (ENA). Sistem ini menekankan penanganan dengan konsep ABC
(Airway control, Breathing support, Circulation support) ketika menghadapi pasien
gawat darurat. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, triage komprehensif
menekankan pada konsep ABC, A (airway control: jalan nafas), B(breathing support:
pernapasan), dan C (circulation support: sirkulasi). Sebenarnya ada tiga elemen lain
selain ABC, yaitu disability of neurity (D), expose (E), full-set of vital sign (F).
Namun demikian, penanganan yang sering digunakan dilapangan adalah penangan
ABC.
Triage Two-tier
Triase two-tier merupakan Tindakan pertolongan pasien yang melibatkan dua orang
petugas, untuk dilakukan pengkajian lebih rinci. Selain triage two-tier, ada juga triage
bedside. Pasien yang dating langsung ditangani oleh perawat tanpa menunggu petugas
perawat lainnya.
Triage Expended
Perawat melakukan pertolongan pertama dengan bidai, kompres, atau rawat luka.
Penanganan ini disertai dengan pemeriksaan diagnostik dan pemberian obat.
Prinsip triase
Prinsip Triase
Prinsip triase menurut (Irman, dkk, 2020) antara lain:
1. Triase harus dilakukan segera dan tepat waktu
2. Pengkajian triase harus adekuat, komprehensif dan akurat
3. Ketepatan dan akurasi menjadi kunci dalam proses triase
4. Keputusan triase didasarkan pada temuan pengkajian
5. Kemampuan berespon dengan cepat, tepat dan teliti memungkinkan dapat
menyelamatkan nyawa pasien
6. Informasi yang akurat dan adekuat mengefektifkan perawatan
7. Tindakan pertolongan berdasarkan keakutan, keluhan serta temuan klinis
8. Perawat harus bertanggung jawab pada proses triase
9. Meningkatkan kepuasan pasien
10. Pasien ditempatkan pada area perawatan yang benar dengan sarana pelayanan
yang menunjang
11. Penggunaan sumber daya yang efisien
12. Dokumentasi yang benar
Klasifikasi triase ini adalah yang paling ringan di antara triase lainnya. Pasien yang
masuk ke kategori P4 tidak memerlukan tindakan gawat darurat. Penyakit P4 adalah
penyakit ringan. Misalnya, penyakit panu,flu,batuk pilek, dan gangguan seperti
demam ringan.
c. Warna Hijau
Warna hijau merupakan tingkat prioritas ketiga. Warna hijau mengisyaratkan bahwa
pasien hanya perlu penanganan dan pelayanan biasa. Dalam artian, pasien tidak dalam
kodisi gawat darurat dan tidak dalam kondisi terancan nyawanya. Pasien yang diberi
prioritas warna hijau menandakan nahwa pasien hanya mengalami luka ringan atau
sakit ringan, misalnya luka supervisial.
d. Warna Hitam
Warna hitam digunakan untuk pasien yang memiliki kemungkinan hidup sangat kecil.
Biasanya, pasien yang mengalami luka atau penyakit parah akan diberikan tanda
hitam. Tanda hitam juga digunakan untuk pasien yang belum ditemukan cara
menyembuhkannya. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk memperpanjang
nyawa pasien adalah dengan terapi suportif. Warna hitam juga diberikan kepada
pasien yang tidak bernapas setelah dilakukan intervensi live saving.
b. Kelas II
Pasien termasuk kelas dua adalah penyakit ringan, yang tidak membahayakan diri
pasien. Misalnya flu, demam biasa, atau sakit gigi.
c. Kelas III
Pasien yang berada dikelas III, pasien berada dalam kondisi semi mendesak. Pasien
tidak mampu menunggu lebih lama. Pasien hanya mampu menunggu kurang lebih
selama dua jam sebelum pengobatan. Misalnya pasien yang mengalami otitis media.
d. Kelas IV
Adapun pasien yang tidak mampu menahan kurang dari dua jam dikategorikan pasien
kelas IV. Pasien hanya mampu bertahan selama pengobatan, sebelum ditindaklanjuti.
Pasien kelas IV ini termasuk urgen dan mendasar. Misalnya, pasien penderita asma,
fraktur panggul, laserasi berat.
e.Kelas V
Pasien yang berada di kelas V adalah gawat darurat. Apabila pasien diobati terlambat,
dapat menyebabkan kematian, yang termasuk kelas V adalah syok, henti jantung dan
gagal jantung.
Jenis-jenis Triase
Menurut (Addiarto, W. dan Wahyusari, S., 2018) yang terdiri dari:
1. Triase di tempat (triase satu)
Merupakan pemilihan korban bencana yang dilakukan di tempat korban ditemukan
atau pada tempat penampungan yang dilakukan oleh tim pertolongan pertama atau
tenaga Kesehatan gawat darurat. Triase di tempat mencakup pemeriksaan,
klasifikasi, pemberian tanda dan pemindahan korban ke pos medis lanjutan.
2. Triase medis (triase dua)
Triase ini dilakukan saat korban memasuki pos medis lanjutan oleh tenaga medis
yang berpengalaman (sebaiknya dipilih dari perawat atau dokter yang dengan
pelatihan PPGD). Tujuan triase medis adalah menentukan tingkat perawatan yang
dibutuhkan oleh korban.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
System triage ini digunakan untuk menentukan prioritas penanganan kegawat
daruratan sehingga perawat dapat cepat, tepat dan maksimal memberikan
pertolongan pada pasien yang paling prioritas yaitu pasien yang sangat
mengancam jiwanya.
Tujuan utama adalah untuk mengidentifikasi kondisi mengancam nyawa. Tujuan
triage selanjutnya adalah untuk menetapkan tingkat atau derajat kegawatan yang
memerlukan pertolongan kedaruratan. Sistem triage dikenal dengan system kode 4
warna yang diterima secara internasional. Merah menunjukan perioris tinggi
perawatan atau pemindahan, Kuning menandakam perioritas sedang, hijau
digunakan untuk pasien rawat jalan, dan hitam untuk kasus kematian atau pasien
menjelang ajal. Perawat harus mampu mampu mengkaji dan menggolongkan
pasien dalam waktu 2 - 3 menit.
B. Saran
Setelah mempelajari Perkembangan Triage modern yang salah satunya Triage
Emergency severity Indexs (ESI) dalam system pelayanan kegawatdaruratan,
diharapkan dapat mengambil manfaat untuk bahan pembelajaran penulis dan
pembaca. Kurang lebihnya kami meminta kritik serta saran yangmembangun untuk
memperbaiki karya tulis ilmiah kami