Anda di halaman 1dari 47

ALAT DAN OBAT EMERGENCY

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT (KGD) I


Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Sistem
Gawat Darurat I :
Koordinator Mata Kuliah :

Disusun Oleh :

Alfi Ariansyah (213116051)


Ayuni Nabila (213116052)
Lutfi Vania (213116053)
Suci Raihany (213116054)
Dwi Nurani (213116055)
Rika Pebriyanti (213116056)
Dizha Tri N (213116057)
Romiyatul Zanah (213116058)
Dede Intan (213116059)
Windri Kurnialita (213116060)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S1


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia serta taufik
dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Alat dan
Obat Emergency”. Dalam penulisan makalah kelompok ini kami mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan hasil
makalah ini .
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari kekurangan baik secara
tekhnik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini. Kami berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang
setimpal kepada mereka yang telah memberikan bantuan dan semoga apa yang
telah kami sampaikan dalam makalah ini bisa memberikan manfaat khususnya
bagi kami yang masih dalam tahap belajar dan umumnya bagi semua pembaca.

Cimahi, November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4
C. Tujuan ....................................................................................................... 4
D. Sistematika Penulisan ............................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 5
A. Peralatan Emergency ................................................................................ 5
B. Obat-obatan Emergency ......................................................................... 20
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 43
A. Simpulan ................................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 44

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegawatdaruratan atau dapat pula disebut sebagai emergency
adalah suatu situasi yangmendesak yang beresiko terhadap kesehatan,
kehidupan, kesejahteraan ataulingkungan. Suatu insiden dapat menjadi
suatu kegawatdaruratan apabila merupakansuatu insiden dan mendesak
atau mengancam nyawa, kesehatan, kesejahteran ataupunlingkungan;
insiden yang sebelumnya menyebabkan hilangnya nyawa
seseorang,kecacatan, merusak kesejahteraan, ataupun merusak lingkungan;
atau insiden yangmemiliki probabilitas yang tinggi untuk menyebabkan
bahaya langsung ke kehidupan,kesehatan, kesejahteraan ataupun
lingkungan (Wikipedia 2015).
Kegawadaruratan medis adalah insiden cedera atau sakit yang akut
dan menimbulkanresiko langsung terhadap kehidupan atau kesehatan
jangka panjang seseorang(Caroline, 2013). Keadaan darurat tersebut
memerlukan bantuan orang lain yangidealnya memiliki kualisifikasi dalam
melakukan pertolongan, hal ini membutuhkanketerlibatan dari berbagai
pelayanan multilevel, baik dari pemberi pertolongan pertama,teknisi
sampai kelayanan kesehatan gawat darurat .
Kegawatdaruratan medis merupakan keadaan harus mendapat
intervensi segera. Dalammerespon kegawatdaruratan telah dibentuk
emergency medikal service (EMS) atau disebut pula layanan
kegawatdaruratan medis. Tujuan utama dari layanan ini
adalahmemberikan pengobatan kepada pasien yang membutuhkan
perawatan medismendesak, dan tujuan menstabilkan kondisi saat itu, dan
menyediakan transpor efisiendan efektif bagi pasien menuju layanan
pengobatan definitif.
Layanan kegawatdaruratan medis di tiap-tiap negara dan daerah
menyediakan layananyang beragam dengan metode yang beragam pula,
hal ini ditentukan oleh kebijakan pemerintah negara masing-masing

1
2

dengan metode pendekatan yang berbeda pulatergantung dari kondisi dari


negara tersebut. Secara umum, semua layanankegawatdaruratn medis
menyediakan layanan bantuan hidup dasar .
Menurut World Health Organisation rumah sakit merupakan suatu
organisasi sosial dan kesehatan yang mempunyai fungsi sebagai
pelayanan, meliputi pelayanan paripurna (komperhensif) penyembuhan
penyakit (kuratif) dan juga sebagai pencegahan penyakit (preventif)
kepada masyarakat. Sebagai bentuk peningkatan kualitas pelayanan
perawatan di Inggris dilakukan evaluasi dengan pendekatan sistem dan
prinsip pelayanan pasien. Hal itu bertujuan supaya pasien mendapatkan
perawatan dengan kualitas yang tinggi dan tepat waktu (Leading Practices
in Emergency Departement , 2010).
Instalasi Gawat Darurat merupakan salah satu unit pelayanan di
rumah sakit yang memberikan pertolongan pertama dan sebagai jalan
pertama masuknya pasien dengan kondisi gawat darurat. Keadaan gawat
darurat adalah suatu keadaan klinis dimana pasien membutuhkan
pertolongan medis yang cepat untuk menyelamatkan nyawa dan kecacatan
lebih lanjut (DepKes RI, 2009)
Keanekaragaman pasien di IGD yang datang dari berbagai latar
belakang dari sisi sosial ekonomi, kultur, pendidikan dan pengalaman
membuat persepsi pasien atau masyarakat berbeda-beda. Pasien merasa
puas dengan pelayanan perawat di IGD apabila harapan pasien terpenuhi,
seperti pelayanan yang cepat, tanggap, sopan, ramah, pelayanan yang
optimal dan interaksi yang baik. Namun pasien atau masyarakat sering
menilai kinerja perawat kurang mandiri dan kurang cepat dalam
penanganan pasien di IGD. Penilaian itu karena beberapa hal, salah
satunya diantaranya adalah ketidaktahuan pasien dan keluarga tentang
prosedur penatalaksanaan pasien oleh perawat di ruang IGD (Igede, 2012).
Ketidaktahuan tentang penatalaksanaan pasien oleh perawat di
ruang IGD berpengaruh terhadap kepuasan dan kecemasan pasien
(Qureshi, 2008). Kecemasan menurut Dongoes (2006) merupakan keadaan
3

individu atau kelompok mengalami kegelisahan dan meningkatnya


aktifitas syaraf otonom ketika mengalami ancaman yang tidak jelas.
Kecemasan dapat memperburuk kondisi kesehatan fisik dan mental pasien.
Respon kecemasan umumnya di tandai dengan gejala nafas pendek, nadi
dan tekanan darah meningkat, muka 3 berkerut, terlihat tidak tenang dan
juga sukar tidur (Hawari, 2013). Kondisi lingkungan IGD yang
overcrowded menambah ketidaknyamanan dan menambah tingkat
kecemasan pasien. Stuart & laraia (2005) mengatakan bahwa perubahan
status kesehatan individu mengakibatkan terjadinya kecemasan.
Banyaknya pasien yang datang di IGD membuat perawat harus memilah
pasien dengan cepat dan tepat sesuai prioritas bukan berdasarkan nomor
antrian. Tindakan perawat dalam melakukan perawatan pasien harus
bertindak cepat dan memilah pasien sesusai prioritas, sehingga
mengutamakan pasien yang lebih diprioritaskan dan memberikan waktu
tunggu untuk pasien dengan kebutuhan perawatan yang kurang mendesak
(Igede ,2012).
Triase adalah pengelompokan pasien berdasarkan berat cideranya
yang harus di prioritaskan ada tidaknya gangguan airway, breathing, dan
circulation sesuai dengan sarana, sumberdaya manusia dan apa yang
terjadi pada pasien (Siswo, 2015). Sistem triase yang sering di gunakan
dan mudah dalam mengaplikasikanya adalah mengunakan START
(Simple triage and rapid treatment) yang pemilahanya menggunakan
warna . Warna merah menunjukan prioritas tertinggi yaitu korban yang
terancam jiwa jika tidak segera mendapatkan pertolongan pertama. Warna
kuning menunjukan prioritas tinggi yaitu koban moderete dan emergent.
Warna hijau yaitu korban gawat tetapi tidak darurat meskipun kondisi
dalam keaadaan gawat ia tidak memerlukan tindakan segera. Terakhir
adalah warna hitam adalah korban ada tanda-tanda meninggal (Ramsi, IF.
dkk ,2014) .
4

B. Rumusan Masalah
1. Sebutkan dan jelaskan alat – alat emergency !
2. Sebutkan dan jelaskan obat –obatan emergency !

C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan alat – alat emergency
2. Mahasiswa mampu menjelaskan obat – obatan emergency

D. Sistematika Penulisan
1. Studi pustaka
Pengumpulan yang diperoleh dengan cara penelusuran dari buku
berupa karya tulis ilmiah dan jurnal untuk memperoleh materi yang
dibahas.
2. Pencarian internet
Penelusuran dari berbagai macam alamat website yang mengenai
tentang tata tulis karya ilmiah yang ada pada internet untuk
memperoleh materi yang dibahas.
5

BAB II
PEMBAHASAN

A. Peralatan Emergency
1. Basket Stretcher
Alat yang biasa digunakan untuk memindahkan korban dari daerah yg
sedikit sulit untuk bisa dijangkau seperti jurang (memiliki kedalaman)
atau menurunkan korban dari tempat tinggi (memiliki ketinggian).

2. Long spine board


Alat yang biasa digunakan untuk dapat memindahkan dan mengangkat
korban yang diduga/dicurigai mengalami cedera tulang belakang.

3. Scoop stretcher
Suatu alat yang biasa digunakan untuk dapat meminimalkan
movement atau gerak pada korban dalam pengangkatan dan
pemindahan korban yang diduga/dicurigai mengalami cedera tulang
belakang.
6

4. Vacum matras
Alat yang biasa digunakan untuk immobilisasi dan mengangkat
korban dengan kondisi patah tulang belakang, leher dan multi trauma

5. Automatic Eksternal Defibrilator (AED)


Sebuah alat yang biasa digunakan untuk bantuan kejut jantung pada
korban dengan gangguan pada irama jantung dan henti jantung.
7

6. Self Confined Breathing Aparatus (SCBA)


Suatu alat yang biasa digunakan untuk dapat menolong (penolong)
korban dalam situasi/kondisi lingkungan yang memiliki sedikit
oksigen atau kadar oksigen rendah.

7. Life Support Product (LSP)


Alat yang biasa digunakan untuk dapat membantu pernafasan ,
pemenuhan kebutuhan oksigen, dan penghisapan.

8. Kendrick Extrication Device (KED)


Alat yang biasa digunakan untuk memindahkan korban dari dalam
kendaran dengan kondisi terjebak/terjepit karena kecelakaan lalu
lintas yang dicurigai mengalami cidera kepala.tulang leher, dan tulang
belakang
8

9. Nebulizer (Compressor & UltraSonic)


Alat yang biasa digunakan untuk dapat memberikan terapi uap

10. Suction Pump


Alat yang biasa digunakan untuk dapat menghisap lendir atau cairan
berupa darah pada pasien dengan menggunakan listrik atau baterei
9

11. Rescue Vacum Hand


Alat yang biasa digunakan untuk dapat menghisap lendir atau darah
dengan cara manual atau tanpa listrik.

12. Eye Magnet Probe


Alat yang biasa digunakan untuk mengambil benda logam atau non
logam seperti kayu, kerikil, dan lain-lain yang menancap di mata.

13. Pulse Oxymetri


Alat yang biasa digunakan untuk dapat mengukur saturasi oksigen
dalam darah dan menghitung jumlah denyut nadi.

14. Cricothyroidotomy Kit


Alat yang biasa digunakan untuk melakukan tindakan cricothyroidotomy
(merupakan suatu insisi yang dilakukan melalui kulit dan ligamen
Cricothyroid untuk dapat mendirikan sebuah jalan napas paten selama
situasi yang dapat mengancam jiwa)
10

15. Tracheostomy Tub


Alat yang biasa digunakan untuk dapat melakukan tindakan
tracheostomy (dengan membuat sayatan pada aspek anterior leher dan
membuka saluran napas secara langsung melalui sayatan di trakea)

16. Oropharyngeal Airway


Alat yang biasa digunakan untuk dapat membuka atau membebaskan
jalan nafas melalui rongga mulut menuju ke dalam pharyng.

17. Nasopharyngeal Airway


Alat yang biasa digunakan untuk dapat membuka atau membebaskan
jalan nafas melalui rongga hidung menuju ke dalam pharyng.
11

18. Laryngoscope (Blade & Handle)


Alat yang biasa digunakan untuk dapat melihat laryng (membantu
pemasangan endotracheal tube).

19. Opthalmoscope
Alat yang biasa digunakan untuk dapat memeriksa retina mata

20. Nasal Kanul


Merupakan selang bantu pernafasan yang biasa di letakan pada lubang
hidung. Pemberian O2 1-6 L/mnt dengan konsentrasi 24% – 44%.

21. Simple Mask (Rebreathing Mask)


Merupakan alat bantu pernafasan berupa masker yang biasa digunakan
untuk konsentrasi oksigen rendah sampai sedang. Dengan aliran 6-
8/10 L/mnt dengan konsentrasi 45% – 60%.
12

22. Non-Rebreathing Mask


Merupakan alat bantu pernafasan berupa masker yang dilengkapi
dengan kantung oksigen (reservoir) yang biasa digunakan untuk
konsentrasi oksigen tinggi. Dengan aliran 10-12 L/mnt , dan
konsentrasi 60% – 80%.

23. Pocket Mask


Merupakan alat bantu nafas atau ventilasi dari mulut ke masker .

24. Ambu Bag / Resusitator Bag Valve


Alat bantu pernafasan yang dengan cara manual yang dapat dilengkapi
dengan sebuah selang oksigen dan reservoir . Aliran 15 L/mnt
konsentrasi 99 %.
13

25. Cervical Collar (Stiffneck Adjustable Collar)


Alat yang biasa digunakan untuk immobilisasi leher pasien yang
dicurigai mengalami cidera tulang leher.
Alat tersebut dapat disesuaikan dengan panjang leher pasien.
Ada pula yang sudah sesuai ukuran S, M, L baik yang rigid (keras)
atau Soft (lembut).

26. Head Immobilisation


Alat yang biasa digunakan untuk immobilisasi kepala pasien akibat
cidera kepala.

27. Sam Splint


Alat yang biasa digunakan untuk immobilisasi bagian tubuh pasien
(leher, ekstremitas atas dan bawah) yang dicurigai mengalami
14

dislokasi atau fraktur. Alat ini bisa dibentuk dan disesuaikan menurut
kondisi/kebutuhan.

28. Burn Shield Gel


Alat yang biasa digunakan untuk melakukan kompres luka bakar ,
sekali pakai.

29. Emergency Blanket / Isothermic Blanket


Alat yang biasa digunakan sebagai selimut untuk mencegah
terjadinya hipotermi pada pasien yang mengalami trauma dingin.

30. Elastic Bandage


Alat yang biasa digunakan untuk mengkonpresi / memfiksasi luka
atau cidera yang terjadi pada otot.
15

31. Opsite Dressing


Alat berupa perekat yang tahan terhadap air yang biasanya digunakan
dalam perawatan luka bakar, luka bakar tingkat pertama atau
kedua, luka pasca-operasi, luka ringan (termasuk lecet dan luka).

32. Carpal Tunnel Splint


Alat yang biasa digunakan untuk menjaga pergelangan tangan tetap
lurus dan menghilangkan nyeri akibat adanya cidera pada otot
pergelangan tangan.

33. Clavicle Splint


Alat yang biasa digunakan untuk dapat memfiksasi bahu pada pasien
yang dicurigai mengalami cedera bahu.
16

34. Air Splint / Pneuma Splint


Alat yang biasa digunakan untruk immobilisasi tangan atau kaki yang
mengalami luka atau fraktur dengan menggunakan penekanan udara.

35. Dressing Pad


Merupakan suatu alat berupa perban steril yang biasa digunakan untuk
dapat menutup luka.

36. Steril Eye Pad


Alat berupa perban steril yang biasa digunakan untuk menutup mata
pasien yang dicurigai memiliki penyakit atau cidera.
17

37. Wing Needle


Alat yang biasa digunakan untuk memasukan cairan infuse ke dalam
pembuluh darah atau sebagai perangkat untuk melakukan injeksi intra
vascular.

38. Hot & Ice Compres Bag


Alat yang biasa digunakan untuk melakukan kompres air panas dan es
pada pasien yang dicurigai mengalami cidera otot ataupun nyeri
lainnya.
18

39. Ring Cutter


Alat yang biasa digunakan untuk memotong cincin pada jari pasien

40. Sharp Yellow / Red Container


Alat yang berupa tempat sampah medis khusus biasanya digunakan
untuk bahan yang tajam seperti jarum, ampul, vial.

41. Cord Clamp


Alat yang biasa digunakan untuk menjepit tali pusat pada bayi.

42. Hecting Set


Alat yang biasa digunakan untuk menjahit luka terdiri dari beberapa
alat medis seperti nierbeken ,Pinset anatomis , Pincet chirurgis, Pean
lurus , Nalvoelder ,Scapel handle, Benang ,gunting TA/TU lurus &
blade suture/bisturi, bengkok, silk & catgut, Bak instrumen .
19

43. Oxygen Cylinder


Sebuah tabung oksigen yang terdiri dari beberapa tipe ,antara lain :
Tipe D (350 lt), Tipe E (625 lt), Tipe M (3000 lt), Tipe G (5300 lt),
Tipe H/K (6900 lt).

44. Face Shield


Face shield resusitasi merupakan sebuah alat berupa plastic untuk
bantuan pernafasan ‘mouth to mouth’ sedangkan face shield berupa
sebuah kaca fiber atau plastic digunakan untuk pekerja
20

B. Obat-obatan Emergency

Obat Indikasi Sediaan Dosis & Cara Perhatian


Pemberian

Menghilangkan & Ampul a. Dosis Awal a. Perhatian


mencegah gejala- 10ml – 6,3mg/KgBB Pasien dengan
gejala asma & 24mg/ml b. Anak 1-9 tahun penyakit jantung
Aminofilin
bronkhospasme 1 mg/Kg/Jam berat, hipoksemia
yang bersifat c. Anak 9-16 tahun dan parah, gagal jantung
perokok dewasa kongestif, penyakit
reversibel yang
0,8 mg/Kg/Jam
berhubungan hati, usia lanjut,
d. Dewasa bukan
dengan bronkhitis hipertensi,
perokok
kronis & 0,5 mg/Kg/Jam hipertiroidisme .
emfisema . e. Lansia dan pasien b. Interaksi Obat
gangguan paru-paru Klirens teofilin
0,3 mg/Kg/jam dikurangi oleh
f. Pasien gagal jantung eritromisin dan
kongestif makrolida lainnya,
0,1-0,2mg/Kg/Jam dan simetidin .
c. Efek Samping
Gangguan saluran
pencernaan,
takhikardia,
berdebar dan
gemetar .

a. Henti jantung Ampul a. Henti Jantung a. Waktu paruh sangat


Amiodarone tak respon 3ml – 150 300mg ( dalam 20 ml – panjang (sampai 40
(refrakter) mg 30 ml D5% ) Iv bolus, hari)
terhadap RJP, diikuti satu kali 150mg b. Interaksi obat yang
shock, dan kompleks dan
IV bolus dalam 3 – 5
vasopressor . multiple
b. Aritmia menit . c. Efek CV : hipotensi
ventrikel b. Aritmia Ventrikel d. Efek CNS : gaya
berulang 150 mg IV dalam 10 berjalan yang
mengancam menit ( 15mg/mnt) abnormal / ataksia,
nyawa ( VF kepeningan,
atau VT c. Maintenance kelelahan, pusing,
dengan - 1mg/mnt IV dalam 6 tidak enak badan,
hemodinamik jam, kemudian gangguan ingatan,
tak stabil . - 0,5 mg/mnt dalam 18 gerakan yang tidak
jam disengaja, insomnia,
21

- Dosis maksimal lemah koordinasi,


2,2g/hari peripheral
neuropathy,
gangguan tidur,
gemetar
e. Efek dermatologis :
fotosensitivitas
f. Efek GI N/V :
anoreksia, konstipasi
g. Efek Hati : LFT
tidak normal
h. Efek Ophtha :
mikrode

Atropin a. Bradikardia Ampul a. Asistol/PEA a. Memperburuk


Simptomatis 1ml – 1mg IV/IO bolus, iskemia miokard
b. Block Av 0,25mg diulang tiap 3 – 5 b. Menyebabkan
Node selagi menit, maksimal 3x bradikardia
menunggu paradoksal pada
pemberian (3mg)
pemasangan dosis < 0,5 mg
pacemaker b. Bradikardia c. Tidak berguna untuk
c. Obat pilihan 0,5 mg IV / IO tiap 3 – blok AV node
kedua untuk 5 menit maksimal 3 mg derajat 2 tipe II dan
asitol atau c. Endotrakeal derajat 3
PEA (setelah 2 – 3 mg dilarutkan d. Efek CV : Aritmia,
epinefrin / dalam 10 ml NS hipotensi, palpitasi,
vasopressor ) d. Dibutuhkan dosis yang takhikardi
d. Inteksikasi sangat besar untuk e. Efek lainnya :
organofosfat intoksikasi anaphylaxis
organofosfat
a. Cedocard Ampul 10 a. Cedocard 5 mg a. Obat ini
digunakan ml – 1 - Serangan angina akut : mengandung
untuk mg/ml 1 tablet isosorbide dinitrat
mencegah atau - Profilaksis ; 3 – 4 kali yang merupakan
Cedocard mengobati sehari 1 – 2 tablet vasodilator dan
nyeri dada - Pencegahan serangan bekerja dengan
(angina) . malam : 1 - 2 tablet merelaksasi
b. Cedocard sebelum tidur pembuluh darah ke
5mg, 10mg, b. Cedocard 10 mg jantung, sehingga
dan 20mg 1 – 3 tablet 4 kali / hari suplai darah dan
22

- Angina ( dewasa ) oksigen ke jantung


Pektoris c. Cedocard Retard 20 meningkat .
- Profilaksis mg b. Obat ini merupakan
serangan 1 tablet 2 x/hari tablet sublingual (
angina pada d. Cedocard 20 mg dihisap dibawah
penyakit - Pencegahan serangan lidah )
jantung angina dimalam hari : c. Kontraindikasi
coroner kronis 1 tablet - Anemia
- Angina setelah - Dosis umum : 30 – 160 - Hipotensi
infark mg/hari, dikonsumsi 3 - Syok Kardiogenik
miokardium ( – 4 kali sehari - Pada penggunaan
rusaknya - CHF tahap awal : ½ siklenafil, tadalafil,
jaringan tablet vardenafil
jantung akibat - Dosis Efektif : 40 – d. Efek samping :
suplai darah 160 mg sehari, pada Pusing dan sakit
yang tidak kasus yang berat kepala
adekuat ) . hingga 240 mg sehari
c. Cedocard e. Cedocard IV infusion
20mg 2 – 10 mg/jam
- Pengobatan
dan
pencegahan
angina
pectoris
- Angina
pectoris yang
parah
- Refractory
CHF
(Congenital
Heart
Failurey)
d. Cedocard IV
infusion
- Unresponsive
CHF terutama
paska infark
miokard
- Mengontrol
reftractory
angina
pectoris
Diguankan untuk Dosis Dewasa 1 ampul Efek samping dapat
Diazepam mengatasi kejang (10mg) IV dapat diulangi menyebabkan depresi
– kejang, setiap 15 menit . pernafasan .
23

eklamsia, gaduh
gelisah dan
tetanus .

Digoksin a. Gagal jantung Tablet a. Digitalisasi Cepat a. Kontraindikasi


kongestif 0,25 mg (24-36 jam) - Fibrilasi &
b. Takhikardia 4-6 tablet, diberikan takhikardia
supra satu persatu sampai ventricular
ventricular didapatkan hasil yang - Blok atrio
paroksimal ventricular derajat II
diinginkan .
dan komplit
b. Digitalisasi Lambat ( - Henti sinus
3-5 hari) - Bradikardi sinus
2-6 tablet sehari yang berlebihan
dalam dosis terbagi, b. Perhatian
pemeliharaan : 1 – 3 - Blok jantung
tablet sehari sebagian,
c. Digitalisasi Cepat miokarditis akut,
pada anak – anak karditis reumatis
25 ϻ/KgBB diberikan - Gangguan fungsi
sedikit – sedikit ginjal
- Kehamilan
sampai didapatkan
c. Interaksi Obat
hasil yang diinginkan - Amfoterisin dan
obat – obat yang
mengurangi kalium
bisa mempertinggi
kemungkinan
toksisitas digoksin
- Penyerapan
digoksin bisa
dihalangi oleh
antasida,
kolestiramin,
kolestipol,
noemisin,
sulfasalazine
- Meningkatkan
resiko aritmia
jantung dengan
garam kalsium dan
anti aritmia
- Kadar serum bisa
ditingkatkan oleh
24

quinidin
d. Efek Samping
- Gangguan saluran
pencernaan dan
susunan saraf pusat
- Jarang : Kekacauan,
kebingungan,
disorientasi, afasia,
gangguan detak,
konduksi dan irama
jantung
- Reaksi alergi kulit
hebat, gineskomatia
( pembesaran
payudara pria )

Diphenhy- dramine Antihistamin, Ampul Anak-Anak a. Kontra Indikasi


HCI / Delladryl antiemetic, anti 10ml – - Serangan asmatis
1. Oral, IM, IV: akut
spasmodic, 10mg/ml
a. Reaksi alergi:
- Bayi prematur
parkinsonesme, 5mg/Kg/hari atau
b. Perhatian
reaksi ekstra 150 mg/m²/hari - Glaukoma sudut
pyramidal karena dalam dosis terbagi sempit
obat, anak dengan tiap 6-8 jam, tidak - Kehamilan
gangguan emosi . lebih dari 300 mg/hr - Retensi urin,
b. Alergi rhinitis ringan pembesaran
dan mabuk prostat
perjalanan : - Pasien dengan
- 2 sampai < 6 tahun lesi local pada
6,25 mg tiap 4-6 jam korteks serebri
maksimal 37,5- Hindari
mg/hari mengendarai
- Usia 6 sampai < 12 kendaraan atau
tahun 12,5 – 25 mg mengoperasikan
tiap 4 – 6 jam mesin
maksimal - Sensitifitas silang
150mg/hari terhadap obat-
Usia > 12 tahun 25- obat terkait
50 mg tiap 4 – 6 jam
maksimal 300 c. Interaksi Obat
- Alkohol
25

mg/hari - Depresan
c. Membantu tidur susunan saraf
dimalam hari pusat
- Diminum 30 menir - Antikolinergik
sebelum tidur - MAOI
- Usia 2 sampai < 12 (Penghambat
tahun 1 mg/Kg/dosis mono amin
tiap 4 jam, maksimal oksidase)
50 mg/hari d. Efek Samping
- Usia > 12 tahun 50 - Sedasi
mg - Gangguan sistem
2. Oral sebagai antitusif: pencernaan
- 2 sampai < 6 tahun - Efek
6,25 mg tiap 4 jam, antimuskarinik
maksimal 37,5 - Hipotensi, lemah
mg/hari otot, telinga
- 6 sampai < 12 tahun berdenging tanpa
12,5 – 25 mg tiap 4 rangsang dari
jam, maksimal 75 luar, euphoria
mg/hari (keadaan emosi
- >12 tahun 25 mg yang gembira
tiap 4 jam, maksimal berlebihan), sakit
150mg/hari kepala
3. Pemberian secara IM - Perangsang
dan IV : sistem saraf pusat
Perawatan reaksi - Reaksi alergi
dystonic 0,5-1 - Kelainan darah
mg/kg/dosis

Dewasa

1. Oral
a. 25-50 mg tiap 6-8
jam
b. Alergi rhinitis
ringan dan mabuk
perjalanan: 25–50
mg tiap 4–6 jam,
maksimal
300mg/hari
c. Membantu tidur
dimalam hari 50 mg
sebelum tidur
2. Pemberian secara IM
dan IV
a. 10-50 mg dosis
26

tunggal tiap 2-4 jam,


tidak lebih dari 400
mg/hari
b. Reaksi dystonic :
50mg dosis tunggal,
ulang setelah 20-30
menit jika perlu
3. Topikal
Tidak boleh diberikan
lebih dari 7 hari .
Dipertimbangkan Ampul a. Laju pemberian yang a. Cegah pemberian
untuk kasus pump 10ml – lazim 2 – 20 pada TDS < 100
Dobutamin HCl ϻ/kg/menit, titrasi mmHg da nada
problems (gagal 250mg
sehingga HR tidak tanda syok
jantung kongestif,
sampai meningkat b. Menyebabkan
sembab paru/ 10% dari baseline takiaritmia
congestive b. Untuk penggunaan c. Tidak boleh
pulmonum) yang optimal, mencampur dengan
dengan TDS 70- disarankan memonitor natrium bikarbonat
100 mmHG dan hemodinamik d. Kontra Indikasi
tidak ada tanda – c. Respon untuk pasien - Resisten mekanik
usia tua menurun dari pengisian dan
tanda syok
signifikan atau pengosongan
d. Rumus dosis ventricular seperti
dobutamin dalam tamponade
syringe pump adalah: pericardial,
- Sediaan dobutamin 1 pericarditis
ampul- 250mg konstriktif,
- Karena 1mg – 1.000 penyumbatan
mikrogram maka 1 kardiomiopati
ampul – 250.000 hipertrofik dan
mikrogram stenosis aorta berat
- Syringe pump - Hipovolemik
menggunakan spuit berstatus parah
50cc . Kecepatan - Penggunaan
pemberian dalam bersama dengan
satuan cc/jam obat – obat
- Maka 1cc cairan penghambat mono
dalam syringe pump: amin oksidase
250.000ϻℊ e. Efek samping
50𝑐𝑐 - Meningkatnya
= 5.000ϻℊ detak jantung dan
tekanan darah
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑋 60 𝑋 𝐵𝐵 - Dapat memicu
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 aritmia ventricular
27

Atau baru dan


peningkatan
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑋 60 𝑋 𝐵𝐵 aritmia ventricular
5.000 yang telah ada
sebelumnya
Contoh: - Kadang terjadi
Pasien dengan BB 50kg. kemerahan pada
Dosis dobutamin dimulai kulit, demam
dari 5 mg/KgBB/mnts eosinophilia,
5𝑋60𝑋50 bronkhospasme,
5.000 tidak bisa menahan
15,000 berkemih
= = 3𝑐𝑐/𝑗𝑎𝑚 - Perubahan kadar
5.000
gula pada penderita
e. Rumus hitung tetesan
diabetes
dobutamin per drip :
- Faktor Pengencer
250.000
= 500
500
- Rumus
menggunakan kolf
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠𝑋60𝑋𝐵𝐵
500
Hasil disesuaikan makro /
mikro

f. Rumus untuk low


cardiac output:
- Dosis kecil : 1-
3ϻ/kg/min (Renal
dose) Menstimulir
dopaminergic
reseptor,
menyebabkan
vasodilatasi
- Dosis Sedang : 3-10
ϻg/kg/min
Menstrimulasi beta 1
reseptor,
menyebabkan
peningkatan
kontraktilitas
miokard, HR, dan
konduksi
- Dosis Besar : 10-15ϻ
g/kg/min.
28

Menstimulasi
reseptor.
Alpha 1:
vasokonstriksi
arteriole dan venuale
→ SVR meningkat,
PVR meningkat .
Alpha 2: vasodilatasi
arteriole dan venuale
serta depresi simpatik
→penurunan SVR,
PVR,HR .
g. Dosis untuk CO ↓
BP↓ (SBP <
100mmHg) SVR↑
Dosis: 2-12 ϻ/kg/min.

a. Obat pilihan Ampul a. 5-20 ϻg/kg/mnt, titrasi a. Turunkan bertahap


kedua untuk 5ml = sampai respon tercapai (tapering)
Dopamin bradikardia b. Rumus dosis dopamine b. Jangan mencampur /
200mg
simtomatis dalam syringe pump : melarutkan dengan
(setelah - Sediaan dopamine 1 natrium bikarbonat,
atropine) ampul = 200mg lakukan
b. Hipotensi - Karena 1mg = pengenceran dengan
(TDS 70-100 1.000mikrogram maka D5%, D5 ½ NS,
mmHg) 1 ampul = 200.000 D10 0,18 NS;RL
mikrogram c. Diberikan dengan
- Syringe pump syringe pump atau
menggunakan spuit infusion pump, harus
50cc . Kecepatan selalu drip, bukan IV
pemberian dalam bolus
satuan cc/jam d. Bisa menyebabkan
- Maka 1cc cairan dalam takiaritmia,
syringe pump : vasokontriksi yang
200.000ϻ𝑔 eksesif
50𝑐𝑐
= 4.000ϻ𝑔
29

𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑋 60 𝑋 𝐵𝐵
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
Atau
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑋 60 𝑋 𝐵𝐵
4.000

Contoh :
Pasien dengan tekanan
darah 80/50 mmHg dan
BB 50kg . Dosis
dopamine dimulai dari
5mcg/kgBB
5𝑋60𝑋50
4.000
15,000
= = 3,75𝑐𝑐/𝑗𝑎𝑚
4.000

c. Rumus hitung tetesan


dopamine per drip:
Contoh:
- Pasien BB 80kg
- Diberikan dopamine 10
mcg/kgBB/mnt dalam
250ml NS (mikrodrip)
- Dopamin 1 ampul :
200mg / 10ml
- Hitung dosis
=10mcg/kgBB/mnt
=10mcg X 80 X 1mnt
= 800mcg/mnt
- Hitung Tetesan
= (250 ml / 200 mg) X
(800 mcg / 1 mnt) X
(60 gtt / 1ml)
= (250ml / 200.000
mcg) X 800 mcg/mnt
X 60 gtt/mnt
= (25/20) X 8 X 6
= 5/4 X 8 X 6
= 60gtt/mnt
30

a. Henti Jantung: Ampul a. IV/IO a. Peningkatan


fibrilasi 1ml = 1mg 1mg diberikan / tekanan darah dan
ventrikel diulang setiap 3-5 frekuensi nadi
Epinefrin / (VF), menit dapat
takikardi menyebabkan
Adrenalin b. Endotrakeal
ventrikel iskemia miokard,
2-2,5mg (2-2,5 kali
tanpa denyut angina, dan
nadi (pulseless dosis IV/IO), peningkatan
VT), asistol, dilarutkan dalam 10ml kebutuhan oksigen
PEA PZ/NS miokard
(Pulseless c. Infus Continue b. Dosis besar tidak
Electrical 1mg dilarutkan dalam meningkatkan
Activity) 500ml NS atau D5%, perbaikan
b. Bradikardia kecepatan insial 1ϻ kesudahan
Simptomatis (outcome) status
g/menit dititrasi
c. Hipotensi neurologis, bahkan
berat sampai mencapai efek bisa menyebabkan
d. Anafilaksis, d. Reaksi atau syok disfungsi miokard
reaksi alergi anafilatik post resusitasi
berat : 0,3-0,5mg SC dapat
kombinasi diulang setiap 15-20
bersama menit
sejumlah e. Bradikardi atau
besar cairan, hipotensi
kortikosteroid, Diberikan per infus
antihistamin dengan dosis 1mg
(1mg= 1 : 1.000)
dilariutkan dalam
500cc NaCl 0,9%,
dosis dewasa 1 ϻ
g/menit dititrasi
sampai menimbulkan
reaksi hemodinamik,
31

dosis dapat mencapai


2-10 ϻ g/menit

Furosemide a. Terapi ajuan Ampul 0,5 – 1mg/kg diberikan 1- a. Dehidrasi


untuk edema 2ml = 2 menit, jika tidak respon b. Hipovolemia
paru akut 20mg : 2mg/kg diberikan pelan c. Hipotensi
(ALO : Acute d. Hipokalemia atau
1-2 menit (pemberian
Lung Oedem ) gangguan
pada pasien lazim dengan drip / keseimbangan
dengan TDS memakai syringe pump) elektrolit lainnya
>90mmHg
(tanpa gejala
dan tanda
syok)
b. Hipertensi
Emergency
c. Peningkatan
tekanan
intracranial
Hipertensi a. Dosis a. Kontra Indikasi
esensial ringan - Intravena =0,25 Gagal jantung
sampai sedang, mg.kgBB diberikan kongestif berat,
dalam 2 menit blok atrio
angina pectoris,
- Pertetrasi disesuaikan
Diazepam HCl angina pectoris ventricular (AV)
dengan kebutuhan (5-
varian 10 mcg.kgBB/mnt) derajat kedua atau
b. Cara pemberian ketiga atau sick
- 2 ampul @50mg sinus syndrome,
(=100mg), diencerkan kehamilan/
dengan PZ 0,9% 50cc b. Efek Samping
- Rumus : Bradikardia,
𝑝𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑋 𝐵𝐵 𝑋 60 pusing, sakit kepala
2000𝑚𝑙/𝑗𝑎𝑚 bila terkena
cahaya, blok AV,
kulit kemerahan,
perasaan tidak enak
badan yang tidak
32

jelas, sakit kepala,


peningkatan SGOT
dan SGPT, ruam,
gatal-gatal,
gangguan lambung
dan usus .

Digunakan untuk 1 Vial = a. Diberikan secara


Kalsium gluconat / perbaikan 25mEq perlahan – lahan IV
kalsium klorida kontraksi otot selama 10 – 20 menit
atau dengan
jantung,
menggunakan drip
stabilisasi b. Dosis 4-8 mg/kgBB
membram sel otot untuk kalsium
jantung terhadap glukonat dan 2-
depolarisasi . Juga 4mg/kgBB untuk
digunakan untuk kalsium klorida
mencegah c. Dalam transfuse,
setiap 4 kantong
transfuse massif
darah yang masuk
atau efek diberikan 1 ampul
transfuse akibat kalsium gluconat
darah donor yang d. Pengenceran tiap 12,5
disimpan lama mRq/48cc
e. Faktor pengenceran
𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎
12,5 𝑚𝑒𝑞
f. Waktu ganti
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
g. Dosis per syringe
pump
48𝑐𝑐
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐺𝑎𝑛𝑡𝑖
a. Alternatif Ampul a. Henti Jantung a. Hati-hati pada
Lidokain
amiodaron 2ml = Krena VT/VF penderita :
pada henti 40mg Dosis inisial 1-1,5 - Syok kardiogenik
jantung karena mg/kg Iv/IO - Dekompensasi
VT/VF b. VF refrakter kordis
b. Obat pilihan 0,5-0,75 mg/kg IV - Usia > 70th
utama untuk - Penyakit Liver
bolus, diulang tiap 5-
PVC b. Stop pemberian jika
(Paroximal 10 menit, maksimal ada efek samping :
Ventrikel 3x pemberian - Somnolen
33

Contraction) (3mg/kg) - Gatal- gatal


berbahaya . c. Endotrakeal - Konvulsi
mengancam 2-4 mg/kgBB - Bicara kabur
nyawa :
- Multiple
- Multifoka
l
- Bigemini
- Salvo/run
- R on T
c. VT stabil
dengan
ventrikel kiri
yang baik
a. Direkomendas Dosis untuk Torsades de a. Efek samping
Magnesium Sulfat ikan untuk pointes 1-2gr dilarutkan - Serum Mg lebih
pengobatan dengan dektrose 5% besar dari 1,2
Torsades de mmol/L (3mg/dL)
diberikan selama 5-60
Pointes pada penekanan CNS ;
ventrikel menit . Drip 0,5-1 gr/jam Efek GI (diare);
takikardi, IV selama 24 jam penekanan fungsi
keracunan neuromuscular
digitalis - Serum Mg lebih
b. Pre eklamsia besar dari 2.1
mmol/L
95mg/dL); Efek
CNS; efek CV
(kulit kemerahan)
- Serum Mg lebih
besar dari 5.1
mmol/L (12.5
mg/dL); Efek CV:
Efek berturut-
turut (depresi)
b. Instruksi khusus
- Awasi BP
- Awasi tanda
hipermagnesemia
untuk
menghindari
kelebihan dosis.
(Awasi diare,
aritmia, hipotensi,
depresi CNS
ketika melakukan
pemberian obat
34

dengan cepat
dengan bolus IV)
- Hindari
penggunaan pada
pasien dengan
sumbatan jantung
atau gagal ginjal
akut dan jangan
melakukan
pemberian obat
dalam waktu 2
jam setelah
pemberian
pertama
- Gunakan dengan
hati-hati pada
pasien penderita
kerusakan ginjal
akut dan pasien
myasthemia
gravis

Morfin a. Chest pain Ampul a. Dosis inisial : 2-4 mg a. Bisa menyebabkan


dengan acute 1ml = IV dalam 1-5 menit depresi nafas
coronary 10mg setiap 5-30 menit b. Menyebabkan
syndrome b. Dosis Ulangan : 2-8 hipotensi
(ACS) yang mg pada interval 5-15 c. Gunakan dengan
tak respon menit hati- hati /
dengan nitrat c. Masukan pelan – perhatian penuh
b. Edema paru pelan dan titrasi pada kasus infark
akut sampai mencapai efek ventrikel kanan
kardiogenik d. Antidotum :
(bila TD nalokson (0,4-2mg
adekuat) IV)

Nicardipine HCL a. Hipertensi Ampul 10 a. Hipertensi emergensi a. Kontraindikasi


emergensi ml – 10 0,5-6 mcg/kgBB/menit - Pasien yang
b. Hipertensi mg (syiringe pump/drip memungkinkan
kritis selama infus) memiliki
pembedahan hemostasis tidak
b. Hipertensi akut selama
lengkap dengan
operasi
perdarahan
1) 2 - 10 mcg/kgBB/
intrakranial
menit (syiringe
35

pump/drip infus) - Pasien dengan


2) 10 – 30 mcg/kgBB peningkatan
(bolus IV) tekanan
intrakranial saat
fase akut stroke
serebral
- Pasien dengan
riwayat
hipersensitif
terhadap produk
ini
b. Perhatian
- Pasien dengan
gangguan fungsi
hati dan ginjal
- Pasien dengan
sianosi aorta
c. Efek samping
Ileus paralitik,
hipoksemia, edema
paru, dyspnea,
trombositopenia,
gangguan fungsi hati,
dan jaundis. Takikardi,
hipotensi, peningkatan
kreatinin dan BUN,
sakit kepala, nausea,
muntah, mual dan
hipersensitif.

Natrium Diberikan untuk Dosis 1 meq/kgBB bolus Jangan diberikan rutin


Bikarbonate dugaan dapat diulang dosis pada pasien henti
hiperkalemia setengahnya jantung
(kelas 1), setelah
sirkulasi spontan
yang timbul pada
henti jantung
lama (kelas II B),
asidosis
metabolik karena
hipoksia (kelas
36

III) dan overdosis


antidepresi
trisiklik.

Nitroglise-rin a. Bedah : Ampul 10 a. Pembedahan a. Kontra indikasi


mengontro ml – 10 Dosis awal 20 Anemia yang jelas,
dengan cepat mg mcg/menit, bisa perdarahan otak
hipertensi ditingkatkan dengan berat, hivokalemia
selama bedah
kenaikan 25 tak terkoreksi atau
jantung,
menurunkan mcg/menit pada jarak hipotensi berat.
tekanan darah 5 menit sampai Pasien dengan
& menjaga tekanan darah stabil. kecenderungan
hipotensi b. Iskemia miokardial glukosa sedut
yang perioperatif tertutup.
terkontrol Dosis awal 20-25 b. Perhatian
selama mcg/menit kenaikan - Hipotiroidisme,
prosedur berikutnya 10-15 hipotermia,
bedah, malnutrisai,
mcg/menit sampai
mengontrol penyakit ginjal
iskemia efek yang dibutuhkan
atau hati yang
miokardial tercapai.
parah.
selama dan c. Gagal jantung - Dibutuhkan
setelah bedah kongestif pengawasan ketat
kardiovaskule unresponsif terhadap denyut
r (jantung dan Dosis awal 20-25 nadi dan tekanan
pembuluh mcg/menit, dapat darah.
darah). diturunkan 10 c. Efek samping
b. Angina tak mcg/menit atau - Sakit kepala, mal,
stabil yang hipotensi,
ditingkatkan secara
kebal takhikardia,
terhadap bertahap dengan
muntah-muntah,
pengobatan peningkatan 15-30
pembentukan
dengan β- menit sampai efek keringat yang
blocer dan yang di inginkan banyak,
nitrat tercapai. ketakutan pada
sublingual sesuatu yang
d. Angina tak stabil
(dibawah akan terjadi,
Dosis awal 10
lidah). keresahan/kegelis
c. Gagal jantung mcg/menit dengan
peningkatan sebesar ahan, otot
kongestif berkedut/bergere
sekunder 10 mcg/menit yang nyet, rasa tidak
yang tak dilakukan dengan enak di belakang
responnsif jarak waktu sekitar tulang dada,
terhadap 30 menit tergantung berdebar, pusing,
infark
37

miokardial pada kebutuhan nyeri perut.


akut. pasien - Bradikardia
paradoksikal.
Nerepine-frin Hipotensi akut, 1 vial – 4 a. Dosis : 0,01 – 0,10 a. Kontra indikasi
septikemia mg µg/kg/min. - Pasien yang
(keracunan darah b. Start : 0,05 hipotensi akibat
µg/kg/min. kehilangan darah
olehbakteri
c. Dosis pemberian kecuali sebagai
patogenik dan kelipatan 25 tindakan darurat
atau zat-zat yang d. Rumus dosis sampai terapi
dihasilkan oleh dobutamin dalam volume darah
bakteri tersebut). syiringe pump adalah selesai.
: - Anestesi
- Sediaan 1 vial = sikloaropan daro
4 mg. halotan,
- Karena 1 mg = trombosis
1.000.000 pembuluh darah
nanogram maka 1 tepi atau
ampul = mesenterik.
4.000.000 b. Perhatian
mikrogram - Hipertensi,
- Syiringe pump ekstravasasi
menggunakan (keluarnya dara
spuit 50 cc. dari pembuluh-
Kecepatan pembuluh darah
pemberian dalam didalam badan).
satuan cc/jam. - Harus diberikan
- Maka 1 cc cairan melakri vena
dalam syiring besar.
pump: c. Efek samping
4.000.000 𝑛𝑔 - Ada kalanya
= 80.000 terjadi
50 𝑐𝑐
bradikardia,
kecemasan, sakit
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑥 60 𝑥 𝐵𝐵 kepala yang
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 bersifat
sementara.
Atau - Deplesi volume
darah
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑥 60 𝑥 𝐵𝐵 (penggunaan
5.000 jangka anjang).
- Kesulitan
Contoh : bernafas,
iskemia.
Pasien BB 50 kg. Dosis
nonepinefrine dimulai
38

dari 25 mg/kgBB/menit.

25𝑥60𝑥50 75.000
=
80.000 80.000
= 0,9 𝑐𝑐
/𝑗𝑎𝑚

Noradrena-lin Syok kardiogenik Ampul 4 a. Diberikan hanya a. Meningkatkan


berat dan secara ml – 4 mg melalui IV oxygen demoral
hemodinamik b. Campurkan 4 mg miocard, TD dan
atau 8 mg HR
:hipotensi
noradrenalin ke b. Bisa menginduksi
signifikan (TDS < dalam 250 ml D5%, atrimia. Hati-hati
70 mmHg) D5NS (bukan NS), pengguanaan pada
dengan resistensi jangan memasukan pasien iskemia
erifer keseluruhan pad jalur yang sama akut ;monitor
rendah. dengan larutan cardiac output
alkalis. c. Ekstravasasi obat
c. Dibutuhkan dosis menimbulkan
yang lebih besar nekrosis jaringan,
untuk meningkatkan jika terjadi :
perusi yang adekuat campuran
pada kasus drug- phentolamin 5 – 10
induced hypotension. mg ke dalam 10 -
15 ml NS,
infiltrasikan ke
area ekstravasasi.
Pethidin Nyeri sedangg Ampul 2 a. Dewasa : c. Kontraindikasi
sampai berat, ml – 50 - 50-150 mg setiap 3- - Pasien yang
sebagai suplemen mg 4 jam mengguanakan
- Injeksi intravena trisiklik
sedasi sebelum
lambat 15-35 antridepresan dan
pembedahan, mg/jam (IM/SC) MAOi. 14 hari
nyeri pada infark b. Anak-anak : sebelumnya
miokardium 1,1-1,8 mg/kgBB (menyebabkan
walaupun tidak setiap 3-4 jam jia koma, depresi
seefektif morfin perlu pernapasan
sulfat, untuk parah, sianosis,
hipotensi, sakit
menghilangkan
kepala, kejang)
ansietas pada - Hipersensitivitas
pasien dengan - Pasien dengan
dipsnea karena gagal ginjal
acut pulmonary lanjut
edema dan acut lft d. Efeksamping
- Depresi
39

ventricular failure pernapasan,


-Sistem saraf :
sakit kepala,
gangguan
penglihatan,
vertigo, depresi,
rasa mengantuk,
koma, eforia,
desforia, lemah,
angina,
ketegangan,
kejang.
- Pencernaan :
mual,
muntah,konstipas
i.
- Kardiovaskuler :
aritmia, hipotensi
ostural
- Reproduksi,
ekskresi &
endokrin : retensi
urin, oliguria
- Efek kolinergik :
bradikardia,
mulut kering,
palpitasi,
takikardia, tremor
otot, pergerakan
yang tidak
terkoordinasi,
delirium atau
disorientasi,
halusinasi
- Lain-lain :
berkeringat,
muka merah,
pruritus,
urtikaria, ruam
kulit.
Propofol Menginduksi dan Ampul 5 a. Induksi anastesi Efek samping :
mempertahankan ml -20 umum
anastesi umum, mg/ml - Dewasa <55 tahun - Nyeri pda tempat
Diawali 40 mg penyuntikan
sedasi selam - Hipotensi
secara bolus
perawatan - Berhentinya
intravena lambat
40

intensif. dalam jarak waktu pernafasan untuk


10 detik sampai sementara waktu
mulai terjadi - Gerakan epilepsi,
kejang
anastesi.
- Reaksi distonik
- Dosis lazim - Edema paru
2-2,5 mg/kgBB - Sakit kepala
- Anak > 8 tahun - Mual muntah
2,5 mg/kgBB secara - Henti jangung
intravena lambat - Urin berwarna
sampai mulai terjadi hijau atau merah
reaksi anastesi. kecoklatan
b. Mempertahankan - Perubahan prilaku
anastesi umum seksual
- Dewasa
4-12 mg/kgBB/jam
secara infus yang
terus menerus (drip
influsion)
- Penyuntikan ulang
secara bolus sebesar
25-50 mg
tergantung pada
respon
- Anak > 3 tahun
9-15 mg/kgBB/jam
c. Sedasi sealam
prawatan intensif
1-2 mg/kgBB secara
injeksi bolus,
dilanjutkan dengan
infus yang terus-
menerus (drip
influsion) yang
disesuaikan
tergantung pada
tingkat kebutuhan
sedasi.

Sulfa Atropin a. Merupakan a. Dosis 1 mg IV bolus Kontra indikasi :


anti dapat diulang dalam Bradikardi dengan
kolinergik, 3-5 menit sampai irama EKG AV blok II
bekerja dosis total 0,03-0,04
menurunkan mg/kgBB, untuk
41

tonus vegal bradikardi 0,5 mg IV tipe 2 arau derajat II


dan bolus setiap 3-5
memperbaiki menit maksimal 3
sistim mg.
konduksi b. Dapat diberian
Atrio intrakeal atau trakeal
Ventrikuler dengan dosis 2-2,5
b. Asistol atau kali dosis intra vena
PEA lambat diencerkan menjadi
(kelas II B), 10 cc.
bradikardi
(kelas II A)
selain AV
blok derajat II
tipe 2 arau
derajat III
(hati-hati
pemberian
atropine pada
bradikardi
dengan
iskemi atau
infark
miokard),
keracunan
organopospat
(atropinisasi)
Tranexamic Acid a. Fibrinolisis a. Dosis oral : a. Kontraindikasi
pada 1-1,5 gram (atau 15- - Penderita yang
memoragia, 25 mg/kg) 2-4x/hari hipersensitif
epitaksis, b. Dosis injeksi IV terhadap asam
traumatic perlahan : traneksamat
hyphaemia, 0,5-1 g (atau 10 - Penderita
neoplasma perdarahan
mg/kg) 3 x/hari
tertentu, subarakhnoid
komplikasi c. Dosis infus kontinyu - Penderita dengan
b. Pada : riwayat
persalinan 25-50 mg/kg setiap tromboembolik
(abstetric hari - Tidak diberikan
complication) d. Dosis anak : pada pasien
dan berbagai 25 kg/mg melalui dengan
macam oral atau 10 mg/kg pembekuan
prosedur melalui intra vena intravaskuler
operasi setiap 2-3 x/hari aktif
termasuk - Penderita buta
e. Perdarahan setelah
operasi warna
oprasi gigi pada
42

kandung penderita hemofilia : b. Efek samping


kemih, - Sebelum operasi 10 - Gangguan pada
prostatektomi mg/kgBB (IV) saluran
atau konisasi - Setelah operasai 25 pencernaan
serviks. mg/kgBB (oral) 3-4 (mual, muntah,
c. Hemofilia x/hari sela 2-8 hari diare) gejala ini
pada akan hilang bila
pencabutan dosis dikurangi
gigi dan - Hipotensi jarang
profilaksis terjadi
pada
angiodema
herediter

Xylomideon Analgetik,
antipiretik dan
anti radang
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Obat-obatan emergency merupakan obat-obat yang digunakan
untuk mengatasi situasi gawat darurat atau resusitasi/life support.
Pengetahuan mengenai obat-obatan ini penting sekali untuk mengatasi
situasi gawat darurat yang mengancam nyawa dengan cepat dan tepat.
Obat-obat emergency aatu obat-obat yang dipakai pada gawat darurat
adalah aminofilin, aminodarone, atropin, cedocard, diazepam, digoksin,
diphenhy-dramine HCL, dobutamin HCL, dopamine, epinefrine,
furosemide, diazepam HCL, kalsium gluconat, lidokain, magnesium sulfat,
morfine, nicandipine HCL, natrium bikarbonate, nitroglise-rin,
nonadrenalin, nicadipine HCL, nitrogliserin, nereprinefrin, sulfat atripin,
tranexamic acid dan xylomidoen.

Banyak sekali obat emergency, sebagai perawat memerlukan


pemahaman sebagai modal sebelum memberikan obat kepada pasien. Kita
harus melihat indikasi, kontraindikasi dan efeksamping karena setiap
kasus akan berbeda pula obat emergency yang diberikan. Sengga pasien
akan tertong dengan pertolongan yang tepat dan tidak ada kejadian vital
yang diakibatkan oleh kesalahan pemberian obat emergency.

B. Saran
Perawat harus mengetahui enam hal yang benar dalam pemberian
obat kepada pasien. Karena hal itu berperan penting dalam kesuksesan
dalam pemberian obat.

43
DAFTAR PUSTAKA

Chusney, H. (2016, Januari 27). Obat-obat Emergensi. Dipetik November 5,


2019, dari Academia :
https://www.acdemia.edu/30779444/OBAT_OBAT_EMERGENSI

Handani, Miftakhul Arfah, 2011. Klasifikasi Obat Gawat Drurat Menggunakan


Analisa ABD- VED di Istalasi Farmasi RSUD Dr. Moewardi
Surakarta. Jurnal Teknik. WAKTU. Volume 09
Nomor 02 ± Juli 2011 ± ISSN : 1412 ± 1867

Handani, Miftakhul Arfah, 2011. Klasifikasi Obat Gawat Drurat Menggunakan


Analisa Abeved di Istalasi Farmasi RSUD Dr. Moewardi
Surakarta. Jurnal Teknik. Universitas PGRI Adi
Buana Surabaya

44

Anda mungkin juga menyukai