S DENGAN HIPERTENSI
DIRUANGAN ICU RSUD SYEKH YUSUF
KABUPATEN GOWA
Disusun oleh
Nama : Abd. Razak
Nim : 14420212191
Kelompok :1
Preceptor:
1. Preceptor Klinik
HJ. Musdalifah, S.Kep., Ns ( )
2. Preceptor Institusi
Ns. Sudarman, S.Kep., M.Kes ( )
DEPARTEMEN KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT DAN DISASTER NURSING
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2022
LAMPIRAN PENGKAJIAN KEPERAWATAN
INTENSIVE CARE UNIT (ICU)
Nama Mahasiswa : Abd. Razak
Semester : II
Tempat Praktek : RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa
Tanggal Pengkajian : 12 September 2022
DATA KLIEN
A. DATA UMUM
1. Nama Inisial Klien : Ny. S
2. Umur : 84 Tahun
3. Alamat : Sileo
4. Agama : Islam
5. Tanggal Masuk RS : 04 September 2022
6. No. RM : 58 45 96
7. Diagnosa Medis : Hipertensi
B. RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan Utama : Penurunan kesadaran
Riwayat Penyakit Sekarang : klien mengalami penurunan kesadaran
sejak 5 hari yang lalu GCS : 6 E1 M4 V1, keluarga klien mengatakan klien
sesak nafas, RR 40x/i terpasang NRM 10 liter, sulit mengomsusi makanan,
dan tekanan darah tinggi 166/120 mmHg, hingga di haruskan masuk ke ruang
ICU RSUD Syekh Yusuf Kab. Gowa.
Riwayat Penyakit Dahulu : Keluarga Pasien mengatakan pasien
memiliki riwayat hipertensi sebelumnya, pernah jatuh dari pohon kurang
lebih 5 bulan yang lalu, dan pernah masuk RS selama 2 hari dengan diagnosa
fraktur.
1. Riwayat Penyakit Keluarga (Genogram)
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Meninggal
84 : Klien
G1 : Nenek dan Kakek dari kedua Orang tua sudah meninggal karena factor
usia dan terdapat penyakit Hipertensi.
Palpasi :
Palpasi :
- Terdapat nyeri tekan pada telinga sebelah kanan
5. Hidung
Inspeksi :
- Lubang hidung simetris kiri dan kanan.
- Tidak tampak adanya secret/cairan.
- Tidak Nampak adanya tanda-tanda radang.
- (Terpasang O2 NRM 10 liter)
- Terpasang selang NGT
Palpasi :
- Tidak ada nyeri tekan pada sinus-sinus.
6. Mulut
Inspeksi :
- Bibir pecah-pecah, mulut dan gigi kotor
- Gusi merah muda, tidak ada lesi/sariawan, lidah tampak putih
- Tidak tampak adanya peradangan.
Palpasi :
- Tidak ada nyeri tekan.
7. Leher
Inspeksi :
- Tidak tampak adanya pembesaran kelenjar tyroid/kelenjar limfe.
- Warna kulit sama dengan sekitarnya.
Palpasi :
- Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar thyroid/limfe
- Tidak ada nyeri tekan.
8. Thoraks
a. Jantung
Inspeksi : Terdapat alat elektroda pada dada pasien
Palpasi : pulpasi teraba pada dada pasien
Perkusi : bunyi pekak/ datar
Auskultasi : bunyi jantung Lup-dup
b. Paru-paru
Inspeksi :
- bentuknya simetris kiri dan kanan
- terlihat pergerkan otot bantu nafas
Palpasi : tidak terdapat pembengkakan pada dada
Perkusi : suara perkusi paru resonan
Auskultasi : tidak terdengar suara tambahan
9. Abdomen
Inspeksi :
- Perut Nampak datar.
- Warna kulit sama dengan sekitarnya.
- Tidak Nampak adanya massa.
Palpasi :
H. Terapi
TGL TGL TGL
Terapi Manfaat
12/9/2022 13/9/2022 14/9/2022
NRM (10-12 Liter) Alat untuk √ √ √
mengalirkan
oksingen
kecepatan
rendah pada
pasien yang bisa
bernafas spontan
Cefotaksime 1 Untuk √ √
gr/12 jam mengobati
sejumlah infeksi
bakteri
Omeprazole 2 vial Untuk √
50cc menengangi
penaykit asam
lambung
Zink 1x1 Untuk √ √ √
meningkatkan
system
kekebalan tubuh
B. Comp 3x1 Untuk √ √ √
meningkatkan
pertumbuhan sel
darah merah
Plasbumin 50 ml/24 Untuk mengatasi √ √
jam hipoalbumin
INTERVENSI KEPERAWTAAN
Nama : Ny. “S” No. RM : 58 45 96
Umur : 84 Tahun Tanggal : 12 September 2022
Dx. : Hipertensi
DX. KEP TUJUAN DAN INTERVENSI DAN TTD
(SDKI) (Tim KRITERIA HASIL RASIONAL
Pokja PPNI, (SLKI) (Tim Pokja (SIKI) (Tim Pokja PPNI,
2017) PPNI, 2019) 2018)
Ketidakefetifan Setelah dilakukan Perawatan Sirkulasi
perfusi jaringan tindakan (I.02079)
selebral keperawatan Observasi
(D.0017) diharapkan klien 1. Periksa sirkulasi perifer
menunjukkan jalan (mis. Nadi perifer,
napas bersih dengan edema, pengisian kapiler,
criteria hasil warna, suhu, ankle
sebagai berikut : brachial index).
1. Tingkat kesadaran 2. Identifikasi factor risiko
meningkat gangguan sirkulasi (mis.
2. Nilai rata-rata Diabetes, perokok, orang
tekanan darah tua, hipertensi, dan kadar
membaik kolestrol tinggi)
3. Monitor panas,
kemerahan, nyeri atau
bengkak pada
ekstremitas
Teraupetik
1. Hindari pemasangan
infus atau pengambilan
darah di area
keterbatasan perfusi
2. Hindari pengukuran
tekanan darah pada
ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi
3. Lakukan pencegahan
infeksi
Edukasi
1. Anjurkan minum obat
pengontrol tekanan darah
secara teratur
Kolaborasi
1. Kolabolasi pemberian
obat penurun tekanan
darah.
Ketidakefektifan Setelah diberikan Manajemen jalan napas
pola nafas Tindakan Observasi
keperawatan maka 1) Monitor pola nafas
tingkat pola napas (frekuensi, kedalaman,
membaik dengan usaha nafas)
kriteria hasil : Rasional : Kecepatan
1. Kapasitas vital biasanya mencapai
meningkat kedalam pernapasan
2. Ventilasi semenit bervariasi tergantung
meningat derajat gagal napas.
3. Dispnea menurun Ekspansi dada terbatas
4. Penggunaan otot yang berhubungan
bantu napas dengan atelaksis dan atau
5. Frekuensi nafas nyeri dada.
membaik 2) Monitor bunyi nafas
6. Kedalaman nafas tambahan (mis. Gurgling,
membaik mengi, wheezing, ronkhi
kering)
Rasional : Ronkhi dan
wheezing menyertai
obstruksi jalan
napas/kegagalan
pernapasan.
3) Monitor sputum (jumlah,
warna, aroma)
Rasional : Untuk
mengetahui apakah
terjadi infeksi, terdapat
bakteri dalam sputum
Teraupetik
1) Pertahankan kepatenan
jalan nafas dengan head-
tilt dan chin-lift (jaw-
thrust) jika curiga
trauma servikal)
Rasional : Untuk
memungkinkan ekspansi
paru dan mempermudah
pernapasan.
2) Posisikan semi-fowler
atau fowler
Rasional :
meningkankan ekspansi
paru dan memudahkan
pernapasan.
Edukasi
1) Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari jika tidak
kontraindikasi
Rasional : ketika batuk
tenggorokan terasa
sakit, akibat adanya
dahak. Harus diberi
pengencer dahak
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu.
Rasional : Untuk
melebarkan bronkus
(saluran pernapasan) dan
merelaksasi otot-otot
pada saluran pernapasan
Ganggguan Setelah dilakukan Observasi :
mobilitas fisik tindakan keperawatan 1. Identifikasi adanya nyeri
diharapkan kelemahan atau keluhan fisik lainnya
membaik dengan 2. Identifikasi toleransi fisik
kriteria hasil: melakukan ambulasi
1. Gerakan terbatas Terapeutik
menurun 1. Fasilitasi aktivitas
2. Kelemahan fisik ambulasi dengan alat bantu
menurun (mis. tongkat, kruk)
2. Fasilitasi melakukan
mobilisasi fisik, jika perlu
3. Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi
Edukasi
1. Fasilitasi aktivitas
ambulasi dengan alat bantu
(mis. tongkat, kruk)
2. Fasilitasi melakukan
mobilisasi fisik, jika perlu
3. Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi