NIM : 118057
JAWA BARAT
2021
HALAMAN PERSETUJUAN
Telah disetujui sebagai usulan Proposal Karya Tulis Ilmiah untuk memenuhi persyaratan
NIM : 118057
i
Program Diploma III Keperawatan
Menyetujui,
Pembimbing
NIDN. 0408068403
KATA PENGANTAR
ii
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat,hidayah
dan karunianya penulis dapat menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah yang diberi judul
“Penatalaksanaan Senam Aerobik Low Impact Pada Pasien Dengan Perilaku Kekerasan”
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuli salah satu tugas akhir dalam
Dalam penulisan proposal karya tulis ilmiah ini, penulis mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun secara tidak langsung.
Oleh karena itu pada kesempataan ini penulis megucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Ns. Diwa Agus Sudrajat, S.Kep.,M.Kep selaku ketua pimpinan STIKep PPNI Jawa Barat
2. Nyayu Nina Putri C, Ners., M.Kep selaku Ka Prodi D III STIKep PPNI Jawa Barat
3. Lia Jurmani, M.kep.,Sp.Kep.J. selaku pembimbing karya tulis ilmiah penulis sangat
berterimakasih telah memberikan bimbingan, koreksi dan saran dalam penulisan proposal
4. Seluruh Dosen dan Staf STIKep PPNI Jawa Barat yang telah banyak memberikan ilmu
5. Orang tua yang selalu memberika dukungan material maupun spiritual kepada penulis dalam
6. Rekan-rekan D III Keperawatan STIKep PPNI Jawa Barat khususnya D III B, terimakasih
atas segala kebahagiaan selama masa perkuliahan yang telah kalian berikan.
Penulis juga menyadari dalam penyusunan proposal karya tulis ilmiah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Maka dari itu penulis menerima saran
iii
Akhirnya penulis berharap semoga proposal karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................................................i
iv
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.......................................................................................................vi
BAB I...............................................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4
C. Tujuan Studi Kasus...............................................................................................................4
D. Manfaat Studi Kasus.............................................................................................................5
BAB 2..............................................................................................................................................7
2.1 Konsep Dasar Perilaku Kekerasan.........................................................................................7
1. Definisi..............................................................................................................................7
2. Etiologi..............................................................................................................................8
3. Rentan Respon Resiko Perilaku Kekerasan....................................................................10
4. Tanda dan Gejala............................................................................................................12
5. Patofisiologi....................................................................................................................12
2.2 Penatalaksanaan..............................................................................................................13
1. Pengertian Senam Aerobic Low Impact.........................................................................13
2. Manfaat Senam Aerobic Low Impact.............................................................................14
3. Metode Senam Aerobic Low Impact..............................................................................14
BAB III..........................................................................................................................................21
A. Desain Studi Kasus.............................................................................................................21
B. Subjek Studi Kasus.............................................................................................................21
C. Fokus Studi.........................................................................................................................21
D. Definisi Operasional Fokus Studi.......................................................................................22
E. Tempat dan Waktu Studi Kasus.........................................................................................22
F. Prosedur Pengumpulan Data...............................................................................................22
G. Penyajian Data................................................................................................................23
H. Etika Studi Kasus............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................25
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
vi
1. BIODATA
c. Agama : Islam
h. Email : deska.chan123@gmail.com
2. RIWAYAT PENIDIDKAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
skizofrenia pada pria lebih besar dari pada wanita. Angka kejadian di masyarakat berkisar
1-2% dari seluruh penduduk pernah mengalami skizofrenia dalam hidup mereka. .
Yogyakarta dan Aceh sebesar 2,7%. Banyak faktor yang berperan terhadap kejadian
skizofrenia, antara lain faktor genetik, biologis, biokimia, psikososial, status sosial
ekonomi, stress, serta penyalahgunaan obat. Status ekonomi rendah mempunyai risiko
6,00 kali untuk mengalami gangguan jiwa skizofrenia dibandingkan status ekonomi
tinggi, sedangkan orang yang tidak bekerja mempunyai risiko 6,2 kali lebih besar
gangguan pikiran, delusi, halusinasi, afek abnormal, gangguan kepribadian motor, dan
adopsi posisi bizar. Obat antipsikotik yang paling sering digunakan pada penderita
skizofrenia pada terapi tunggal adalah risperidon, sedangkan pada terapi kombinasi yang
oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik dari pasien, dengan tingkat kekambuhan yang dapat
Perilaku kekerasan adalah hasil dari marah yang ekstrim (kemarahan) atau
ketakutan (panik) sebagai respon terhadap perasaan terancam, baik berupa ancaman
serangan fisik atau konsep diri (Stuart & Laraia. 2013). Keliat, Akemat, Helena dan
1
2
Nurhaeni (2012) menyatakan bahwa perilaku kekerasan adalah salah satu respon marah
yang diekspresikan dengan melakukan ancaman, mencederai orang lain, dan atau
merusak lingkungan . Perasaan terancam ini dapat berasal dari stresor eksternal
(penyerangan fisik, kehilangan orang berarti dan kritikan dari orang lain) dan internal
(perasaan gagal di tempat kerja, perasaan tidak mendapatkan kasih sayang dan ketakutan
penyakit fisik).
Resiko perilaku kekerasan merupasakan salah satu gejala yang sering ditamukan
pada klien dengan gangguan jiwa. Resiko perilaku kekerasan sering diidentikkan dengan
kekerasan. Pada klien gangguan jiwa, resiko perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya
perubahan sensori persepsi berupa halusinasi, baik pendengaran, dan visual. Klien merasa
diperintah oleh suara-suara atau bayangan yang dilihatnya untuk melakukan kekerasan
atau klien merasa marah terhadap suara-suara atau bayangan yang mengejeknya (Sruart
psikologis, social budaya, faktor biologis), dan faktor presipitas. Sacara umum seseorang
akan berespon dengan marah apabila merasa dirinya terancam. Ancaman tersebut dapat
berupa injury secara psikis, atau lebih dikenal dengan adanya ancaman terhadap konsep
diri seseorag, ketika seseorang merasa terancam, mungkin dia tidak menyadari sama
sekali apa yang menjadi sumber kemarahannya (Dermawan & Rusdi, 2013).
a. Fisik : Muka merah dan tegang, mata melotot atau pandangan mata tajam,
mandir.
orang lain atau melukai diri sendiri, merusak lingkungan, amuk/ agresif.
Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat orang lain,
Bagi pasien yang mengalami masalah keperawatan resiko perilaku kekerasan jika
tidak dilakukan intervensi lenjutan maka akan menyebabkan resiko tinggi mencederai
diri, orang lain da lingkukan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang
kemungkinan dapat melukai atau membahayakan diri, orang lain dan lingkungan (Fitri.
2013).
aktivitas fisik yaitu senam aerobic low impact secara teratur. Dalam terapi senam aerobic
low impact terdapat gerakan aerobic yang dilakukan dengan intensitas rendah, antara lain
dengan hentakan-hentakan ringan, dalam posisi kaki tetap dilantai (Yuda, 2006).
Aktivitas fisik aerobic low impact juga meningkatkan vaskularisasi otak, meningkatkan
4
faktor neutropik yang berperan sebagai neuroprotektif dan meningkatkan level dopamin
dan serotonin. Serotonin disekresikan oleh nukleus yang berasal dari medial batang otak
dan berproyeksi di sebagian besar area otak khusus menuju radiks dorsalis medulla
spinalis dan menuju hipotalamus (Guyton, 2008). Pelepasan serotonin diarea nuclei
anterior dan nuclei ventromedial hipotalamus akan menimbulkan perasaan senang, rasa
puas dan suasana hati orang yang melakukan olahraga ini menjadi baik, dan tubuh
semakin berenergi, serta jumlah sel darah merah juga akan meningkat sehingga sistem
yang signifikan terapi aerobic low impact self-control pada pasien dengan resiko perilaku
kekerasan. Pemberian latihan aerobik dan senam aaerobik ini dilakukan karena latihan
dan media yang dibutuhkan simpel dan praktis, bisa dilakukan dimana saja, kapan saja,
dan tidak memerlukan tempat yang 4 khusus. Selain itu, latihan ini ekonomis, tidak
B. Rumusan Masalah
dengan pemberian terapi aerobic low impact pada pasien dengan resiko perilaku
kekerasan?”.
pemberian terapi aerobic low impact pada pasien dengan resiko perilaku kekerasan”.
5
1. Pasien
2. Penulis
Dapat menjadi pengalaman belajar bagi penulis serta menambah wawasan dan
pengalaman dalam sebuah penelitian mengenai terapi senam low aerobic pada pasien
perilaku kekerasan.
6
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
penyakit yang luas serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh
genetik, fisik dan sosial budaya (Buku Panduan Pedoman Diagnosis Gangguan Jiwa
Menurut Stuart (2011), perilaku kekerasan atau agresif adalah sikap atau
perilaku kasar atau kata-kata yang menggambarkan perilaku amuk, permusuhan dan
potensi untuk merusak secara fisik. Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan
dimana seseorang melakukan tindakkan yang dapat membahayakan secara fisik baik
terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan, disertai dengan amuk dan gaduh
Perilaku kekerasan adalau suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi tersebut maka perilaku
kekerasan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri sendiri, orang lain dan
lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu saat sedang
Perilaku kekerasan merupakan bagian dari rentang respon marah yang paling
mal adaptif, yaitu amuk. Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai
respon terhadap kecemasan (kebutuhan yang tidak terpenuhi) yang dirasakan sebagai
dengan perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai hilangnya control, yang
individu dapat merusak diri sendiri, orang lain atau lingkungan (Yusuf 2015).
2. Etiologi
menurut teori biologik, teori psikososial dan teori sosiokultural yang dijelaskan oleh
1) Faktor biologis
a. Neurobiologik
Ada 3 area pada otak yang berpengaruh terhadap proses implus agresif
perilaku kekerasan dan memori. Apabila ada gangguan pada system ini
Adanya gangguan pada lobus frontal maka indivdu tidak mampu membuat
b. Biokimia
9
dengan fight atau flight yang dikenalkan oleh Selye dalam teorinya tentang
c. Gangguan
otak Sindrom otak organik sebagai faktor predisposisi perilaku agresif dsn
kekerasan.
2) Faktor psikologis
b. Respon belajar yang dapat dicapai bila ada fasilitas/ situasi yang
mendukung.
berfluktuasi dalam rentang adaptif sampai mal adaptif. Rentang respon marah menurut
stuart dan sundeen, dimana agresif dan amuk (perilaku kekerasan) berada pada rentang
Rentan Respon
Adaptif Maladaptif
Keterangan
perasaannya
lakukan lakukan
Nada suara 1. Diam 1. Diatur 1. Tinggi
2. Lemah 2. Menuntut
3. Merengak
Postur/sikap 1. Melotot 1. Tegak 1. Tenang
kepala depan
Personal 1. Orang lain 1. Menjaga jarak 1. Memasuki
teritorial n
2. Mempertahan
kan hak
tempat/teritori
al
Gerakan 1. Minimal 1. Memperlihatk 1. Mengancam,
tidak kali(intermite
n)
2. Sesuai dengan
kebutuhan
interaksi
12
a. Fisik: muka merah dan tegang, mata melotot atau pandangan tajam, tangan
c. Perilaku: melempar atau memukul benda pada orang lain, menyerang orang
lain atau melukai diri sendiri, merusak lingkungan, amuk atau agresif.
d. Emosi: tidak ade kuat, dendam dan jengkel, tidak berdaya, bermusuhan,
5. Patofisiologi
Stress, cemas, harga diri rendah, dan bermasalah dapat menimbulkan marah.
Respon terhadap marah dapat di ekspresikan secara eksternal maupun internal. Secara
Mengekspresikan rasa marah dengan kata-kata yang dapat di mengerti dan diterima
tanpa menyakiti hati orang lain. Selain memberikan rasa lega, ketegangan akan
menurun dan akhirnya perasaan marah dapat teratasi. Rasa marah diekspresikan secara
destrukrtif, misalnya dengan perilaku agresif, menantang biasanya cara tersebut justru
13
Perilaku yang submisif seperti menekan perasaan marah karena merasa tidak
kuat, individu akan berpura-pura tidak marah atau melarikan diri dari rasa marahnya,
sehingga rasa marah tidak terungkap. Kemarahan demikian akan menimbulkan rasa
bermusuhan yang lama, pada suatu saat dapat menimbulkan rasa bermusuhan yang
lama, dan pada suatu saat dapat menimbulkan kemarahan yang destruktif yang
ditujukan pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan (Dermawan & Rusdi, 2013).
2.2 Penatalaksanaan
Senam aerobik low impact merupakan salah satu bentuk latihan dalam senam
aerobik. Pelaksanaan senam aerobik low impact adalah kedua kaki atau salah satu kaki
selalu kontak dengan lantai, sehingga gerakan-gerakan jogging diganti dengan gerakan
jalan cepat. Senam aerobik low impact adalah suatu bentuk senam yang pertama kali
diperkenalkan untuk para pemula. Irama dalam senam ini agak lambat dan bertahap
dari ketukan yang lambat sampai ketukan yang agak cepat (Candrawati., 2016).
Manfaat senam aerobic yaitu untuk menjaga kesehatan jantung dan stamina
tubuh. Menurut Muhajir (2007), senam aerobic dapat meningkatkan daya tahan jantung
14
dan paru-paru, membakar lemak yang berlebihan di tubuh, mengencangkan tubuh dan
koordinasi, kelincahan, daya tahan tubuh. Dengan melakukan aerobic salama 20 menit,
Prosedur latihan senam aerobik low impact terdiri dari pemanasan , kegiatan
diri agar siap menuju ke aktivitas utama yaitu aktivitas latihan. Dalam Fase ini,
dan konsisten dimulai dari kepala, lengan, dada, pinggang dan kaki (Moh
gilang, 2010).
kedepan
d. Butterfly (2 x 8 hitungan) :
2. Kegiatan Inti
Fase latihan adalah fase utama dari sistematika latihan senam aerobik
lowimpact yang berlangsung selama 20 menit. Dalam fase ini target latihan
harus tercapai. Salah satu indikator latihan telah memenuhi target adalah
(Malahayati, 2010). Training zone adalah daerah ideal denyut nadi dalam fase
latihan. Rentang training zone adalah 60-90% dari denyut nadi maksimal
seseorang (DNM) Denyut nadi yang dimiliki oleh setiap orang berbeda,
tergantung dari tingkat usia seseorang. Berikut adalah rumus mencari denyut
nadi maksimal seseorang (DNM). Umumnya rumus ini digunakan untuk atlit.
Sedangkan rumus menghitung denyut nadi maksimal bagi orang awam atau
bukan lah atlit adalah : SDNM = 200 – usia (tahun) (Irwansyah, 2006).
Pada fase ini gerakan berangsur diturunkan kecepatannya selama 3-5 menit
Langkahkan kaki kanan kearah kanan lanjutkan dengan membawa kaki kiri
kiri kearah kanan dan menutup langkah (hutungan 1). Lakukan hitungan 1
Langkahkan kaki kanan kearah diagonal kanan depan (1), langkahkan kai kiri kearah
diagonal kiri depan (2), bawa kembali kaki kanan ke posisi awal (3) dan bawa kaki kiri
Melangkah maju mundur. Hampir sama dengan double step, hanya dalam
penggunaan langkah kaki kiri tidak menutup langkah ke kaki kanan (pada
hitungan 1) melainkan bahwa kaki kiri disisi belakang kaki kanan. Salah
lutut.
untuk mendekati denyut nadi normal atauseperti awal latihan. Gerakannya dari
pendinginan.
Ditinjau dari segi faal, perubahan dan penurunan intensitas latihan secara
akan menyebabkan kelelahan dan rasa pegal pada bagian tubuh atau otot
tertentu (Malahayati, 2010). Dalam tahap akhir kegiatan aerobik ini bertujuan
Desain penelitian ini dengan menggunakan studi kasus deskriptif dimana suatu
metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau
Subjek studi kasus yang akan dilakukan yaitu pada pasien gangguan jiwa yaitu
perilaku kekerasan dengan dilakukan latihan senam aerobic low impact, dengan kriteria :
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Eksklusi
C. Fokus Studi
Fokus studi yang akan dijadikan titik acuan penelitian dengan metode studi kasus
ini adalah penatalaksanaan latihan senam aerobic low impact terhadap penurunan gejal
1. Perilaku Kekerasan
Perilaku kekerasan atau agresif adalah sikap atau perilaku kasar atau kata-kata
yang menggambarkan perilaku amuk, permusuhan dan potensi untuk merusak secara
fisik.
Studi kasus ini dilakukan pada pasien perilaku kekersasan di Rumah Sakit Jiwa
Provinsi Jawa Barat. Lama waktu untuk melakukan studi kasus adalah 4 hari. Sedangkan
Pengumpulan data yang digunakan dalam studi kasus adalah sebagai berikut :
1. Wawancara
Pada karya tulis ini penulis menggunakan wawancara tidak terstruktur yang terdiri
dari biodata pasien, alasan masuk ke Rumah Sakit, keluhan yang disarakan pasien,
2. Observasi
22
Pada karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan instrumen pengukuran catatan
dengan cara mengobservasi perilaku pasien sebelum dilakukannya terapi senam dan
G. Penyajian Data
Penyajian data pada penelitian dengan metode kasus ini, disajikan secara
tentang uraian hasil yang diperoleh dari studi kasus. Bagian keuda memuat uraian tentang
pembahasan atas temuan-temuan studi kasus/studi kasus yang telah dikemukakan pada
bagian pertama dan keterkaitannya dengan teori. bagian ini juga dilengkapi dengan
keterbatasan dari studi kasus yang dilaksanakan, dan dapat disertai dengan cuplikan
ungkapan verbal dari subjek studi kasus yang merupakan data pendukungnya.
lengkap tentang tujuan penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk
bebas berpartisipasi atau menolah menjadi responden dan juga perlu dicantumkan
bahwa data yang diperoleh hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu.
2. Tanpa nama (anonymity), pasien mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang
3. Kerahasiaan (confidentiality), pasien mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang
individu hak yang sama untuk dipilih atau terlibat dalam penelitian tanpa diskriminasi
23
dan berikan penanganan yang sama dengan menghormati seluruh persetujuan yang
disepakati, dan untuk memberikan penanganan terhadap masalah yang muncul selama
menjamin bahwa semua usaha dilakukan untuk meminimalkan bahaya atau kerugian
Candrawati, dkk. (2016). Jurnal Kedokteran Brawijaya. Vol 29, no. 1 (2016). pp. 69-
73
Refika.
Dermawan, R., & Rusdi. (2013). Keperawatan Jiwa: Konsep dan Kerangka Kerja
Fitro, syah. (2020). Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien Dengan Resiko Perilaku
Ganessa Excat.
Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta:
EGC
Manurung. EGC,
Jumiaini, dkk. (2015). Efektifitas Senam Aerobic Low Impact Terhadap Penurunan
EGC
Khusnul, Rachmawati. (2019). Pengaruh Latihan Aerobik Dan Senam Aerobik Low
Impact Terhadap Peningkatan Vo2 Maks Pada Siswi Sma Mta Surakarta.
Muhammadiyah Surakarta.
Erlangga.
Oktaviana, arni. (2018). Analisis Praktaik Klinik Keperawatan Jiwa Pada Tn.S
Purba, dkk. (2008). Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah psikososial dan
EGC. Jakarta.
Townsend. (2010). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri (Rencana Asuhan &
Trisna, Poppy. (2018). Penerapan Senam Aerobic Low Impact Pada Pasien Gangguan
2002;346:793801).
Wardani, Agetia. (2015). Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ny. W Dengan Perilaku
Salemba Medika.