Disusun Oleh 2 :
i
Kata Pengantar
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah
mata kuliah Peminatan I tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah
kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Penulisan makalah berjudul “Makalah Konsep Triage” dapat diselesaikan
karena bantuan banyak pihak. Kami berharap makalah tentang Konsep Triage ini
dapat menjadi referensi bagi pihak yang tertarik. Selain itu, kami juga berharap
agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca makalah ini.
Penulis menyadari makalah yang berjudul “Makalah Konsep Triage” ini masih
banyak kekurangan dan memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi.
Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan
makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon
maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah bahasa
Indonesia ini dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang...........................................................................................4
1.2 RumusanMasalah......................................................................................5
1.3 TujuanPenulisan.......................................................................................6
1.4 ManfaatPenulisan.....................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN
2.1Pengertian Triage....................................................................................7
2.2TujuanTriiage..........................................................................................7
2.3Prinsip Triage...........................................................................................8
2.4Sistem Triage............................................................................................9
2.5Klasifikasi Triage...................................................................................10
2.6 Model Triage.........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
diberi label warna hitam (The World Ascociation of Disaster and Emergency
Medicine, 2010).
Label hijau merupakan salah satu indikator yang digunakaan untuk
menentukan prioritas penanganan pasien. Label hijau diberikan pada pasien
yang memerlukan penanganan minimal atau yang penanganannya dapat ditunda
hingga 60 menit. Kondisi pasien yang termasuk dalam kategori label hijau
meliputi infeksi ringan, patah tulang minor, luka bakar minimal, dan luka minimal
pada jaringan lunak (Penuel et al, 2013). Anggapan mengenai seseorang yang
datang pertama adalah yang berhak mendapatkan pelayanan terlebih dahulu
(Fields, 2009), ketidaktahuan pasien mengenai sistem cara kerja di IGD dan latar
belakang mereka yang bervariasi, menurut Igede dalam Budiaji (2016), membuat
persepsi mereka terhadap pelayanan IGD kurang cepat dan kurang memuaskan
saat mereka tidak segera mendapatkan pelayanan. Selain kepuasan pasien,
faktor pengetahuan tentang prosedur penatalaksanaan di IGD juga
mengakibatkan timbulnya rasa cemas pada pasien (Qureshi, 2010).
Tingginya angka kunjungan di IGD, baik oleh pasien dengan kondisi yang
urgent maupun non-urgent, menjadi penyebab utama keadaan overcrowded di
IGD sehinggahaltersebutmelatarbelakangipenyusunanmakalahmaterimengenai
triage ini.
5
1.3 Tujuan :
6
BAB II
TINJUAN TEORI
7
memprioritaskan dalam perawatan dan untuk memulai tindakan diagnostik atau
terapi.
Tujuan Triage Model START/ JUMPSTART Triage Untuk Insiden Korban Masal
Tujuannya adalah untuk dengan cepat mengidentifikasi individu yang
membutuhkan perawatan, waktu yang dibutuhkan untuk triase setiap korban
kurang dari 60 detik.
8
diberikan pengobatan langsung bahkan jika mereka diharapkan untuk mati
atau membutuhkan banyak sumber daya medis. (Bagus2007). Menurut
Brooker, 2008. Dalam prinsip triase diberlakukan system prioritas, prioritas
adalah penentuan / penyeleksian mana yang harus didahulukan mengenai
penanganan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa. Menurut (Zailani,
2009) Prinsip – prinsip triage yang utama sekali harus dilakukan adalah:
1. Triage umumnya dilakukan untuk seluruh pasien
2. Waktu untuk Triage per orang harus lebih dari 30 detik
3. Prinsip utama triage adalah melaksanakan prioritas dengan urutan
nyawa, fungsi, dan penampilan.
4. Pada saat melakukan triage, maka kartu triage akan dipasangkan kepada
korban luka untuk memastikan urutan prioritasnya.
9
Triage komprehensif menekankan pada konsep ABC, A (airway: jalan
napas), B (breathing support: pernapasan), C (circulation support:
sirkulasi). Selain ABC terdapat 3 elemen lain yaitu disability of neurity (D),
expose (E), full-set of vital sign (F). Namun demikian, penanganan yang
sering digunakandi lapangan adalah ABC.
a. Airway Control
Airway Control (penanganan melalui jalan napas). Pertolongan
pertama dapat dilakukan dengan memposisikan pasien telentang
dan mengangkat dagu pasien. Perawat bisa membuka jalan napas
dengan ekstensi kepala dalam posisi dagu terangkat. Jika pasien
muntah, perawat bisa membersihkannya dengan cara manual.
b. Breathing Support
Breathing Support (memberi bantuan napas). Mengetahui pasien
masih bernapas atau tidak dapat dilakukan dengan melihat (look),
mendengar bunyi napas (listen), dan merasakan (feel). Jika dalam
kondisi pingsan, pasien diposisikan secara stabil lateral untuk
membebaskan jalan napas. Kemudian perawat bisa memberi
napas buatan dengan cara meniup melalui mulut sebanyak 2 kali
sambil menutup hidung pasien (posisi kepala ekstensi). Jika
muncul reaksi denyut nadi, perawat bisa melanjutkan pemberian
napas buatan 10 (sepuluh) sampai 12(dua belas) kali per menit
tanpa kompresi dada.
c. Circulation Support
Bantuan sirkulasi ini dapat dilakukan bila denyut nadi besar
teraba. Perawat bisa memberikan napas buatan 10 (sepuluh)
sampai 12 (dua belas) kali permenit. Jika nadi tidak teraba, maka
tindakan yang dilakukan adalah kompresi jantung luar. Jika
bantuan sirkulasi diperuntukkan untuk bayi dan anak-anak, di
berikan kompresi sebanyak 100 kali per menit. Lakukan kompresi
10
di sternum, berada di bawah garis antara kedua puting susu 1/3
bagian bawah. Tindakan ini dilakukan dengan perbandingan 5:1.
Untuk neonatus, perawat bisa melakukan kompresi dengan
menggunakan 2 (dua) jari. Tindakan dilakukan dengan
perbandingan 3:1 atau 5:1 menggunakan kedua jempol atau jari
telunjuk dan jari tengah. Untuk menangani pasien gawat darurat,
selain ABC ada istilah lain yang disebut BLS atau Basic Life
Support, ini sangat penting bagi perawat menguasai dasar
keterampilan BLS secara komprehensif. Berikut ini dasar
keterampilan BLS yang harus dipahami oleh perawat.
Sistem triage (Yudiantono, 2019) dipengaruhi oleh :
1. Jumlah tenaga profesional dan pola ketenagaan
2. Jumlah kunjungan pasien dan pola kunjungan pasien
3. Denah bangunan fisik unit gawat darurat
4. Terdapat klinik rawat jalan dan pelayanan medis
1. Merah (Kategori 1)
11
c) Response: Segera, serentak, penilaian dan perawatan
3. Oranye (Kategori 2)
a) Deskripsikategori
:Kondisipasiencukupseriusataumemburukdengansangatcepatsehi
nggaadapotensiancamanterhadapkehidupan,
ataukegagalansistem organ,
jikatidakdirawatdalamwaktusepuluhmenitsetelahkedatanganatau
nyeri yang sangatparah.
Perilaku / Psikiatri:
12
a) Kasaratauagresif
4. Hijau (kategori 3)
a) Deskripsikategori
:BerpotensiMengancamkehidupankondisipasiendapatmengancam
anggotatubuh, ataudapatmenyebabkanmorbiditas yang signifikan,
jikapenilaiandanpengobatantidakdimulaidalamwaktutigapuluhme
nit.
Perilaku / Psikiatri:
a) Sangattertekan, risikomembahayakandirisendiri
b) Psikotikakutataupikirankacau
c) Krisissituasional,
13
d) Gelisah yang berpotensiagresif
5. Biru (Kategori 4)
a) Deskripsikategori: Berpotensiserius,
kondisipasiendapatmemburuk, atauhasil yang
merugikandapatterjadi,
jikapenilaiandanpengobatantidakdimulaidalamsatu jam
setelahkedatangan di UGD.
Mungkinmembutuhkanpemeriksaandankonsultasi yang
rumitdan / ataumanajemenrawatinap
Perilaku / Psikiatri:
a) Masalah kesehatan mental semi mendesak
b) Di bawah pengamatan dan / atau tidak ada risiko
langsung terhadap diri sendiri atau orang lain.
6. Putih (Kategori 5)
a) Deskripsikategori :Kurangmendesak,
kondisipasiencukupkronisatau minor
sehinggagejalaatauhasilklinistidakakanterpengaruhsecarasignifika
n.
b) Respone : Penilaiandanperawatandimulaidalam 120 menit
14
c) Deskriptorklinis : Nyeri minimal tanpafiturrisikotinggi, gejala minor
penyakit yang stabil, gejala minor darikondisiberisikorendah,
lukaringan, laserasi minor (tidakperludijahit)
d) Perilaku / Psikiatri:
e) Pasien yang dikenaldengangejalakronis
f) Krisissosial, sabarsecara klinis.
1. Single Triage
Digunakan untuk keadaan dimana pasien datang satu persatu, seperti mis
alnyainstalasi atauUnit gawat Darurat sehari- hari.
Atau pada MCI (mass casualty incident/ bencana dimana fase akut telah te
rlewati (setelah 5-10 hari).
2. Simple Triage
Pada keadaan bencana massal (MCI) awalawal, dimana sarana transporta
si belum ada, atau ada tapi terbatas, dan terutama sekali,belum ada tim m
edis atau paramedis yang kompoten. Pemilahan atau pemilihan pasien ter
utama ditujukan untuk prioritas transportasi pasien yang kemudian tingka
t keparahan penyakitnya. Biasanya,digunakan triage tag/ kartu triase.
3. S.T.A.R.T. (Simple Triage And Rapid Treatment)
Prinsip dari START adalah START bertujuan untuk mengatasi ancaman hid
upyang utama, yaitu sumbatan jalan nafas dan eprdarahan arteri yang heb
at. Pengkajiandiarahkan pada pemeriksaan: status respirasi, sirkulasi (peng
isian kapiler_, dan statusmental.Kategori/ warna kodea.
a) Warna hijau, yang merupakan “walking waunded”, korban cedera
yang masih
bisa berjalan dengan para korban dari kategori yang lain.
b) Warna merah (immediate) korban yang bernapas spontan hanya s
etelah reposisi jalan napas dilakukan. Korban yang memiliki pola na
15
pas lebh dari 30 kali permenit, atau dengan pengisian kapiler yang l
ambat (lebih dari 2 detik). Korbanmemiliki pla napas kurang dari 30
kali per menit, dengan pengisian kapiler yangnormal (kurang dari a
tau sama dengan 2 detik), tetapi tidak dapat mengikuti perintah se
derhana.
c) Warna kuning (delayed) para korban yang tidak cocok untuk dikelo
mpokkan kedalam kategori immediate maupun kategori ringand.
d) Warna hitam (deceased/ unsalvageable) korban yang tidak bernap
as walaupun jalan napas sudah dibebaskan
4. Secondary Assesment to Victim Endpoint (SAVE)
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dari penulisan makalah ini adalah
pemberian pertolongan dalam keadaan darurat harus dilakukan secara tepat dan
tepat berdasarkan penggolongan masing-masing cedera yang dialami. Sehingga
17
dengan pertolongan yang cepat dan tepat dapat meminimalisir untuk terjadinya
suatu keadaan yang mengancam jiwa dan keadaan yang dapat menyebabkan
kematian.
18
DAFTAR PUSTAKA
Journal of Borneo Holistic Health, Volume 3 No. 1 Juni 2020 hal 20-25 P ISSN
2621-9530 e ISSN 2621-9514
19
Lippincott Williams ENA, 2005. Emergency Care USA : WB Saunders Company
Iyer, P. 2004. Dokumentasi Keperawatan : Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan.Jakarta : EGC
20