Anda di halaman 1dari 14

Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)

RSUD Sulatan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik Mencegah Bahaya Kabut Asap

Pengenalan Akan Bahaya Kabut Asap dan Upaya Pencegahan


Sub Topik Sederhana yang Dapat Dilakukan, antara lain Pencucian Hidung
dan Pemakaian Masker

Sasaran Pasien Poli THT-KL RSUD SSMA Kota Pontianak

Hari/Tanggal Rabu, 16 Agustus 2017

Waktu 09.00 WIB – Selesai

Tempat Ruang Tunggu Poliklinik THT-KL RSUD SSMA Kota Pontianak

Penyuluh Cindy Christianti, Jovi P. Siagian, Scholastyka Febrylla

I. TUJUAN

Masyarakat mengetahui bahaya menghirup kabut asap


Tujuan umum Masyarakat memahami upaya pencegahan bahaya yang
ditimbulkan kabut asap bagi kesehatan.
 Masyarakat mengetahui kandungan kabut asap yang
berbahaya bagi sistem pernapasan
 Masyarakat mengetahui berbagai penyakit yang dapat
Tujuan Khusus ditimbulkan karena menghirup kabut asap
 Masyarakat mengetahui berbagai upaya yang dapat dilakukan
untuk mencegah bahaya yang ditimbulkan kabut asap
 Masyarakat mengetahui cara dan langkah-langkah mencuci
hidung sebagai upaya pencegahan yang sederhana terhadap
bahaya yang ditimbulkan kabut asap bagi kesehatan
 Masyarakat memahami pentingnya penggunaan masker
sebagai upaya pencegahan yang sederhana terhadap bahaya
yang ditimbulkan kabut asap bagi kesehatan

1
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
RSUD Sulatan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak

II. MATERI PENYULUHAN

A. Fungsi Hidung
Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru.
Jalan napas ini berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta
menghangatkan udara yang dihirupkan ke dalam paru-paru. Hidung bertanggung
jawab terhadap olfaktori atau penghidu karena reseptor olfaksi terletak dalam mukosa
hidung. Dalam hal pernafasan, udara yang diinspirasi melalui rongga hidung akan
menjalani tiga proses yaitu penyaringan (filtrasi), penghangatan, dan pelembaban.
Penyaringan dilakukan oleh membran mukosa pada rongga hidung yang sangat kaya
akan pembuluh darah dan glandula serosa yang mensekresikan mukus cair untuk
membersihkan udara sebelum masuk ke oropharynx. Penghangatan dilakukan oleh
jaringan pembuluh darah yang sangat kaya pada ephitel nasal dan menutupi area yang
sangat luas dari rongga hidung. Dan pelembaban dilakukan oleh konka, yaitu suatu
area penonjolan tulang yang dilapisi oleh mukosa. Epithellium olfactory pada bagian
medial rongga hidung memiliki fungsi dalam penerimaan sensasi bau.
B. Kabut Asap
Indonesia mempunyai hutan ke-3 terluas dunia setelah Brazil dan Zaire. Luas
hutan Indonesia kini diperkirakan mencapai 120,35 juta hektar atau 63 persen luas
daratan.1 Kebakaran hutan di Indonesia menjadi langganan setiap tahun di musim
kemarau dan menjadi bencana besar tidak hanya bagi masyarakat lokal namun
dampaknya juga dirasakan di negara tetangga. Kebakaran hutan sering terjadi akibat
cara mempersiapkan lahan pertanian dan hutan tanaman industri dilakukan dengan
cara pembakaran. Propinsi yang mengalami lebih dari 1500 kebakaran hutan pertahun
antara lain: Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sumatera
Selatan, Jambi dan Riau. Pada saat kebakaran hutan tahun 2011, kualitas udara di
wilayah Kalimantan Barat sudah pada tahap membahayakan kesehatan dengan kadar
debu >1.490 μg/m3 (batas yang diperkenankan 230 μg/m 3).2 Pada tanggal 6 Agustus
2017 konsentrasi kadar partikel udara berukuran 10 mikrometer mencapai kategori
sedang pada waktu tengah hari, walaupun pada pagi hari terdapat hujan.

2
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
RSUD Sulatan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak

Kabut asap yang timbul akibat kebakaran hutan dan lahan di sekitar Riau,
Sumatera Selatan,Jambi dan Kalimantan terjadi hampir setiap tahun terkadang
kondisinya mengkhawatirkan dan merugikan. Kabut asap juga menjadi ancaman bagi
kesehatan manusia. akan lebih mudah terjadi pada orang yang yang sudah mempunyai
gangguan paru dan jantung, lansia, dan anak-anak. World Wildlife Fund (WHO)
memperkirakan sekitar 20 juta orang Indonesia telah terpajan asap kebakaran hutan
yang mengakibatkan berbagai gangguan paru dan sistem pernapasan.3
Komposisi asap
Asap merupakan perpaduan atau campuran karbon dioksida, air, zat yang
terdifusi di udara, zat partikulat, hidrokarbon, zat kimia organik, nitrogen oksida dan
mineral. Ribuan komponen lainnya dapat ditemukan tersendiri dalam asap. Komposisi
asap tergantung dari banyak faktor, yaitu jenis bahan pembakar, kelembaban,
temperatur api, kondisi angin dan hal lain yang mempengaruhi cuaca, baik asap
tersebut baru atau lama. Jenis kayu dan tumbuhan lain yang terdiri dari selulosa,
lignin, tanin, polifenol, minyak, lemak, resin, lilin dan tepung, akan membentuk
campuran yang berbeda saat terbakar. Bahan yang terkandung di dalam asap terdiri
dari karbon dioksida, uap air, karbon monoksida, partikel-partikel, hidrokarbon serta
zat kimia organik lainnya, nitrogen oksida dan mineral-mineral lainnya.2,4
Materi partikulat atau Particulate Matter (PM) merupakan bagian penting
dalam asap kebakaran untuk pajanan jangka pendek (jam atau mingguan). Materi
partikulat adalah partikel tersuspensi, yang merupakan campuran partikel solid dan
dropletcair. Karakteristik dan pengaruh potensial materi partikulat terhadap kesehatan

3
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
RSUD Sulatan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak

tergantung pada sumber, musim, dan keadaan cuaca. Materi partikulat dibagi
menjadi:2,5
 Ukuran lebih dari 10 mikrometer biasanya tidak sampai ke paru; dapat mengiritasi
mata, hidung dan tenggorokan.
 Partikel kurang atau sama dengan 10 mikrometer; dapat terinhalasi sampai ke
paru.
 Partikel kasar (coarse particles) berukuran 2,5 – 10 mikrometer.
 Partikel halus (fine particles) berdiameter kurang dari 2,5 mikrometer.
Partikel debu atau materi partikulat melayang (suspended particulate matter)
merupakan campuran sangat rumit berbagai senyawa organik dan anorganik di udara
dengan diameter <1 μm sampai maksimal 500 μm. Materi partikulat akan berada di
udara dalam waktu relatif lama dalam keadaan melayang dan masuk ke dalam tubuh
manusia melalui saluran pernapasan. Karena komposisi materi partikulat yang rumit
dan pentingnya ukuran partikulat dalam menentukan pajanan, banyak istilah
digunakan untuk menyatakan materi partikulat di udara. Beberapa istilah mengacu
pada metode pengambilan sampel udara seperti suspended particulate matter (SPM),
total suspended particulate (TSP) atau ballack smoke. Istilah lain lebih mengacu pada
tempat di saluran napas, tempat materi partikulat mengendap yaitu inhalable thoracic
particulate yang terutama mengendap pada saluran napas bagian bawah.2,5
Dampak berbahaya kabut asap bagi kesehatan
Penurunan kualitas udara sampai taraf membahayakan kesehatan dapat
menimbulkan dan meningkatkan penyakit saluran napas seperti infeksi saluran napas
akut (ISPA). Penderita ISPA di daerah bencana asap meningkat 1,8 – 3,8 kali
dibandingkan jumlah penderita ISPA pada periode sama tahun-tahun sebelumnya.2,4
Asap menimbulkan iritasi mata, kulit dan gangguan saluran pernapasan yang
lebih berat, fungsi paru berkurang, bronkitis, asma eksaserbasi, dan kematian dini.
Selain itu konsentrasi tinggi partikel-partikel iritasi pernapasan dapat menyebabkan
batuk terus-menerus, batuk berdahak, kesulitan bernapas dan radang paru. Materi
partikulat juga dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan fisiologi melalui
mekanisme terhirupnya benda asing ke paru. Dampak yang ditimbulkan tergantung
dari individu seperti umur, penyakit pernapasan sebelumnya, infeksi dan
kardiovaskuler dan ukuran partikel.2

Tabel 2.1. Tabel Indeks Standar Pencemaran Udara1

4
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
RSUD Sulatan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak

Pencemaran
ISPU Udara Dampak kesehatan
Level

0 - 50 Baik tidak memberikan dampak bagi kesehatan manusia atau


hewan
51 - 100 Sedang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan
tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang peka
101 - Tidak Sehat bersifat merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan
199 yang peka atau dapat menimbulkan kerusakan pada
tumbuhan ataupun nilai estetika.
200 - Sangat Tidakkualitas udara yang dapat merugikan kesehatan pada
299 Sehat sejumlah segmen populasi yang terpapar
300 - Berbahaya kualitas udara berbahaya yang secara umum dapat
500 merugikan kesehatan yang serius pada populasi (misalnya
iritasi mata, batuk, dahak dan sakit tenggorokan).
Zat asap kebakaran yang mengenai saluran napas:3,6
 Karbon monoksida merupakan gas hasil pembakaran tidak sempurna yang tidak
berwarna dan tidak berbau sehingga keberadaannya sukar dideteksi. Karbon
monoksida ini bersifat racun karena akan terikat oleh sel darah merah dan
mengakibatkan gangguan peredaran oksigen di dalam tubuh. Karbon monoksida
(CO) beredar melalui aliran darah dan paru, mengurangi pengiriman oksigen ke
jaringan tubuh (anoksia) menimbulkan gejala sesak napas, kebingungan, dan dada
terasa berat. Konsentrasi CO pada penduduk tertentu yang terpajan asap api tidak
menimbulkan bahaya bermakna kecuali pada individu yang sensitif; mereka yang
memiliki penyakit jantung mengalami nyeri dada dan aritmia. Pada tingkat
pajanan lebih tinggi CO dapat menyebabkan sakit kepala, lemah, pusing
kebingungan, disorientasi, gangguan penglihatan, koma dan kematian.
 Sulfurdioksida (SO2), gas pedas yang bisa menimbulkan sesak napas, mengi
karena bronkokonstriksi selanjutnya mengiritasi mukosa pernapasan.
 Nitrogendioksida (NO2) dikeluarkan selama kebakaran suhu tinggi seperti saat
kebakaran badai. Ozon (O3) dapat mengiritasi tenggorokan.
 Sianida (CN-) dihasilkan oleh pembakaran bahan-bahan alami dan sintetik bila
kadar laktat tinggi; dapat berguna sebagai indikator di rumah sakit.
 Hidrokarbon, contohnya gas benzene hasil pembakaran bahan organik yang tidak
sempurna. Benzena karsinogenik dalam asap kebakaran juga berpotensi
menyebabkan kanker.

5
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
RSUD Sulatan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak

 Aldehid (akrolin, formaldehid/ HCHO) hasil pembakaran bahan organik yang


tidak sempurna.
 Materi Partikulat (PM), bisa padat atau cair, dihasilkan dari pembakaran tidak
sempurna dengan ukuran dari 0,005 μm sampai 100 μm, dapat menembus saluran
napas sampai ke paru.
Tabel 2.2. Pengaruh polutan asap kebakaran pada sistem pernapasan dan organ lain2

Partikel asap tersebut hampir sama dengan fraksi partikel PM 2,5 sehingga
dapat menyebar dalam cahaya dan mengganggu jarak pandang. Polutan lain yang
berbahaya adalah karbon monoksida yang tidak berwarna, tidak berbau, yang
dihasilkan dari pembakaran kayu atau material organik yang tidak sempurna. Polutan
udara lain yang dapat mengiritasi saluran pernapasan yaitu akrolein, formaldehid, dan
benzena - karsinogen dalam jumlah lebih rendah dibandingkan materi partikulat dan
karbon monoksida. Secara umum, peningkatan kadar PM 10μm di udara dihubungkan
dengan:1,2
 Peningkatan berbagai keluhan pernapasan
 Peningkatan kunjungan ke instansi gawat darurat
 Peningkatan rawat inap dan risiko kematian
 Eksaserbasi akut asma bronkial dan penyakit paru obstruktif kronik.
Partikel padat dalam asap yang berukuran 10 mikrometer memang tidak bisa
masuk ke paru namun akan mengiritasi mata, hidung dan tenggorokan. Partikel padat

6
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
RSUD Sulatan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak

dalam asap ini akan menghamburkan sinar matahari sehingga mengganggu


pandangan. Oleh sebab itu kebakaran hutan juga akan mengganggu transportasi
publik.1,2
Kandungan oksigen di udara seharusnya mencapai 21%, namun bencana asap
akan mengurangi persentase oksigen di udara sehingga rentan untuk :
 Penderita asma dan penyakit obstruksi saluran pernafasan lainnya
 Penderita penyakit jantung dan pembuluh darah
 Anak-anak
 Orang usia lanjut
 Wanita hamil
 Perokok

C. Pencegahan Bahaya Kabut Asap


1. Masker
Memakai masker pada kondisi udara tercemar merupakan cara yang mudah
dan efektif untuk melindungi diri dari paparan berbagai polutan yang dapat
menurunkan kondisi kesehatan tubuh. Secara umum ada 2 tipe masker kesehatan
yang dapat dipergunakan sebagai alat pelindung diri pada kondisi kabut asap yaitu
masker biasa yang umum dipergunakan dan masker respirator N95. Kedua jenis
masker tersebut merupakan alat pelindung yang dapat melindungi penggunanya
dari kontaminasi cairan atau partikel udara yang tercemar.
a. Masker biasa
Masker jenis ini adalah yang umum dipergunakan dan didistribusikan kepada
masyarakat ketika terjadi kabut asap atau kondisi pencemaran udara lainnya
seperti gunung meletus. Terkadang masker ini disebut juga masker wajah
(face mask) karena penggunaannya hampir menutupi seluruh wajah atau
disebut juga masker bedah (surgical mask) karena biasanya dipergunakan
sebagai alat pelindung diri oleh petugas kesehatan di rumah sakit ketika
melakukan operasi atau tindakan medis lainnya. Masker ini merupakan salah
satu alat utama untuk mencegah penyebaran penyakit seperti influenza,
tuberculosis dan sebagainya. Biasanya jenis masker ini memiliki ciri berupa
adanya tali pengikat yang dapat diikatkan pada bagian belakang kepala atau
karet penggantung yang dapat dikaitkan ke telinga. Selain itu pada permukaan
luar umumnya berwarna (warna tergantung merk) dan pada sisi dalamnya
berwarna putih serta pada bagian atas terdapat kawat hidung (nose piece) yang

7
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
RSUD Sulatan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak

dapat ditekuk sesuai lekuk hidung. Penggunaan masker ini sangat dianjurkan
pada orang yang sakit dengan gejala batuk atau pilek agar tidak menularkan
penyakitnya kepada orang lain.
Masker ini didesain sangat sederhana sehingga hanya dapat menjaga percikan
cairan saat batuk atau bersin tetapi kurang efektif untuk menyaring partikel
asap maupun polutan yang dapat melewati celah pada sisi atas, bawah maupun
samping masker ketika digunakan ataupun yang lolos melewati bahan
penyaring masker yang tipis. Masker ini sebenarnya kurang maksimal
memberikan perlindungan ketika kabut asap, namun demikian masih tetap
lebih baik daripada tidak memakai masker sama sekali.
Berikut langkah-langkah penggunaan masker biasa/bedah yang benar dikutip
dari San Fransisco Department of Public Health:
 Sebelum menyentuh masker, cuci tangan Anda dengan air dan sabun atau
hand sanitizer.
 Ambil sebuah masker dan pastikan tidak ada noda kotoran atau
lubang/sobekan pada setiap sisi masker.
 Tentukan sisi atas masker yang ditandai dengan adanya kawat hidung
(nose piece) dan tempatkan pada bagian atas.
 Tentukan yang mana sisi luar dan sisi dalam masker, sisi luar biasanya
ditandai dengan bagian yang berwarna dan memiliki permukaan yang
lebih kasar serta arah lipatan menghadap ke bawah, sedangkan sisi dalam
biasanya berwarna putih dan memiliki permukaan yang lebih halus.
 Ikuti instruksi di bawah ini untuk berbagai tipe masker yang digunakan:
Masker dengan karet telinga: gantung masker dengan melingkarkan karet
pada setiap telinga.
Masker dengan tali pengikat: Letakkan sisi atas masker pada batas atas
hidung dan ikatkan tali bagian atas pada belakang atas kepala Anda.
 Tempelkan dan bentuk kawat hidung (nose piece) mengikuti lekuk hidung
Anda.
 Jika menggunakan masker dengan tali pengikat, ikatkan tali bagian bawah
pada belakang leher.
 Tarik bagian bawah masker sampai menutupi seluruh mulut dan dagu
Anda.
b. Masker respirator N95
Masker Respirator N95 adalah sebuah alat pelindung pernafasan yang didisain
menutupi rapat wajah penggunanya terutama pada bagian hidung dan mulut
dan sangat efisien menyaring partikel di udara termasuk mikroorganisme.
Masker jenis ini sangat dianjurkan untuk digunakan ketika kabut asap terjadi
8
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
RSUD Sulatan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak

karena kemampuannya menyaring partikel pencemar sangat baik. Beberapa


penelitian menunjukkan bahwa kemampuan masker N95 menyaring partikel
asap seukuran 0,1 – 0,3 mikron melebihi 95% bahkan bisa mencapai 99,5%
jika ukuran partikel mencapai 0,75 mikron atau lebih besar.
Bentuk masker ini tidak sefleksibel masker biasa. Biasanya berbentuk agak
bulat atau setengah bulat dan berwarna putih, terbuat dari bahan yang relatif
kaku sehingga tidak mudah rusak. Tampilannya yang solid menyebabkan tidak
ada celah yang dapat dimasuki udara luar ketika digunakan. Inilah yang
menyebabkan masker N95 sangat efisien digunakan ketika kondisi kabut asap
terjadi. Setiap orang yang terpapar dampak kabut asap sebaiknya
menggunakan masker jenis ini terutama bagi mereka yang memiliki aktivitas
diluar ruangan dalam jangka panjang.
Disamping kemampuannya tersebut, masker ini juga memiliki kekurangan,
diantaranya bagi yang tidak terbiasa menggunakannya mungkin akan merasa
gerah dan kurang nyaman sehingga tidak betah menggunakannya dalam waktu
lama. Masker jenis ini juga tidak direkomendasikan untuk mereka yang
memiliki gangguan pernafasan dan penyakit jantung, lanjut usia dan wanita
hamil karena masker ini membuat sulit bernafas sehingga kebutuhan oksigen
tidak terpenuhi secara optimal.
Ketersediaannya yang terbatas dan dengan harga relatif mahal menjadikannya
bukan menjadi pilihan utama ketika kabut asap terjadi. Namun jika Anda
memiliki masker ini, sebaiknya Anda menggunakannya dengan baik dan
benar. Berikut langkah-langkah menggunakan masker N95 yang baik dan
benar:
 Cuci tangan anda dengan air dan sabun atau hand sanitizer sebelum
menggunakan masker.
 Pilih masker N95 yang cocok dan pas di wajah Anda (biasanya masker ini
tersedia dalam beberapa ukuran).
 Pegang masker dengan telapak tangan dan letakkan pada wajah Anda
sampai menutupi hidung, mulut dan dagu.
 Tarik dan posisikan karet pengikat atas ke belakang kepala Anda melewati
atas telinga dan posisikan karet pengikat bawah ke belakang leher Anda
melewati bawah telinga.
 Tekan kawat hidung, tekuk sesuai lekuk hidung dan urut mengikuti kontur
hidung dan wajah.

9
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
RSUD Sulatan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak

 Pastikan tidak ada celah udara luar yang masuk, cek dengan menarik dan
menghembuskan nafas, jika terasa ada aliran udara dari sisi masker berarti
terdapat celah yang memungkinkan udara luar masuk, perbaiki dengan
menggeser posisi masker sampai celah tertutup rapat seluruhnya.
2. Cuci Hidung
Cuci hidung adalah tindakan membilas hidung dari kuman, bakteri, dan udara
kotor dengan menggunakan larutan garam fisiologis ataupun garam dapur.
Manfaat cuci hidung antara lain:
a. Membersihkan hidung dari debu, kotoran, dan polutan
b. Membersihkan hidung dari bakteri, virus, dan zat pemicu peradangan
c. Melembabkan hidung yang kering akibat lingkungan yang dingin atau infeksi
d. Mengurangi pembengkakan akibat radang
e. Membersihkan lendir kental
f. Membuat hidung bersih dan segar
g. Mengurangi keluhan hidung pada penderita alergi dan sinusitis
h. Mencegah infeksi pada rongga hidung, saluran nafas, dan paru-paru
i. Mempercepat penyembuhan infeksi hidung, saluran nafas,dan paru-paru
Cuci hidung dapat dilakukan secara rutin pada orang dewasa sehat, anak-anak
>3 tahun yang sehat dan sudah bisa mengikuti instruksi, serta orang-orang dengan
riwayat alergi hidung, sinusitis, sakit pada saluran nafas, atau penyakit lain atas
instruksi dokter.
Adapun alat dan bahan yang diperlukan antara lain:
a. Air mineral 200 ml + garam ½ sendok teh, atau infuse NaCl (garam fisiologis)
b. Spuit 10 cc tanpa jarum
c. Kom/mangkok
d. Baskom
e. Tissue
Langkah-langkah mencuci hidung adalah sbb:
1) Tuangkan cairan pencuci hidung ke dalam wadah
2) Ambil cairan menggunakan spuit
3) Posisi spuit lurus ke dalam lubang hidung, mulut dibuka
4) Semprotkan cairan pencuci hidung ke dalam rongga hidung
5) Bersihkan hidung dengan tissue
6) Buang tissue ke tempat sampah

Sumber
1. Rumajomi HB. Kebakaran hutan di Indonesia dan dampaknya terhadap kesehatan
[Makalah pengantar Filsafah Sains, Program Pasca Sarjana]. Bogor: Institut
Pertanian. Bogor; 2006.
2. Faisal F, Yunus F, Harahap F. Dampak Asap Kebakaran Hutan pada Pernapasan.
CDK-189. Vol 39 No. 01. 2012
3. Brauer M. Health impact of biomass air pollution. WHO. [cited 2017 Aug 10].
Available from: http//www.firesmokeheealth.org

10
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
RSUD Sulatan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak

4. Dawud Y. Smoke episodes and assessment of health impacts related to haze from
forest fires: Indonesian experience. The Indonesian Association of Pulmonologist,
Persahabatan Hospital Jakarta; 1999.p 313-22
5. D Schwela. The WHO-unepwmo Health Guidelines for Vegetation Fire Events.
Department of Protection of the Human Environment, Occupational and
Evironmental. Dec 4th 2001
6. Malilay J. A review of factors affecting the human health impacts of air pollutants
from forest fires. Health guideline for vegetation fire. WHO october 1998.255-70

III. METODE, MEDIA, SUMBER

METODE Penyuluhan Kelompok

MEDIA Presentasi power point, video interaktif, dan leaflet

SUMBER Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung dan Tenggorok


FKUI

IV. KEGIATAN

KEGIATAN
WAKTU TAHAP
KEGIATAN
PENYULUH SASARAN

Cindy Christianti
09.00 – 09.10 Pendahuluan Jovi P. Siagian Pasien Poli THT
Scholastyka Febrylla
Cindy Christianti
09.10 – 09.50 Kegiatan Inti Jovi P. Siagian Pasien Poli THT
Scholastyka Febrylla
Cindy Christianti
09.50 – 10.10 Sesi Tanya Jawab Jovi P. Siagian Pasien Poli THT
Scholastyka Febrylla
Cindy Christianti
10.10 – 10.15 Penutup Jovi P. Siagian Pasien Poli THT
Scholastyka Febrylla

V. EVALUASI

11
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
RSUD Sulatan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak

PROSEDUR Lisan

BENTUK Tanya jawab dan umpan balik

JENIS Laporan tertulis

PERTANYAAN Dari audiens ke presentan:


1. Manakah bagian luar/dalam yang benar dari masker
biasa/bedah? Benarkah memakai bagian berwarna di dalam
saat musim kabut asap?
2. Berapakah usia anak minimal untuk dilakukan cuci
hidung?

12
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
RSUD Sulatan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak

TATA LAKSANA PENYULUHAN KELOMPOK


(DI RUANG TUNGGU, RAWAT JALAN MAUPUN RAWAT INAP)

Tata laksana penyuluhan kelompok ini merupakan rangkaian hal-hal yang harus dilakukan
dalam pelaksanaan penyuluhan kelompok yang dilaksanakan oleh petugas di ruang tunggu
rawat jalan maupun rawat inap.
Rangkaian tata laksana ini bertujuan agar kegiatan penyuluhan kelompok dapat berjalan
efektif dan berkualitas. Penyampaian informasi mengenai \kesehatan dapat disampaikan
secara terstruktur sesuai dengan standar pelaksanaan penyuluhan kelompok yang berlaku.
Selama penyuluhan kelompok ini dilakukan oleh petugas penyuluh, tim PKRS RSUD Sultan
Syarif Mohamad Alkadrie akan melakukan penilaian pelaksanaan penyuluhan tersebut
dengan mengamati urutan tata laksana penyuluhan kelompok selama penyuluhan
berlangsung.
Rangkaian tata laksana penyuluhan kelompok antara lain :

PEMBUKAAN
1. Penyuluh mengucapkan salam
2. Penyuluh membina hubungan antar manusia dengan sasaran penyuluhan (misalnya
menayakan apa kabar, berkenalan dengan beberapa orang sasaran, dst.)
INTI KEGIATAN PENYULUHAN KELOMPOK
1. Penyuluh menanyakan masalah apa (bisa berupa penyakit, kekurangan gizi, kematian,
dsb) yang sedang dihadapi sasaran atau masyarakat di tempat tinggal sasaran.
2. Penyuluh mengaitkan masalah yang dikemukakan sasaran dengan data masalah
kesehatan yang dimiliki penyuluh / RS dan ditetapkan sebagai topik penyuluhan
kelompok yang akan dilakukan.
3. Penyuluh menanyakan mengapa masalah tersebut bisa terjadi (penyebab masalah)
4. Penyuluh menanyakan mengapa kenapa penyebab itu bisa muncul / terjadi
5. Penyuluh memberikan penjelasan tentang masalah yang dihadapi tersebut, penyebab,
munculnya penyebab, pencegahan, dan peningkatan, pengobatan / perawatan,
rehabilitasi
6. Penyuluh menggunakan media / alat bantu secara tepat untuk lebih memperjelas
penyampaian pesan
7. Penyuluh memberi kesempatan kepada sasaran untuk bertanya tentang hal-hal yang
diterangkan
13
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
RSUD Sulatan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak

8. Penyuluh memberi kesempatan peserta untuk bertanya hal-hal lain terkait kesehatan
sasaran / masyarakat umumnya
9. Penyuluh memberikan penjelasan semua hal yang ditanyakan dengan jelas
10. Penyuluh menjanjikan untuk mencari jawaban bila tidak menguasai hal yang ditanyakan
sasaran
PENUTUP
1. Penyuluh menyimpulkan materi yang telah dibahas
2. Penyuluh merumuskan perilaku yang harus dilakukan sasaran untuk mencegah,
mengobati, merawat dan meningkatkan kesehatan pasien maupun yang masih sehat
3. Penyuluh mengucapkan salam penutup
TEKNIS PELAKSANAAN PENYULUHAN KELOMPOK :
1. Setiap ruangan memberikan jadwal penyuluhan setiap bulannya kepada tim PKRS
2. Setiap petugas penyuluhan harus membuat Satuan Acara Penyuluhan (contoh terlampir,
dapat ditulis/diketik ulang)
3. Jika memerlukan media pendukung dalam penyampaian informasi pada penyuluhan
kelompok, segera menghubungi tim PKRS. Media penyuluhan yang dibutuhkan akan
disesuaikan dengan inventaris
4. Setiap ruangan harus memberi tahu / menghubungi tim PKRS apabila ada pelaksanaan
penyuluhan kelompok agar dapat dilakukan pendokumentasian kegiatan penyuluhan
5. Peserta penyuluhan mengisi daftar hadir / absensi yang telah disediakan oleh tim PKRS
(contoh terlampir, dapat dicopy)
6. Setelah penyuluhan selesai, absensi yang sudah diisi peserta/sasaran dicopy dan
diberikan kepada tim PKRS (sebagai data PKRS)
7. Setiap petugas / penyuluh membuat laporan penyuluhan kelompok (contoh terlampir,
dapat dicopy)
8. Setelah penyuluhan selesai, laporan penyuluhan kelompok yang telah dibuat dicopy dan
diberikan kepada tim PKRS (sebagai data PKRS)

NB : setiap kegiatan penyuluhan kelompok disetiap ruangan perlu dikoordinasikan dengan


tim PKRS

Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terimkasih.

14

Anda mungkin juga menyukai