Anda di halaman 1dari 24

Dermatitis

SeboroikES
LAPORAN KASUS
SMF Dermatovenereologi
RSUD SULTANUniversitas
Fakultas Kedokteran SYARIFTanjungpura
M. ALKADRIE
PONTIANAK
Pembimbing : dr. Herni, Sp.KK
Oleh : Gusti Angri Angalan ( I4061161037)
IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. K
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 17 tahun
Alamat : Jl. Pangeran Natakusuma Gg. Samarukun 12
Agama : Islam
Pekerjaan : Siswa
Tanggal Pemeriksaan : 24 April 2018
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Keluhan utama : Gatal-gatal dan ruam merah di daerah wajah

Keluhan gatal dan kemerahan di wajah sejak 2 minggu terakhir, dirasa semakin
memberat sejak 4 hari yang lalu dan ruam merah di wajak semakin membesar.
Sudah berobat ke dokter umum, mendapatkan salep hidrokortison dan
Dexamethason oral, tetapi gatal masih di rasa, dan kulit wajah dirasa
mengelupas
Keluhan disertai ketombe di kepala yang sudah lama dirasa. Sehari-hari
menggunakan sampo dove, ketombe tak mau hilang.
RIWAYAT
PENYAKIT
Riwayat penyakit dahulu : Riwayat Sosial dan lingkungan
Keluhan serupa sebelumnya pernah Mandi 2 kali sehari menggunakan air
dialami 6 bulan yang lalu, berobat di ledeng PDAM dan menggunakan sabun cair
poliklinik kulit dan kelamin, keluhan serta menggunakan handuk sendiri
dirasa sembuh. Keluarga pasien memiliki kebiasaan
riwayat asma(-), alergi(-) mencuci dan menjemur perlengkapan tidur
(seperti kasur, sprei dan sarung bantal)
pasien saat tampak kotor saja.
Riwayat penyakit keluarga : Pasien mengaku sering beraktivitas di
sekolah sehingga sering berkeringat.
Tidak ada anggota keluarga yang
mengalami keluhan yang sama. Tempat tinggal sekitar rumah pasien
Riwayat DM dalam keluarga(-) merupakan daerah perumahan yang padat.
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : Compos mentis
KU : Tampak sakit ringan

Tanda-tanda Vital
◦ Tekanan darah : 110/80 mmHg
◦ Nadi : 88x/menit
◦ Frek. Napas : 20x/menit
◦ Suhu : Tidak diperiksa

Status generalis : dbn


Status
lokalis
Regio Nasolabial, Supra
orbital, Glabella dan
Blepharo bilateral terdapat
lesi makula eritema multipel,
sirkumsrip, lentikular,
berkonfluens disertai papul-
papul milier dengan skuama
halus berminyak, erosi dan
ekskoriasi.
Status lokalis

Regio Capitis terdapat lesi


deskuamasi dengan skuama
halus dan erosi.
DIAGNOSA
Dermatitis Seboroik

Saran pemeriksaan : kerokan kulit dengan KOH dan


pemeriksaan histopatologi
TATALAKSANA
Medikamentosa :
◦ Topikal
◦ Salep momethasone furoate 2 kali sehari pada wajah (pagi
setelah mandi dan sebelum tidur)
◦ Sampo Ketomed scalp solusio digunakan 1 kali sehari saat
mandi
◦ Sistemik
◦ Cetirizine 1x 10 mg (malam)
◦ Metilprednisolon 2 x 8 mg (pagi dan malam)
◦ Spyrocon 2 x 1 kaps (pagi dan malam)
TATALAKSANA
Nonmedikamentosa:
•Edukasi kepada pasien bahwa penyakit ini cenderung kronis
dan merupakan penyakit berulang, dengan demikian,
pasien harus diberitahu bahwa tujuannya pengobatan akan
mengontrol daripada menyembuhkan penyakit.
•Pasien juga diberitaukan bahwa pengobatan tidak
menyembuhkan secara permanen sehingga terapi dilakukan
berulang saat gejala timbul.
•Pasien diedukasi untung menghindari stres, kurang tidur,
makan makanan yang rendah lemak dan menjaga
kebersihan kulit dan kepala.
PROGNOSIS
Ad Vitam : Bonam
Ad Functionam : Bonam
Ad Sanactionam : Dubia ad Bonam
TINJAUAN PUSTAKA &
PEMBAHASAN
Dermatitis Seboroik
Dermatitis seboroik adalah kelainan kulit papuloskuamosa
dengana predileksi di daerah kaya kelenjar sebasea, scalp,
wajah dan badan.
Dermatitis sering dikaitkan dengan Malasesia dengan
penyebaran lesi di mulai dari derajat ringan misalnya
ketombe sampai bentuk eritroderma.
Etiologi dan Patogenesis
Etiologi belum
diketahui secara pasti
Ptityrosporum ovale
salah satu kelas
Malassezia sp
kelainan imunologis,
aktivitas kelenjar
sebasea dan
kerentanan pasien.
Faktor – Faktor Pencetus

Produksi sebum Dermatitis


meningkat seboroik

Ptyrosporum ovale
meningkat↑
Proses keradangan
kronis terjadi pada
Mengaktivasi sel limfosit
Area Seboroik
T dan sel langerhans
Gambaran
Klinis
Predileksi
Area seboroik  bagian
tubuh yang banyak terdapat
kelenjar sebasea (kelenjar
minyak), seperti daerah
kepala. Wajah, badan bagian
atas dan daerah lipatan
Pada pasien:
Diagnosis Banding
Psoriasis eritema sirkumskrip dan
merata dengan skuama
berlapis, kasar , berwarna
putih seperti mika dan disertai
dengan Auspitz

Rosasea Eritema bilateral,


telangiektasia, papul, edema,
dan pustul
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Histopatologi  berupa hiperkeratosis,
akantosis, fokal spongiosis dan parakeratosis.
2. Kultur jamur Kerokan kulit dengan KOH 10% 
Ptyrosporum ovale dan menyingkirkan tinea kapitis
Tatalaksana:
Medikamentosa
Anti jamur  Sampo Ketomed (Ketokonazol 2%) dan spyrocon oral
(itrakonazol) 2x1 kaps
Antiinflamasi  Momethason furoate 0,1% dan metilprednisolon 8mg oral
2x1 tab
Antihistamin  Cetrizine 10mg 1x1 tab

Edukasi:
Penyakit ini cenderung kronis dan merupakan penyakit berulang, dengan
demikian, pasien harus diberitahu bahwa tujuannya pengobatan adalah
mengontrol daripada menyembuhkan penyakit.
Pengobatan tidak menyembuhkan secara permanen sehingga terapi dilakukan
berulang saat gejala timbul.
TERAPI
Prognosis
Pada remaja ataupun dewasa, Dermatitis Seboroik
cenderung kronis dan memiliki kecenderungan untuk
sembuh lalu kambuh secara tiba-tiba sehingga pengobatan
yang tepat diperlukan untuk mengontrolnya
Kesimpulan
Nn.K, usia 17 tahun telah didiagnosa dengan Dermatitis
Seboroik berdasarkan anamnesis dan gambaran klinis pada
kulit pasien. Pengobatan yang tepat dan optimal pada
pasien dapat memberikan perbaikan dan kadang
menghilangkan dermatosis yang disebabkan oleh dermatitis
seboroik, namun tidak ada pengobatan yang permanen dan
keluhan cenderung datang kembali saat pengobatan
dihentikan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai