Anda di halaman 1dari 50

Diskusi Topik

INFEKSI MENULAR
SEKSUAL

Penyaji: Gusti Angri Angalan


Pembimbing: dr. Herni, Sp.KK
IMS (Infeksi Menular Seksual)

Tidak selalu harus melalui


hubungan seksual

Sebagian penderita akibat


Terutama ditularkan melalui keadaan di luar kemampuan
hubungan seksual mereka
Dapat terjadi pada orang-
orang yang belum pernah
melakukan hubungan seksual
atau orang-orang yang tidak
promiskuitas
INFEKSI GENITAL
NON SPESIFIK
 Infeksi Genital Nonspesifik (IGNS)  infeksi menular
seksual berupa peradangan di uretra, rektum, atau serviks yang
disebabkan oleh kuman nonspesifik
 Uretritis Nonspesifik (UNS)  peradangan hanya pada
uretra yang disebabkan oleh kuman nonspesifik
 Infeksi Genital Non-gonokokus (IGNG)  peradangan di
uretra, rektum, dan serviks yang disebabkan bukan oleh kuman
gonokok
 Uretritis Non-gonokok (UNG)  peradangan di uretra yang
disebabkan oleh kuman lain selain gonokok

Etiologi:
-Chlamydia trachomatis
-Ureaplasma urealyticum dan Mycoplasma
hominis
-Gardnerella vaginalis
-Alergi
-Bakteri
PRIA

GEJALA • Gejala timbul 1-3 minggu setelah kontak


seksual
KLINIS • Disuria ringan
• Perasaan tidak enak di uretra
• Sering kencing
• Keluar duh tubuh seropurulen

WANITA
• Umumnya asimtomatis
• Keluarnya duh tubuh vagina, disuria ringan ,
sering kencing, nyeri di daerah pelvis, dan
disparenia
5
• Pada pemerikasaan serviks tanda-tanda
servisitis yang disertai folikel-folikel kecil
yang mudah berdarah
Tatalaksana

Non-Medikamentosa Medikamentosa
 Notifikasi pasangan  Doksisiklin : 2 x 100 mg
 Anjurkan pemakaian sehari selama 7 hari
kondom  Azitromisin : 1 gram dosis
 Kontrol hari ke-7 tunggal
 Konseling  Eritromisin : 4x500 mg
 PITC terhadap HIV sehari selama 1 minggu,
 Indikasikan pemeriksaan atau 4x250 mg sehari
screening IMS selama 2 minggu (wanita
hamil, usia < 12 tahun, tidak
tahan tetrasiklin)
IMS DENGAN
PENYEBAB BAKTERI
GONORE

 Digunakan pada seluruh


infeksi yang disebabkan
oleh Neisseria
gonorrhoeae.
 Merupakan IMS yang
mempunyai insidens
yang cukup tinggi
diantara IMS lain.
Infeksi pada Pria
 Dari lubang kencing keluar cairan berwarna putih,kuning
kehijauan,
 Rasa gatal,panas dan nyeri.
 Muara lubang kencing bengkak & agak merah.
 Sakit saat kencing
Infeksi pertama: Komplikasi:
Uretritis
Lokal Asendens :
-Tysonitis - prostatitis
-Parauretritis - vesikulitis
-Littritis -vas deferentitis /
- Cowperitis funkulitis
- epididimitis
- trigonitis
Infeksi pada Wanita
Umumnya tidak menimbulkan gejala. Sebagian ditemukan pd
waktu pemeriksaan kehamilan / pemeriksaan KB.

Infeksi pertama: Komplikasi:


Uretritis Lokal
Sevisitis - Bartholinitis
- Parauretritis
Asendens :
- Salpingitis
- PID
Diagnosis
A. Sediaan langsung: pewarnaan gram gonokokus gram
negatif intraselular dan ekstraseluler
B. Kultur : media transpor  Stuart dan Transgrow
media pertumbuhan  McLeod’s
chocolate agar, Thayer Martin
C. Tes definitif : tes oksidasi 
reagen tetrametil-p-fenildiamin
bening > merah muda
tes fermentasi  gonokok meragikan
glukosa
D. Tes beta-laktamase : agen chromogenic cephalosporin
kuning > merah
E. Tes thomson : berdasarkan kejernihan urin
Tatalaksana Dual therapy
• Ceftriaxone 250mg IM dosis tunggal +
azithromycin 1 g PO dosis tunggal
• Cefixime 400 mg PO dosis tunggal +
azithromycin 1 g PO dosis tunggal

Single therapy
• Seftriakson 250mg IM dosis tunggal
• Cefixime 400 mg PO dosis tunggal
• Spektinomisin 2 gr IM dosis tunggal 12
SIFILIS
Raja Singa

 Penyakit infeksi yang disebabkan oleh Treponema


pallidum; sangat kronik dan bersifat sistemik
 Dapat menyerang hampir semua alat tubuh, dapat
menyerupai banyak penyakit, mempunyai masa
laten dan dapat ditularkan dari ibu ke janin
Klasifikasi • Sifilis kongenital
– Dini (sebelum dua tahun)
– Lanjut (sesudah dua tahun)
– stigmata
• Sifilis akuisita, dibagi menurut dua cara;
– Secara klinis
• Stadium I
• Stadium II
• Stadium III
– Secara epidemiologik
• Stadium dini menular (dalam satu
tahun sejak infeksi)  SI, SII,
stadium rekuren, stadium laten dini
14
• Stadium lanjut tak menular
(setelah satu tahun sejak infeksi)
stadium laten lanjut, SIII
Gejala Klinis
Sifilis Akuista
A. Sifilis dini
1.Sifilis primer (SI)
• Papul lentikular yang permukaannya segera menjadi erosiulkus (bulat, soliter dasarnya
jaringan granulasi berwarna merah dan bersih, diatasnya hanya tampak serum. Khas:
ulkus indolen dan teraba indurasi (ulkus durum)  afek primer
• 1 minggu setelah afek primer pembesaran KGB regional di inguinalis medial ; soliter,
indolen, tidak lunak, lentikuler, tidak supuratif, tidak terdapat periadenitis
2.Sifilis sekunder (SII)
• Timbul setelah 6-8 minggu sejak SI. Disertai gejala konstitusi (anoreksia, BB turun,
malese, nyeri kepala, demam yang tidak tinggi, artralgia)
• The great imitator kelainan kulit menyerupai berbagai penyakit kulit
• Kelainan kulit tidak gatal, sering disertai limfadenitis generalisata, pada SII dini dapat
15
terjadi di telapak kaki dan tangan
Gejala Klinis
Sifilis Akuista
Bentuk lesi :
- roseola; eritema makular, nernintik-nintik atau bercah, warna merah tembaga, bentuk
bulat atau lonjong
- Papul; bulat, skuama di pinggir (koleret/ papuloskuama), psorisiformis, leukoderma
sifilitikum, korona venerik, kondiloma lata
- Pustul; papul segera menjadi vesikel kemudian membentuk pustul sering disertai demam
intermiten (sifilis variseliformis)
- Bentul lain; sifilis impetiginosa, ektima sifilitikum, rupia sifilitika, sifilis ostrasea
3. Sifilis laten dini ; tidak ada gejala klinis dan kelainan, tetapi infeksi masig ada dan aktif ,
tes serologik darah (+),

16
Gejala Klinis
Sifilis Akuista
B. Sifilis Lanjut
1. Sifilis laten lanjut
• Biasanya tidak menular, lama masa laten beberapa tahun hingga bertahun-tahun
bahkan dapat seumur hidup.kadang-kadang terdapat pula banyak kulit hipotrofi
lentikular pada badan bekas papul-papul SII
2. Sifilis tersier (SIII)
• Kelainan yang khas; guma infiltrat sirkumskrip, kronis, biasanya melunak, dan
destruktif
• Nodus; mula-mula di kutan, kemudian ke epidermis, pertumbuhan lambat,
meninggalkan sikatriks yang hipotrofi

17
Gejala Klinis
Sifilis Kongenital

Terjadi pada bayi jika ibunya terkena sifilis, terutama sifilis dini sebab banyak T.pallidum
beredar dalam darah, treponema masuk secara hematogen ke janin melalui plasenta
yang sudah dapat terjadi pada saat masa kehamilan 10 minggu.
• Sifilis kongenital dini
Bula begerombol, simetris pada telapak tangan dan kaki. Papulo-skuamosasimetris dan
generalisata. Kuku dapat terlepas (onikia sifilitika). Plaques muqueuses pada selaput
lendir mulut dan tenggorok syphilitic snuffles. Hepar dan lien membesar
• Sifilis kongenital lanjut
Terjadi antara umur tujuh sampai lima belas tahun. Guma menyerang kulit, tulang,
selaput lendir, alat dalam. Khas guma pada hidung dan mulut.
18
Pemeriksaan • Pemeriksaan T.pallidum

Penunjang • Tes Serologik Sifilis


– Tes nontreponemal; tes fiksasi
komplemen, tes flokulasi
– Tes treponemal; tes imobilisasi,
tes fiksasi komplemen, tes
imunofluoresen, tes hemoglutisasi
• Pemeriksaan Lain
– Sinar Rontgen ; melihat kelainan
klinis pada tulang
– Tes koloidal emas ; tidak khas
– Pemeriksaan jumlah sel dan
protein total pada likuor
serebrospinal
– Histopatologi
– Imunologi
Tatalaksana

Penisilin Antibiotik Lain


 Penisiln G prokain dalam  Tetrasiklin 4x500 mg/hari
akua  Eritromisin 4x500 mg/hari
 Penisilin G prokain dalam  Doksisiklin 2x100 mg/hari
minyak  Lama pengobatan 15 hari bagi si
 Penisilin G benzatin dan SII, 30 hari bagi stadium
laten
 Golongan sefalosporin ;
sefaleksin 4x500mg sehari
selama 15 hari, seftriakson setiap
hari 2 gr dosis tunggal i.M/i.V
selama 15 hari
 Azitromisin  SI dan SII, 500 mg
sehari dosis tunggal, lama
pengobatan 10 hari
ULKUS MOLE
Soft chancre, chancroid, soft sore

• Penyakit infeksi pada alat kelamin yang akut, setempat


disebabkan oleh Streptobacillus ducreyi (Haemophilus
ducreyi) dengan gejala klinis yang khas berupa ulkus
nekrotik yang nyeri pada tempat inokulasi dan sering
disertai pernanahan KBG regional
Gejala Klinis
• Lesi multiple, jarang soliter, biasanya pada daerah
genital, jarang pada daerah ekstragenital
• Mula-mula bentuk papulvesiko-pustulpecah menjadi
ulkus
• Ulkus : kecil, lunak pada perabaan, tidak terdapat
indurasi, bentuk cawan, pinggir tidak rata, sering
bergaung dan dikelilingi halo yang eritematosa

Jenis-jenis bentuk klinis


 Ulkus mole folikularis  Giant chancroid
 Dwarf chancroid  Phagedenic chancroid
 Transient chancroid  Tipe serpiginosa
(chancre mou valant)
 Papular chancroid (ulkus
mole elevatum)
Tatalaksana • Siprofloksasin 2 x 500mg
PO selama 3 hari
• Eritromisin 4 x 500mg PO
selama 7 hari
• Azitromisin 1 g PO dosis
tunggal
• Pilihan lain  seftriakson
250mg IM dosis tunggal

Lokal  kompres dengan


larutan salin
LIMFOGRANULOMA VENERIUM
Limfopatia venerium, penyakit NICOLAS-FAVRE

Penyakit venerik yang disebabkan oleh Chlamydia


trachomatis, afek primer biasanya cepat hilang, bentuk
yang tersering ialah sindrom inguinal berupa limfadenitis
dan periadenitis beberapa kelenjar getah bening inguinal
medial dengan kelima tanda radang akut dan disertai
gejala konstitusi, kemudian mengalami perlunakan yang
tak serentak.
Gejala Klinis
• Masa tunas 1-4 minggu • Afek Primer
• Gejala konstitusi timbul sebelum • Tak khas dan tak nyeri
penyakit mulai dan menetap selama
• Dapat berupa erosi, papul miliar,
sindrom inguinal ; malese, nyeri
vesikel, pustul, dan ulkus
kepala, artralgia, anoreksia, nausea,
dan demam • Umumnya soliter dan cepat
hilang
• Gambaran klinis :
 Bentuk dini: afek primer serta • Pada pria : afek primer berlokasi
sindrom inguinal. Waktu terjadinya di genetalia eksterna terutama di
afek primer hingga sindrom sulkus koronarius dapat pula di
inguinal 3-6 minggu uretra
 Bentuk lanjut: sindrom genital, • Pada wanita : afek primer pada
anorektal, dan uretal. Waktu vagina bagian dalam dan
terjadinya bentuk dini hingga serviks
bentuk lanjut satu tahun hingga
beberapa tahun
Sindrom Inguinal
• Menyerang kelenjar getah bening inguinal medial
• Terdapat tanda radang akut (dolor, rubor, tumor, kalor, dan fungsio lesa)
• periadenitis  perlekatan dengan jaringan sekitar
• Terjadi perlunakan yang tidak serentak mengakibatkan konsistensi
bermacam-macam (keras, kenyal dan lunak/abses)
• Stigma of groove  2/3 kelenjar berdekatan dan memanjang di bagian
proksimal dan distal ligamentum Pouparti dan dipisahkan lekuk (sulkus)
• Pada stadium lanjut terjadi penjalaran ke KGB di fossa iliaka (bubo
bertingkat/etage bubonen, dapat pula ke kgb di fosa femoralis, kadang
terdapat limfangitis sebagai tali yang keras dan bubonuli

Sindrom Genital
• Jika sindrom inguinal tidak diobati maka terjadi fibrosis kelenjar inguinal
medial aliran KGB terbendung edem dan elefantiasis (dapat terbentuk
fistel-fistel dan ulkus-ulkus)
• Pada pria elefentiasis di penis dan skrotum, wanita di labia dan klitoris
(estiomen)
• Jika meluas terbentuk elefantiasis genito-anorektalis (sindrom Jersild)
Sindrom Anorektal
• Limfadenitis dan periadenitis
• Mengalami perlunakan dan membentuk abses
abses pecah  darah dan pus keluar waktu
defekasi fistel  ulkus sikatriks striktura rekti
• Obstipasi, tinja kecil-kecil disertai perdarahan waktu
defekasi

Sindrom Uretral
• Terjadi jika timbul infiltrat di uretra posterior 
abses pecah fistel
• Akibatnya terjadi striktur hingga orifisium uretra
eksternum berubah bentuk seperti mulut ikan (fish
mouth urethra) dan penis melekung seperti pedang
turki
Pemeriksaaan Penunjang
• Darah tepi : leukosit normal, LED meninggi
• Hiperproteinemia ; peninggian globulin, albumin normal atau
menurun
• IgA meninggi dan tetap meninggi selama penyakit masih aktif
• Tes Frei : terdapat infiltrat berdiameter 0,5 cc atau lebih
• Tes Ikatan Komplemen : titer 1/64  sedang sakit, titer lebih
rendah  pernah sakit

Tatalaksana
• Doksisiklin 2 x 100mg PO selama 21 hari
• Erytromisin base 4 x 500mg PO selama 21 hari
• Azitromisin 1 x 500mg PO selama 3 minggu
GRANULOMA INGUINALE
Ulcerating granuloma of pudenda, sclerosing granuloma, granulomatosis, granulo venerum, granuloma
Donovani, donovanosis

Penyakit yang mengenai daerah genitalia, perianal dan inguinal


dengan gambaran klinis berupa ulkus yang granulomatosa, progesif,
tidak nyeri, disebabkan oleh Calymmatobacterium granulomatis
Gejala Klinis
Awalnya lesi berbentuk papul atau vesikel tidak nyeri  ulkus
granulomatosa berbentuk bulat, menimbul seperti beludru dan
mudah berdarah
Terdapat 4 varian klinis
o Ulsero granulomatosa jaringan granulasi merah dan
hipertropik yang mudah berdarah
o Hipertrofik  lesi-lesi eksofitik menyerupai veruka dalam
jumlah banyak
o Nekrotik  ulkus dalam dengan dekstruksi jaringan yang luas
o Sklerotik  terutama fibrosis, kadang-kadang disertai dengan
striktura uretra
Diagnosis • Gambaran klinis
• Hapusan jaringan (tissue
smears)
• Biopsi

Tatalaksana Prinsip pengobatan: pengobatan 3


minggu – 3 bulan, hingga sembuh.
Jika disertai HIV waktu pengobatan
lebih panjang
• Doksisiklin 2 x 100mg PO/hari
• Azitromisin 1g PO/minggu
• Eritromisin base 4 x 500mg
PO/hari
VAGINOSIS BAKTERIAL
Sindrom klinis, yang disebabkan oleh bertambah
banyaknya organisme komensal dalam vagina
(Gardnerella vaginalis, Prevotella, Mobiluncus spp.) serta
berkurangnya organisme laktobasilus yang menghasilkan
hidrogen peroksida.
Gejala  50% asimtomatik

Klinis  Adanya duh tubuh dari vagina


abnormal yang berbau amis,
yang sering terjadi setelah
hubungan seksual tanpa kondom
 Pemeriksaan klinis duh tubuh
vagina berwarna abu-abu
homogen, viskositas rendah atau
normal, berbau amis, melekat di
dinding vagina, pH sekret vagina
berkisar antara 4,5-5,5. Tidak
ditemukan tanda peradangan.
Gambaran serviks normal.
Kriteria Diagnosis

Kriteria Nugent Kriteria Amsel

• Skala abnormalitas flora • Ditemukan 3 dari 4 gejala


vagina terbagi atas: • pH vagina l> 4,5
•Normal (skor 0-3) • Duh vagina homogen,
•Intermediate ( skor 4-6) putih dan melekat
•Vaginosis bacterial (skor • Tes amin (+)
7-10) • Adanya clue cells
Tatalaksana

 Metronidazole 2x500 mg setiap hari selama 7 hari


 Metronidazole 2 gram dosis tunggal
 Klindamisin 2x300 mg p.o selama 7 hari
 Tinidazole 2x500 mg setiap hari selama 5 hari
 Ampisilin atau amoksisilin 4x500 mg p.o selama 5 hari
IMS DENGAN
PENYEBAB VIRUS
HERPES SIMPLEKS
Herpes labialis, herpes genitalis

Infeksi akut yang disebabkan oleh virus herpes


simpleks tipe I atau tipe II yang ditandai adanya vesikel
yang berkelompok di atas kulit yang sembab dan
eritematosa pada daerah dekat mukokutan.
Gejala Klinis

Infeksi Primer Infeksi Laten Infeksi Rekurens


• Berlangsung kra-kira 3 • Tidak ditemukan • Gejala klinis
minggu, lebih lama dan gejala klinis lebih ringan
lebih berat daripada infeksi
• VHS ditemukan
• Gejala sistemik ; demam, primer
malaise, anoreksia, dalam keadaan
pembesaran KGB regional tidak aktif pada • Berlangsung 7-
ganglion 10 hari
• Vesikel berkelompok diatas dorsalis
kulit yang sembab dan • Gejala
eritematosa, berisi cairan prodormal lokal
jernih dan kemudian sebelum timbul
menjadi seropurulen, dapat vesikel ; rasa
menjadi krusta, mengalami panas, gatal, dan
ulserasi dangkal. nyeri
Pemeriksaan  Antibodi VHS

Penunjang  Percobaan Tzanck dengan


pewarnaan Giemsa  sel
datia berinti banyak dan badan
inklusi intranuklear

Tatalaksana
 Asiklovir 5x200mg PO  5 hari
 Valasiklovir 2x500mg PO  5 hari
Levamisol dan isorpnosin  imunostimulator
KONDILOMA AKUMINATUM Venereal wart

Lesi berbentuk papilomatosis, dengan permukaan


verukosa, disebabkan oleh human papillomavirus
(HPV) tipe tertentu terutama tipe 6 dan 11, terdapat di
daerah kelamin dan atau anus.
Gejala • Sering tidak menimbulkan
keluhan, namun dapat disertai
Klinis rasa gatal. Bila terdapat infeksi
sekunder dapat menimbulkan
rasa nyeri, bau kurang enak dan
mudah berdarah
• Bentuk klinis paling sering
ditemukan berupa lesi seperti
kembang kol, berwarna seperti
daging atau sama dengan
mukosa.
• Lesi timbul sebagai papul atau
plak verukosa atau keatotik,
doliter atau multipel
Tatalaksana 1. Kemoterapi
Tinktura podofilin 25%, Asam
triklorasetat, 5- fluourasil
1. Bedah listrik
2. Bedah beku
3. Bedah scalpel
4. Laser karbondioksida
5. Interferon
6. Imunoterapi
AIDS

AIDS atau Sindrom kehilangan kekebalan tubuh adalah


sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh
manusia sesudah sistem kekebalan dirusak oleh virus
HIV
HIV adalah retrovirus yang disebut Lymphadenopathy
Associated Virus atau Human T-cell Leukimia Virus
(HTL-III yang juga disebut Human T-cell Lymphotropic
Virus (retovirus)
Gejala Klinis
Tingkat klinis 1 Tingkat Klinis 2 (dini) Tingkat Klinis 3
(asimptomatik/limfaden (menengah)
• Penurunan berat
opati generalisata badan < 10% • Penurunan berat
persisten (LGP) badan > 10%
• Kelainan mulut dan
• Tanpa gejala sama kulit yang ringan • Diare kronik > 1 bulan
sekali (dermatitis seboroik, tanpa diketahui sebab
• LGP prurigo, onikomikosis, • Demam yang tidak
ulkus pada mulut diketahui sebabnya
• Pada tingkat ini selama > 1 bulan,
penderita belum yang berulang dan
hilang timbul maupun
mengalami kelainan keilitis angularis
terus menerus
dan dapat melakukan • Herpes zoster yang • Kandidosis mulut
akivitas normal timbul 5 tahun
• Bercak putih berambut
terakhir dimulut (hairy
• Infeksi saluran nafas leukoplakia)
bagian atas berulang, • Tuberkulosis paru
mis. sinusitis setahun terakhir
• Infeksi bakterial berat,
misalnya pneumoni

Tingkat klinis 4  Neoplasma


Tatalaksana • Semua infeksi opportunistik pada
penderita AIDS diobati terutama
bila dimulai sedini mungkin
• Kombinasi 3 obat antiretroviral:
– Zidovudin (AZT)
• Dosis : 500-600 mg sehari
– Lamivudin (3TC)
• Dosis : 150 mg sehari
– Nevirapin
• Dosis : 200 mg sehari
selama 14 hari, kemudian
2x200 mg sehari
IMS DENGAN
PENYEBAB PROTOZOA
TRIKOMONIASIS

Infeksi saluran urogenital bagian bawah pada wanita


maupun pria, dapat bersifat akut atau kronik,
disebabkan oleh Trichomonas vaginalis dan
penularannya biasanya melalui hubungan seksual.
Gejala Klinis

Wanita Pria
 Sekret vagina seropurulen  Bentuk akut: disuria,
berwarna kekuning- poliuria, sekret uretra
kuningan, kuning-hijau, mukoid atau mukopurulen
berbau tidak enak  Bentuk kronik : gatal pada
(maladorus), dan berbusa uretra, disuria, urin keruh
 Dinding vagina tampak pada pagi hari
kemerahan dan sembab
 Strawberry appearance
 Dispareuria
 Perdarahan pascacoitus
 Perdarahan intermenstrual
Diagnosis dan Tatalaksana

Diagnosis Tatalaksana
 Pewarnaan Giemsa  Metronidazole:
 Akridin oranye dosis tunggal 2 gr atau
 Leishman 3x500 mg/hari selama 7
 Papanicolau smear hari
 Nimorazole:
dosis tanggal 2 gr
 Tinidazole:
dosis tunggal 2 gr
 Omidazole:
dosis tunggal 1,5 gr
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai