Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN KASUS

PITIRIASIS ROSEA
Pembimbing :
dr. Chadijah Rifai Sp.KK
Disusun Oleh :
Lulu Dhiyaanty K | 2011730055

Identitas pasien
Nama
: Nn. M.A
Jenis kelamin
: Perempuan
Umur
: 12 tahun
Alamat
Agama

: Cempaka Putih
: Islam

Pekerjaan
: Pelajar
Tanggal berobat : 12 Maret 2016

Keluhan Utama
Bercak kemerahan yang terasa gatal pada daerah
punggung sejak 3 minggu sebelum datang ke
poliklinik

Riwayat penyakit sekarang


Kisaran 3 minggu yang lalu, pasien mengeluh terdapat bercak merah disertai
gatal di punggung. Bercak diawali oleh bercak kemerahan, gatal yang berukuran 3 x
2 cm, berbentuk oval dengan warna merah di pinggir lebih tua dari warna di tengah.
Karena mengeluh gatal maka pasien juga menggaruknya pada saat malam hari.
Kisaran 2 minggu yang lalu, bercak kemerahan bertambah pada daerah sekiar
nya namun berukuran kecil. Pasien mengatakan sempat memberikan salep pada
bercak kemerahan tersebut, namun tidak ada perubahan.
Saat ini pasien sedang bersekolah di salah satu pesantren di jakarta. Pasien
mengatakan bahwa teman-teman pasien ada yang mengeluh hal yang sama seperti
ini. Penderita datang ke Poli Kulit RSIJ Cempaka Putih untuk mendapatkan
pengobatan.

Riwayat penyakit dahulu


Keluhan seperti ini baru pertama kali dirasakan oleh
penderita.
Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita keluhan yang
sama
Riwayat alergi
Tidak ada riwayat alergi

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Tanda Vital
Kesadaran : Komposmentis
Nadi

: 89 x/menit

Suhu

: 36,2 0C

Pernapasan : 23 x/menit
BB

: 39kg

Status Generalisata
Kepala

Mata : konjungtiva anemis (-)/(-), sklera ikterik (-)/(-)


Hidung : sekret (-)/(-)
Telinga : sekret (-)/(-)
Leher
Pembesaran tiroid (-)
Pembesaran KGB (-)
Thorax
Pulmo
Inspeksi

Palpasi :

vokal fremitus dextra = sinistra

Perkusi :

sonor pada semua lapang paru

Auskultasi :

simetris, interkosta tidak melebar, retraksi tidak ada

vesikuler (+)/(+) normal, wheezing (-)/(-), ronki (-)/(-)

Cor :
Inspeksi

: iktus kordis tidak tampak

Palpasi : teraba iktus kordis pada ICS IV linea aksilaris anterior sinistra
Perkusi : dalam batas normal
Auskultasi : S1/S2 normal, gallop (-), murmur (-)
Abdomen
Inspeksi

: datar

Palpasi : teraba massa (-), nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), hepar lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : BU (+) normal
Ekstremitas
Superior

: tidak ada kelainan fungsi pergerakan maupun deformitas

Inferior : tidak ada kelainan fungsi pergerakan maupun deformitas

Status Dermatologis
Regio
vertebralis,
terdapat plaque eritem,
lonjong, multiple, ukuran
numular, tersebar diskret,
sebagian ditutupi skuama
berwarna putih halus.

plaque eritem,
lonjong, multiple,
ukuran numular,
tersebar diskret,
sebagian ditutupi
skuama berwarna
putih halus

patch eritem
multiple, dengan
ukuran miliar
sampai lentikuler,
tersebar diskret,
sebagian ditutupi
skuama berwarna
putih halus

Pemeriksaan Penujang
Pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH 10%.
Pemeriksaan serologis RPR ( Rapid Plasma Reagin ) dan FTA-Abs ( Fluoresent
Treponemal Antibody Absorbed ).
Pemeriksaan Histopatologi

Prognosis
Ad vitam

: bonam

Ad sanam

: bonam

Ad fungsionam : bonam
Ad kosmerikam

: bonam

Resume
Nn. MA, 12 tahun, datang dengan keluhan sejak kisaran 3 minggu yang lalu, pasien
mengeluh terdapat bercak merah disertai gatal di punggung. Bercak diawali oleh bercak
kemerahan, gatal yang berukuran 3 x 2 cm, berbentuk oval dengan warna merah di pinggir
lebih tua dari warna di tengah. Karena mengeluh gatal maka pasien juga menggaruknya
pada saat malam hari.
Kisaran 2 minggu yang lalu, bercak kemerahan bertambah pada daerah sekiar nya namun
berukuran kecil. Pasien mengatakan sempat memberikan salep pada bercak kemerahan
tersebut, namun tidak ada perubahan.
Saat ini pasien sedang bersekolah di salah satu pesantren di jakarta. Pasien mengatakan
bahwa teman-teman pasien ada yang mengeluh hal yang sama seperti ini.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan status generalis dalam batas normal. Untuk
pemeriksaan dermatologis didapatkan Regio trunkus posterior, terdapat plaque
hiperpigmentasi, lonjong, multiple, ukuran numular, tersebar diskret, sebagian ditutupi
skuama berwarna putih halus sampai sedang.

Diagnosis Banding
1.

Tinea Korporis

2.

Sifilis Tipe II

3.

Dermatitis numular

Diagnosis Kerja
Pitiriasis Rosea

Penatalaksanaan
Non medikamentosa
Menjelaskan kepada orang tua pasien bahwa Pitiriasis Rosea bersifat self limited
disease ( dapat sembuh sendiri ), pasien dapat terganggu dengan lesi yang muncul.
Untuk itu diperlukan penjelasan kepada pasien tentang :
Pitiriasis Rosea akan sembuh dalam waktu yang lama
Lesi kedua rata-rata berlangsung selama 2 minggu, kemudian menetap selama
sekitar 2 minggu, selanjutnya berangsur hilang sekitar 2 minggu. Pada beberapa
kasus dilaporkan bahwa Pitiriasis Rosea berlangsung hingga 3-4 bulan
Penatalaksanaan yang penting pada Pitiriasis Rosea adalah dengan mencegah
bertambah hebatnya gatal yang ditimbulkan. Pakaian yang mengandung wol, air,
sabun, dan keringat dapat menyebabkan lesi menjadi bertambah berat.

Penatalaksanaan
Medikamentosa
Topikal
Untuk mengurangi rasa gatal dapat menggunakan zink oksida, kalamin losion atau
0,25% mentol. Pada kasus yang lebih berat dengan lesi yang luas dan gatal yang
hebat dapat diberikan glukokortikoid topikal kerja menengah ( bethametasone
dipropionate 0,025% ointment 2 kali sehari ).
Sistemik
Anti histamin : cetirizine
Salep kombinasi :

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi
Pitiriasi Rosea berasal dari kata :
- Pityriasis > Skuama halus
- Rosea > Merah muda
Peradangan kulit berupa eksantema yang ditandai dengan lesi makula-papula
berwarna kemerahan (salmon colored) berbentuk oval, circinate tertutup skuama
collarette, soliter dan lama kelamaan menjadi konfluen.

Epidemiologi
Banyak terjadi pada anak-anak dan usia dewasa
muda dengan rentang usia antara 15-40 tahun.
Jarang terjadi pada bayi dan orang usia lanjut.

Etiologi
Etiologi belum diketahui, demikian pula cara infeksi, ada yang mengemukakan
bahwa penyebabnya virus. Karena penyakit ini merupakan penyakit swasima (self
limiting desease), umumnya sembuh sendiri dalam waktu 3-8 minggu.

Gambaran Histopatologi
Gambaran histopatologik dari Pitiriasis
Rosea tidak spesifik sehinggapenderita
dengan Pitiriasis Rosea tidak perlu
dilakukan biopsi
Dilakukan biopsi untuk membantu
menegakkan diagnosa pada pitiriasis
rosea dengan gejala atipikal
Gambar histologik non spesifik tipikal
dari
Pitiriasis
Rosea,menunjukkan
parakeratosis,
hilangnya
lapisan
granular, akantosis ringan,spongiosis,
dan infiltrat limfohistiosit pada dermis
superficial

Faktor yang diduga berhubungan


dengan timbulnya Pitiriasis Rosea
Faktor cuaca
Faktor penggunaan obat-obat tertentu
Diduga berhubungan dengan penyakit kulit lainnya
Riwayat memaka pakaian varu tanpa dicuci atau yang lama di simpan

Gejala Klinis
Predileksi :dapat tersebar di seluruh tubuh, terutama pada tempat yang tertutup
pakaian.
Eflurosensi : makula eritroskuamosa anular dan solitar, bentuk lonjong dengan tepi
hampir tidak nyata meninggi dan bagian sentral bersisik, agak berkeringat. Sumbu
panjang lesi sesuai dengan garislipatan kulit dan kadang-kadang menyerupai
gambaran pohon cemara. Lesi inisial (herlard patch = medallion) biasanya solitar,
bentuk oval, anular, berdiameter 2-6cm. Jarang terdapat lebih dari 1 herald patch.

Gejala Klasik

Herald Patch

Gejala Klasik

Gambar Diagram skematik


plak primer (herald patch) dan
distribusi
tipikal
plak
sekunder sepanjang garis kulit
pada trunkus dalam susunan
Christmas tree

Gejala Atipikal
20% ditemukannya lesi yang tidaksesuai dengan lesi pada Pitiriasis Rosea pada
umum nya
Bentuk lesi lebih bervariasi berupa urtika, eritema multiformis, purpura, pustul dan
vesikuler.
Distribusi lesi biasanya menyebar ke daerah aksila, inguinal,wajah, telapak tangan
dan telapak kaki.
gejala atipikal membuat diagnosis dari Pitiriasis Rosea menjadi lebih sulit untuk
ditegakkan sehingga diperlukan pemeriksaan lanjutan

Variasi Pitiriasis Rosea


Pitiriasis rosea inversa

Pitiriasis rosea unilateralis

Papular pitiriasis rosea

Vesicular pitiriasis rosea

Purpuric pitiriasis rosea

Pemeriksaan Penunjang
Pemerikaan Histopatologi
Tidak spesifik. Pada epidermis ditemukan spongiosis dan vesikel diatas lapisan malpigi dan
subkomea, di samping itu terdapat juga prakeratosis.

Karena dapat menyerupai sifilis stadium II, perlu dilakukan pemeriksaan serologis.
Pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH 10%

Diagnosa Banding
Dermatitis Seboroik : biasanya gatal, lesi eritematosa difus
yang ditutupi skuama halus/kasar.
Tinea corporis : biasanya bulat, polisiklis dan pinggirnya
tampak aktif
Sifilis stadium II : biasanya berupa eritema ditutupi oleh
skuama berwarna coklat tembaga.

Tatalaksana
Umum
Menjelaskan pada pasien :
- Sembuh dalam waktu lama
- Pakaian yang mengandung wol, air, sabun, dan keringat dapat menyebabkan lesi
menjadi bertambah berat > gatal memberat.

Tatalaksana
Khusus
- Sistemik : anti gatal (anti histamin) seperti kiortime 3x1 tab. Roborantia (vitamin
B12) 1000mg/hari.
- Topikal : bedak kocok yang mengandung asam salisilat 2% atau mentol 1%

Prognosis
Pitiriasis Rosea merupakan penyakit akut yang bersifat self
limiting illnes yang akan menghilang dalam waktu kurang lebih 6
minggu. Namun beberapa kasus dapat juga bertahan hingga 3-5
bulan. Dapat sembuh tanpa meninggalkan bekas. Relaps dan
rekuren jarang ditemukan.

Daftar Pustaka
1. Djuanda, A. Pitiriasis rosea. Dalam : Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editor. Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI. Jakarta, 2011, edisi ke-6.
2. Lichenstein, A. Pityriasis Rosea. Diunduh dari www.Emedicine.com
3. Blauvelt, Andrew. Pityriasis Rosea In: Dermatology in General Medicine Fitzptricks.
The McGraw-Hill Compsnies, Icn. 2008; 362-26.
4. Sterling, J.C, Viral Infections. In : Rooks textbook of Ddermatology . -7th ed. 2004.
25. 79-82.

...TERIMA KASIH...
Wassalammualaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai