Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS

DERMATITIS NUMULARIS

Oleh : Kezia Kartika

Pembimbing : dr. Sri Primawati Indraswari, Sp. KK

PENDAHULUAN

Dermatitis numularis adalah dermatitis berupa lesi berbentuk mata uang atau
agak lonjong, berbatas tegas dengan efloresensi berupa papulvesikel, biasanya mudah
pecah sehingga basah. Etiologi dari dermatitis numularis belum diketahui, diduga
adalah Staphylococcus sp. dan Micrococcus sp. selain itu juga didahului trauma fisis
dan kimiawi, stress, minuman yang mengandung alkohol, lingkungan dengan
kelembapan rendah.

Dermatitis numularis memiliki gambaran klinis yaitu rasa yang sangat gatal, Lesi
akut berupa papulavesikel dan vesikel (0,3-1cm) yang membesar dengan cara
berkonfluens(meluas kesamping) dan membentuk lesi karakteristik seperti uang
logam, eritematosa, sedikit edematosa, dan berbatas tegas. Ukuran garis tengah dapat
mencapai 5 cm, jarang sampai 10 cm. Penyembuhan dimulai dari tengah sehingga
terkesan menyerupai lesi dermatomikosis. Lesi lama berupa likenifikasi dan skuama.1

Di RSU Kardinah Tegal pada tahun 2013, jumlah pasien rawat jalan poli kulit
dan kelamin dari bulan Januari-September 2013 yang menderita dermatitis sebanyak
112 pasien, dengan dermatitis nipple sebanyak 3 pasien, akrodermatitis 49 pasien,
dermatitis statis 10 pasien, dermatitis infkesi 5 orang, dermatitis numularis sebanyak
228 orang, dermatitis kontak iritan kosmetik 39 pasien, dermatitis kontak iritan 136
pasien, dermatitis kontak alergi 196 pasien, dermatitis kontak alergi cat rambut 20
pasien, dermatiti kontak alergi kosmetik 37 pasien, dermatitis venerata 44 pasien,
dermatitis atopi sebanyak 361 pasien. Total semua pasien dermatitis adalah 1240
pasien.

1
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. L

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 9 tahun

Alamat : Dinuk RT 01 RW 04 Kecamatan Kramat Kabupaten


Tegal.

Agama : Islam

Pekerjaan : Pelajar

Pendidikan : SD

Status Pernikahan : Belum menikah

Suku Bangsa : Jawa

II. ANAMNESIS

Heteroanamnesis dengan pasien sendiri dan ayah pasien dilakukan


pada hari Selasa, tanggal 21 Oktober 2013 pukul 09.00 WIB di Poliklinik
Kulit dan Kelamin RSU Kardinah Tegal.

Keluhan Utama
Seorang anak perempuan berusia 9 tahun datang ke Poliklinik Kulit
dan Kelamin RSUD Kardinah Tegal pada tanggal 21 Oktober 2013 pukul
09.00 WIB dibawa ayahnya dengan keluhan beruntus-beruntus merah yang
terasa gatal dan semakin membesar serta berair pada tungkai kiri sisi luar yang
tidak juga sembuh kurang lebih sejak 1 bulan yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang

2
Seorang anak perempuan berusia 9 tahun datang ke Poliklinik Kulit
dan Kelamin RSUD Kardinah Tegal pada tanggal 21 Oktober 2013 pukul
09.00 WIB dibawa ayahnya dengan keluhan beruntus-beruntus merah yang
terasa gatal dan semakin membesar serta berair pada tungkai kiri sisi luar
kurang sejak 1 bulan.

Satu bulan yang lalu setelah pasien pulang bermain dari sawah, pasien
merasakan gatal di tungkai bawah kiri sisi luar. Selain gatal pasien juga
merasakan beruntus-beruntus yang berukuran lebih kecil dari ujung jarum
pentul. Awalnya beruntus-beruntus padat, tetapi lama-kelaman saat di garuk
karena gatal mengeluarkan air. Awalnya beruntus-beruntus di tungkai kiri
ukurannya hanya kecil, tetapi semakin lama semakin banyak dan meluas dan
menyatu menjadi sebuah bentuk bulat agak lonjong. Luka ini tidak sembuh
juga, malahan menjadi basah dan berair. Ayah pasien sudah pernah
memberikan obat salep untuk di oleskan di atas luka tetapi tidak sembuh juga.

Selain itu sejak 1 bulan yang lalu juga terdapat keluhan yang sama di
tungkai bawah kanan sisi luar, yaitu terasa gatal, terdapat beruntus-beruntus
yang berukuran lebih kecil dari ujung jarum pentul. Awalnya beruntus-
beruntus padat, tetapi lama-kelaman saat di garuk karena gatal mengeluarkan
air. Karena gatal pasien sering menggaruk dan berdarah. Beruntus-beruntus
juga meluas menjadi sebuah bentuk bulat, tetapi lebih kering pada bagian
tengah dibandingkan pinggirnya.

Sejak 2 minggu yang lalu, rasa gatal juga dirasakan di kedua lengan
pasien. Pada kedua lengan juga timbul beruntus-beruntus, tidak memerah dan
kulit sekitarnya teraba kasar. Ketika di perhatikan, tempat yang gatal tersebut
menjadi berwarna lebih putih dan membentuk bulatan yang lebih kecil dari
uang logam seratus rupiah.

Riwayat Penyakit Dahulu


Menurut ayah pasien hal iini baru pertama kali di alami oleh pasien.
Selama ini pasien belum pernah mengalami sakit pada kulit.

Riwayat Penyakit Keluarga

3
Menurut ayah pasien, dirumah tidak ada yang mengalami hal yang
sama dengan pasien. Baik ayah pasien, maupun ibu pasien tidak ada riwayat
asma, bersin-bersin di pagi hari, dan alergi lainnya baik makanan maupun
obat-obatan.

Riwaya Kebiasaan

Pasien mandi 2 kali sehari, memakai handuk sendiri, di lap sampai


kering, dan air di rumah menggunakan air sumur. Pasien saat ini sedang
menjalankan minggu ujian di sekolahnya dan tidak mengalami kesulitan.

Riwayat Lingkungan Rumah

Pasien tinggal di rumah dengan ayah, ibu, dan adiknya. Di dalam


rumah cahaya matahari dapat masuk, dan ventilasi udara baik.

III. PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

Tanda vital :

• Tekanan darah : -

• Nadi : 112 x/menit, regular

• Suhu : afebris

• Pernafasan : 20x/menit

Berat badan : 21 kg

Kesan gizi : Gizi baik

Kepala : Rambut hitam,tidak ada kelainan kulit kepala

4
Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, alis

mata hitam.

Telinga : Normotia, tidak ada kelainan kulit

Hidung : Normal, deviasi (-), sekret (-), tidak ada kelainan kulit

Mulut : Bibir tidak pucat, tidak ada kelainan kulit

Thorax

• Inspeksi : Bentuk normal, pergerakan simetris, tidak terdapat

kelainan kulit

• Palpasi : Tidak dilakukan

• Perkusi : Tidak dilakukan

• Auskultasi

o Paru : Suara nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-

o Jantung: Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

• Inspeksi : Datar, tidak terdapat kelainan kulit

• Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba membesar

• Perkusi : Tidak dilakukan

• Auskultasi : Tidak dilakukan

Genitalia : Tidak diperiksa

Ekstremitas atas : Akral hangat, tidak ada edema, tidak sianosis, tidak

terdapat kelainan kulit (sesuai status dermatologis)

Ekstremitas bawah : Akral hangat, tidak ada edema, tidak sianosis,

5
terdapat kelainan kulit (sesuai status dermatologikus)

I. Status Dermatologikus

Distribusi : Regional

Ad regio : Tungkai bawah kiri (kruris sinistra)

Lesi : Multipel konfluens, berbentuk bulat,ukuran diameter ±3cm,


berbatas tegas,

Efloresensi : Papul-eritema, erosi-eksoriasi, basah, krusta

Gambar 1. Kedua tungkai pasien

Gambar 2. Lesi kulit pada tungkai kiri

6
Gambar 3. Lesi kulit pada tungkai kiri

7
II. Status Dermatologikus

Distribusi : Regional

Ad regio : Tungkai bawah kanan (kruris dextra)

Lesi :Multipel,konfluens, bentuk bulat berbatas tegas,berukuran


diameter ±1,5 cm ,terdapat central healing (+)

Efloresensi : Makula eritema, papul, eksoriasi, krusta

Gambar 4. Tungkai bawah kanan sisi luar

8
Gambar 5. Lesi kulit pada tungkai bawah kanan sisi luar.

III. Status Dermatologikus

Distribusi : Regional

9
Ad Regio : Kedua lengan

Lesi : multipel, diskret, bentuk bulat sampai lonjong, ukuran


bervariasi dengan ukuran milier sampai numular.

Efloresensi : Makula,papul, hipopigmentasi, skuama halus, kering

Gambar 6. Kedua Lengan

Gambar 7. Lesi pada kedua lengan

10
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan pada pasien ini.

11
V. RESUME

Seorang anak perempuan berusia 9 tahun datang ke Poliklinik Kulit


dan Kelamin RSUD Kardinah Tegal pada tanggal 21 Oktober 2013 pukul
09.00 WIB dibawa ayahnya dengan keluhan beruntus-beruntus merah yang
terasa gatal dan semakin membesar serta berair pada tungkai kiri sisi luar
kurang sejak 1 bulan.

Pada anamnesis di dapatkan lesi kulit pada tungkai kiri sudah


berlangsung satu bulan di mulai dari papul yang eritema dan terasa gatal, yang
menjadi vesikel,kemudian di garuk mengeluarkan cairan. Papul yang tadinya
hanya sedikit menjadi semakin besar dan menjadi basah. Pada lesi kulit di
tungkai kanan berlangsung satu bulan dimulai dari papul yang eritema dan
terasa gatal yang menjadi vesikel di garuk, mengeluarkan cairan, tadinya papul
sedikit tetapi menjadi melebar berbentuk bulat. Lesi kulit ini kering. Pada
kedua lengan lesi kulit dikeluhkan sejak 2 minggu yang lalu, dimana terasa
gatal, serta terdapat papul-papul dan terasa kering.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan pada tungkai kiri bawah distirbusi regional

Lesi multipel, konfluens, berbentuk bulat,ukuran diameter ±3cm, berbatas

tegas, efloresensi berupapapul-eritema, erosi-eksoriasi, basah, krusta.

Pada tungkai kanan bawah lesi yang konfluens, bentuk bulat berbatas tegas,

Berukuran diameter 1,5cm, terdapat central healing.

Pada kedua lengan, terdapat lesi multipel, diskret berbentuk bulat sampai
lonjong ukuran bervariasi dengan ukuran milier sampai numular, efloresensi
makula, papul, hipopigmentasi, skuama halus, kering.

Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.

VI. DIAGNOSIS BANDING

Dermatitis Numularis

12
Dermatitis Kontak Iritan

Dermatitis Atopik

Dermatomifotis

VII. DIAGNOSIS KERJA


Dermatitis Numularis

VIII. USULAN PEMERIKSAAN

Usulan pemeriksaan penunjang untuk menyingkirkan diagnosis banding :

1. Mikologi kerokan kulit pada tungkai bawah kanan, yaitu kerokan kulit dari
pinggir lesi di tambah larutah KOH 10%, kemudian dilihat di bawah
mikroskop.

2. Pemeriksaan Darah Laboratorium : Hitung jenis leukosit, Eosinofil darah


total, IgE darah.

3. Patch Test atau Prick Test.

IX. PENATALAKSANAAN

1. Non medikamentosa

• Memberikan penjelasan pada orangtua pasien tentang penyakit yang


diderita dan pengobatannya.

• Menyarankan orang tua untuk mandi dengan air dingin, sehingga kulit
pasien tidak terlalu kering

• Memberikan edukasi mengenai cara kompres terbuka, yaitu kasa steril


dibasahi dengan larutan NaCl 0,9%steril, kemudian diperas, sehingga
kasa tidak terlalu basah, kemudian kasa 3 lapis di taruh menutupi luka
di tungkai kiri bawah pasien, selama 10 menit. Diulangi sebanyak 10

13
kali. Dilakukan 2 kali, saat siang dan malam, dengan tujuan agar
lukanya kering. Hari kedua yaitu besok paginya, luka tidak perlu
dikompres lagi.

• Pemakaian obat yang diberikan harus diberikan rutin sesuai aturan


agar mencapai penyembuhan maksimal

2. KHUSUS

• Sistemik (oral) :

o Lameson tablet 4 mg ( Metylprednisolone) diminum 2 kali sehari 1


tablet selama 5 hari setelah makan.

Dosis : 0,5-1,7 mg/kgBB/hari dibagi per 12 jam. Pada anak ini dengan
berat badan 20 kg : 10mg-34 mg per hari.

o Chlorpheniramine maleat 4 mg diminum 2 kali sehari ½ tablet selama


5 hari.

Dosis : 2mg/ hari setiap 4-6 jam, dosis harian tidak melebihi 12 mg/
hari.

• Topikal :

o Kompres terbuka menggunakan NaCl 0,9% dan kasa steril


sebanyak 2 kali pengulangan yaitu, siang hari dan malam hari
untuk hari ini saja. Besok pagi sudah tidak dikompres lagi. Satu
kompres dilakukan sebanyak 10 kali, dengan durasi 10 menit
setiap kalinya. Kasa steril dibasahi dengan larutan NaCl
0,9%steril, kemudian diperas, sehingga kasa tidak terlalu basah,
kemudian kasa 3 lapis di taruh menutupi luka di tungkai kiri
bawah pasien.

o Saat di poli telah dilakukan kompres 1 kali dan lesi kulit sudah
mulai mengering.

14
o Antibitoik (Fusidic Acid Krim 10 g) dan kortikosteroid
( Ikaderm(clobetasol propionate 0,05%) Krim 10 g )yang
dicampur menjadi satu tempat, dioleskan tipis-tipis pada kulit
yang gatal ( kedua tungkai bawah dan kedua lengan ) 2 kali
sehari, segera sehabis mandi.

X. PROGNOSIS

• Quo ad vitam : Ad bonam

• Quo ad fungtionam : Ad bonam

• Quo ad sanationam : Ad bonam

• Quo ad kosmetikum : Ad bonam

15
PEMBAHASAN

Dermatitis numularis adalah dermatitis berupa lesi berbentuk mata uang atau agak
lonjong, berbatas tegas dengan efloresensi berupa papulvesikel, biasanya mudah
pecah sehingga basah. Etiologi dari dermatitis numularis belum diketahui, diduga
adalah Staphylococcus sp. dan Micrococcus sp. selain itu juga didahului trauma fisis
dan kimiawi, stress, minuman yang mengandung alkohol, lingkungan dengan
kelembapan rendah.

Dermatitis numularis memiliki gambaran klinis yaitu rasa yang sangat gatal, Lesi
akut berupa papulavesikel dan vesikel (0,3-1cm) yang membesar dengan cara
berkonfluens(meluas kesamping) dan membentuk lesi karakteristik seperti uang
logam, eritematosa, sedikit edematosa, dan berbatas tegas. Ukuran garis tengah dapat
mencapai 5 cm, jarang sampai 10 cm. Penyembuhan dimulai dari tengah sehingga
terkesan menyerupai lesi dermatomikosis. Lesi lama berupa likenifikasi dan skuama.

Diagnosis dermatitis numularis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan


pemeriksaan fisik. Pada anamnesis didapatkan lesi kulit pada tungkai kiri bawah
yang telah berlangsung selama 1 bulan, timbul setelah pasien pulang bermain dari
sawah. Dari sini kita melihat adanya faktor fisis atau kimiawi yang merupakan faktor
1,2
berperan pada dermatitis numularis dimana mungkin pasien mendapat trauma fisis
atau kimiadengan tumbuhan-tumbuhan disawah atau benda lainnya. Dari awal lesi
yang terasa gatal (keluhan subjektif) berupa papul yang kemudian menjadi vesikel,
dan oleh karena garukan lesi menjadi berdarah dan berair (erosi-eksoriasi) yang
merupakan keluhan subjektif pasien. Lesi awalnya berbentuk bulat berukuran
lentikular, yang kemudian semakin membesar. Lesi kulit ini juga basah. Lesi
berbentuk bulat menggambarkan dermatitis numularis. Ini sesuai dengan perjalanan
dermatitis numularis.

Pada tungkai bawah kanan juga didapatkan keluhan yang serupa, tetapi
perbedaannya adalah lesi kulit tidak basah melainkan kering. Sedangkan pada kedua
lengan keluhan baru dirasakan kurang lebih 2 minggu yang lalu berupa rasa gatal dan
didapatkan bruntus-bruntus serta kulit terasa kering.

16
Pada pemeriksaan fisik pada status generalis semua dalam batas normal. Pada

status dermatologikus didapatkan tungkai kiri bawah distribusi regional. Lesi


multipel, konfluens, berbentuk bulat,ukuran diameter ±3cm, berbatas tegas,
efloresensi berupapapul-eritema, erosi-eksoriasi, basah, krusta. Pada tungkai kanan
bawah lesi yang konfluens, bentuk bulat berbatas tegas, Berukuran diameter 1,5cm,
terdapat central healing. Gambaran pada pemeriksaan sesuai dengan dermatitis
numularis serta terdapatnya karateristik dermatitis numularis yaitu lesi berbentuk
bulat dengan batas tegas.

Pada kedua lengan, terdapat lesi multipel, diskret berbentuk bulat sampai
lonjong ukuran bervariasi dengan ukuran milier sampai numular, efloresensi makula,
papul, hipopigmentasi, skuama halus, kering.

Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang dikarenakan gold


standard dari dermatitis numularis adalah berdasarkan gejala klinis. Adapun usulan
pemeriksaan yang diajukan adalah untuk menyingkirkan diagnosis banding.

Tatalaksana yang diberikan dibagi menjadi 2 yaitu sistemik dan topikal. Pada
pengobatan sistemik diberikan kortikosteroid yang bertujuan menekan proses
inflamasi. Pada pasien ini diberikan adalah Lameson 4mg ( Metylprednisolone)
diminum 2 kali sehari 1 tablet selama 5 hari. Dosis : 0,5-1,7 mg/kgBB/hari dibagi per
12 jam. Pada anak ini denga berat badan 20 kg : 10mg-34 mg per hari. Sedangkan
untuk rasa gatal diberikan antihistamin generasi pertama yang memiliki efek sedatif
sehingga selain rasa gatal pasien juga mengantuk sehingga tidak menggaruk saat
tidur,diharapkan penyembuhan lesi lebih cepat. Pada pasien ini diberikan
Chlorpheniramine maleat 4 mg diminum 2 kali sehari ½ tablet selama 5 hari. Dosis :
2mg/ hari setiap 4-6 jam, dosis harian tidak melebihi 12 mg/ hari.

Untuk pengobatan topikal di bagi menjadi dua, yaitu untuk lesi yang basah
dan yang kering. Lesi yang basah pada tungkai kiri bawah diberikan kompres terbuka
dengan tujuang mengeringkan lesi serta mengankat debris-debris serta krusta.
Kompres terbuka menggunakan NaCl 0,9% dan kasa steril sebanyak 2 kali
pengulangan yaitu, siang hari dan malam hari untuk hari ini saja. Besok pagi sudah
tidak dikompres lagi. Satu kompres dilakukan sebanyak 10 kali, dengan durasi 10
menit setiap kalinya. Kasa steril dibasahi dengan larutan NaCl 0,9%steril, kemudian

17
diperas, sehingga kasa tidak terlalu basah, kemudian kasa 3 lapis di taruh menutupi
luka di tungkai kiri bawah pasien.

Sedangkan untuk lesi yang kering diberikan campuran kortikosteroid dan


antibiotik. Dipilih antibiotik golongan baru yaitu fusidic acid yang bekerja dengan
mencegah translokasi ribosom pada bakteri. Sedangkan untuk kortikosteroid dipilih
golongan superpoten yaitu klobetasol proiponate 0,05%. Kedua krim ini dicampur
dalam satu tube, dioleskan 2 kali sehari tipis-tipis setelah mandi pada tempat yang
gatal, dengan tujuan setelah mandi adalah kulit masih lembap sehingga penyerapan
obat baik.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda A, Hamzah M, Aisah. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi


keenam, cetakan pertama. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2010. p.148-50.

2. Gerd P, Thomas J. Dermatophyte. Terdapat dalam: Fitzpatrick’s Dermatology


in General Medicine 6th ed [ebook]. New York: McGraw-Hill; 2003. p.46-8.

3. Siregar RS. Atlas berwarna. Saripati Penyakit Kulit. Edisi kedua. Jakarta:
EGC; 2002..

19

Anda mungkin juga menyukai