Disusun Oleh:
Pembimbing :
MUSLIM INDONESIA
2021
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : 11120202129
Menyetujui,
i
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : 11120202129
Pembimbing Klinik dalam rangka Kepaniteraan Klinik pada Bagian Kulit Dan
Menyetujui,
i
KATA PENGANTAR
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah sehingga penulis
semua bantuan yang telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak
langsung selama penyusunan referat dan laporan kasus ini hingga selesai.
Secara khusus rasa terimakasih tersebut penulis sampaikan kepada Dr. dr.
baik, sabar dan mau meluangkan waktunya dalam penulisan referat dan
dan laporan kasus ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan
Wulan Apriliantisyah
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................... 5
BAB I ......................................................................................................... 6
PENDAHULUAN ....................................................................................... 6
BAB II ........................................................................................................ 7
LAPORAN KASUS.................................................................................... 7
PENDAHULUAN
Reaksi kulit adalah reaksi simpang obat yang paling umum. Drug-
related rash yang dilaporkan hampir seluruh obat, biasanya terjadi 10 kasus
per 1000 pengguna obat baru. Reaksi yang terjadi dapat berupa erupsi
ringan asimptomatik sampai yang mengancam nyawa. Exanthematous
Drug Eruption disebut juga morbilliform atau maculopapular. 1
LAPORAN KASUS
Identitas pasien
Nama : Tn. R
Umur : 45 tahun
Pekerjaan :-
Agama : Islam
Suku : Jawa
Anamnesis
G2A0, Hamil aterm. Bayi lahir spontan, tampa kelainan ditolong oleh
dokter. Bayi lahir langsung menangisdan berwarna merah, Berat badan saat
lahir 3000 gram, Panjang badan 49cm dan lingkar kepala 32. Selama hamil,
Riwayat Nutrisi : ASI Eksklusif 2 bulan ASI + MP ASI 3-6 bulan Makan >6
Bulan.
kesadaran : komposmentis
Nadi : 96 x/menit
Pernapasan : 18 x/menit
Penatalaksanaan :
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
Erupsi obat alergi atau allergic drug eruption adalah reaksi alergi
pada kulit atau mukokutan yang terjadi akibat pemberian obat sistemik, baik
yang masuk ke dalam tubuh secara peroral, pervaginam, per-rektal, atau
parenteral. Yang dimaksud dengan obat ialah zat yang dipakai untuk
menegakkan diagnosis, pengobatan, profilaksis. Termasuk dalam
pengertian obat ialah jamu. Perlu diingat bahwa obat topikal dapat pula
menyebabkan gejala sistemik akibat penyerapan obat oleh kulit.1
Reaksi kulit adalah salah satu efek samping obat yang paling umum,
termasuk penisilin, sefalo sporin, agen antimikroba sulfonamida, dan
allopurinol (dengan insiden hingga 50 kasus per 1000 pengguna baru), dan
terutama obat anti kejang amina aromatik, termasuk karbamazepin. ,
fenitoin, dan lamotrigin (dengan insiden hingga 100 kasus per 1000
pengguna baru).2-7 Ruam terkait obat dilaporkan terjadi pada hampir
semua obat resep, biasanya melebihi 10 kasus per 1000 pengguna baru.
Reaksi ini dapat berkisar dari erupsi ringan tanpa gejala hingga kondisi
yang mengancam jiwa. Reaksi kulit mungkin sulit dibedakan dari ruam
umum yang tidak berhubungan dengan penggunaan obat, terutama
eksantema virus.3
3.4 Diagnosis
- Anamnesis
1. Riwayat menggunakan obat secara sistemik (jumlah dan jenis obat,
dosis, cara pemberian, lama pemberian, runtutan pemberian pengaruh
paparan matahari) atau kontak obat pada kulit yang terbuka (erosi,
ekskoriasi, ulkus).7
3. Keluhan sistemik.7
4. Riwayat atopi diri dan keluarga, alergi terhadap alergen lain, serta alergi
obat sebelumnya.7
- Pemeriksaan Fisik
3. Eritema: morbili.
8. NET: kombustio
3.6 Penatalaksanaan
1. Terapi sistemik6
2. Topikal Pemberian6
Terapi topikal tidak spesifik, bergantung pada kondisi dan luas lesi
kulit sesuai dengan prinsip dermatoterapi. Misalnya, pada erosi akibat
epidermolisis pada SSJ/ NET dapat diberikan bahan keratoplasti asam
salisilat 1-2%.
3.7 Prognosis
Prognosis EOA tipe ringan baik bila obat penyebab dapat
diidentifikasi dan segera dihentikankan. Pada EOA tipe berat, misalnya
eritroderma dan nekrolisis epidermal toksik prognosis dapat menjadi buruk,
disebabkan komplikasi yang terjadi misalnya sepsis.6
DAFTAR PUSTAKA