Anda di halaman 1dari 37

ERITRODERMA et causa Drug

Eruption

OLEH
MUHAMMAD AL-KAHFI
RISA RAHMASARI BR SEBAYANG
SYIFA RISWANDA SIREGAR

Pembimbing:
Sulamsih Sri Budini
PENDAHULUAN
Eritema yang difus pada hampir seluruh permukaan kulit, melibatkan
DEFINISI lebih dari 90% luas permukaan tubuh.

Angka kejadian exfoliative dermatitis lebih banyak pada wanita


dibandingkan pada pria dengan angka perbandingan 2:1 sampai 4:1,
PREVALENSI dan setiap kelompok usia dapat terkena exfoliative dermatitis namum
jarang ditemukan pada anak-anak

Universal.
PREDILEKSI
LAPORAN KASUS

Nama : Ny. M
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Sigli
Pekerjaan : IRT
Status Pernikahan : Menikah
No. RM : 1-08-26-99
Tanggal pemeriksaan : 23 Maret 2016
ANAMNESIS
KU : kulit mengelupas

KT : Kulit gatal, perih dan bersisik.

RPS :Pasien
: datang rujukan dari rumah sakit umum Sigli dengan keluhan kulit
terkelupas dan merah sejak 6 hari SMRS. Pasien sebelumnya dirawat di
RSUDZA selama 8 hari dengan keluhan yang sama, saat ini pasien mengeluhkan
kulitnya mengelupas lagi dan bertambah merah, disertai gatal, perih dan kulit
bersisik. Pasien juga mengeluhkan rambut rontok dan mudah di cabut. Pasien
juga mengeluhkan bengkak pada wajah. Awalnya pasien merasakan adanya rasa
panas pada tubuh disertai munculnya plak kemerahan pada tangan yang
menyebar ke seluruh tubuh. Keluhan sempat membaik saat pasien dirawat di
rumah sakit umum Sigli.
ANAMNESIS
RKS
Pasien mengatakan
RPD RPO RPK sebelumnya tidak
ada masalah
Pasien sudah pernah Saat pasien Tidak ada
dengan pajanan
mengalami keluhan yang sama dirawat di keluarga
sinar matahari, atau
seperti ini kurang lebih 6 bulan RSUDZA pasien pasien yang
yang lalu. Sebelumnya pasien mendapatkan mempunyai juga kontak dengan
mendapatkan antibiotik keluhan sabun juga diterjen.
obat pulang yang sama. Riwayat pasien
amoxicillin. Dua minggu
kemudian, pasien Ranitidin 2x1 berketombe
mengeluhkan timbulnya plak tablet, intristin disangkal.
kemerahan pada tangan yang 2x1 tablet,
menyebar ke seluruh tubuh. Nystatin drop
Pasien sembuh, namun 3x1-2 tetes, dan
terkadang keluhan muncul metilprednisolon
kembali jika pasien 2x16 mg tablet.
PEMERIKSAAN FISIK KULIT

Regio : Seluruh tubuh (universal)


Deskripsi Lesi : Tampak patch eritematous dengan ukuran
plakat yang difus, ditutupi skuama halus, disertai erosi,
jumlah multiple, distribusi universal.
DIAGNOSIS BANDING

Eritroderma e.c erupsi obat


Eritroderma e.c Dermatitis atopik

Eritroderma e.c Dermatitis kontak

Eritroderma e.c psoriasis


Eritroderma e.c Dermatitis Seboroik
vulgaris
DIAGNOSIS KLINIS

Eritroderma e.c erupsi obat


RESUME

Resume: Pasien wanita umur 40 tahun, dengan keluhan kulit di seluruh tubuh
mengelupas, memerah, perih, gatal dan bersisik, keluham di rasakan kurang lebih 6 hari
yang lalu. Pasien dengan riwayat alergi amoxcili/ampicilin. Pada pemeriksaan fisik kulit
di regio facialis, thoraks anterior, abdomen, ekstremitas superior et inferior dextra dan
sinistra tampak patch eritematous berbtas tegas,tepi iregular, ukuran plakat, ditutupi
skuama halus, disertai erosi, dengan jumlah multiole, dan distribusi generalisata.
TATALAKSANA

-Sistemik : 1. IVFD Nacl 0.9% 20gtt/menit


2. Inj. Methilprednisolon 125 mg / 8 jam
3. Inj. Ranitidin 50 mg / 12 jam
- Topikal : 1. Emollient + dexametason oint 0,25% ( pagi dan sore)
2. Emollient + Tiamfenikol 2% +diflucortolone valerat
Cream 0,1 % (malam).
EDUKASI

1. Konsumsi makanan mengandung banyak protein


seperti putih telur
2. Cegah dehidrasi dengan minum air putih.
3. Stop penggunaan antibiotik jenis penicillin
PROGNOSIS

Quo ad vitam
Dubia ad Bonam

Quo ad functionam
Dubia ad Bonam

Quo ad sanactionam
Dubia ad Bonam
ANALISA KASUS

Pasien perempuan Berdasarkan Epidemiologi kasus


usia 40 tahun eritreoderma banyak terjadi pada
wanita. Angka kejadian eritroderma
lebih banyak terjadi pada wanita
dibandingkan pria dengan angka
perbandingan 2:1 sampai dengan 4:1,
Penyakit ini sering menyerang usia 41
tahun hingga 60 tahun.

Kasus Teori
ANALISA KASUS

Teori
Pasien eritroderma ditandai
mengeluhkan kulitnya dengan adanya eritema dan
mengelupas dan merah, skuama pada kulit lebih dari
disertai gatal, perih dan
kulit bersisik. Pasien juga 90% luas permukaan kulit.
mengeluhkan rambut keluhan utama
rontok dan mudah terbanyak pada eritroderma
dicabut. adalah bercak merah hampir
di seluruh tubuh, adanya
Kasus sisik, gatal dan rambut rontok
(60%).
ANALISA KASUS
Teori
Pasien juga pembentukan skuama
mengeluhkan bengkak memerlukan protein
pada wajah hipoalbinemia tekanan
onkotik menurun cairan
intrasel akan mengisi jaringan
Kasus interstitial edema
ANALISA KASUS

Berdasarkan anamnesis Teori


pasien mengatakan
bahwa gejala kemerahan, reaksi hipersensitivitas
gatal-gatal serta kulit terhadap obat yang
terasa panas muncul 2 umumya adalah
minggu setelah diberikan
obat antibiotik oleh golongan antibiotik,
puskesmas. antiepilepsi,
antihipertensi, calcium
canal bloker dan bahan
Kasus topikal.
ANALISA KASUS

Pada pemeriksaan fisik Teori


kulit, tampak patch
eritematous dengan Eritema menyebar
ukuran plakat yang difus, keseluruh tubuh
ditutupi skuama halus, deskuamasi terutama di
disertai erosi, jumlah fleksura, kulit tampak kering
multiple, dengan distribusi dan lebih merah serta tampak
universal. skuama yang lebih banyak

Kasus
ANALISA KASUS

Teori
hipotermi dengan temperatur
35,4%. hipotermia yang disebabkan
oleh gangguan pada fungsi

Kasus termoregulasi di kulit sehingga


kulit akan melepaskan panas
tubuh secara spontan.
ANALISA KASUS

Drug eruption Dermatitis kontak Dermatitis atopik


ANALISA KASUS
Psoriasis vulgaris Dermatitis Seboroik
ANALISA KASUS Teori
1. pemberian kortikosteroid yaitu
Pada pasien ini tatalaksana
metilprednsolon untuk menangani
yang diberikan adalah: inflamasi pada pasien
-Sistemik : 1. IVFD Nacl 0.9% 20gtt/menit
2. Inj. Methilprednisolon 125 2.ranitidin berguna untuk proteksi sawar
mg / 8 jam lambung dan meminimalisir rasa nyeri
3. Inj. Ranitidin 50 mg / 12 jam abdomen
- Topikal :1. Emollient + dexametason 3. kulit agar tidak kering dan mengatasi
oint 0,25% ( pagi dan sore) inflamasi yang terjadi pada kulit
2. Emollient + Tiamfenikol 2%
+diflucortolone valerat Cream 4.Antibiotik diberikan untuk mencegah
0,1 % (malam). infeksi pada luka terbuka (erosi)

Kasus
ANALISA KASUS

Edukasi pada pasien adalah penjelasan mengenai penyakit dan hal-hal yang
dapat menyebabkan timbulnya lesi yaitu menjelaskan kepada pasien untuk tidak lagi
menggunakan obat yang dianggap menjadi pencetusnya lesi. Pada kasus ini, erupsi
obat merupakan pencetus kejadian eritroderma pada pasien. Pasien diedukasi untuk
tidak menggunakan antibiotik golongan penicillin yang dianggap menjadi pencetus
erupsi obat pada kasus ini
KRITISI JURNAL

Erytroderma : Studi Klinis dan Prognosis

J un Li dan He-Yi Zheng

Dermatology 2012;225:154162
Pendahuluan
Metodologi

Kaplan - meier Fase Prognosis


Faktor Penelitian
Inklusi
Relapse
Treatment
free
survival
Selama 11 Metode
Tahun SPSS versi 18Maintenance
Statistik Relapse
penilainan
Subjek

Follow up Death

Skor MASI
Faktor
Eksklusi
Hasil
Hasil
Diskusi

Pada penelitian sebagian besar manifestasi klinis eritroderma tidak


spesifik terhadap beberapa penyebab (etiologi). Studi ini memiliki
persentase eritroderma yang tinggi pada dermatosis yang telah ada
sebelumnya dan persentase rendah pasien keganasan. Prognosis
terjadinya sembuh bebas kambuh lebih tinggi presentasenya dibandingkan
kejadian kambuh pada penelitian.
KRITISI JURNAL
Apakah benar dibuat dalam bentuk inception cohort ?

YA

Penelitian yang dilakukan di Departement


Dermatologi Rumah Sakit Peking Union Medical
College, Chinese Academy of Medical Sciences
dan Peking Union Medical College, Beijing, China
ini dilakukan selama 11 tahun (2001-2012) dinilai
secara cohort.
Apakah sistem rujukan digambarkan secara baik?

Ya

Pada penelitian ini dapat dihindari 4 bias, dimana :


Centripetal bias, bias popularity, dianostic acces bias,
referral filter bias tidak ditemukan.
Apakah tujuan dapat diikuti secara lengkap ?

Iya

Semua subjek dapat dihitung dengan lengkap


dengan subjek 260 orang didapatkan yang
mengalami kekambuhan 31,2% dan 68,8%
dilaporkan tidak pernah mengalami
kekambuhan kembali.
Pada penelitian ini keadaan klinis seluruhnya
dinilai secara baik, dimana dipaparkan keluhan
yang paling umum adalah pruritus, demam,
pitting edema, dan menggigil. Perubahan kuku,
kurangnya tidur, kelemahan, pembesaran
kelenjar getah bening dan penurunan berat
badan juga ditemukan pada beberapa pasien.
Apakah hasil yang diukur dapat dikembangkan dan digunakan ?

Iya

Hasil yang diukur dapat dikembangkan kembali dan


digunakan ulang karena kriteria yang dinilai cukup
akurat dan jelas. Peneliti memaparkan gambaran
klinis, etiologi yang mendasari, demografi, hasil
pemeriksaan biopsy yang mampu mendukung
perkembangan dari prognosis erytroderma secara
akurat dan jelas.
Apakah penilaiannya dilakukan secara buta ( blind ) ?

Tidak

Penelitian ini tidak dilakukan secara buta (blind)


dikarenakan terdapat kemungkinan adanya
diagnostic suspection bias, dimana peneliti
mengetahui factor-faktor prognosis secara detail
sehingga aspek tersebut dapat mempengaruhi hasil
dari penelitian ini. Expectation bias pada penelitian
ini tidak ditemukan karena pemeriksaan histopatologi
yang dilakukan pada subjek tidak dipengaruhi
gambaran klinis. Pada penelitian ini dikatakan
pemeriksaan histopatologi sendiri bersifat
nondiagnostik.
Apakah faktor-faktor luar yang menyertai dapat dilakukan justifikasi ?

Tidak

Pada penelitian ini tidak disampaikan apakah


terdapat faktor-faktor luar yang dapat menyertai
prognosis.
Kesimpulan

Berdasarkan hasil kritisi jurnal didapatkan dari 6 pertanyaan


memiliki jawaban Iya sebanyak 4 pertanyaan dan Tidak
sebanyak 2 pertanyaan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa jurnal dengan judul
Erytroderma : Studi Klinis dan Prognosis ini layak dibaca dan
layak untuk diadaptasikan sebagai penelitian lanjutan di
RSUDZA.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai