Anda di halaman 1dari 55

MINI PROJECT

UPAYA PENINGKATAN
PENGETAHUAN MASYARAKAT
TERHADAP PENYAKIT MALARIA
DI ENGKOLAN
KELURAHAN SOREK 1

dr. Lely Agustia Debbyanti


LATAR BELAKANG

Beberapa wilayah zona merah


penderita malaria seperti NTT,
NTB, Maluku, Maluku Utara,
Kalimantan Tengah, Bangka
Belitung, Kepulauan Riau, dan
Bengkulu. Berikutnya, Jambi,
Sulawesi Tengah, Sulawesi
Barat, Gorontalo, serta Aceh.
• Sekitar 45% penduduk di Indonesia
mempunyai risiko tertular

• Pada tahun 2015, API Provinsi Riau


0,1%. Untuk Kabupaten/kota
diketahui bahwa API tertinggi di
Pelalawan yaitu 0,79% dengan
jumlah 315 sedian darah positif yang
diperiksa.
• Berdasarkan profil kesehatan
Kabupaten Pelalawan, suspek
kejadian malaria Kab.pelalawan
yaitu 2286 dan suspek kejadian
2014 malaria di pangkalan kuras 239 ,
dan sediaan darah diperiksa
positif 95 kasus.

• Sediaan darah positif 16 kasus


2015
• jumlah kasus malaria

2016 dengan sedian darah di


periksa positif berjumlah
23 kasus

• Januari 2 kasus
2017 • Februari  11 kasus
• Maret 12 kasus.
RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas,


maka yang menjadi permasalahan
dalam mini project ini adalah
bagaimana upaya peningkatan
pengetahuan masyarakat terhadap
penyakit malaria di Engkolan,
Kelurahan Sorek 1?
TUJUAN

Tujuan dari mini project ini adalah


peningkatan pengetahuan
masyarakat terhadap penyakit
malaria di Engkolan, Kelurahan
Sorek 1
MANFAAT

Masyarakat

Peningkatan pengetahuan
masyarakat terhadap penyakit
malaria sehingga dapat
menurunkan angka kejadian
malaria di wilayah kerja
Puskesmas Pangkalan Kuras.
•Puskesmas
•Mengurangi angka kejadian
malaria di wilayah kerja
puskesmas pangkalan kuras.
Pribadi
Menambah wawasan
mengenai penyakit malaria
dan sebagai evaluasi untuk
penulisan karya tulis ilmiah
selanjutnya
TINJAUAN PUSTAKA

Penyakit malaria adalah penyakit


yang disebabkan oleh parasit dari
genus Plasmodium yang termasuk
golongan protozoa melalui
perantaraan tusukan (gigitan) nyamuk
Anopheles,sp.
ETIOLOGI
Malaria disebabkan oleh protozoa dari
genus plasmodium. Pada manusia
plasmodium terdiri dari 4 spesies, yaitu :

 Plasmodium falcifarum
 Plasmodium vivax

 Plasmodium malariae

 Plasmodium ovale
Manifestasi Klinis Malaria

Plasmodium Masa inkubasi Tipe panas

Falciparum 12 (9-14) hari 24, 36, 48

Vivax 13 (12-17) hari 48

Ovale 17 (16-18) hari 48

Malariae 28 (18-40) hari 72


 Gejala prodromal
 Gejala klasik Trias malaria

Periode dingin

Periode panas

Periode berkeringat
DIAGNOSA MALARIA
Anamnesa
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan laboratorium
PENATALAKSANAAN MALARIA

1. Pengobatan Malaria falsiparum dan


Malaria vivaks

a. Lini pertama
 ACT + Primakuin.

 Dosis ACT malaria falsiparum = malaria


vivaks
 Dosis Primakuin untuk malaria
falsiparum 0,75 mg/kgBB ( hari pertama
saja ) untuk malaria vivaks selama 14
hari dengan dosis 0,25 mg/kgBB.
ATAU

Artesunat + Amodiakuin dan Primakuin.

 Amodiakuin basa = 10mg/kgBB


 Artesunat = 4mg/kgBB
 Primakuin = 0,75 mg/kgBB
(P.falciparum untuk hari 1)
 Primakuin = 0,25 mg/kgBB
(P.vivax selama 14 hari)
b. Lini Kedua untuk Malaria
falsiparum

Kina + Doksisiklin atau


Tetrasiklin + Primakuin

 Kina 3 x 10mg/kgBB/hari
 Doksisiklin 2 x 3.5 mg/kgBB/hari (> 15 tahun)

 Doksisiklin 2 x 2.2 mg/kgBB/hari (8-14 tahun)


 Dosis Tetrasiklin 4 mg/kgBB/kali
diberikan 4 x sehari tidak diberikan pada
anak umur <8 tahun
 Dosis anak-anak 10 mg/kgbb/kali
diberikan 2 x sehari Perkapsul
Klindamisin basa ~150 mg dan 300 mg
C. Lini Kedua untuk Malaria Vivaks

Kina + Primakuin

Kombinasi ini digunakan untuk pengobatan


malaria vivaks yang tidak respon terhadap
pengobatan ACT.
d. Pengobatan malaria vivaks yang
relaps

 Pengobatan dengan regimen ACT yang sama


tetapi dosis primakuin ditingkatkan menjadi
0,5 mg/kgBB/hari.
2. Pengobatan Malaria ovale

a. Lini Pertama untuk Malaria ovale


Pengobatan menggunakan ACT yaitu DHP
atau Artesunat + Amodiakuin. Dosis pemberian
obatnya sama dengan untuk malaria vivaks.

b. Lini Kedua untuk Malaria ovale


Pengobatan lini kedua untuk malaria ovale
sama dengan untuk malaria vivaks.
3. Pengobatan Malaria malariae

 Pengobatan P. malariae cukup diberikan ACT


1 kali / hari selama 3 hari
 Dosis sama dengan pengobatan malaria
lainnya dan tidak diberikan primakuin
4.Pengobatan infeksi campur P.
falciparum + P. vivaks/P. ovale

 Pengobatan dengan ACT selama 3 hari


serta primakuin dengan dosis 0,25
mg/kgBB/hari selama 14 hari.
 Atau pengobatan dengan Artesunat
4mg/kgBB dan Amodiakuin basa 10
mg/kgBB
5. Pengobatan infeksi campur P. falciparum
+ P. malariae

 Infeksi
campur antara P. falcifarum dengan P.
malariae diberikan regimen ACT selama 3 hari
dan Primakuin pada hari I
PENGOBATAN MALARIA PADA IBU HAMIL

o Pengobatan malaria falciparum:

Umur Kehamilan Pengobatan


Trimester I Kina tablet + Klindamisin
selama 7 hari
Trimester II ACT tablet 3 hari
Trimester III ACT tablet 3 hari
Dosis klindamisin 10 mg/kgBB diberikan
2 x sehari
 Pengobatan malaria vivak

Umur Kehamilan Pengobatan

Trimester I Kina tablet 7 hari

Trimester II ACT tablet 3 hari

Trimester III ACT tablet 3 hari


PROGNOSIS
 Pada malaria berat yang tidak
ditanggulangi, maka mortalitas yang
dilaporkan pada anak-anak 15 %, dewasa
20 %, dan pada kehamilan meningkat
sampai 50 %. Prognosis malaria berat
dengan kegagalan satu fungsi organ lebih
baik daripada kegagalan 2 fungsi organ
(Menteri Kesehatan RI, 2008: 36).
PENCEGAHAN
 Menghindari gigitan nyamuk
 Membersihkan lingkungan

 Menebarkan ikan pemakan jentik

 Kemoprofilaksis
KERANGKA KONSEP

kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang
penyakit malaria

Faktor resiko :
- Kurangnya
pengetahuan masyarakat
- Faktor lingkungan
Upaya meningkatkan pengetahuan
masayarakat tentang penyakit malaria

1. Pretest : Pengisian kuesioner I (sebelum


penyuluhan)
2. Penyuluhan mengenai penyakit malaria
melalui media leaflet
3. Postest : Pengisian kuesioner II (setelah
penyuluhan)
Meningkatnya pengetahuan
masyarakat tentang penyakit
malaria
METODE PENELITIAN
 Design Mini project
Desain penelitian ini bersifat survey deskriptif

 Lokasi dan Waktu Kegiatan


 Waktu : Jum’at 21 April 2017,
Pukul 15.00-16.30 WIB
 Lokasi : Engkolan, RT 05 / RW 09, Wilayah
kerja Puskesmas Pangkalan Kuras, Kelurahan
Sorek 1, Kecamatan Pangkalan kuras
 Populasi Mini Project
Populasi mini project ini adalah keseluruhan
masyarakat yang datang.

 Sampel Mini Project


Sampel pada penelitian ini diambil dengan
metode Total Sampling
 Rancangan Mini Project
Kegiatan mini project dengan cara
penyuluhan dan pembagian leaflet
penyakit malaria. Sebelum kegiatan
penyuluhan, diberikan pretes dengan
pembagian kuesioner tentang Penyakit
malaria.
 Setelahkegiatan penyuluhan, diberikan
posttest dengan pertanyaan yang sama
dengan pretest kemudian kita evaluasi
hasil penyuluhannya.
 Bentuk Kegiatan
 Pengisian Kuesioner I (sebelum
penyuluhan)
 Penyuluhan mengenai penyakit malaria
melalui media leaflet
 Pengisian Kuesioner II (sesudah
penyuluhan)
 Pengambilan Data
Data sekunder angka kejadian malaria di
Puskesmas Pangkalan Kuras selama
tahun 2016 dan tahun 2017.
HASIL MINI PROJECT

 Jumlah kasus malaria di Puskesmas


Pangkalan Kuras tahun 2016
BULAN JUMLAH
KASUS
JANUARI -
FEBRUARI 1
MARET -
APRIL 3
MEI 5
JUNI 2
JULI -
AGUSTUS 1

SEPTEMBER 3

OKTOBER 1

NOVEMBER 3

DESEMBER 4

TOTAL 23
Jumlah Kasus Malaria di
Puskesmas Pangkalan Kuras
Bulan Januari-Maret 2017
BULAN JUMLAH
KASUS
JANUARI 2

FEBRUARI 11

MARET 12

TOTAL 25
HASIL PRETEST DAN POSTTEST

 Jumlah responden yang hadir saat


sosialisasi penyakit malaria terdiri
dari 40 orang pada hari Jum’at 21
April 2017. Berikut adalah rata-rata
hasil pretest dan postest peserta :
HASIL DAN PEMBAHASAN

Rata- rata
Pretest 62,25%

Rata – rata
Postest 97,25%

Terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat


mengenai penyakit malaria
KESIMPULAN

 Di Puskesmas Pangkalan Kuras jumlah


penderita malaria dari Januari –
Desember 2016 sebanyak 23 orang hal
ini meningkat dibandingkan tahun 2015
dan Jumlah penderita pada bulan
Januari – Maret 2017 sebanyak 25
orang.
 Seluruh responden sudah pernah
mendengar mengenai penyakit malaria.
Namun, belum seluruhnya memahami
mengenai penyebab penyakit malaria,
tanda dan gejala penyakit malaria, cara
penularan malaria, serta cara pencegahan
malaria.
 Pelaksanaan
penyuluhan cukup penting
untuk menambah pengetahuan dan
menggerakkan kesadaran masyarakat
tentang pencegahan dan pengobatan
malaria.
SARAN

 Memaksimalkan peran kader dan juru


malaria dalam rangka memberikan
pengetahuan kepada masyarakat.
Misalnya dengan melakukan penyuluhan
secara rutin pada kegiatan
kemasyarakatan (wirid,arisan, posyandu,
kumpulan remaja, pengajian, dan lain-
lain)
FOTO KEGIATAN
PEMBAGIAN KUESIONER SEBELUM PENYULUHAN DAN
PEMBAGIAN LEAFLET
PEMBAGIAN LEAFLET
PENYULUHAN PENYAKIT MALARIA
PEMBAGIAN KUESIONER SETELAH PENYULUHAN
DAN PEMBAGIAN LEAFLET
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai