Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tetanus Neonatorium

2.1.1 Definisi

Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada nenonatus (bayi yang
berusia kurang dari 28 hari) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang
mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistem saraf pusat.

2.1.2 Etiologi

Penyakit tetanus disebabkan oleh kuman clostrodium tetani. Kuman clostrodium


tetani bersifat anaerob, artinya kuman hidup dan berkembang dengan pesat dalam lingkungan
yang kurang atau tidak mengandung oksigen.Kuman ini membentuk spora-spora yang
berbentuk batang, dengan ujung bulat seperti tongkat penabuh drum(drum stick).Spora
tersebut bila tidak terpajan sinar matahari dapat hidup berbulan bulan bahkan beberapa tahun
seperti didalam tanah.Spora ini pun dapat merupakan flora usus normal dari
kuda,sapi,domba,anjing,kucing,tikus,ayam,dan manusia.Sifat lain dari spora ini adalah tahan
dalam air mendidih selama 4(empat) jam, tetapi mati bila dipanaskan selama 20 menit pada
suhu 1210C.

Bila tidak kena cahaya, maka spora dapat hidup ditanah berbulan-bulan bahkan
sampai tahunan. Kuman tetanus tidak invasif, tetapi kuman ini memproduksi dua macam
eksotoksin.

2.1.3 Patofisiologi

Toksin dari tempat luka menyebar ke motor endplate dan aksis silinder saraf tepi,
kemudian ke kornu anterior sumsum tulang belakang, akhirnya menyebar ke Sistem Saraf
Pusat( SSP ). Manifestasi klinis terutama disebabkan oleh pengaruh eksotoksin terhadap
Susunan Saraf Pusat. Pengaruh tersebut berupa gangguan terhadap inhibisi presinaptik
sehingga mencegah keluarganya neurotransmiter inhibisi yaitu GABA dan glisin, maka
terjadi eksitasi terus menerus dan spasme. Eksotosin tetanus pasmin pada sistem saraf
otonom berpengaruh pada saraf simpatis sehingga terjadi gangguan pada pernapasan,
metabolisme, hemodinamik, hormonal, saluran cerna, saluran kemih, dan neuromuskular.
2.1.4 Faktor Resiko

Faktor resiko untuk terjadinya tetanus neonatorum

1. Pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT) pada ibu hamil tidak dilakukan atau tidak
lengkap atau tidak sesuai dengan ketentuan program.
2. Pertolongan persalinan tidak memenuhi syarat-syarat “ 3 Bersih “
3. Perawatan tali pusat tidak memenuhi persyaratan kesehatan.

2.1.5 Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis tetanus neonatorum antara lain sebagai berikut :

1. Bayi yang semula dapat menyusu menjadi lebih sulit menyusu karena kejang otot
rahang dan faring (tenggorok).
2. Mulut bayi mencucu seperti mulut ikan.
3. Kejang terutama apabila terkena rangsang cahaya, suara dan sentuhan.
4. Kadang-kadang disertai sesak nafas dan wajah bayi membiru.

Sering timbul komplikasi terutama bronchopneumonia, asfiksia, dan sianosis,


obstruksi jalan nafas, oleh lendir/sekret dan sepsis

Tetanus neonatorum harus memenuhi kriteria berikut ;

1.Bayi lahir hidup, dapat menangis dan menyusu dengan normal minimal dua hari.

2.Pada bulan pertama kehidupan timbul gejala sulit menyusu disertai kekauan dan/
atau kejang otot.

Gambar 2.1

2.1.6 Diagnosa
Anamnesis sangat spesifik yaitu :

1.bayi tiba-tiba panas dan tidak mau atau tidak dapat menyusu lagi ( trismus),
sebelumnya bayi menyusu biasa.

2. gejala yang jelas ialah mulut mencucu seperti mulut ikan (kapermond), mudah
sekali dan sering kejang disertai sianosis, suhu meninggi, kaku kuduk sampai opistotonus.
Perjalanan penyakit biasanya berat dan tidak dibagi dalam 3 stadium seperti tetanus anak.

2.1.7 Penatalaksanaan

1. Mengatasi kejang dengan memberikan suntikan anti kejang

2. Menjaga jalan nafas tetap bebas dengan membersihkan jalan nafas.Pemasangan


spatel lidah yang dibungkus kain untuk mencegah lidah tergigit.

3.Mencari tempat masuknya spora tetanus, umumnya tali pusat atau di telinga.

4.Mengobati penyebab tetanus dengan anti tetanus serum (ATS) dan antibiotika.

5.Perawatan yang adekuat; kebutuhan oksigen,makanan,keseimbangan cairan dan


elektrolit.

6.Penderita/Bayi ditempatkan dikamar yang tenang dengan sedikit sinar mengingat


penderita sangat peka akan suara dan cahaya yang dapat merangsang kejang.

TABEL 1

PENANGANAN TETANUS NEONATORUM

Tiba-tiba bayi demam/panas, mendadak bayi tidak mau/tidak bisa


TANDA-TANDA menetek (mulut tertutup atau trismus), mulut mencucu seperti
ikan, mudah sekali kejang (misalnya kalau dipegang, kena sinar,
atau kaget-kaget), disertai sianosis, kuduk kaku,posisi punggung
melengkung, kepala mendongak ke atas (opistotonus).
KATEGORI Tetanus Neonatorum Sedang
PENILAIAN

Umur bayi >7 hari 0-7 hari


Frekuensi kejang Kadang-kadang Sering
Bentuk kejang Mulut mencucu Mulut mencucu
Trismus kadang-kadang Trismus terus menerus
Kejang rangsangan (+) Kejang rangsang (+)
Posisi badan Opistotonus kadang-kadang Selalu opistotonus
Kesadaran Masih sadar Masih sadar
Tanda-tanda infeksi Tali pusat kotor Tali pusat kotor
Lubang telinga bersih/kotor Lubang telinga bersih/kotor
PENANGANAN
Puskesmas Bersihkan jalan nafas
Masukkan sendok/spatel dibungkus kain untuk menekan lidah
Beri oksigen
Atasi kejang
Diazepam 0,5 mg/kg/i.m. atau supositoria
Apabila masih kejang, ulangi tiap 30 menit
Ditambah Luminal 30 mg i.m. sampai kejang berhenti
Infus glukosa 10% sebanyak 80 ml/kg/hari
Antibiotika 1 kali (Penilisin Prokain 50.000 U/kg/hari i.m )
Bersihkan tali pusat
Rujuk ke rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai