Oleh:
dr. Dian Mentari
Dokter Pendamping:
dr. Darmawanti
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat, rahmat dan
hidayah-Nya, penulisan mini project ini telah dapat diselesaikan. Selanjutnya shalawat dan salam
penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia dari
alam kegelapan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Adapun tugas yang berjudul
”Profil penderita dislipidemia berdasarkan jenis kelamin dan usia di poli umum Puskesmas
Kuta Blang periode juli-agustus tahun 2019” ini diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada dr.Darmawanti yang telah bersedia
meluangkan waktu membimbing saya untuk tinjauan kepustakaan ini. Saya juga mengucapkan
terima kasih kepada para sahabat dan rekan-rekan yang telah memberikan bantuan sehingga
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa mini project ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan waktu. Oleh karena itu kritik dan saran sangat
diharapkan untuk kesempurnaan proses pembelajaran ini dan mohon maaf atas segala
kekurangannya.
Akhir kata penulis berharap semoga mini project ini dapat bermanfaat khususnya bagi
Wassalam,
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dislipidemia merupakan suatu kelainan yang terjadi pada metabolisme lipoprotein, baik itu
berlebihan ataupun kekurangan. Keadaan yang mungkin timbul dapat berupa peningkatan dari
kadar kolesterol total, kadar low density lipoprotein(LDL), dan kadar trigliserida serta penurunan
kadar high density lipoprotein (HDL) di dalam darah.
Prevalensi dyslipidemia masih tinggi di hamper seluruh Negara. Diperkirakan 15%
penduduk Amerika memiliki kadar kolesterol total serum melebih 240 mg/dl, sementara di China
prevalensi dyslipidemia pada penduduk dewasa mencapai 41,9%.
Di Indonesia berdasarkan laporan Riskesdas bidang biomedis tahun 2007 menunjukkan
bahwa prevalensi dyslipidemia atas dasar kolesterol total >200 mg/dl adalah 39,8%. Beberapa
propinsi di Indonesia seperti Aceh, Sumatera Barat, Bangka Belitung, dan Kepulauan Riau
mempunyai prevalensi dyslipidemia > 50%.
Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya dislipidemia, di
antaranya adalah faktor genetik, pola makan, merokok dan stress. Obesitas juga merupakan salah
satu factor risiko terjadinya dyslipidemia.
iii
2. Untuk mengetahui komplikasi yang ditimbulkan oleh dyslipidemia di wilayah kerja
Puskesmas Kutablang.
iv
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dislipidemia
2.1.1 Definisi
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipoprotein, termasuk defisiensi lipoprotein dan
produksinya yang berlebih. Hal ini dapat meningkatkan kolesterol total, LDL (Low Density
Lipoprotein), dan trigliserida, serta penurunan HDL (High Density Lipoprotein).(1)
v
pada reseptor kolesterol LDL. Reseptor LDL adalah reseptor sel perusakan yang berfungsi untuk
mempertahankan homeostasis kolesterol.(2,3)
2.1.2.2 Faktor Pola Makan
Makanan siap saji telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia padahal jenis
makanan ini banyak mengandung sodium, lenak jenuh, dan kolesterol. Lemak jenuh berbahaya
bagi tubuh karena merangsang hati untuk memproduksi banyak kolesterol yang akan mengendap
dalam pembuluh darah.(3)
2.1.2.3 Faktor Kebiasaan Merokok
Beberapa sumber menyebutkan bahwa zat kimia yang terkandung dalam rokok, terutama
nikotin dapat menurunkan kadar HDL dan meningkatkan kadar LDL di dalam darah.
Dibandingkan dengan orang yang tidak merokok, para perokok mempunyai partikel LDL yang
lebih kecil, yang menyebabkannya masuk ke dalam dinding arteri dengan lebih leluasa dan
membentuk plak. Sehingga, selain memperburuk profil lemak, merokok juga dapat
meningkatkan tekanan darah dan nadi.(2,3)
2.1.2.4 Kurang Olahraga
Aktifitas yang efektif dapat menurunkan kadar kolesterol yaitu berupa olahraga teratur
yang dilakukan minimal tiga kali seminggu dengan durasi kurang lebih 45 menit. Olahraga yang
dianjurkan adalah olahraga yang melibatkan otot-otot besar tubuh seperti paha, lengan atas, serta
pinggul seperti senam, aerobic, jalan kaki, jogging, berenang atau bersepeda.(3)
2.1.2.5 Stress
Berdasarkan penelitian, orang yang stress memiliki peluang 1,5 kali lebih besar untuk
terjadi penumpukan lemak di dalam darah dan peningkatan tekanan darah di dalam tubuh.(3)
2.1.3 Biokimia
Lemak adalah salah satu kelompok senyawa organic yang terdapat dalam tumbuhan, hewan
atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia adalah lipid. Di dalam darah kita
ditemukan 3 jenis lipid, yaitu kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid. Oleh karena sifat lipid yang
sulit larut dalam air, maka perlu dibuat bentuk yang terlarut. Untuk itu butuh suatu zat pelarut
yaitu suatu protein yang dikenal dengan namalipoprotein. Setiap lipoprotein terdiri atas
kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan apoprotein.(4)
vi
Lemak yang diserap dari makanan dan lipid yang disintesis dari hati dan jaringan adipose
harus diangkut ke berbagai jaringan dan organ untuk disimpan. Setiap lipoprotein berbeda dalam
ukuran, densitas, komposisi lemak, dan komposisi lipoprotein. Dengan menggunakan
ultrasentrifuse, pada manusia dibedakan enam jenis lipoprotein yaitu:(5)
1. HDL (High Density Lipoprotein)
Berasa dari hati untuk expor trigliserol (alat pengangkut utama trigliserid endogen).
5. Kilomikron
Adalah lemak yang diangkut mukosa usus. Berasal dari prnyerapan trigliserol di usus.
Berfungsi sebagai alat pengangkut trigliserid oksigen.
6. FFA (Free Fatty Acid)
Adalah asam lemak bebas yang dijumpai dalam plasma darah sebagai bentuk lipolysis
dari pembuluh darah dan jaringan adipose.
2.1.4 Patofisiologi
Patofisiologi dyslipidemia secara ringkas diuraikan sebagai berikut:
1. Homeostasis Kolesterol
Kolesterol, trigliserida, dan lipid yang bersifat hidrofobik lain dalam tubuh diangkut
melalui aliran darah partikel berbentuk bola yang disebut lipoprotein yang lebih hidrofobik.(6)
2. Metabolisme Lipoprotein
a. Jalur Metabolisme Eksogen
Makanan berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserida dan kolesterol. Selain
kolesterol yang berasal dari makanan, dalam usus juga terdapat kolesterol dari hati
vii
yang dieksresikan bersama empedu ke usus halus. Lemak di usus halus yang berasal
dari makanan, maupun yang berasal dari hati disebut lemak eksogen. Trigliserida dan
kolesterol dalam usus halus akan diserap kedalam mukosa usus halus. Trigliserida
akan diserap sebagai asam lemak bebas. Di dalam usus halus, asam lemak bebas akan
diubah lagi menjadi trigliserida, sedang kolesterol akan mengalami esterfikasi
menjadi kolesterol ester dan keduanya bersama fosfolipid apoliprotein yang dikenal
sebagai kilomikron.(6,7)
Kilomikron ini akan masuk ke saluran limfe dan aliran darah. Trigliserida dalam
kilomikron akan mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase yang berasal dari
endotel menjadi asam lemak bebas (FFA). Asam lemak bebas dapat disimpan sebagai
trigliserida kembali kedalam jaringan adipose. Tetapi bila terdapat dalam jumlah yang
banyak sebagian akan diambil oleh hati menjadi bahan pembentukan trigliserid hati.
Kilomikron yang sudah kehilangan sebagian besar trigliserid akan menjadi
kilomikron remnant yang mengandung kolesterol ester dan akan dibawa ke hati.(6,7)
b. Jalur Metabolisme Endogen
Trigliserida dan kolesterol yang disintesis ke dalam sirkulasi sebagai lipoprotein
VLDL. Apolipoprotein yang terkandung dalam VLDL adalah apolipoprotein B100.
Dalam sirkulasi, trigliserid dalam VLDL akan mengalami hidrolisis oleh suatu enzim
lipoprotein lipase (LPL), dan VLDL berubah menjadi IDL yang juga akan mengalami
hidrolisis dan berubah menjadi LDL. Sebagian dari VLDL. IDL, dan LDL akan
mengangkut kolesteril ester kembali ke hati. LDL adalah lipoprotein yang paling
banyak mengandung kolesterol. Sebagian lagi dari kolesterol LDL akan dibawa ke
hati dan jaringan steroidogenik lainnya seperti kelenjar adrenal, testis dan ovarium
yang mempunyai reseptor untuk kolesterol LDL. Sebagian lagi dari kolesterol LDL
akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh sel makrofage. Jumlah kolesterol yang
akan teroksidasi tergantung dari kadar kolesterol yang terkandung di LDL.(7)
c. Jalur Reserve Cholesterol Transport
Adalah suatu proses yang membawa kolesterol dari jaringan kembali ke hepar.
HDL merupakan lipoprotein yang berperan dalam jalur ini. HDL dilepaskan sebagai
partikel kecil miskin kolesterol yang mengandung apolipoprotein A,C,E dan E dan
disebut HDL nascent. HDL nascent berasal dari usus halus dan hati dan mengandung
viii
apolipoprotin A1. HDL nascent akan mendekati makrofage untuk mengambil
kolesterol yang tersimpan di makrofage dan berubah menjadi HDL dewasa.(7)
2.1.5. Komplikasi
2.1.5.1 Aterosklerosis
Adalah radang pada pembuluh darah manusia akibat akumulasi kolesterol di dalam
dinding pembuluh darah arteri mengakibatkan penebalan arteriol dan pengerasan pada
pembuluh darah yang dapat menghambat aliran darah ke berbagai organ. Aterosklerosis
adalah proses umum yang melibatkan banyak pembuluh darah di tubuh, termasuk di jantung,
otak dan ginjal.(8)
2.1.5.2 Hipertensi
Adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg dan
tekanan darah diastolic > 90 mmHg. Tekanan darah harus konsisten, tidak sekedar rekaman
sporadic. Untuk menentukan apakah hipertensi hadir, yang terbaik adalah mengukur tekanan
ix
darah sendiri, yang diperoleh diluar pemeriksaan rutin ke dokter, yaitu dianjurkan 1 bulan
sekali. Gejala : sakit kepala, migraine, lemah, muka pucat, suhu tubuh sedikit rendah.(9)
Adalah nyeri pada otot ekstremitas bawah yang timbul ketika berjalan disebabkan oleh
penyumbatan kolesterol di pembuluh darah kaki.(9)
2.1.5.4 Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Adalah kondisi yang dimulai ketika plak terakumulasi di dalam arteri coroner. Plak dalam
arteri itu bias pecah dan menyebabkan pembentukan gumpalan kecil yang dapat menghambat
aliran darah ke otot jantung.(9,10)
2.1.5.5 Stroke
Adalah penyakit serebrovaskular yang ditandai dengan kematian jaringan otak yang
terjadi karena kekuranngan aliran darah dan oksigen ke otak. Hal ini disebabkan karena
adanya sumbatan, penyempitan, atau pecahnya pembuluh darah di dalam otak.(9)
2.1.6 Penatalaksanaan
2.1.6.1 Non-farmakologis(10)
a. Diet. Diet yang dapat dipakai untuk enurunkan kadar LDL adalah diet asam lemak tidak
jenuh.
b. Aktifitas fisik. Aktifitas fisik yang dianjurkan adalah aktifitas yang terukur seperti jalan
cepat 30 menit perhari selama 5 hari perminggu, atau aktifitas lain setara dengan 4-
7kkal/menit.
c. Menghentikan kebiasaan merokok. Berhenti merook dapat meningkatkan konsentrasi HDL
sebesar 5-10%. Merokok berhubungan dengan peningkatan konsentrasi trigliserida tetapi
berhenti merokok diragukan dapat menurunkan konsentrasi trigliserida.
d. Penurunan berat badan. Untuk semua pasien kelebihan BB dianjurkan untuk mengurangi
10% dari berat badan.
x
2.1.6.2 Farmakologis
a. Statin
Statin adalah obat penurun lipid paling efektif untuk menurunkan LDL dan terbukti
aman tanpa efek samping yang berarti. Selain berfungsi untuk menurunkan LDL, statin
juga memiliki efek untuk meningkatkan HDL dan menurunkan trigliserida.(10)
b. Inhibitor absorpsi kolesterol
Ezetimibe merupakan obat penurun lipid pertama yang menghambat ambilan
kolesterol dari diet dan kolesterol empedu tanpa mempengaruhi absorpsi nutrisi yang larut
dalam lemak. Ezetimibe harus digunakan bersama statin, kecuali pada keadaan tidak
toleran terhadap statin, dimana dapat dipergunakan secara tunggal.(10,11)
c. Bile acid sequestrant
Bile acid sequestrant mengikat asam empedu di usus sehinggamenghambat sirkulasi
enterohepatik dari asam empedu dan meningkatkan perubahan kolesterol menjadi asam
empedu di hati.(11)
d. Fibrat
Fibrat adalah agonis dari PPAR-α. Fibrat menyebabkan peningkatan katabolisme
trigliserida oleh lipoprotein lipase, berkurangnya pembentukan VLDL dan meningkatnya
pemberishan kilomikron. Fibrat bermanfaat menurunkan kejadian kardiovaskuler terutama
jika diberikan pada pasien dengan kadar trigliserida > 200 mg/dl.(11)
xi
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan
suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau
deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif.
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah yang masyarakat yang menderita dislipidemia yang
berkunjung ke Poli Umum Puskesmas KutaBlang pada bulan Juli-Agustus 2019 dan berdasarkan
kriteria inklusi dan kriteria ekslusi yang telah ditetapkan oleh peneliti sebelumnya masuk sebagai
sampel. Pengambilan sempel dilakukan menggunakan metode non probability sampling, dan
teknik pengambilan secara accidental sampling.
xii
3.4 Alat/Instrumen dan Bahan Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa data rekam medis kunjungan
masyarakat di poli umum Puskesmas Kuta Blang periode juli-agustus 2019 .
Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan secara tidak
langsung oleh peneliti melalui rekam medis pasien.
1. Pengumpulan data; data diambil dengan melihat rekam medis pasien yang berkunjung di
poli umum Puskesmas Kuta Blang pada bulan Juli-Agustus 2019.
2. Pengolahan data; data dimasukkan dalam komputer melalui data entry yang kemudian akan
diverifikasi.
3. Penyajian data; penyajian data dilakukan dalam bentuk narasi, teks dan juga tabel.
4. Analisa data; analisa data akan dilakukan dengan menggunakan distribuasi frekuensi dan
prevalensi.
5. Interpretasi data; data akan diinterpretasikan secara deskriptif.
6. Pelaporan hasil mini project; hasil dari mini project dibuat dalam bentuk makalah laporan
yang akan dipersentasikan.
xiii
3.7.2 Analisa Data Penelitian
Analisa data penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisa univariat. Analisa
univariat pada penelitian dilakukan pada setiap variabel untuk deskripsi data. Hasil analisa
berupa distribusi dari frekuensi dan persentase setiap variable dalam penelitian. Data yang
diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel, grafik, dan sebagainya.
xiv
BAB IV
Topografi Kecamatan Kuta Blang terdiri dari sebagian besar wilayah dataran rendah dan
daerah perbukitan di bagian selatan.
xv
Dari tabel diatas didapatkan 6 responden (19.35%) berumur 30-39 tahun, 10 responden
(32.25%) berumur 40-49 tahun 7 responden (22.6%) berumur 50-59 tahun, dan 8 responden
(25.8%) berumur >60 tahun.
Tabel di atas ini menunjukkan dari jumlah responden, terdiri dari 31 responden (71%)
merupakan responden wanita, 9 responden (29%) responden laki-laki.
4.3 Pembahasan
Dari hasil penelitian ini seperti yang ditunjukkan tabel 4.2 didapatkan bahwa responden
yang terlibat dalam penelitian ini lebih banyak wanita dari pada laki-laki yaitu 71% berbanding
29%. Selain itu persentase jenis kelamin responden yang paling banyak menderita dislipidemia
juga adalah perempuan yakni 71%, sementara jenis kelamin laki-laki hanya 29%.
Hal ini sejalan dengan literature bahwa perempuan cenderung lebih rentan mengalami
dyslipidemia karena kebiasaan makan yang mereka miliki. Perempuan dianggap memiliki pola
hidup yang buruk, yaitu suka mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan jarang berolahraga. Pada
dasarnya baik perempuan dan laki-laki memiliki risiko yang sama untuk terjadinya dyslipidemia,
tetapi perempuan lebih sering untuk melakukan pemeriksaan ke dokter dibandingkan laki-laki.
Selanjutnya karakteristik responden yang juga dapat dinilai dari hasil penelitian ini adalah
umur. Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa mayoritas umur responden yang terlibat dalam
penelitian ini adalah berkisar pada umur 40-49 tahun (32.25%) dengan diikuti rentang umur
tahun >60 (25.8%) umur 50-59 tahun (22.6%) dan 30-39 (19.35%). Hasil ini dapat
disebabkan karena pada usia 40-49 tahun, baik perempuan maupun laki-laki masih memiliki
nafsu makan yang sangat baik, dan cenderung jarang berolahraga, ditambah mulai adanya
ketidak pedulian terhadap postur tubuh. Sehingga pada usia tersebut mereka tidak memiliki
keinginan yang kuat untuk menghindari makan makanan berlemak tinggi. Hal ini berbeda
dengan orang pada umur 30-39 tahun yang akan cenderung lebih selektif dalam memilih
xvi
makanan untuk mempertahankan postur tubuh yang dianggap ideal. Pada usia 30-39 tahun,
seseorang masih sangat produktif sehingga aktifitas yang dimiliki pun cenderung lebih padat dan
menguras tenaga sehingga pembakaran lemak di dalam badan dapat berjalan dengan lebih baik.
Sementara pada usia lebih dari 50 tahun, yang merupakan usia menjelang geriatric, nafsu makan
secara perlahan akan berkurang,. Hal ini juga diyakini sebagai penyebab kadar kolesterol dalam
darah mulai berkurang dengan sendirinya, sebagai akibat dari rendahnya intake makanan.
xvii
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
xviii
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudoyo, dkk. 2009. Buku Ajar IlmuPenyakitDalam. Jilid III. Edisi V. Internal Publishing.
Jakarta.
2. Tambalis K, Panagiotakos DB, Kavouras SA. 2009. Response of blood lipids to aerobic,
resistance and combined aerobic with resistence exercise training. Angiology.
3. Bahri A, 2004, Dislipidemia, Sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner. e-USU
Reposito, Fakultas Kedokteran Universitas, Sumatera Utara.
4. Pantjita Hardjasasmita. 2002. Intisari Biokimia Dasar. Balai pnerbitFKUI.Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
5. Guyton, A.C. 2008. Textbook of Medical Physiology. 7th ed. Philadelphia:
W.B.Saunders Company.
6. Silbernagl,S, lang,Florian.2007. Teks dan atlas bewarna patofisiologi.EGC
7. Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi. Edisi 3. Jakarta: EGC
8. Pedoman Deteksi, Prevensi dan Tatalaksana Dislipidemia dalam penanggulangan
Penyakit Jantung Koroner, PERKI.
9. Sutanto. 2010 Cekal penyakit modern hipertensi, stroke, jantung, kolestroldan diabetes.
C.V andi offset.
10. Bakker-Arkema RG, Davidson MH. 2000. Efficacy and safety of a new HMG-CoA
reductase inhibitor, atorvastatin, in patients with hypertricglyceridemia. JAMA.
11. Gunawan, dkk. 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi V. Departemen Farmakologi dan
Terapeutik UI. Jakarta.
xix