Anda di halaman 1dari 38

Case Report

F41.1 GANGGUAN CEMAS


MENYELURUH
Disusun oleh :
Dr. ahmad habibi gafur

Pembimbing :
Dr. jaka krisna

1
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Umur : 53 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Pendidikan : S1
Pekerjaan : karyawan swasta
Suku : Jawa
Alamat : tambun bekasi utara
Status Psikiatri

Anamnesa
Keluhan Utama : Pasien sering merasa cemas dan takut.
Riwayat perjalanan penyakit sekarang
Autoanamnesis oleh pasien yang bersangkutan dan Alloanamnesis diberikan
oleh istri pasien.

Autoanamnesa :
Perasaan cemas ini dirasakan sejak 22 tahun yang lalu, pasien mengeluh
sering merasa cemas secara mendadak, yang diikuti rasa pusing, telapak
tangan berkeringat, jantung berdebar-debar. Ia juga mengaku jika serangan
cemas itu ada, maka akan menggangu kemampuannya untuk berkonsentrasi
dalam mengerjakan sesuatu, apabila perasaan cemas itu datang pasien juga
sulit untuk tidur. Perasaan tersebut ditemukan pada sebagian waktu selama
22 tahun lalu; Pasien sendiri mengaku tidak mengetahui secara pasti
mengapa dia sering mengalami ketakutan, pasien mengaku tidak ada
keadaan khusus yang menyebabkan dia merasa cemas seperti ini,dan
perasaan cemas ini muncul tidak pernah terbatas pada periode yang jelas.
Karena gejalanya ini, ia menghubungi dokter umum di kotanya, dan dokter tersebut
menyuruhnya ke seorang dokter saraf, dan dokter penyakit dalam di samarinda.
Menurut pengakuan pasien hasil tes darah, dan tes fungsi kelenjar gondoknya normal,
dan gambaran jantungnya juga normal saja menurut dokternya.
Pasien mengaku apabila perasaan ini muncul ia tidak dapat bekerja, ia cenderung
memilih diam di rumah dan meninggalkan pekerjaannya, sehingga pasien bisa tidak
melaut, pasien mengaku kesulitan dalam melakukan beberapa kegiatan sehari-harinya
ketika terjadinya peningkatan kecemasan, keadaan ini cukup mengganggu kontak
sosialnya dengan orang-orang sekitarnya tetapi menurutnya dia tetap berfungsi penuh
secara sosial dan dapat melakukan pekerjaan dengan baik ketika kecemasan itu tidak
ada.
Menurut pasien, pada tahun 1989 pasien mengaku dulu sempat sedikit merasa cemas
karena keadaan ekonomi keluarganya yang berkekurangan, ia sempat sedikit takut
tidak dapat menyekolahkan anaknya, tetapi seiring dengan berjalannya waktu ia
mengakui tidak pernah memikirkannya lagi, anak-anaknya pun semua mengerti
keadaan perekonomian keluarganya. Pasien mengaku saat ini tidak ada masalah di
dalam keluarganya, tidak ada masalah yang membuatnya cemas, pasien adalah tipe
orang yang terbuka terhadap istrinya dalam berumah tangga, ia selalu bercerita
tentang masalahnya terhadap istrinya.
Alloanamnesa:
Menurut istri pasien keluhan kecemasan ini sering dirasakan
pasien, ketika kecemasan itu datang, saat itu juga pasien
berkeringat dan mengaku kepalanya sakit dan jantungnya
berdebar-debar, pasien juga sulit untuk tidur, dan terkadang
terbangun di malam hari, Pasien biasanya memilih diam di
rumah dan meninggalkan pekerjaannya saat penyakitnya itu
muncul. Menurutnya, tidak ada keadaan atau seseorang yang
menyebabkan suaminya merasa cemas seperti itu, dan
perasaan cemas itu muncul tidak pernah terbatas pada periode
yang jelas.
Pasien pertama kali mengalami keadaan seperti ini pada tahun
1989. Menurut keterangan istrinya, saat itu hampir dua bulan
suaminya mengeluhkan hal tersebut dan akhirnya kemudian
suaminya memutuskan untuk berobat ke dokter. Sebelumnya
pasien pernah bercerita kepada istrinya bahwa pasien sempat
sedikit merasa cemas karena keadaan ekonomi keluarganya
yang berkekurangan, ia sempat sedikit takut tidak dapat
menyekolahkan anaknya, tetapi seiring dengan berjalannya
waktu ia mengakui tidak pernah memikirkannya lagi, anak-
anaknya pun semua mengerti keadaan perekonomian
keluarganya, dan untuk serangan cemas di tahun-tahun
selanjutnya, menurut istrinya tidak ada faktor yang
mencetuskannya, tidak ada masalah di dalam keluarga,
suaminya biasa mengeluhkan cemas ini secara tiba-tiba dan
tidak terbatas pada wakktu yang jelas.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat mengalami kejang demam (-), kejang tanpa demam (-), penyakit
malaria (-), thypoid (-), trauma kepala (-)
Riwayat mengkonsumsi minuman alkohol (-), narkoba (-), merokok (-)
Riwayat rawat inap (-)
Riwayat rawat jalan di RSJ (+)

Gambaran Kepribadian
Pasien merupakan pribadi yang supel, terbuka dan suka bercerita pada
istrinya, dan peduli dengan kondisi keluarga.

Riwayat perkawinan
Pasien sudah menikah 28 tahun dan memiliki 7 orang anak.
Riwayat sosial ekonomi
Pasien berasal dari keluarga ekonomi menengah ke bawah.
Riwayat penyakit keluarga
Keluarga (kakak pasien) ada yang mengalami keluhan serupa.
Riwayat religius
Pasien rajin beribadah.
Status Praesens
Keadaan umum : baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Frekuensi nadi : 88 x/ menit, reguler kuat angkat
Frekuensi nafas : 22 x/menit
Sistem kardiovaskular : normal
Sistem respiratorik : normal
Sistem gastrointestinal : normal
Sistem urogenital : normal
Kelainan khusus : normal

Status Neurologikus
Panca indera : Tidak didapatkan kelainan
Tanda meningeal : Tidak didapatkan kelainan
Tekanan intrakranial : tidak didapatkan kelainan
Mata :
Gerakan : normal, strabismus (-)
Pupil : isokor 3mm/3mm, midriasis (-)
Diplopia : Tidak ada
Visus : secara kasar normal
Status Psikiatrikus
Kesan umum : penampilan rapi, tenang, kooperatif
Kontak : verbal (+) , visual (+)
Kesadaran : orientasi orang (+), waktu (+),tempat (+); atensi (+);
Emosi / afek : stabil/ afek sesuai
Proses berpikir : Bentuk pikiran : cepat
Arus pikiran : koheren
Isi pikiran : waham (-),
Intelegensi : baik
Persepsi : halusinasi visual (-), auditori (-); ilusi (-)
Psikomotor : dbn
Kemauan : ADL (+) mandiri
Insight: baik
IKHTISAR & KESIMPULAN PEMERIKSAAN PSIKIATRI
Keadaan Umum
Kesadaran : compos mentis
Sikap : kooperatif
Tingkah laku : tenang
Perhatian : baik
Inisiatif : baik
Ekspresi wajah : normal
Verbalisasi : (+) lancar

Keadaan Spesifik
Keadaan Afek
Afek : sesuai
Arus Emosi : stabil
Keadaan dan fungsi Intelek
Daya Ingat : baik
Konsentrasi : baik
Orientasi : baik
Keadaan Proses berpikir
Bentuk fikiran : cepat
Arus fikiran : koheren
Isi : waham (-)
Keadaan sensasi dan persepsi
Halusinasi : visual dan auditori (-)
Ilusi : (-)
Keadaan intelektual dan perbuatan
Kegaduhan umum : (-)
Deviasi seksual : (-)
Psikomotor : normal
Kemauan : ADL (+) mandiri
Diagnosis Multiaksial
Aksis I : F.41.1 Gangguan anxietas menyeluruh
Aksis II : tidak ada diagnosis untuk aksis ini
Aksis III : tidak ada diagnosis untuk aksis ini
Aksis IV : Pendapatan yang kurang
Aksis V : GAF SCALE 90-81
Penatalaksanaan
Farmakoterapi
Diazepam tab 5mg 2x1
DEFINISI

 Gangguan cemas menyeluruh (Generalyzed Anxiety Disorder,


GAD) merupakan kondisi gangguan yang ditandai dengan
kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan dan tidak
rasional bahkan terkadang tidak realistik terhadap berbagai
peristiwa kehidupan sehari-hari.
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi Gangguan Cemas Menyeluruh untuk
kanak-kanak dan dewasa pada kisaran 2.9-4.6%.
Menurut DSM-5,prevalensi 12 bulan untuk gangguan
kecemasan umum adalah 0,9% di kalangan remaja dan
2,9% orang dewasa di masyarakat umum negara-di
Amerika Serikat.Prevalensi 12 bulan dari gangguan di
negara lain berkisar antara 0,4% sampai 3,6%
manakala resiko morbiditas sekitar 9,0%.
ETIOLOGI
 Teori Biologi
 Teori Genetik
 Teori Psikoanalitik
 Teori kognitif-perilaku
TEORI BIOLOGI
• Neurotransmitter yang berkaitan dengan GAD adalah
GABA, serotonin, norepinefrin, glutamat, dan
kolesistokinin.
• Pada pasien GAD ditemukan sistem serotonergik yang
abnormal.
• Area otak yang diduga terlibat pada timbulnya GAD adalah
lobus oksipitalis, basal ganglia, sistem limbik dan korteks
frontal.
• Pemeriksaan PET (Positron Emision Tomography) :
penurunan metabolisme di ganglia basal dan massa putih
otak.
TEORI GENETIK
 Sebuah studi: hubungan genetik pasien GAD dgn gangguan
Depresi Mayor pada pasien wanita.

 25% keluarga tingkat pertama penderita GAD juga menderita


gangguan yang sama

 Penelitian: 50% pada kembar monozigotik dan 15% pada


kembar dizigotik
TEORI PSIKOANALITIK
 Teori psikoanalitik menghipotesiskan bahwa
ansietas adalah gejala dari konflik bawah sadar
yang tidak terselesaikan.
TEORI KOGNITIF-PERILAKU

 Penderita GAD berespons secara salah dan tidak tepat terhadap


ancaman

 Disebabkan oleh perhatian yang selektif terhadap hal-hal negatif


pada lingkungan, adanya distorsi pada pemprosesan informasi dan
pandangan yang sangat negatif terhadap kemampuan diri untuk
menghadapi ancaman.
KRITERIA DIAGNOSTIK (DSM IV-TR)

A. Kecemasan atau kekhawatiran yang berlebihan yang timbul


hampir setiap hari, sepanjang hari, terjadi selama sekurangnya 6
bulan, tentang sejumlah aktivitas atau kejadian (seperti pekerjaan
atau aktivitas sekolah).

B. Penderita merasa sulit mengendalikan kekhawatirannya.


C. Kecemasan dan kekhawatiran disertai tiga atau lebih dari
enam gejala berikut ini :

1. Kegelisahan

2. Merasa mudah lelah

3. Sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong

4. Iritabilitas

5. Ketegangan otot

6. Gangguan tidur (sulit tertidur atau tetap tidur, atau tidur


gelisah dan tidak memuaskan)
D. Fokus kecemasan dan kekhawatiran tidak terbatas pada gangguan
aksis I.

E. Kecemasan, kekhawatiran, atau gejala fisik menyebabkan


penderitaan yang bermakna secara klinis, atau gangguan pada
fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lain.

F. Gangguan yang terjadi adalah bukan karena efek fisiologis


langsung dari suatu zat atau kondisi medis umum, dan tidak
terjadi semata-mata selama suatu gangguan mood, gangguan
psikotik, atau gangguan perkembangan pervasif.
KRITERIA GAD (PPDGJ-III)
ansietas sbg gejala primer, terjadi hampir tiap hari
selama beberapa minggu sampai beberapa bulan,
tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan
situasi tertentu (sifatnya “free floating” atau
mengambang)
Gejala-gejala mencakup unsur-unsur berikut :

 Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di


ujung tanduk, sulit konsentrasi, dsb)
 Ketegangan motorik
 Overaktivitas otonomik
 Anak-anak : kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan
(reassurance) serta keluhan somatik berulang yg menonjol.
 Gejala lain yg sifatnya sementara (depresi, tdk membatalkan
diagnosis, selama tdk memenuhi kriteria lengkap episode
depresif,
 ansietas fobik, serangan panik, atau obsesif-kompulsif.
GAMBARAN KLINIS
 Gejala utama: anxietas, ketegangan motorik,

hiperaktivitas autonom, dan kewaspadaan secara kognitif.

 Kecemasan : bersifat berlebihan dan mempengaruhi berbagai


aspek kehidupan pasien.

 Ketegangan motorik : bergetar, kelelahan, dan sakit kepala.


• Hiperaktivitas autonom : pernafasan yang pendek, berkeringat,
palpitasi dan disertai gejala saluran pencernaan.

• Kewaspadaan kognitif : iritabilitas.


DIAGNOSIS BANDING
 Kecemasan akibat kondisi medis umum.

 Gangguan yang berhubungan dengan penggunaan zat: intoksikasi


kafein, penyalahgunaan stimulansia, kondisi putus zat atau obat.

 Gangguan panik, fobia, gangguan obsesif kompulsif, hipokondriasis,


gangguan somatisasi, gangguan penyesuaian dengan kecemasan,
dan gangguan kepribadian.

 Gangguan depresi dan distimik sulit dibedakan dengan GAD,


sering terdapat bersama.
TERAPI
a) Farmakoterapi
b) Psikoterapi
Farmakoterapi
 Benzodiazepin

 Merupakan pilihan obat pertama

 Dimulai dengan pemberian dosis terendah dan


ditingkatkan sampai mencapai respon terapi

 Lama pengobatan rata-rata 2-6minggu dilanjutkan


dengan masa tapering off selama 1-2 minggu.
Sediaan Obat Anti-Anxietas dan Dosis Anjuran
(menurut IiMS Vol. 30-2001)

No Nama Generik Nama Dagang Sediaan Dosis Anjuran

1. Diazepam DiazepinLoviumStesolid Tab. 2-5 mgTab. 2-5 10-30 mg/h


mgTab. 2-5 mgAmp.
10mg/2cc

2. Chlordiazepoxide CetabriumArsitranTensi Drg. 5-10 mgTab. 5 15-30 mg/h


nyl mgCap. 5 mg

3. Lorazepam AtivanRenaquil Tab. 0,5-1-2 mgTab. 1 mg 2-3 x 1 mg/h

4. Clobazam Frisium Tab. 10 mg 2-3 x 1m mg/h

5. Alprazolam XanaxAlganax Tab. 0,25-0,5 mgTab. 0,75-1,50 mg/h


0,25-0,5 mg

6. Sulpiride Dogmatil Cap. 50 mg 100-200 mg/h

7. Buspirone Buspar Tab. 10 mg 15-30 mg/h

8. Hydroxyzine Iterax Caplet 25 mg 3x25 mg/h


 Buspiron
 Lebih efektif dalam memperbaiki gejala kognitif dibanding
gejala somatik pada GAD

 Tidak menyebabkan withdrawal

 Kekuranganefek klinik terasa setelah 2-3 minggu

 Dapat dilakukan penggunaan bersama benzodiazepin dengan


buspiron—dilakukan tapering off benzodiazepin setelah 2-
3minggu disaat efek buspiron mencapai maksimal
 SSRI(SELECTIVE SEROTONIN RE-UPTAKE
INHIBITOR)
 Sertralin dan paroxetin lebih baik daripada fluoksetin

 Pemberian fluoksetin dapat meningkatkan anxietas sesaat

 SSRI efektif terutama terhadap pasien GAD dengan riwayat


depresi
PSIKOTERAPI
 Terapi kognitif-perilaku

 Pendekatan kognitif mengajak pasien secara langsung


mengenali:

 Distorsi kognitif dan pendekatan perillaku

 Gejala somatik secara langsung

 Teknik utama pada pendekatan behavioral adalah relaksasi dan


biofeedback.
 Terapi suportif

 Memberikan reassurance dan kenyamanan pada pasien

 Menggali potensi yang ada dan belum tampak

 Mendukung egonya

 Agar pasien lebih bisa beradaptasi optimal dalam fungsi sosial


dan pekerjaaan
 Psikoterapi Berorientasi Tilikan
 Mengajak pasien untuk mencapai penyingkapan konflik
bawah sadar, menilik egostrength, relasi objek, serta
keutuhan self pasien
 Untuk memperkirakan sejauh mana pasien dapat diubah
menjadi lebih matur
 Bila tidak tercapai, minimal memfasilitasi agar pasien
dapat beradaptasi dalam fungsi sosial dan pekerjaannya.
Prognosis
 Gangguan cemas menyeluruh merupakan suatu keadaan
kronis yang mungkin berlangsung seumur hidup.

 Sebanyak 25 % penderita GAD akhirnya mengalami


gangguan panik, juga dapat mengalami gangguan depresi
mayor.
Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept.
Psikiatri

- TERIMA KASIH -

38

Anda mungkin juga menyukai