Oleh :
Dewi Febry Kololu
14014101099
Masa KKM : 27 Oktober 23 November 2014
Pembimbing :
Dr. Herdy Munayang, MA
Pembimbing
LAPORAN KASUS
November 2014
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Jenis kelamin
Tempat/tanggal lahir
Status perkawinan
Jumlah anak
Pendidikan terakhir
Perkerjaan
Suku/bangsa
Agama
Alamat sekarang
Tanggal MRS
Cara MRS
Tempat pemeriksaan
: Tn. H. T
: 29 tahun
: Laki-Laki
: Tumaratas, 13-5-1985
: Belum menikah
: Tidak ada
: Tamat SD
: Tani
: Langowan/Indonesia
: Kristen Protestan
: Desa Tumarantas II Kecamatan Langowan barat
: 30 Oktober 2014
: Pasien datang diantar oleh keluarga
: Ruangan Manguni Kelas II
RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado
A. Keluhan Utama
Memberontak dan membongkar rumahnya.
keluarga pasien. Tetapi ketika malam hari sekitar jam 9 malam pasien kembali ke
rumah. Ketika masuk ke rumah pasien terlihat capek diperkirakan karna lelah
setelah berjalan seharian. Pasien kemudian meminta sabun untuk membersihkan
diri. Keluarga pasien yang sadar bahwa pasien tidak selesai mandi padahal sudah
sekitar satu jam. Ketika ibu dari pasien mengecek keadaan pasien, pasien tampak
sudah selesai membersihkan diri tetapi pasien terlihat sedang merenung dan
pasien melakukan aktivitas berlebihan (duduk berdiri). Kemudian pasien disuruh
keluarganya untuk masuk dan berganti baju, pasien kemudian masuk rumah
secara perlahan. Menyadari ada yang aneh dari pasien, keluarga mulai
menyembunyikan barang-barang berharga dan meminta tolong kepada tetangga
lain. Setelah pasien selesai berganti baju, pasien mencari charger hp. Ketika tidak
menemukan charger hp dia bertanya pada keluarganya. Keluarga membantunya
mencari charger hp dimana pasien hanya terdiam di tempatnya. Setelah menunggu
terlalu lama dan pasien tidak menemukan charger hp dia kemudian membanting
dan menginjak hpnya. Ibunya menawarkan charger lain tetapi tidak ditanggapi
oleh pasien. Pasien kemudian berjalan di dapur kemudian dia bertemu dengan
adiknya dan adiknya memberitahu kalau kemungkinan charger hp jatuh dari
kantong pasien ketika pasien berjalan tadi. Kemudian pasien mengamuk
dikarenakan dia menganggap dia disalahkan karena hilangnya charger hp. Melihat
hal tersebut ayah dan adik korban keluar dari rumah. Pasien kemudian keluar dan
bernyanyi di depan rumah. Setelah beberapa pasien mulai mengamuk kemudian
memecahkan kaca-kaca di rumah, lampu, makanan dan lain-lain. Selesai
mengamuk pasien kemudian mencari makan, dimana makanan itu telah di
dibuang oleh pasien. Dia kemudian menanyakan kepada ibunya. Ibunya kemudian
menjelaskan bahwa makanannya telah di buang oleh pasien. Pasien heran karna
telah diberi tahu bahwa dia yang membuang semua makanan. Menyadari apa yang
dilakukan oleh pasien, pasien kemudian menangis dan meminta maaf atas yang
dilakukan olehnya. Dia kemudian meminta keluarganya untuk mengantarkan esok
hari ke RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado.
Menurut pengakuan ibu penderita pasien rutin minum obat dengan
kemauannya sendiri, tetapi dikarenakan lokasi tempat tinggal mereka yang jauh
mereka kesulitan mendapatkan obet tersebut
Berdasarkan catatan rekam medik, pasien pertama kali masuk rumah sakit
pada 11 Mei 2006 dengan keluhan utama marah-marah, memberontak atau
mengancam orang, dan menarik diri. Saat dirawat tahun 2006 pasien didiagnosa
Skizofrenia yang tidak tergolongkan. Pasien telah keluar masuk RS. Prof. Dr. V.
L. Ratumbuysang Manado sebanyak 6 kali. Kali ke enam pasien masuk RS. Prof.
Dr. V. L. Ratumbuysang Manado pada tanggal 16 September 2014 pasien
didiagnosis residual schizophrenia oleh RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang
Manado. Kali ke tujuh pasien masuk RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado
adalah tanggal 30 Oktober 2014. Saat ini pasien didiagnosis Paranoid
schizophrenia oleh RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat gangguan psikiatrik
Menurut rekam medis, diketahui pasien sudah pernah dirawat di RS.
Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang pada tahun 2006, 2010, 2012 dan 2012. Saat
dirawat
tahun
2006
pasien
didiagnosa
Skizofrenia
yang
tidak
Dapur
Kamar Tidur
Kamar Tidur
Pasien
Kamar Mandi
Ruang Tamu
Kamar Tidur Pe
9. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak pertama dari 4 bersaudara, pasien termasuk
golongan keluarga dengan finansial yang kurang mampu. Hubungan
dengan orangtua adalah baik. Ayah dan Ibu pasien mendidik pasien
dan saudara-saudaranya dengan kasih sayang.
SILSILAH KELUARGA/GENOGRAM
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
Faktor herediter : tidak ada
: Hipotimia
: Serasi
: Kurang
C. Pembicaraan
10
: koheren
: halusinasi visual (+), halusinasi auditorik (+)
F. Fungsi Kognitif
1. Orientasi
Orientasi waktu : Baik. Pasien tahu waktu saat pemeriksaan dan
2.
3. Daya ingat
Jangka panjang
Jangka pendek
Segera
: cukup baik.
: cukup baik.
: cukup baik.
G. Penilaian Realitas
Penilaian realitas : Halusinasi auditorik (+) dan Halusinasi visual (+).
Pasien mengaku sering melihat bayangan hitam ketika dia sering melamun
H. Tilikan
Tilikan derajat 4.
I. Taraf dapat dipercaya
11
data diperoleh dari rekam medik) didapatkan pasien berusia 29 tahun, laki-laki,
belum menikah, pendidikan terakhir tamat SD, suku Sanger, pekerjaan tani,
tinggal di Tumaratas kecamatan langowan timur, dibawa keluarga ke UGD Jiwa di
RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang pada tanggal 30 Oktober 2014.
Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien diantar keluarga dengan keluhan memberontak dan membongkar
rumahnya semalam sebelum masuk dari rumah sakit.
Pasien sering jalan-jalan tanpa tujuan saat subuh sekitar jam 3.00 am dan
kembali ketika sekitar jam 9.00 pagi. Hal ini selalu dilakukan oleh penderita saat
subuh, juga ketika dia masuk di rumah sakit. Sehari sebelum masuk rumah sakit
pasien bangun dan melakukan kebiasaannya berjalan tanpa tujuan berbeda dari
biasannya pasien tidak pulang sekitar jam 9.30. Hal ini cukup mengkhawatirkan
keluarga pasien. Tetapi ketika malam hari sekitar jam 9 malam pasien kembali ke
rumah. Ketika masuk ke rumah pasien terlihat capek diperkirakan karna lelah
setelah berjalan seharian. Pasien kemudian meminta sabun untuk membersihkan
diri. Keluarga pasien yang sadar bahwa pasien tidak selesai mandi padahal sudah
sekitar satu jam. Ketika ibu dari pasien mengecek keadaan pasien, pasien tampak
sudah selesai membersihkan diri tetapi pasien terlihat sedang merenung dan
pasien melakukan aktivitas berlebihan (duduk berdiri). Kemudian pasien disuruh
keluarganya untuk masuk dan berganti baju, pasien kemudian masuk rumah
secara perlahan. Menyadari ada yang aneh dari pasien, keluarga mulai
menyembunyikan barang-barang berharga dan meminta tolong kepada tetangga
lain. Setelah pasien selesai berganti baju, pasien mencari charger hp. Ketika tidak
menemukan charger hp dia bertanya pada keluarganya. Keluarga membantunya
mencari charger hp dimana pasien hanya terdiam di tempatnya. Setelah menunggu
terlalu lama dan pasien tidak menemukan charger hp dia kemudian membanting
dan menginjak hpnya. Ibunya menawarkan charger lain tetapi tidak ditanggapi
12
oleh pasien. Pasien kemudian berjalan di dapur kemudian dia bertemu dengan
adiknya dan adiknya memberitahu kalau kemungkinan charger hp jatuh dari
kantong pasien ketika pasien berjalan tadi. Kemudian pasien mengamuk
dikarenakan dia menganggap dia disalahkan karena hilangnya charger hp. Melihat
hal tersebut ayah dan adik korban keluar dari rumah. Pasien kemudian keluar dan
bernyanyi di depan rumah. Setelah beberapa pasien mulai mengamuk kemudian
memecahkan kaca-kaca di rumah, lampu, makanan dan lain-lain. Selesai
mengamuk pasien kemudian mencari makan, dimana makanan itu telah di
dibuang oleh pasien. Dia kemudian menanyakan kepada ibunya. Ibunya kemudian
menjelaskan bahwa makanannya telah di buang oleh pasien. Pasien heran karna
telah diberi tahu bahwa dia yang membuang semua makanan. Menyadari apa yang
dilakukan oleh pasien, pasien kemudian menangis dan meminta maaf atas yang
dilakukan olehnya. Dia kemudian meminta keluarganya untuk mengantarkan esok
hari ke RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado.
Menurut pengakuan ibu penderita pasien rutin minum obat dengan
kemauannya sendiri, tetapi dikarenakan lokasi tempat tinggal mereka yang jauh
mereka kesulitan mendapatkan obet tersebut
Berdasarkan catatan rekam medik, pasien pertama kali masuk rumah sakit
pada 11 Mei 2006 dengan keluhan utama marah-marah, memberontak atau
mengancam orang, dan menarik diri. Saat dirawat tahun 2006 pasien didiagnosa
Skizofrenia yang tidak tergolongkan. Pasien telah keluar masuk RS. Prof. Dr. V.
L. Ratumbuysang Manado sebanyak 6 kali. Kali ke enam pasien masuk RS. Prof.
Dr. V. L. Ratumbuysang Manado pada tanggal 16 September 2014 pasien
didiagnosis residual schizophrenia oleh RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang
Manado. Kali ke tujuh pasien masuk RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado
adalah tanggal 30 Oktober 2014. Saat ini pasien didiagnosis Paranoid
schizophrenia oleh RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado.
VI. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
A. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
: Tampak sehat
2. Kesadaran
: Somnolen
3. Tanda vital
: T: 120/80mmHg, N: 82x/m, R: 20x/m, SB: 36,60C
4. Kepala
: Conj.anemis -/-, sklera ikterik -/-
13
5. Thoraks
6. Abdomen
7. Ekstremitas
B. Status Neurologi
1. GCS
: E4M6V5
2. Mata
: Gerakan normal, searah, pupil bulat, isokor, diameter
3mm/3mm, reflex cahaya (+/+).
3. Pemeriksaan nervus kranialis
a. N. olfaktorius (N.I)
Tidak dilakukan evaluasi.
b. N. optikus (N.II)
Tidak dilakukan evaluasi.
c. N. okulomotorius (N.III), n. trochlearis (N.IV), n. abducens (N.VI)
Selama wawancara dapat diamati bahwa pasien memliki gerakan
bola mata yang wajar.
d. N. trigeminus (N.V)
Selama wawancara berlangsung terlihat wajah pasien simetris.
e. N. facialis (N.VII)
Selama wawancara berlangsung terlihat wajah pasien simetris.
f. N. vestibulocochlearis (N.VIII)
Pasien dapat mendengar dan mengulangi kata-kata dalam jarak
dekat dan jauh. Selama wawancara pasien tidak mampu menjawab
pertanyaan dengan tepat. Hal ini memberi kesan bahwa pendengaran
pasien normal. Saat berjalan pasien terlihat stabil dan tidak terjatuh.
g. N. glosssopharyngeus (N.IX),
Tidak dilakukan evaluasi
14
h. N. vagus (N.X)
Tidak dilakukan evaluasi
i. N. aksesorius (N.XI)
Selama wawancara berlangsung terlihat bahwa pasien dapat
menggerakkan kepalanya ke kiri dan kanan, hal ini menandakan bahwa
fungsi Nervus Aksesorius pasien dalam keadaan normal.
j. N. hypoglossus (N.XII)
Tidak dilakukan evaluasi.
Ekstrapiramidal sindrom : Tidak ditemukan ada gejala ekstrapiramidal
C. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan
VII.
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I
Aksis II
: tidak ada
: Waham kejar (+), halusinasi auditorik (+) dan
sosial, pasien suka menyendiri, kepatuhan minum obat dari pasien besar
dimana dia selalu mempunyai kesadaran untuk meminum obatnya.
15
IX.
RENCANA TERAPI
A. Psikofarmako
Risperidone 2mg 3x1 tablet / hari
THP (Trihexypenidyl) 2mg 2x1/2 tablet / hari
Valdimex 5 gr
B. Psikoterapi dan Intervensi Psikososial
a. Terhadap pasien
Memberikan edukasi dan support terhadap pasien agar
memahami gangguannya lebih lanjut, cara pengobatannya, efek
samping
yang
kemungkinan
muncul,
serta
pentingnya
senantiasa
memberikan
pengobatan.
X. PROGNOSIS
A. Ad vitam
: dubia ad bonam
16
dukungan
selama
masa
B. Ad fungsionam
C. Ad sanationam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
XI. ANJURAN
Dianjurkan kepada keluarga agar dapat memberikan dukungan dan
kunjungan berkala selama masa pengobatan. Memberikan konseling yang teratur
kepda pasien untuk bisa memperbaiki pemahamam tentang realitas yang ada,
tingkah laku, serta pola pikir pasien agar menyadarkan pada pasien bahwa pasien
memerlukan pengobatan yang teratur.
XII.
DISKUSI
a. Diagnosis
Skizofrenia mempunyai gejala klinis yang berbeda-beda, tetapi sangat
menggangu, psikopatologi yang melibatkan kognitif, emosi, persepsi, dan aspek
kebiasaan lainnya. Pernyataan dari gejala pasien berbeda sepanjang waktu, tetapi
efek dari penyakit ini selalu parah dan biasanya bertahan lama. 1 Skizofrenia
merupakan gangguan psikotik yang paling sering. Hampir 1% penduduk di dunia
menderita skizofrenia selama hidup mereka. Gejala skizofernia biasanya muncul
pada usia remaja akhir atau dewasa muda. 2 Prevalensi penderita skizofrenia di
Sulawesi Utara sekitar 2,4%.3
Skizofrenia adalah masalah kesehatan umum di seluruh dunia yang
mengeluarkan biaya pribadi maupun ekonomi yang sangat besar. Skizofrenia
ditemukan di seluruh masyarakat. 1 Skizofrenia prevalensinya sama antara lakilaki dan perempuan. Tetapi dua jenis kelamin tersebut menunjukan perbedaan
dalam onset dan perjalanan penyakit. Laki-laki mempunyai onset skizofrenia yang
lebih awal daripada wanita. Lebih dari setengah semua pasien skizofrenik laki-laki
tetapi hanya sepertiga pasien skizofrenik wanita mempunyai perawatan di rumah
sakit psikiatri yang pertamanya sebelum usia 25 tahun. Usia puncak onset untuk
laki-laki adalah 15-25 tahun; untuk wanita usia puncak adalah 25-35 tahun.4
Gejala skizofrenia yang ada: ( 1 ) halusinasi dan delusi; ( 2 ) perilaku tidak
terorganisir , dan ( 3 ) gejala negatif , termasuk ekspresi yang kurang , dan
sedikit berbicara. 1 Berdasarkan DSM V, kriteria diagnosis skizofrenia:
a. Gejala karakteristik : 2 atau lebih gejala di bawah ini, setiap gejala spesifik
dialami selama kurang lebih 1 bulan. Di antaranya:
Waham
Halusinasi
Inkohorensia
Tingkah laku katatonik
Gejala-gejala negative seperti emosi, dll.
b. Disfungsi social atau pekerjaan.
c. Tanda yang terus menerus menetap selama kira-kira 6 bulan
17
Kurang mampu menyatakan kehangatan, kelembutan atau kemarahan pada
orang lain
19
20
: Abis ada orang babise dok par pukul papa, kong daripada kita pukul papa
21
: Kita suka inga-inga ta pe cewe dok, dulu kita sayang sekali pa dia kong dia
kaweng deng orang lain. Kong kita sekarang ada jalani hubungan deng cewe lain,
cuma dia su pung suami.
D : Hubungan dengan keluarga dang bagaimana?
P : Bagus
D : Kalo Hendra punya hubungan dengan tetangga dang?
P : Bagus dok
D : Hendra jaga bangun pagi jam berapa?
P : Jam 3 pagi dok, kong kita suka bajalang-jalang smpe siang bagitu.
D : Jalan sendiri ja kemana?
P : Baputar-putar kampung dok.
D : Ary ja lia bayangan bentuk apa?
P : Rupa bayangan hitam dok
D : Kerja apa dang sekarang?
P : Tani, babantu-bantu di pasar
D : Merokok dari kapan?
P : Sekitar umur 14 tahun dok
D : Ari makaseh neh
P : Io dokter
D : Pemeriksa
K : Keluarga (Ibu Penderita)
D: Selamat sore ibu, saya dengan dr.Dewi mo batanya neh ibu tentang Hendra pe
keluhan?
K: Boleh dr
D: Ibu umur berapa dang?
K: 49 tahun dr
D: Ary jaga ba marah-marah lalu ibu? Sampe ja bapukul?
K: Dia cuma marah-marah dokter, dia ndak pernah bapukul pa kita atau pa adeadenya.
D: Ary ada keluhan apa dang sampe maso rumah sakit ulang?
22
K: Pas hari rabu malam dia bajadi ulang dokter, dia sampe biking ancor torang pe
rumah.
D: Hendra suka menyendiri bu?
K: iya kadang dia ja dudu di depan rumah kong banyanyi sandiri.
D: Hendra suka babajalang sandiri ketika pagi dia bangun?
K: Iya dokter, dia suka bangun jam 3 subuh kong babajalang, mar dia jam 9 atau
10 pagi so pulang, cuman itu hari kamis dok dia malam baru pulang.
D: Kalo minum obat dang sapa yang ja kase ingat?
K: Dia dok yang suka minom sandiri, cuman dia jaga suruh kita lia yang mana
obat yang mo kase.
D: Kalo yang ja iko-iko pa dia dang ibu Ary bilang sapa dang?
K: Ary bilang dr itu kata teroris atau penjahat mo celakai pa dia kata rupa
bayangan gaib kata, mar padahal nyanda ada katu.
D:Hendra anak yang bagaimana dang ibu sekarang?
K: Dia anak yang baik bu,dia menurut apa yang kita ada bilang akang.
D: Baik ibu, makaseh neh
K: Makaseh dokter.
DAFTAR PUSTAKA
23
Lampiran 1
24
25
26
27