Gangguan Delusional
Oleh:
Rini Maysarah Bantilan
14014101013
Masa KKM : 12 Januari 08 Februari 2015
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ........................................................................... 1
BAB II
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
VII.
VIII.
IX.
X.
Definisi.................................................................................................
Epidemiologi.........................................................................................
Etiologi ................................................................................................
Perjalanan Penyakit..............................................................................
Tipe-tipe Gangguan Delusional ...........................................................
Gambaran Klinis ..................................................................................
Diagnosis..............................................................................................
Diagnosis Banding................................................................................
Terapi....................................................................................................
Prognosis...............................................................................................
4
4
5
7
8
11
13
16
16
19
BAB I
PENDAHULUAN
Gangguan delusional didefinisikan sebagai suatu gangguan psikiatrik
dimana gejala yang utama adalah waham. Waham pada gangguan delusional
bersifat persekutorik, kebesaran, erotik, cemburu, somatik, dan campuran. Pasien
dengan gangguan delusional memiliki mood yang konsisten dengan isi
wahamnya, tetapi gejala afektif tidak terlihat pada gangguan mood.
Pasien
dengan gangguan delusional juga tidak memiliki gejala lain yang ditemukan pada
skizofrenia, seperti halusinasi yang menonjol, pendataran afektif, dan gejala
tambahan gangguan pikiran.1
Jumlah penderita gangguan delusional pada populasi umumnya rata-rata
24-30 penderita per 100,000 orang jiwa.2
BAB II
I.
DEFINISI
Gangguan delusional didefinisikan sebagai suatu gangguan yang
diklasifikasikan karena tidak diketahui penyebabnya dan memiliki gejala
utama adalah waham. Mekipun isi yang spesifik dari waham ini dapat
bervariasi pada suatu kasus ke kasus yang lain, timbulnya waham,
persistensi, pengaruhnya pada perilaku serta prognosisnya memberikan
suatu diagnosa yang berbeda. Sebelumnya gangguan ini disebut juga
sebagai gangguan paranoid atau paranoia. Namun sekarang tidak lagi
digunakan karena isi waham pada gangguan ini ternyata bervariasi yaitu
dapat bersifat kebesaran/grandiose, cemburu, kejar atau persekutorik,
somatic campuran.1 Pada gangguan delusional, delusi biasanya bersifat
persisten.4
Gangguan delusional adalah suatu gangguan pada alam pikiran
yaitu isi pikir, wahamnya biasanya bersifat sistematis yang biasanya
berasal dari pola sentral dan bila ditentang, orang tersebut akan
menunjukkan gejala waham non bizarre dengan paling sedikit durasi
penyakitnya berlangsung selama 1 bulan yang tidak dapat digabungkan
dengan gangguan psikiatri yang lain. Waham non-bizarre artinya adalah
suatu waham yang harus dapat terjadi pada kehidupan yang nyata, seperti
merasa diikuti, terinfeksi, dicintai dari kejauhan, dan mereka terlihat
seolah-olah mempunyai fenomena yang meskipun tidaknyata tetapi juga
tidak mustahil. Ada banyak tipe dari waham dan yang predominan itulah
yang akan menentukan tipe dari waham pada diagnosis.1 Gangguan delusi
memiliki karakteristik yang berbeda dari skizofrenia.5
II.
EPIDEMIOLOGI
Jumlah penderita gangguan delusional pada populasi umumnya
rata-rata 24-30 penderita per 100,000 orang jiwa. 2
Di Amerika serikat
pada saat ini diperkirakan 0,025-0,03% dari jumlah populasi. Onset ratarata adalah kira-kira 40 tahun, tetapi rentang usia untuk onset adalah dari
18 tahun sampai 90 tahunan. Terdapat sedikit lebih banyak pasien wanita.
Banyak pasien yang suah menikah dan bekerja, tetapi mungkin terdapat
hubungan dengan imigrasi yang baru dan status sosial ekonomi yang
rendah.1,5
III.
ETIOLOGI
Seperti banyak gangguan psikotik lainnya, penyebab pasti gangguan
delusional belum diketahui namun beberapa peneliti melakukan penelitian
dengan melibatkan faktor-faktor sebagai berikut: 6
1. Genetik
Fakta bahwa gangguan delusional lebih sering terjadi pada orang
yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan delusi atau
skizofrenia menunjukkan mungkin ada faktor genetik yang terlibat. Hal
ini diyakini bahwa, seperti dengan gangguan mental lainnya,
kecenderungan untuk mengembangkan gangguan delusi mungkin
diturunkan dari orang tua kepada anak-anaknya.
Studi genetik atau keluarga yang telah mulai muncul dalam
literatur menunjukkan kemungkinan transmisi gangguan delusi keluarga
tertentu. Sebuah studi baru-baru ini menjelaskan variasi genetik dalam
asam deoksiribonukleat (DNA) urutan coding untuk dopamin tipe 4
(D4) protein reseptor yang sangat menunjukkan keterlibatan gen yang
relevan dalam memberikan kerentanan terhadap gangguan delusi.
Subyek perbandingan baik memiliki skizofrenia atau yang kontrol
normal.
2. Biologi
Para peneliti sedang mempelajari bagaimana kelainan daerahdaerah tertentu dari otak yang mungkin terlibat dalam perkembangan
gangguan waham. Ketidakseimbangan bahan kimia tertentu di otak,
yang disebut neurotransmitter juga telah dikaitkan dengan pembentukan
gejala delusi. Neurotransmitter adalah zat yang membantu sel-sel saraf
di otak mengirim pesan satu sama lain. Ketidakseimbangan dalam
bahan kimia ini dapat mengganggu transmisi pesan, menyebabkan
gejala.
3. Lingkungan / psikologis
Bukti menunjukkan bahwa gangguan delusional dapat dipicu oleh
stres. Alkohol dan penyalahgunaan narkoba juga mungkin berkontribusi
dari
kepentingan
motivasi
hadir
(mekanisme
pengalaman
persepsi
yang
abnormal
(mekanisme
waham, kiranya perlu dipertimbangkan beberapa hal yang berikut ini, yaitu :
1. Waham terdapat pada penyakit-penyakit umum dan psikiatrik.
2. Tidak semua orang dengan gangguan tersebut mengalami waham.
3. Isi waham menentukan tipe-tipe waham.
4. Waham dapat hilang bila diberi pengobatan terhadap gangguan yang
mendasar.
5. Waham dapat menetap atau menjadi sistematik.
6
PERJALANAN PENYAKIT
Beberapa klinisi dan beberapa data riset menyatakan bahwa stresor
waham
kecemburuan
ekstrim
adalah
patognomonik
untuk
menampilkan
fitur
ini),
epilepsi,
gangguan
mood,
tema
persecutory
9
dalam
gangguan
delusional
meninggalkan cap yang luar biasa pada kondisi ini. Tidak adanya
psikopatologi lain, kerusakan kepribadian, atau kerusakan di
sebagian besar wilayah fungsi juga berbeda dengan manifestasi
khas skizofrenia.9
Seringkali, orang dengan gangguan delusional tipe kejar
menolak mencari bantuan.
Perbedaan antara
10
STATUS MENTAL1
Deskripsi Umum
Pasien biasanya berdandan dengan baik dan berpakaian rapi, tanpa
adanya bukti-bukti adanya disintegrasi nyata pada kepribadian atau
aktifitas harian. Tetapi, pasien mungkin terlihat eksentrik, aneh, pencuriga
atau bermusuhan. Pasien seringkali cerdik dan membuat kecenderungan
yang jelas bagi pemeriksa. Apa yang biasanya paling luar biasa, tentang
pasien dengan gangguan delusional adalah bahwa pemeriksaan status
mental menunjukkan bahwa mereka adalah sangat normal kecuali adanya
sistem waham abnormal yang jelas.
Mood, Perasaan, dan Afek
Mood pasien sejalan dengan isi waham. Seorang pasien dengan
waham kebesaran adalah euforik; seorang pasien dengan waham kejar
adalah pencuriga. Adapun sifat sistem wahamnya, pemeriksa mungkin
merasakan adanya kualitas depresif ringan.
Gangguan Persepsi
Menurut definisinya, pasien dengan gangguan delusional tidak
memiliki halusinasi yang menonjol atau menetap. Menurut DSM IV,
halusinasi raba dan cium mungkin ditemukan jika hal tersebut adalah
sejalan dengan wahamnya. Beberapa pasien dengan gangguan delusional
mengalami halusinasi lain, hampir semua adalah halusinasi dengar, bukan
visual.
Pikiran
Gangguan isi pikiran terutama dalam bentuk waham merupakan
gejala
utama
dari
gangguan.
Waham
biasanya
sistematis
dan
karakteristiknya adalah sesuatu yang mungkin, contohnya, waham dikejarkejar, pasangan tidak jujur, terinfeksi oleh virus,dicintai orang terkenal.
Contoh isi pikiran itu berbeda dengan waham bizzare pada pasien
skizofrenia.
11
12
VII.
DIAGNOSIS
Kriteria Diagnostik Untuk Gangguan Delusional berdasarkan DSM-IV:1
1. Waham yang tidak aneh (yaitu melibatkan situasi yang terjadi
dalam kehidupan nyata seperti sedang diikuti, diracuni, ditulari
infeksi, dicintai dari jarak jauh, atau dikhianati oleh pasangan atau
kekasih, atau menderita suatu penyakit) selama sekurangnya satu
bulan.
2. Kriteria A untuk skizofrenia tidak pernah terpenuhi. Catatan :
Halusinasi taktil dan cium mungkin ditemukan pada gangguan
delusional jika berhubungan dengan tema waham.
3. Terlepas dari pengaruh waham-waham atau percabangannya,
fungsi adalah tidak terganggu dengan jelas dan perilaku tidak jelas
aneh atau kacau.
4. Jika episode mood telah terjadi secara bersama-sama dengan
waham, lama totalnya adalah relatif singkat dibandingkan dengan
lama periode waham.
5. Gangguan adalah bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu
zat (misalnya, obat yang disalahgunakan, suatu medikasi) atau
suatu kondisi medis umum.
Tipe-tipe (Tipe berikut ini disusun berdasarkan tema waham yang
menonjol :
1. Tipe eritomatik : Waham bahwa orang lain, biasanya dengan
status yang lebih tinggi adalah mencintai pasien.
2. Tipe kebesaran : Waham peningkatan kemampuan, kek uatan,
pengetahuan, identitas atau hubungan khusus dengan dewa atau
orang terkenal.
3. Tipe cemburu :
13
untuk sekurangnya satu bulan dan menyatakan bahwa waham adalah tidak
aneh dalam usaha membantu klinisi dalam membedakan waham tersebut
dari waham yang ditemukan pada pasien skizofrenik.
Kriteria B
mengharuskan tidak ada gejala lain dari skizofrenia pada saat perjalanan
gangguan. Satu pengecualian adalah bahwa adanya halusinasi raba atau
cium jika waham halusinasi tersebut adalah konsisten dengan sistem
delusional. DSM-IV juga menyebutkan bahwa efek gangguan pada fungsi
pasien adalah terbatas pada efek waham itu sendiri pada kehidupan pasien.
Kriteria tersebut merupakan cara untuk menyingkirkan pasien yang
memiliki
fungsi
karena
gejala
skizofrenik
karakteristik,
seperti
ambivalensi.
Kriteria diagnosis waham menurut ICD-10 sebagai berikut:9
A. Sebuah waham atau satu set delusi terkait , selain yang terdaftar
sebagai biasanya skizofrenia dalam kriteria G1 (1) b atau d untuk
paranoid, hebephrenic, atau katatonik skizofrenia (yaitu, selain benarbenar tidak mungkin atau budaya yang tidak pantas), harus hadir .
Contoh
yang
paling
umum
adalah
persecutory,megah,
14
dipertimbangkan,
terutama
di
kemudian
hari.
Orang-orang
yang
VIII.
DIAGNOSIS BANDING
Delirium dan demensia perlu dipertimbangkan di dalam diagnosis
banding pasien dengan waham. Delirium dapat dibedakan dengan adanya
fluktuasi tingkat kesadaran atau gangguan kemampuan kognitif. Waham
pada awal perjalanan penyakit yang Alzheimer, dapat
memberikan
TERAPI
Perawatan di rumah sakit
Pada umumnya pasien dengan gangguan delusional dapat diobati
dengan rawat jalan, tetapi ada sejumlah alasan tertentu dimana diperlukan
perawatan di rumah sakit . Yaitu : Pertama diperlukan pemeriksaan medis
dan neurologis yang lengkap menunjukkan kondisi medis nonpsikiatris
yang menyebabkan gangguan delusional. Kedua jika pasien tidak mampu
mengendalikan impulsnya, sehingga dapat melakukan tindakan-tindakan
kekerasan.
Ketiga,
jika
perilaku
pasien
tentang
waham
telah
memerlukan
intervensi
profesional
untuk
menstabilkan
16
kepada pasien secara perlahan-lahan, bahwa sama sekali tidak ada niat
untuk berbuat jahat pada dirinya.
Beberapa dokter menyatakan bahwa pimozide (oral) atau
serotonin-dopamin antagonis mungkin efektif dalam mengatasi gangguan
delusional terutama pada pasien dengan waham somatik. Penyebab
kegagalan tersering adalah ketidakpatuhan. Jika pasien tidak merespon
terhadap pengobatan antipsikotik, obat harus dihentikan. Dapat digunakan
anti depresan atau anti konvulsan. Percobaan dengan obat-obat tersebut
dipertimbangkan jika pasien memiliki ciri suatu gangguan afektif.
Hasil dari pengobatan dengan serotonin-dopamin antagonis
(contoh : clozapin [Clozaril] dan risperidone olanzapine [Zyprexa])
berhubungan dengan pengobatan sebelumnya. Pada beberapa kasus
berespon baik terhadap SSRIs (selective serotonin reuptake inhibitors),
terutama pada kasus-kasus gangguan morfologi tubuh. Penelitian yang
dilakukan oleh Robert C Darwin, didapatkan 18% yang menggunakan
anti-depresan.
Psikoterapi
Psikoterapi biasanya bantuan yang paling efektif dalam seseorang
yang menderita gangguan delusional.3 Elemen terpenting dari suatu
psikoterapi adalah menjalin hubungan yang baik antar pasien dengan ahli
terapinya. Terapi individual tampaknya lebih efektif daripada terapi
kelompok. Terapi suportif berorientasi tilikan, kognitif dan perilaku
seringkali efektf. Ahli terapi tidak boleh setuju atau menantang waham
pasien, walaupun ahli terapi harus menanyakan waham untuk menegakkan
diagnosis. Dokter dapat menstimulasi motivasi untuk mendapatkan
bantuan dengan menekankan kemauannya untuk membantu pasien
mengatasi kecemasan dan iritabilitasnya, tanpa menyatakan bahwa waham
yang diobati. Ahli terapi tidak boleh secara aktif mendukung gagasan
bahwa waham adalah kenyataan.1
Kejujuran ahli terapi sangat penting. Ahli terapi harus tepat waktu
dan terjadwal, tujuannya adalah agar tercipta suatu hubungan yang kuat
17
dengan pasien dan pasien dapat percaya sepenuhnya pada ahli terapinya.
Kepuasan yang berlebihan malahan dapat meningkatkan permusuhan dan
kecurigaan pasien karena disadari bahwa tidak semua kebutuhan dapat
dipenuhi. Ahli terapi dapat menghindari kepuasan yang berlebihan dengan
tidak memperpanjang periode perjanjian yang telah ditentukan, dengan
tidak memberikan perjanjian ekstra kecuali mutlak diperlukan, dan tidak
toleran terhadap bayaran.
Ahli terapi tidak boleh membuat tanda-tanda yang meremehkan
waham atau gagasan pasien, tetapi dapat secara simpatik menyatakan pada
pasien bahwa keasyikan mereka dengan wahamnya akan menegangkan
diri mereka sendiri dan mengganggu kehidupannya yang konstruktif. Jika
pasien mulai ragu-ragu dengan wahamnya, ahli terapi dapat meningkatkan
tes realitas dengan meminta pasien memperjelas masalah mereka.1
Terapi keluarga
Pasien dengan gangguan delusi kadangkala sering di diskriminasi
oleh lingkungan sekitarnya sehingga membuat pasien tidak bersosialisasi.19
Jika anggota keluarga hadir, klinisi dapat memutuskan untuk melibatkan
mereka di dalam rencana pengobatan, salah satunya adalah mengedukasi
agar bagaimana pasien dapat bersosialisasi dengan baik. Tanpa menjadi
terlihat berpihak pada musuh, klinisi harus berusaha mendapatkan
keluarga sebagai sekutu di dalam proses pengobatan. Sebagai akibatnya,
baik pasien dan anggota keluarganya perlu mengerti ahwa konfidensialitas
dokter-pasien akan dijaga oleh ahli terapi dan dengan demikian membantu
pasien. Terdapat pula keinginan bunuh diri pada pasien. Oleh karena itu,
peran keluarga sangat dibutuhkan.1,20
Hasil terapi yang baik tergantung pada kemampuan dokter
psikiatrik untuk berespon terhadap ketidakpercayaan pasien terhadap
orang lain dan konflik interpersonal, frustasi, dan kegagalan yang
dihasilkannya. Tanda terapi yang berhasil mungkin adalah suatu kepuasan
penyesuaian sosial, bukannya menghilangkan waham pasien.
18
X. PROGNOSIS
Onset gangguan waham dapat dimulai pada masa remaja tetapi
umumnya terjadi dari pertengahan sampai akhir dewasa dengan pola variabel
saja, termasuk gangguan seumur hidup dalam beberapa kasus. Studi
menunjukkan bahwa secara umum gangguan waham tidak menyebabkan
kerusakan parah atau perubahan kepribadian, melainkan untuk bertahap,
keterlibatan progresif dengan perhatian delusional. Bunuh diri telah dikaitkan
dengan gangguan tersebut, meskipun sebagian besar pasien menjalani hidup
normal. Tingkat dasar pemulihan spontan mungkin tidak serendah yang
diperkirakan sebelumnya, terutama karena hanya lebih parah menderita
pasien dirujuk untuk perawatan psikiatris. Pribadi penyelidikan tindak lanjut
Retterstol tentang serangkaian besar kasus telah memberikan banyak sudut
pandang tentang sejarah alam dari gangguan tersebut.4
19
BAB III
PENUTUP
Gangguan delusional adalah suatu jenis gangguan yang langka yang
ditandai oleh adanya waham abnormal yang menonjol. Gangguan ini termasuk
langka karena sukar untuk diidentifikasi, disebabkan oleh karena pasien ini
jarang memiliki kesadaran bahwa ia sakit, biasanyaia juga tidak menunjukkan
penampilan seperti orang yang mengalami gangguan jiwa. Gangguan ini
disebabkan oleh adanya suatu stressor pada masa premorbid dengan ciri
kepribadian tertentu. Contohnya : paranoid. Hal ini menyebabkan ego
membentuk suatu defense mechanism yang berupa proyeksi, penyangkalan
serta formasi reaksi. meKanisme pertahanan yang berlebihan inilah yang pada
akhirnya menimbulkan gangguan.
Gejala klinik yang utama pada pasien ini adalah terdapatnya gejala waham
yang menonjol serta terdapatnya halusinasi yang berhubungan dengan
wahamnya. Penampilan pada pasien ini tidak menunjukkan adanyakelainan.
Hanya mungkin terdapat kelainan dalam kehidupan sosialnya karena pengaruh
wahamnya sehingga mereka cenderung untuk menghindari pergaulan secara
umum. Waham pada pasien ini sesuai dengan perilaku serta persaan yang
ditampilkan oleh pasien, misalnya : seorang dengan waham paranoid memiliki
perasaan yang distim, dan memiliki perilaku yang menunjukkan kalau dia
seorang paranoid.
Pengobatan pada penyakit ini didasarkan pada pengobatan dengan
menggunakan obat antipsikotik, selain itu pada pasien ini digunakan juga
pengobatan dengan menggunakan psikoterapi baik secara individual ataupun
kelompok dan menggunakan terapi secara keluarga. Prognosis pada pasien ini
didasarkan pada perjalanan penyakitnya dan tipe dari waham yang didapatinya.
20
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan, H.I., Shaddock B.J : Sinopsis Psikiatri, Jilid I. Binarupa Aksara,
Jakarta, 2010: hal : 771-89.
2. Grover S, Gupta N, Mattor S. Delusional Disorders : An overview, 2006:
62-73.
3. Psych Central Staff. Delusional Disorder Treatment. [online] available
from URL : http://psychcentral.com/disorders/sx11t.htm
4. Kepska A, Hawro T, et al. Somatic-type Delusional Disorder: A Case
Report and Comments, 2010: 193-94.
5. Morimoto K, Miyatake R, et al. Delusional Disorder : Molecular
Genetic Evidence for Dopamine Psychosis, 2002;26:794-801
6. Williams Lippincott, Wilkins, komprehensive text book of Psychiatry. 7th
edition. In Kaplan & Sadocks; Philadelphia. Hal:2580-2606
7. IDRAAC, Delusional Disorder. [online] 6 mei 2014. Available from URL :
www.webmd.com
8. Black D, Andreasen N. Introductory textbook of psychiatry fifth edition;
Washington DC. London, England. Hal.47-51
9. Theo C. Manschreck. Delusion disorder and shared psychotic.
Philadelphia; hal.23-30
10. Baldwin R. Delusional disorder-somatic type (or body dysmorphic
disorder) and schizophrenia: a case report, 2010;13:61-63
11. Harvard Health Topic. Delusion Disorder. [online] 4 mei 2014. Available
from URL: http://www.drugs.com/health-guide/delusional-disorder.html
12. Baldwin R. Delusional and Non-delusional depression in Late life.
British Journal of Psychiatry, 1998;152:39-44
13. Manschreck T, Khan N. Recent Advances in the Treatment of Delusional
Disorder. Can J Psychiatry, 2006;51:114-119
14. Alexandre G, et al. Delusional disorder : An overview of affective
symptomps and antidepresant use. Europan Journal Psychiatry,
2003;27:265-276)
15. Lepping P, et al. Antipsychotic treatment of primary delusional parasitosis
: systematic review. BJP,2007;191:198-205.
16. Duvar H, Herken H. Aripiprazole in Delusional Disorder. Europan
Journal of General Medicine. 2010;7(4):433-435.
17. Janssen I, Hanssen M. Discrimination anf delusional ideation. BJP,
2003;182:71-76.
18. Rodrigues A, et al. Suicidal Ideation and Suicidal Behaviour in
Delusional Disorder: A Clinical review.
Hindawi Publishing
Corporation, 2014;834901.
19. Kantor S, Glassman A. Delusional depressions : natural history and
response to treatment. BJP, 1997;131:351-360.
20. Jhon RM, Dewey ME, et al. Schizophrenia and Delusional Disorder in
Older Age : Community Prevalence, Incidence, Comorbidity, and
Outcome. Schizophrenia Bulletin, 1998;24(1):153-161.
22
23