Oleh
NIM : 2015-83-060
Konsulen
BAGIAN PSIKIATRI
AMBON
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas
kasih dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini dengan judul
dalam proses penyusunan namun dengan bimbingan dan bantuan dari pembimbing,
penulis dapat menyelasaikan laporan kasus ini. Penulis berharap pembahasan kasus ini
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
BAB II PEMBAHASAN 6
1. DEFINISI GAD 6
2. PREVALENSI GAD 7
3. ETIOPATOGENESIS GAD 7
4. ASPEK ANSIETAS………………………………………………….... 13
7. PENATALAKSANAAN GAD 28
8. KOMPLIKASI GAD 34
DAFTAR PUSTAKA 41
3
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk yang sempurna ciptaan Tuhan, dimana fisik dan pikiran
senantiasa saling terhubung dan berinteraksi satu dengan yang lainnya sehingga ada
faktor internal dan eksternal yang dapat menimbulkan suatu ansietas yang
kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak
pasti dan tidak berdaya yang dapat mengancam keamanan individu tersebut1
Dalam praktek sehari-hari ansietas sering dikenal dengan istilah perasaan cemas,
perasaan bingung, bimbang dan sebagainya. Ansietas dialami secara subjektif dan
asumsi bahwa situasi yang dihadapi sebagai suatu situasi yang berbahaya dan
menimbulkan ancaman.3
nasional tahun 2013 yaitu sebesar 6% menjadi 9.8% pada tahun 2018. Gangguan
ansietas merupakan masalah yang banyak dialami pada anak sekitar 10 sampai 21%.
Sekitar 75% ansietas muncul pada usia 11 dan 21 tahun.5 Gejala ansietas dapat meliputi
kesulitan untuk dapat beristirahat atau sering merasa gelisah, kesulitan untuk
4
berkonsentrasi, irritability, perasaan tegang yang berlebihan, gangguan tidur,
dijumpai pada klinik psikiatri. Banyak pasien dengan gangguan kecemasan ini
mengalami gejala fisik dan biasanya mereka akan segera mencari dokter untuk
gangguan kecemasan ini, banyak yang tidak mengetahui bahwa mereka mempunyai
gangguan kecemasan.7
untuk memahami batasan-batasan yang jelas kapan kecemasan yang dialami, dikatakan
sebagai sebuah gangguan, apa saja simptom atau gejala yang dimunculkan, apa saja
tersebut, serta upaya penanganan apa yang dapat diberikan untuk mengatasi gangguan
kecemasan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
nyaman selalu berkaitan dengan perasaan yang tidak berdaya dapat memberikan
dampak yang mempengaruhi fungsi fisiologis dan psikologis. Dampak fungsi fisiologis
frekuensi nadi dan pernafasan, gerakan-gerakan tangan yang tidak terkontrol, gelisah,
menanyakan pertanyaan yang sama berulang kali, sulit tidur, dan sering buang air kecil.
suatu gangguan kecemasan yang ditandai dengan perasaan cemas dan kekhawatiran
yang berlebihan dan tidak rasional bahkan realistik terhadap berbagai peristiwa
kehidupan sehari-hari. GAD ditandai dengan kecemasan yang dirasakan sulit untuk
kesulitan tidur dan kegelisahan sehingga dapat menyebabkan penderitaan yang jelas
dan gangguan yang bermakna dala fungsi sosial dan pekerjaan seseorang. GAD
6
2.2 PREVALENSI GAD8
pada wanita > 40 tahun sekitar 10%. Rasio antara perempuan dan laki-laki sekitar 2:1.
tetapi rasio perempuan banding laki-laki yang dirawat inap di Rumah Sakit untuk
disebabkan oleh kombinasi faktor, termasuk perubahan di otak dan stres lingkungan.
Seperti penyakit tertentu, seperti diabetes, gangguan kecemasan dapat disebabkan oleh
1. Teori psikologis
Tiga teori utama psikologis yaitu psikoanalitik, perilaku, dan eksistensial telah
7
memiliki kegunaan baik konseptual dan praktis dalam mengobati gangguan
kecemasan.10,11
a. Teori psikoanalitik
dipandang sebagai akibat dari konflik psikis antara keinginan tidak disadari yang
bersifat seksual atau agresif dan ancaman terhadap hal tersebut dari superego atau
realitas eksternal. Sebagai respon terhadap sinyal ini, ego memobilisasi mekanisme
pertahanan untuk mencegah pikiran dan perasaan yang tidak dapat diterima agar tidak
secara berlebihan salah satu atau pola tertentu dari mekanisme pertahanan.11
b. Teori perilaku
Menurut teori ini, ansietas adalah respon yang dipelajari terhadap stimulus
lingkungan spesifik. Sebagai contoh, seorang anak yang dibesarkan oleh ayah yang
kasar, dapat menjadi cemas ketika melihat ayahnya. Hal tersebut dapat berkembang,
penyebab lain, mereka belajar memiliki respon internal ansietas dengan meniru respon
c. Teori eksistensial
8
Teori ini digunakan pada gangguan ansietas menyeluruh tanpa adanya stimulus
spesifik yang dapat diidentifikasi sebagai penyebab perasaan cemas kronisnya. Konsep
utama teori eksistensial adalah individu merasa hidup tanpa tujuan. Ansietas adalah
d. Teori kognitif
Penderita GAD berespon secara salah dan tidak tepat terhadap ancaman, disebabkan
oleh perhatian yang selektif terhadap hal-hal yang negatif pada lingkungan, adanya
distorsi pada pemrosesan informasi dan pandangan yang sangat negatif terhadap
e. Teori genetik
turun berperan dalam timbulnya gangguan ansietas. Hereditas dinilai menjadi salah
satu faktor predisposis timbulnya gangguan ansietas. Hampir separuh dari semua
pasien dengan gangguan ansietas setidaknya memiliki satu kerabat yang juga
tidak setinggi itu, juga menunjukkan adanya frekuensi penyakit yang lebih tinggi pada
kerabat derajat pertama pasien yang mengalaminya daripada kerabat orang yang tidak
2. Teori biologis
9
Area otak yang diduga terlibat pada timbulnya GAD adalah lobus oksipitalis yang
mempunyai reseptor benzodiazepine tertinggi di otak. Basal ganglia, sistem limbik dan
korteks frontal juga dihipotesiskan terlibat pada etiologi timbulnya GAD. Pada pasien
berfungsi sebagai anticemas alami dalam tubuh dengan mengurangi eksitabilitas sel
reseptor GABA tipe A (GABAA) di dalam terapi beberapa gangguan cemas. Beberapa
peneliti berhipotesis bahwa sejumlah pasien dengan gangguan cemas memiliki fungsi
Benzodiazepin terikat pada reseptor yang sama seperti GABA dan membantu reseptor
pascasinaps untuk lebih reseptif terhadap efek GABA. Hal tersebut mengurangi
frekuensi bangkitan sel dan mengurangi ansietas.10 Serotonin (5-HT) memiliki banyak
subtipe. Serotonin subtipe 5-HT1A berperan pada terjadinya gangguan cemas, juga
panik, gangguan ansietas umum dan gangguan stres pascatrauma. Teori mengenai
peran norepinefrin pada gangguan ansietas adalah pasien yang mengalami ansietas
10
dapat memiliki sistem regulasi noradrenergik yang buruk dengan ledakan aktifitas yang
sesekali terjadi. Sel dari sistem noradrenergik utamanya dibawa ke locus cereleus
(nukleus) di pons dan memproyeksikan akson ke korteks cerebral, batang otak, dan
Stres fisik atau emosional mengaktivasi amygdala yang merupakan bagian dari
sistem limbik yang berhubungan dengan komponen emosional dari otak. Respon
emosional yang timbul ditahan oleh input dari pusat yang lebih tinggi di forebrain.
releasing factor) yang menstimulasi hipofisis untuk melepaskan hormon lain yaitu
menstimulasi kelenjar adrenal untuk menghasilkan kortisol, suatu kelenjar kecil yang
berada di atas ginjal. Semakin berat stres, kelenjar adrenal akan menghasilkan kortisol
Secara simultan, hipotalamus bekerja secara langsung pada sistem otonom untuk
merangsang respon yang segera terhadap stres. Sistem otonom sendiri diperlukan
dalam menjaga keseimbangan tubuh. Sistem otonom terbagi dua yaitu sistem simpatis
dan parasimpatis. Sistem simpatis bertanggung jawab terhadap adanya stimulasi atau
stres. Reaksi yang timbul berupa peningkatan denyut jantung, napas yang cepat,
11
terhadap sistem simpatis menimbulkan respon stres yang berulang-ulang dan
sistem ini sangat penting bagi kesehatan tubuh. Dengan demikian tubuh dipersiapkan
untuk melawan atau reaksi menghindar melalui satu mekanisme rangkap: satu respon
saraf, jangka pendek, dan satu respon hormonal yang bersifat lebih lama.13
nyaman, misalnya kesulitan berpikir logis, peningkatan aktivitas motorik, agitasi, dan
adaptif yang baru atau mekanisme pertahanan. Perilaku adaptif dapat menjadi hal yang
positif dan membantu individu beradaptasi dan belajar, misalnya: menggunakan teknik
relaksasi tubuh secara berurutan darikepala sampai jari kaki, dan pernafasan yang
lambat dan teratur untuk mengurangi ketegangan otot dan tanda-tanda vital. Respons
negatif terhadap ansietas dapat menimbulkan perilaku maladaptif, seperti sakit kepala
akibat ketegangan, sindrom nyeri, dan respons terkait stres yang menimbulkan
efisiensi imun.13
Ansietas dapat disampaikan dari satu individu kepada individu lain melalui kata-
kata, misalnya mendengar seorang berteriak “kebakaran” di ruang yang penuh sesak
atau mendengar suara bergetar dari ibu yang tidak dapat menemukan anaknya di mal
yang padat. Ansietas dapat disampaikan secara nonverbal melalui empati, suatu
kesadaran menepatkan diri pada posisi orang lain untuk beberapa waktu. Ketika
12
individu menjadi cemas, mereka menggunakan mekanisme pertahanan untuk
digunakan oleh seseorang untuk mempertahankan rasa kendali terhadap situasi yang
menimbulkan stres. Proses ini mencakup muslihat diri, kesadaran yang terbatas
pertahanan timbul dari alam bawah sadar sehingga individu tidak sadar
menggunakannya. Ketika pasien tidak dapat menjelaskan kecelakaan yang baru saja
diantaranya.14
8) menarik diri dari hubungan interpersonal, 9) inhibisi, 10) melarikan diri dari
10) bingung, 11) sangat waspada, 12) kehilangan objektivitas, 13) takut
13
kehilangan kendali, 14) takut pada gambaran visual, 15) takut cedera atau
menjadi:13
melarikan diri.
Gambaran esensial dan gangguan ini adalah adanya ansietas yang menyeluruh
dan menetap (bertahan lama). Gejala yang dominan sangat bervariasi, tetapi keluhan
saikt kepala adalah keluhan-keluhan yang lazim dijumpai. Ketakutan bahwa dirinya
14
atau anggota keluarganya akan menderita sakit atau akan mengalami kecelakaan dalam
• Menurut Jeffrey S. Nevid, dkk (2005)15 ada beberapa ciri-ciri kecemasan, yaitu:
bergetar atau gemetar, sensasi dari pita ketat yang mengikat di sekitar dahi,
kekencangan pada pori-pori kulit perut atau dada, banyak berkeringat, telapak
tangan yang berkeringat, pening atau pingsan, mulut atau kerongkongan terasa
kering, sulit berbicara, sulit bernafas, bernafas pendek, jantung yang berdebar keras
atau berdetak kencang, suara yang bergetar, jari-jari atau anggota tubuh yang
menjadi dingin, pusing, merasa lemas atau mati rasa, sulit menelan, kerongkongan
merasa tersekat, leher atau punggung terasa kaku, sensasi seperti tercekik atau
tertahan, tangan yang dingin dan lembab, terdapat gangguan sakit perut atau mual,
panas dingin, sering buang air kecil, wajah terasa memerah, diare, dan merasa
perilaku terguncang.
atau aprehensi terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan, keyakinan bahwa
15
sesuatu yang mengerikan akan segera terjadi, tanpa ada penjelasan yang jelas,
merasa terancam oleh orang atau peristiwa yang normalnya hanya sedikit atau tidak
keruntuhan, berpikir bahwa semuanya tidak lagi bisa dikendalikan, berpikir bahwa
semuanya terasa sangat membingungkan tanpa bisa diatasi, khawatir terhadap hal-
hal yang sepele, berpikir tentang hal mengganggu yang sama secara berulang-ulang,
berpikir bahwa harus bisa kabur dari keramaian, kalau tidak pasti akan pingsan,
menemukan sesuatu yang salah secara medis, khawatir akan ditinggal sendirian, dan
A. Kecemasan atau kekhawatiran yang berlebihan yang timbul hampir setiap hari,
C. Kecemasan atau kekhawatiran disertai tiga atau lebih dari enam gejala berikut ini
selama 6 bulan terakhir). Catatan: hanya satu nomor yang diperlukan pada anak
16
1. Kegelisahan
4. Iritabilitas
5. Ketegangan otot
6. Gangguan tidur (sulit tertidur, atau tetap tidur, atau tidur gelisah, dan tidak
memuaskan).
serangan panik (seperti pada gangguan situasi), merasa malu pada situasi umum
kopulsif), merasa jauh dari rumah atau sanak saudara dekat (seperti gangguan
bermakna secara klinis, atau gangguan pada fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi
penting lain.
F. Gangguan yang terjadi adalah bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu
zat (misalnya penyalahgunaan zat, mediasi) atau kondisi medis umu (misalnya
17
hipertiroidisme), dan tidak terjadi semata-mata selama suatu gangguan mood,
bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus
santai); dan
dsb)
Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari), khususnya
depresi, tidak membatalkan diagnosis utama gangguan cemas menyeluruh, selama hal
tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif, gangguan ansietas
18
2.6 GAMBARAN KLINIS GAD8
yang dapat menimbulkan getaran, kelelahan, dan sakit kepala. Hiperaktivitas autunom
tibmul dalam bentuk pernafasan yang pendek, berkeringat, palpitasi, dan disertai gejala
Pasien GAD juga biasanya datang ke dokter umum karena keluhan somatis, atau
ke dokter spesialis karena gejala spesifik seperti diare kronik. Pasien biasanya
2.7.1 Farmakamologi
A. Benzodiazepin
Penggunaan sediaan dengan waktu paruh menengah dan dosis terbagi dapat
mencegah terjadinya efek yang tidak diinginkan. Lama pengobatan rata-rata 2-6
19
minggu, dilanjutkan dengan masa tapering off selama 1-2 minggu. Spektrum
(im/iv), broadspectrum.
efek anti-depresi.
B. Buspiron
20
Buspiron efektif pada 60-80% penderita GAD. Buspiron lebih efektif
baru terasa setelah 2-3 minggu. Terdapat bukti bahwa penderita GAD yang sudah
A. Terapi kognitif-perilaku
B. Terapi suportif
21
Pasien akan diberikan reassurance dan kenyamanan, digali potensi-potensi
yang ada dan belum tampa, didukung egonya, agar lebih bisa beradaptasi
sadar, menilik egostrength, relasasi obyek, serta keutuhan self pasien. Dari
memperkiran sejauh mana pasien dapat diubah untuk menjadi lebih matur.
Tetapi, apabila tidak tercapai, minimal kita memfasilitasi agar pasien dapat
memiliki serangan ini kembali sehingga pasien hidup dalam keadaan takut secara
meliputi : 8,16
rumah
22
- Riwayat berobat yang sering /banyak karena kekhawatiran akan penyakit dan
- Masalah keuangan
agoraphobia yakni suatu kondisi dimana pasien menghindari suatu tempat atau situasi
yang menyebabkan kecemasan pada seseorang karena mereka takut tidak bisa lari atau
mendapatkan bantuan. Atau menjadi bergantung pada orang lain saat ingin
medis yang dapat menyebabkan ansietas. Perlu dibedakan dari kecemasan akibat
kondisi medis umum maupun gangguan yang berhubungan dengan penggunaan zat.
Diperlukan pemeriksaan medis termasuk tes kimia darah, elektrokardiografi, dan tes
23
stimulansia, kondisi putus zat atau obat seperti alkohol, hipnotik sedatif, dan
anxiolitik.16
Umumnya, pada pasien dnegan gangguan panik akan mencari terapi lebih dini
dikarenakan gejala penyaitnya, onset mendadak, dan gejala somati kurang menonjol
dibandingkan GAD. Membedakan GAD dengan gangguan depresi dan distmik tidak
2.10 PROGNOSIS8
Gangguan cemas menyeluruh merupakan suatu keadaan atau kondisi kronis yang
diri dalam mengatasi masalah atau tekanan hidup. Hal tersebut penting untuk
24
mencegah, memperlambat atau mengurangi masalah yang terjadi akibat gangguan
meliputi:9,16
risiko tinggi atau telah menunjukan beberapa gejala kecemasan namun tidak
yang dapat dilakukan adalah edukasi teradap orang tua tentang pola asuh, strategi
keluarga yang disfungsional. Salah satu cara adalah dilakukannya pendekatan kognitif-
perilaku.
25
terbaik dirancang dan dibuat berdasarkan teori dan data yang memperhatikan faktor
26
BAB III
KESIMPULAN
suatu gangguan kecemasan yang ditandai dengan perasaan cemas dan kekhawatiran
yang berlebihan dan tidak rasional bahkan realistik terhadap berbagai peristiwa
kehidupan sehari-hari. GAD ditandai dengan kecemasan yang dirasakan sulit untuk
kesulitan tidur dan kegelisahan sehingga dapat menyebabkan penderitaan yang jelas
dan gangguan yang bermakna dala fungsi sosial dan pekerjaan seseorang.
Penyebab terjadinya GAD dapat dijelaskan melalui beberapa teori, antara lain
teori biologik, teori genetik, teori psikoanalitik, dan teori kognitif-perilaku. Diagnosis
GAD dapat ditegakkan melalui kriteria – kriteria yang tercantum pada PPDGJ-III
maupun DSM-V. Namun, di praktik sehari – hari lebih sering menggunakan PPDGJ-
kecemasan sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari dalam beberapa
minggu sampai beberapa bulan, bersifat tidak terbatas pada keadaan situasi tertentu
nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi), ketegangan motorik
27
(gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai), dan overaktivitas otonom (kepala
terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar – debar, sesak napas, keluhan lambung).
Penatalaksanaan GAD dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu terapi dengan obat –
Psikoterapi yang dapat dilakukan meliputi terapi kognitif-perilaku, terapi suportif dan
28
DAFTAR PUSTAKA
2. Rahangga D.G.O, Hair L, Sasmita W.O.I dan Sahidin. Efek Ansiolitik Ekstrak
Indonesia. 2018.
7. Nisa R.M, Livana P.H dan Arisdiani T. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Tingkat Ansietas Pasien Pre Operasi Mayor. Jurnal Keperawatan Jiwa. 2018; 6
29
8. Elvira S D, Hadisukanto. Buku Ajar Psikiatri. Edisi 2. Jakarta: Badan Penerbit FK
UI. 2013.
9. Nevid, J.S, Rathus, S.A., Greene B. Psikologi Abnormal. Jakarta: Erlangga. 2005.
10. Sadock B.J, Sadock V.A dan Ruiz P. Kaplan Sadock’s Synopsis of Psychiatry:
York-USA. 2015.
11. Rahmita N. Tingkat Kecemasan Pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga Di
12. Nisa R.M, Livana P.H dan Arisdiani T. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Tingkat Ansietas Pasien Pre Operasi Mayor. Jurnal Keperawatan Jiwa. 2018; 6 (2):
116- 120.
13. Annisa D.F dan Ifdil. Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Usia (Lansia).
14. Novitasari I. Gambaran tingkat kecemasan, stres, depresi dan mekanisme koping
15. Jeffrey S. Nevid, dkk. Psikologi Abnormal. Edisi Kelima. Jilid 1. Jakarta:
Erlangga. 2005.
30
16. Sadock BJ, Sadoc VA. Buku Ajar Psikiatri Kaplan dan Sadock. Edisi 2. Jakarta:
EGC; 2010.
17. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ
18. Maslim, Rusdi. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ke-3.
31