Disusun oleh
Chintia Armelia Golf (112015357)
Pembimbing
dr. Dewi Anggreni, Sp.KK
dr. Iwan Trihapsoro, Sp.KK, Sp.KP, FINSDV, FAADV
dr. A. A. Sri Budhyani
EPIDEMIOLOGI
SSSS banyak terdapat pada anak usia < 5 tahun dan neonates, jarang terjadi
pada dewasa, namun pada dewasa yang menderita penyakit gagal ginjal,
imunodefisiensi, dan penyakit kronik lainnya lebih mudah untuk terkena Staphylococcal
Scalded Skin Syndrome.3
ETIOLOGI
Penyebab dari SSSS adalah Staphylococcus aureus grup II faga 52,55, dan atau
faga 71. Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif berbentuk bulat
berdiameter 0,7-1,2 m, tersusun dalam kelompok-kelompok yang tidak teratur seperti
buah anggur, fakultatif anaerob, tidak membentuk spora, dan tidak bergerak (Gambar)
Bakteri ini tumbuh pada suhu optimum 37 C, tetapi membentuk pigmen paling baik
pada suhu kamar (20 -25 C). Koloni pada perbenihan padat berwarna abu-abu sampai
kuning keemasan, berbentuk bundar, halus, menonjol, dan berkilau. Lebih dari 90%
isolat klinik menghasilkan S. aureus yang mempunyai kapsul polisakarida atau selaput
tipis yang berperan dalam virulensi bakteri. S. aureus menghasilkan toksin eksfoliatif,
toksin ini mempunyai aktivitas proteolitik dan dapat melarutkan matriks
mukopolisakarida epidermis, sehingga menyebabkan pemisahan intraepitelial pada
ikatan sel di stratum granulosum. Toksin eksfoliatif merupakan penyebab
Staphylococcal Scalded Skin Syndrome, yang ditandai dengan melepuhnya kulit. 1
PATOFISIOLOGI
Kulit adalah organ terluas dalam tubuh manusia yang mengandung lima
sublayers yaitu. Stratum korneum, Stratum lucidum, Stratum granulosum, Stratum
spinosum, Stratum germinativum. Di bawah epidermis, lapisan dermis ada yang terdiri
dari beberapa jaringan dan berfungsi untuk melindungi dermis dari stres.5 Desmosome
adalah organel sel yang bertanggung jawab atas adhesi antar sel. Desmosom adalah
struktur lokal dan mirip tempat namun disusun secara sistemik pada ujung lateral
membran sel. Tindakan utama desmosom adalah melawan kekuatan geser dan
ditemukan pada epitel skuamosa sederhana dan bertingkat. Sehubungan dengan
SSSS, desmosom secara langsung diperhatikan. Desmosom yang ditemukan di
jaringan otot bertindak untuk mengikat sel otot satu sama lain.6
Sebagai sumber infeksi ialah infeksi pada mata, hidung, tenggorokan, dan
telinga. Eksotoksin yang dikeluarkan bersifat epidemolitik (epidermolin, eksfoliatin) yang
beredar di seluruh tubuh, sampaipada epidermis dan menyebabkan kerusakan,karena
epidermis merupakan jaringan yang rentan terhadap toksin ini. Pada kulit tidak selalu di
temukan kuman penyebab.1
GEJALA KLINIS
Pada umumnya terdapat demam yang tinggi disertai infeksi di saluran nafas
bagian atas. Kelainan kulit yang pertama kali timbul ialah eritema yang timbul
mendadak pada muka, leher, ketiak, dan lipat paha,kemudianmenyeluruh dalam waktu
24 jam. Dalam waktu 24-48 jam akan timbul bula-bula besar berdinding keruh. Jika kulit
yang tampaknya normal ditekan dan digeser kulit tersebut akan terkelupas sehingga
memberi tanda Nikolsky positif. Dalam 2-3 hari terjadi pengeriputan spontan disertai
pengelupasan lembaran-lembaran kulit sehingga tampak daerah-daerah erosif. Akibat
epidermolisis tersebut, gambarannya mirip Kombustio. Daerah-daerah tersebut akan
mongering dalam beberapa hari dan terjadi deskuamasi. Meskipun bibir sering dikenai
tetapi mukosa jarang diserang. Penyembuhan penyakit akan terjadi setelah 10-14 hari
tanpa disertai sikatriks.1
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSA BANDING
PROGNOSIS
KESIMPULAN