0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
22 tayangan3 halaman
Ankylosing spondylitis adalah penyakit autoimun yang melibatkan sendi tulang belakang dan daerah sekitarnya. Penyakit ini disebabkan oleh interaksi antara faktor genetik dan lingkungan, meskipun etiologinya masih belum jelas. Patogenesisnya melibatkan kerusakan jaringan sendi yang menyebabkan fibrosis dan kalibrasi tulang belakang. Gejala klinisnya antara lain nyeri sendi, pembatasan gerak, dan perub
Ankylosing spondylitis adalah penyakit autoimun yang melibatkan sendi tulang belakang dan daerah sekitarnya. Penyakit ini disebabkan oleh interaksi antara faktor genetik dan lingkungan, meskipun etiologinya masih belum jelas. Patogenesisnya melibatkan kerusakan jaringan sendi yang menyebabkan fibrosis dan kalibrasi tulang belakang. Gejala klinisnya antara lain nyeri sendi, pembatasan gerak, dan perub
Ankylosing spondylitis adalah penyakit autoimun yang melibatkan sendi tulang belakang dan daerah sekitarnya. Penyakit ini disebabkan oleh interaksi antara faktor genetik dan lingkungan, meskipun etiologinya masih belum jelas. Patogenesisnya melibatkan kerusakan jaringan sendi yang menyebabkan fibrosis dan kalibrasi tulang belakang. Gejala klinisnya antara lain nyeri sendi, pembatasan gerak, dan perub
Ankylosing spondylitis (AS), sejenis SpA, adalah penyakit autoimun yang
terutama melibatkan sendi tulang belakang, sendi sacroiliac (SIJs) dan jaringan lunak yang berdekatan, seperti tendon dan ligamen. Dalam kasus yang lebih maju, peradangan ini dapat menyebabkan fibrosis dan kalibrasi, yang mengakibatkan hilangnya fleksibilitas dan penyatuan tulang belakang, menyerupai “bambu” dengan posisi tidak bergerak. 1.1 Etologi Sebagai penyakit autoimun, AS berkembang melalui interaksi kompleks antara latar belakang genetik dan faktor lingkungan. Meskipun kemajuan yang signifikan telah dicapai dalam beberapa dekade terakhir, etiologi AS masih belum jelas.Sampai saat ini, penelitian telah mengungkapkan beberapa faktor yang mungkin terkait dengan terjadinya AS, termasuk latar belakang genetik, reaksi kekebalan, infeksi mikroba, dan kelainan endokrin. 1.2 Patogenesis Patogenesis keterlibatan TMJ pada AS belumlah jelas. Mekanisme yang diperkirakan adalah yang pertama, mungkin ada kerusakan pada kapsuler atau perlekatan diskus yang dapat menyebabkan gangguan internal dan penyakit sendi degeneratif. Kerusakan ini bisa disebabkan trauma yang mengakibatkan kondilus menembus fossa glenoidalis dan terjadi pendarahan pada basis cranii. Hal ini akan menyebabkan terjadinya haematrosis dan koagulasi pada ruang sendi sehingga terbentuk jaringan fibrosa. Kedua, mungkin ada sinovitis primer dengan kerusakan langsung pada permukaan artikular. Dalam kasus seperti itu, gangguan internal akan dihasilkan dari perubahan permukaan artikular dan tidak melebihinya. Perbuahan permukaan disebabkan karena adanya massa fibrooseous pada ruang sendi karena kemampuan osteogenik yang tinggi. Hipermobilitas akan dihasilkan dari hancurnya perlekatan kapsul. Gangguan cakram/disc atau fibrosis pada kapsul dapat menyebabkan hipomobilitas. Sementara mekanisme yang mendasari memicu proses inflamasi tidak diketahui, studi patologi AS telah mengungkapkan sel terlibat dalam proses. HLA-B27, antigen permukaan Kelas 1, ditemukan pada ≤89% pasien AS, dan sangat terkait dengan kelompok penyakit spondyloarthropathy. HLA-B27 mengikat peptida antigenik untuk presentasi ke sel T sitotoksik, sehingga memungkinkan fungsi normal respon imun dalam menargetkan patogen seperti virus influenza. Mekanisme yang tepat dimana HLA-B27 berperan dalam AS sejauh ini tidak dapat dijelaskan. Namun demikian, diduga melibatkan kelainan pada sel penyaji antigen, yang kemudian memicu kaskade inflamasi. Telah ada minat pada enzim ERAP1 dan bagaimana hal ini dapat dikaitkan dengan patofisiologi AS. Fungsi enzim adalah untuk memangkas peptida untuk mengikat molekul HLA Kelas 1. Telah dihipotesiskan bahwa ERAP1 memberikan efek patogen dengan mengubah interaksi antara HLA-B27 dan reseptor imun. Penelitian lebih lanjut sedang dilakukan dalam bidang AS ini untuk memastikan apakah ERAP1 dapat memberikan target terapi. Apa pun peristiwa awal, AS menghasilkan kerusakan struktural pada kerangka aksial. Sitokin proinflamasi, seperti IL-17 dan tumor necrosis factor (TNF) -alpha, dilepaskan, yang mengaktifkan sel-sel yang menyebabkan kerusakan tulang. Sitokin lain, IL-22, menyebabkan osteoproliferasi. Proses- proses ini terkadang dapat terjadi secara bersamaan. Sebagai konsekuensi dari pertumbuhan tulang baru, syndesmophytes berkembang di dalam ligamen, yang dianggap sebagai fitur radiologis tanda AS. Paling parah, proses ini dapat menyebabkan fusi lengkap kerangka aksial 1.3 Gambaran klinis Gambaran klinis dari Ankylosing spondylitis yaitu seperti : Masalah dengan pengunyahan, pencernaan, bicara, penampilan, dan akses ke kedokteran gigi rutin, pembatasan gerak rahang dan pembukaan mulut terbatas (<35mm) Kolaps oklusal (gigitan atau retraksi terbuka anterior) Nyeri Bentukan wajah menjadi “bird face” Retrognathisme mandibula yang parah Trismus yang parah
Terjadi trismus Bird face 1.4 Radiografi
Radiografi panoramik dan CT menunjukkan perubahan TMJ dengan erosi
condylar di kedua sisi dan mempersempit ruang sendi .