Dexametason
Kandungan dan BSO : Dexamethasone 0,5 mg : Setiap tablet mengandung
deksametason 0,5 mg.
Dexamethasone 0,75 mg : Setiap tablet mengandung deksametason 0,75 mg.
BSO: injeksi I.V/I.M
Fungsi : Antialergi
Dosis :
Anak-anak : 0,08 mg 0,3 mg/kg berat badan per hari dibagi dalam 3 atau 4 dosis.
KEMASAN
-Penimbunan garam, air dan kehilangan potassium jarang terjadi bila dibandingkan
dengan glucocorticoid lainnya.
-Penambahan nafsu makan dan berat badan lebih sering terjadi.
INTERAKSI OBAT
2. Cefadoxil
Kandungan danBSO:
Tiap kapsul mengandung cefadroxil monohydrate setara dengan cefadroxil 500 mg.
Tiap 5 ml sirup mengandung cefadroxil monohydrate setara dengan cefadroxil 125 mg.
FARMAKOLOGI (CARA KERJA OBAT)
KONTRAINDIKASI
Hipersensitif atau alergi terhadap cefadroxil dan sefalosporin lainnya.
EFEK SAMPING
Gangguan saluran pencernaan, seperti mual, muntah, diare, dan gejala kolitis
pseudomembran.
Infeksi saluran kemih: Infeksi saluran kemih bagian bawah, seperti sinusitis :
sefadroksil 1 2 g sehari dalam dosis tunggal atau dua dosis terbagi, infeksi saluran
kemih lainnya 2 g sehari dalam dosis terbagi.
Infeksi kulit dan jaringan lunak: sefadroksil 1 g sehari dalam dosis tunggal atau dua
dosis terbagi.
Infeksi saluran pernapasan: infeksi ringan, 1 gram sehari dalam dua dosis terbagi;
infeksi sedang sampai berat, 1 2 gram sehari dalam dua dosis terbagi. Untuk faringitis
dan tonsilitis yang disebabkan oleh Streptococcus beta-hemolitik: 1 g sehari dalam
dosis tunggal atau dua dosis terbagi, pengobatan diberikan minimal selama 10 hari.
Anak-anak :
Infeksi saluran kemih, infeksi kulit dan jaringan lunak : sefadroksil 25 50 mg/kg BB
sehari dalam dua dosis terbagi.
KEMASAN
3. Parasetamol
Dosis :
Paracetamol Tablet
Paracetamol suppositoria
Fungsi:
(analgesik antipiretik)
sakit kepala, nyeri otot, sakit gigi, nyeri pasca operasi minor, nyeri trauma ringan.
Interaksi:
Kontraindikasi:
Parasetamol jangan diberikan kepada penderita hipersensitif/alergi terhadap Paracetamol.
Penderita gangguan fungsi hati berat.
Pada nyeri, oral -6 dd 15-60 mg garal-HCl, anak-anak > 1 tahun -6 dd 0,5 mg/kgBB.
Pada batuk 4-6 dd 10-20 mg, maksimal 120 mg/hari, anak-anak 4-6 dd 1 mg/kg BB
Dosis lazim :
Batuk 3-5 dd 20-40 mg; diare 4 dd20-40 mg; analgetik maksimal 3 dd 30-60 mg.
Kandungan:
Fungsi:
Interaksi:
Antidepresan: eksitasi dan depresi SSP (hipertensi atau hipotensi) apabila petidin dan
mungkin kodein lainnya diberikan kepada pasien yang menerima MAOI (termasuk
moklobemid).
Kontraindikasi:
Alkoholisme akut
Hindari pada peningkatan tekanan cranial atau cidera kepala (selain mengganggu
pernafasan juga mempengaruhi respon pupil yang penting untuk penilaian neurologis)
Hindari injeksi pada feokromositoma (ada resiko tekanan darah naik sebagai respon
terhadap pelepasan histamine).
Dosis :
Dewasa: 3 4 kali sehari 0.5 1 tablet.
Anak-anak 6 12 tahun: 0.5 dosis dewasa.
Anak-anak 1 6 tahun: 0.25 dosis dewasa.
Per oral: 4 mg tiap 4-6 jam; maksimal 24 mg/hari.
Injeksi :
1. Injeksi subkutan atau intramuskular: 10-20 mg, diulang bila perlu maksimal 40 mg
dalam 24 jam.
2. Injeksi intravena lambat, lebih dari 1 menit: 10-20 mg dilarutkan dalam spuit dengan 510 ml darah atau dengan NaCl steril 0,9% atau air khusus untuk injeksi
6. GG ( glyceryl guaiacolate)
Komposisi : tiap tablet mengandung glyceryl guaiacolate 100 mg
Cara kerja : mengencerkan dahak pada saluran nafas sehingga mempermudah
mengeluarkan dahak.
Indikasi : meredakan batuk berdahak (sebagai espektoran)
KONTRA INDIKASI
Hipersensitivitas terhadap produk guaifenesin
7. DMP
Dosis :
Tablet :Dewasa:1 tablet tiap 4 jam atau 2 tablet tiap 6 jam, maksimum sehari 8
tablet.
Anak-anak :1mg/kg BB dibagi dalam 3-4 kali pemberian per hari.
Syrup :
Dewasa: 1-2 sendok teh tiap 4 jam atau 3 sendok teh tiap 6 jam maksimum 12 sendok
teh sehari
Anak-anak : 1 mg per kg berat badan dibagi dalam 3-4 kali pemberian perhari.
Kandungan:
Fungsi:
Interaksi:
Kontraindikasi:
8. Sulfadoxin-pirimetamin
BSO TABLET
Dosis:
Dewasa 2 tab
Anak 9-14 tahun 1 tab
Anak 4-8 tahun 1 tab
Anak <4 tahun tab
Dosis pertama diberikan 1-2 hari sebelum keberangkatan & diteruskan selama di daerah tsb
& 4 minggu pertama setelah kembali
Kandungan: Sulfadoxin 500 mg, pyrimethamine 25mg
Indikasi :tindakan kuratif dan profilaksis malaria
Interaksi Obat :Antagonis folat
Kontraindikasi: Hipersensitif thd sulfonamide. Bayi baru lahir atau premature.
Hamil. Profilaktik penggunaan pada gagal hati atau ginjal & diskrasia darah.
Efek Samping: Kemerahan pada kulit & pruritus. Gangguan GI (mual dan kembung),
Steven-johnson & sindroma Lyel, diskrasia darah, kerusakan sel hati.
Harga: Tab 60 (Rp 393.559,-)
Perhatian: Reaksi kulit. Hindari terpapar dengan sinar matahari.
Pemberian obat: Dapat diberikan bersama makanan atau cemilan untuk mengurangi
rasa tidak nyaman pada GI. Pastikan kecukupan asupan cairan. Telan utuh, jangan
dikunyah/dihancurkan
9. Tetrasiklin
BSO KAPSUL
KANDUNGAN : Metoclopramide / MetoklopramidaHCl
INDIKASI
Dispepsia, kembung, gastritis, duodenitis, rasa panas pada ulu hati, spasme pilorik, refluks
esofagitis, cegukan, hernia hiatus, mual dan muntah termasuk yang disebabkan oleh obat bius
dan intoleransi terhadap obat-obatan.
KONTRA INDIKASI
Sumbatan, perdarahan & perlubangan pada saluran pencernaan, epilepsi, feokromositoma,
gangguan ekstrapiramidal.
PERHATIAN
Gangguan ginjal.
Meningkatkan efek sedasi jika diberikan bersama dengan depressan susunan saraf
pusat.
Penyerapan obat (Digoksin, Simetidin) bisa terganggu dan penyerapan dari usus kecil
meningkat (Parasetamol, Tetrasiklin, Levodopa).
Kebutuhan Insulin mungkin berubah akibat perubahan lamanya makanan dalam usus.
EFEK SAMPING
DOSIS
Oral, atau injeksi intramuskular atau intravena lebih dari 1-2 menit,
Dewasa
3x 10 mg (
3x5mg5 mg pada dewasa muda berusia 15-19 tahun dengan berat di bawah 60 kg)
ANAK
Larutan rektal:
Dosis harian metoklopramid tidak boleh melebihi 500 mcg/kg bb, umumnya pada anak dan
dewasa muda
Untuk prosedur diagnostik, sebagai dosis tunggal 5-10 menit sebelum pemeriksaan,
Dewasa :
10-20 mg
10 mg pada dewasa muda berusia 15-19 tahun dengan berat di bawah 60 kg)
ANAK:
9-14 tahun 5 mg
10.
Propranolol
Merk Dagang
Hipersensitivitas
Glimipiride bekerja terutama menurunkan kadar glukosa darah dengan perangsangan sekresi
insulin dari sel beta pankreas yang masih berfungsi. Selain itu, aktivitas sulfonilurea seperti
glimipiride dapat juga melalui efek ekstra pankreas, hal ini didukung oleh studi preklinis dan
klinis yang menunjukkan bahwa pemberian glimipiride dapat meningkatkan sensitivitas
jaringan perifer terhadap insulin.
Dosis:
Kadar glukosa darah pasien dan HbA1c harus diukur secara berkala untuk menetapkan dosis
minimum yang efektif bagi pasien tersebut, untuk mendeteksi kegagalan primer yaitu tidak
adanya penurunan berarti dari gula darah pada pemberian dosis maksimum yang
diperbolehkan, untuk mendeteksi kegagalan sekunder yaitu hilangnya respon penurunan
glukosa darah setelah adanya periode keefektifan inisial.
Dosis awal:
1-2 mg satu kali sehari, diberikan bersamaan makan pagi atau makanan utama yang
pertama. Untuk pasien yang lebih sensitif terhadap obat-obat hipoglikemik, dosis awal
yang diberikan sebaiknya dimulai dari 1 mg satu kali sehari, kemudian boleh dinaikkan
(dititrasi) dengan hati-hati.
Dosis pemeliharaan:
1-4 mg satu kali sehari. Dosis maksimum yang dianjurkan 8 mg satu kali sehari. Pada
saat pemberian telah mencapai dosis 2 mg maka kenaikkan dosis tidak boleh melebihi
2 mg dengan interval 1-2 minggu tergantung dari respon gula darah pasien. Efikasi
jangka panjang harus dimonitor dengan mengukur kadar HbA1c, sebagai contoh setiap
3-6 bulan.
Peringatan dan Perhatian
Umum
Hipoglikemia:
Tidak terkendalinya kadar glukosa darah: Bila seorang pasien, yang kondisi penyakit DMnya
stabil dengan menggunakan regimen antidiabetik tertentu, terpapar stress seperti demam,
trauma, infeksi, pembedahan, kadar gluosa darah bisa tidak terkendali. Dalam keadaan seperti
ini, dibutuhkan kombinasi insulin dengan glimipiride atau pengobatan tunggal dengan
insulin.
Pentingnya untuk melakukan diet, program olah raga secara teratur dan pemeriksaan
glukosa darah secara teratur
Gangguan pada saluran cerna seperti muntah, nyeri lambung dan diare (<1%).
Daya kerja glimepiride dalam menurunkan kadar glukosa darah akan menurun jika
diberikan bersamaan dengan obat-obat yang cenderung menimbulkan hiperglikemia,
seperti tiazid dan diuretik lain, kortikosteroid, fenotiazin, produk-produk kelenjar
tiroid, estrogen, kontrasepsi oral, fenitoin, asam nikotinat, simpatomimetik dan
isoniasid.
Pemberian propranolol (40 mg tid) dan glimepiride meningkatkan Cmax, AUC dan
T1/2 dari glimepiride sebesar 23%, 22% dan 15% serta menurunkan CL/f sebesar 18%,
pasien perlu diperingatkan akan potensi hipoglikemia yang dapat terjadi.
Pemberian
glimepiride
bersamaan
dengan
warfarin,
menurunkan
respon
Interaksi antara mikonazol oral dan obat hipoglikemia oral dilaporkan dapat
menyebabkan hipoglikemia, sedangkan interaksi pada pemberian i.v., topikal atau
vaginal belum pernah dilaporkan.
11.
Salbutamol
Merk Dagang
Astop, Bromosal, Butasal, Buventol Easyhaler, Glisend, Grafalin, Lasal, Proventol, Respolin,
Salbumax turbuhaler, Varsebron, Venasma, Ventab, Venterol, Ventolin, Volmax
Sedian :
Salbutamol 2 mg tablet
Farmakologi :
Salbutamol merupakan suatu obat agonis beta-2 adrenergik yang selektif. Pada bronkus
salbutamol akan menimbulkan relaksasi otot polos bronkus secara langsung.
Maka SALBUTAMOL efektif untuk mengatasi gejala-gejala sesak napas pada penderitapenderita yang mengalami bronkokonstriksi seperti : asma bronkial, bronkitis asmatis dan
emfisema pulmonum, baik untuk penggunaan akut maupun kronik.
SALBUTAMOL menghambat pelepasan mediator dari pulmonary mast cell, mencegah
kebocoran kapiler dan udema bronkus serta merangsang pembersihan mukosiliar. Sebagai
agonis beta-2 SALBUTAMOL pengaruhnya terhadap adrenoseptor beta-1 pada sistem
kardiovaskuler adalah minimal. Ratio stimulasi beta-2/beta-1 salbutamol lebih besar dari
obat-obat simpatomimetik lainnya. SALBUTAMOL dapat digunakan oleh anak-anak
maupun dewasa.
SALBUTAMOL juga bekerja langsung pada otot polos uterus yaitu menurunkan
kontraktilitasnya. Efek SALBUTAMOL dapat dihambat oleh obat-obat penghambat reseptor
beta, maka SALBUTAMOL tidak boleh diberikan bersama-sama dengan obat tersebut.
SALBUTAMOL diabsorpsi dengan baik melalui saluran pencernaan sehingga efeknya akan
tampak setelah 15 menit dan berlangsung selama 4 8 jam.
Waktu paruh eliminasinya berkisar dari 2,7 sampai 5 jam.
Untuk sirup :
Efek Samping :
Berupa nausea, sakit kepala, palpitasi, tremor, vasodilatasi periferal, takikardi dan hipokalemi
yang kadang-kadang timbul sesudah pemberian dosis tinggi.
Peringatan dan Perhatian :
Karena data-data penggunaan pada triwulan pertama dari kehamilan masih terbatas,
maka sebaiknya penggunaannya dihindari.
Hindari penggunaan pada penderita dengan hipertensi, penyakit jantung iskemik dan
pasien yang sudah tua.
12.
Ibuprofen
Obat Bermerek :
Anafen, Arthrifen, Bufect / Bufect Forte, Dofen, Dolofen-F, Farsifen, Fenris, Iprox,
Lexaprofen,
Mofen,
Nofena,
Osfarin,
Prifen,
Profen, Proris,
Prosic,
Prosinal,
Ibuprofen Forte Sirup : Tiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung Ibuprofen 200 mg.
FARMAKOLOGI
Ibuprofen merupakan derivat asam fenil propionat dari kelompok obat antiinflamasi
nonsteroid (OAINS). Ibuprofen bekerja melalui penghambatan enzim siklooksigenase
pada biosintesis prostaglandin, sehingga konversi asam arakidonat menjadi PG-G2
terganggu.
Khasiat ibuprofen sebanding, bahkan lebih besar dari pada asetosal (aspirin) dengan
efek samping yang lebih ringan terhadap lambung.
Pada pemberian oral ibuprofen diabsorbsi dengan cepat, berikatan dengan protein
plasma dan kadar puncak dalam plasma tercapai 1 2 jam setelah pemberian. Adanya
makanan akan memperlambat absorbsi, tetapi tidak mengurangi jumlah yang
diabsorbsi. Metabolisme terjadi di hati dengan waktu paruh 1,8 2 jam. Ekskresi
bersama urin dalam bentuk utuh dan metabolit inaktif, sempurna dalam 24 jam.
INDIKASI
Meredakan demam.
Mengurangi rasa nyeri pada sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot, nyeri setelah operasi
pada gigi dan dismenore.
KONTRAINDIKASI
Penderita yang hipersensitif terhadap asetosal (aspirin) atau obat antiinflamasi non
steroid lainnya, dan wanita hamil trimester 3.
EFEK SAMPING
Efek samping adalah ringan dan bersifat sementara berupa mual, muntah, diare, konstipasi,
nyeri lambung, ruam kulit, pruritus, sakit kepala, pusing dan heart burn.
PERINGATAN DAN PERHATIAN
Penderita gangguan fungsi ginjal, gagal jantung, hipertensi, dan penyakit lain yang
mengakibatkan retensi cairan tubuh, asma, gangguan pembekuan darah, lupus
ertematosus sistemik.
Hati-hati penggunaan pada anak usia di bawah 1 tahun, wanita hamil trimester 1 dan 2,
dan ibu menyusui.
Hati-hati pemberian pada penderita tukak lambung atau mempunyai riwayat tukak
lambung.
INTERAKSI OBAT
Asetosal (aspirin).
Dosis ibuprofen lebih dari 2,4 g per hari, dapat menggantikan warfarin dari ikatannya
dengan protein plasma.
KEMASAN
Ibuprofen Sirup
Ibuprofen Suppositoria
a. Kekuatan
400-80 mg tablet
13.
a. Fungsi
125 mg / 5 mL suspensi
200 mg / 5 mL suspensi
250 mg / 5 mL suspensi
400 mg / 5 mL suspensi
c. Dosis
d. Interaksi obat
Probenesid (memperpanjang waktu paruh amoksisilin dalam plasma), allopurinol
(meningkatkan kemungkinan terjadinya ruam pada kulit)
e. Kontraindikasi
Alergi penicilin, cephalosporin
f. Efek samping
Nausea, sakit kepala, diare
14.
FERRO SULFAT
BSO
: Tablet salut
Komposisi
Efek Samping
Gangguan saluran cerna, seperti : mual, diare, konstipasi, rasa nyeri epigaster. Efek samping
ini mungkin dikurangi dengan pengurangan dosis, sediaan diminum waktu atau segera setelah
makan (jangan perut kosong).
Peringatan/Perhatian
Sediaan besi per oral dapat memperberat keadaan tukak lambung colitis ulseratif menahun,
enteritis. Obat ini dapat menyebabkan feses berwarna hitam.
15.
ASAM FOLAT
BSO: Tablet
Komposisi
asam folat berwujud serbuk kristal berwarna kuning sampai oranye coklat, tidak berbau.
Praktis tidak larut dalam air dan sebagian besar pelarut organik (alkohol, aseton, chloroform,
dan ether).2
DOSIS PEMBERIAN OBAT
anemia (oral, im, iv, sc): infant 0.1mg/hari, anak<4 tahun sampai dengan 0.3mg/hari,
anak>4tahun dan dewasa 0.4mg/hari. Wanita hamil dan menyusui 0.8mg/hari. Pencegahan
neural tube defect: dari ibu dgn potensial saat lahir 400mcg/hari; dari ibu dgn berisiko
tinggi/karena riwayat keluarga neural tube defect 4mg/hari
KONTRA INDIKASI
Hipersensiifitas terhadap asam folat dan komponen lain dalam formulasi
EFEK SAMPING
Reaksi alergi, bronkospasme, wajah memerah, gatal, erupsi sementara
INTERAKSI OBAT
Pada keadaan defisiensi folat, terapi dengan asam folat mungkin meningkatkan metabolisme
fenitoin, menyebabkan penurunan konsentrasi serum fenitoin. Penggunaan bersamaan
kloramfenikol dan asam folat pada pasien defisiensi folat dapat menyebabkan antagonisme
terhadap respon hematopoitik terhadap asam folat. Untuk itu, respon hematologi terhadap
asam folat pada pasien yang menggunakan asam folat dan kloramfenikol harus dimonitor
secara baik.
Sediaan dan dosis
Folat tersedia sebagai asam folat dalam bentuk tablet 0.1, 0.4, 4, 5, 10 atau 20 mg dan dalam
larutan injeksi asam folat 5mg/ml.
Selain itu asam folat terdapat dalam berbagai sediaan multivitamin atau digabung dengan
antianemia lainnya.
Untuk tujuan diagnostik digunakan dosis 0.1 mg per oral selama 10 hari.
Terapi awal pada defisiensi folat tanpa komplikasi dimulai dengan 0.5-1 mg sehari secara
oral selama 10 hari. Setelah perbaikan cukup memuaskan, terapi dilanjutkan dengan dosis
penunjang yang biasanya berkisar antara 0.1-0.5 mg sehari.
16.
Indikasi:
Ciprofloxacin 500 mg
Untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh kuman patogen yang peka terhadap
ciprofloxacin, antara lain pada :
- Saluran kemih termasuk prostatitis.
- Uretritis dan serpisitis gonore.
- Saluran cerna, termasuk demam thyfoid dan parathyfoid.
- Saluran nafas, kecuali pneumonia dan streptococus.
- Kulit dan jaringan lunak.
- Tulang dan sendi.
Kontra Indikasi:
- Penderita yang hipersensitivitas terhadap siprofloksasin dan derivat quinolone lainnya
- tidak dianjurkan pada wanita hamil atau menyusui,anak-anak pada masa
pertumbuhan,karena pemberian dalam waktu yang lama dapat menghambat pertumbuhan
tulang rawan.
- Hati-hati bila digunakan pada penderita usia lanjut
- Pada penderita epilepsi dan penderita yang pernah mendapat gangguan SSP hanya
digunakan bila manfaatnya lebih besar dibandingkan denag risiko efek sampingnya.
Komposisi :
Ciprofloxacin 250 mg : Tiap tablet salut selaput mengandung Ciprofloxacin 250 mg
Ciprofloxacin 500 mg : Tiap tablet salut selaput mengandung ciprofloxacin 500 mg.
- Hati-hati pemberian pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal (lihat keteranga pada
dosis )
- Pemakaian tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan
- Selama minum obat ini tidak dianjurkan mengendarai kendaraan bermotor atau
menjalankan mesin.
Efek samping :
Efek samping siprofloksasin biasanya ringan dan jarang timbul antara lain:
- Gangguan saluran cerna : Mual,muntah,diare dan sakit perut
- Gangguan susunan saraf pusat : Sakit kepala,pusing,gelisah,insomnia dan euforia
- Reaksi hipersensitivitas : Pruritus dan urtikaria
- Peningkatan sementara nilai enzim hati,terutama pada pasien yang pernah mengalami
kerusakan hati.
- Bila terjadi efek samping konsultasi ke Dokter
17. KLOROKUIN
NAMA GENERIK:Klorokuin
SUB KELAS TERAPI:Anti Infeksi
KONTRA INDIKASI:Pasien yang hipersensitivitas dengan derivat 4-amino quinolin;
Kontra indikasi pada pasien dengan gangguan retinal, segera hentikan klorokuin jika terjadi
gangguan penglihatan. ;Klorokuin jangan digunakan pada pasien psoriasis karena klorokiun
dilaporkan dapat menyebabkan eksaserbasi porfiria
EFEK SAMPING:Efek okular : Gangguan penglihatan : Pandangan kabur, sulit
berakomodasi pernah dilaporkan terjadi; ;Gangguan penglihatan parah bisa terjadi jika
klorokuin digunakan jangka panjang dengan dosis lebih dari 150 mg perhari; ;Pengobatan
jangka panjang dengan dosis tinggi menyebabkan: keratopathy, transient edema, adanya
pengkerakan pada epitel kornea, jika sudah parah bisa terjadi kebutaan. ;Reaksi kulit dan
sensitivitas : Pruritus, perubahan pigmen kulit, erupsi kulit membentuk panus liken, erupsi
pleomorphic kulit, sindrom Stevens-Johnson dilaporkan pernah tejadi. ;Perubahan warna
rambut pernah terjadi dalam terapi jangka panjang (2-5 bulan). ;Efek pada sistem syaraf :
Sakit kepala ringan dan berat, fatigue, kecemasan, ansietas, apatis, iritabilitas, agitasi,
agresivitas, kebingungan, perubahan personalitas, depresi dan stimulasi fisik bisa terjadi
ketika menggunakan klorokuin; ;Neuritis perifer dan neuropathy jarang terjadi. ;Neuropathy
bisa terjadi pada dosis 250 mg atau lebih perhari selama beberapa minggu, dan reversibel
setelah obat dihentikan. ;Efek kardiovaskuler : Hipotensi dan perubahan ECG (jarang) ketika
klorokuin digunakan sebagai profilaktik maupun terapi malaria. ;Penggunaan jangka panjang
pada pasien LE/RA menyebabkan terjadinya AV blok derajat III; Kardiomyophati (jarang)
pada penggunaan jangka panjang. ;Otic efek : Otto-toksisitas (jarang), nervedeafness
(biasanya irreversible) pernah dilaporkan terjadi pada terapi klorokuin dosis tinggi jangka
panjang; ;Tinitus dan berkurangnya pendengaran pernah dilaporkan terjadi pada pasien yang
menerima 500 mg klorokuin 1x seminggu dalam beberapa bulan. ;Efek hematologi
:;Neutropenia, agranulositosis, neuplastik anemia, dan trombositopenia walaupun semuanya
jarang terjadi. ;Efek lokal: Nyeri dan abses pada tempat suntikan
INTERAKSI OBAT:Efek sitokrom P450: menghambat CYP2D6, Dengan simetidin
konsentrasi klorokuin dalam serum meningkat. Kaolin dan magnesium trisilikat :
menurunkan absorbsi klorokuin. Etanol : meningkatkan iritasi GI. Perubahan ECG (jarang)
ketika klorokuin ;digunakan sebagai profilaktik maupun terapi malaria
PENGARUH ANAK:Anak-anak yang sensitif terhadap derivat 4- aminokuinolin dilaporkan
mengalami akibat fatal pada pemberian klorokuin parental dosis kecil. ;Dosis oral untuk
anak-anak harus dipantau secara ketat. Pemberian dosis untuk anak-anak harus ketat
PENGARUH KEHAMILAN:Keamanan penggunaan klorokuin selama kehamilan belum
pasti sehingga penggunaan klorokuin pada wanita hamil hanya jika benar-benar diperlukan.
Studi pada tikus hamil menunjukkan pada klorokuin dapat menembus plasenta dan
terakumulasi ;pada struktur melanin pada mata fetus dan tetap bertahan pada jaringan mata
selama 5 bulan setelah obat habis tereliminasi dari tubuh. ;Penggunaan klorokuin selama
kehamilan pada dosis 250 mg 2xsehari untuk terapi LE dapat mengakibatkan berkurangnya 8
fungsi syaraf, posterior colom defect dan retardasi mental pada beberapa anak, degenerasi
retina juga dilaporkan pada 2 anak ;yang ibunya menerima kloroquin selama kehamilan akan
tetapi kloroquin telah digunakan sebagai profilaksis dan terapi malaria pada wanita hamil
tanpa terbukti mempunyai efek samping dan WHO, ;CDC dan sebagian dokter menyatakan
bahwa manfaat pada wanita hamil lebih besar dibanndingkan resiko pada fetus. Infeksi
malaria pada wanita hamil dapat ;menjadi parah dan menaikkan resiko prematur,aborsi,lahir
cacat sehingga wanita hamil sebaiknya menghindari pada endemik malaria. ;Sejumlah kecil
klorokuin dan desentilkloroquin terdistribusi dalam ASI. ;Dosis tunggal 300/600 mg per hari
secara oral selama menyusui menghasilkan kadar obat dalam ASI sebasar 0,4-0,7 %
sehinggga diperlukan penyesuaian dosis.
BENTUK SEDIAAN:Injeksi Klorokuin Hidroklorida 50 mg/ml Setara Dengan 40 mg
Klorokuin. Tablet Salut Film 300 mg Klorokuin
PERINGATAN:Perlu perhatian pada pasien alkoholis dan obat hepatotoksik lain pada saat
penggunaan klorokuin. Perlu perhatian pada pasien defisiensi G-6- phospat dehidrogenasi.
Penggunaan obat ini dapat menyebabkan kekambuhan psoriasis, porfiria, dan retinopati.
Dosis yang tersedia : Tablet : 100mg,150mg
Prednison
INDIKASI
Artritis reumatoid, asma bronkhial, lupus eritematosus sistemik, demam reumatik yang
berhubungan dengan karditis.
KONTRA INDIKASI
Tukak lambung, osteoporosis, diabetes melitus, penyakit infeksi sistemik, gagal ginjal kronis,
uremia, hamil, tuberkulosa aktif, hipersensitif.
PERHATIAN
Interaksi obat :
Rifampisin, Barbiturat.
EFEK SAMPING
Mual, anoreksia (kehilangan nafsu makan), nyeri otot, gelisah. Edema, hipernatremia,
hipokalemia, iritasi lambung.
DOSIS
1-4 tablet 5mg /hari setelah makan dan sebelum tidur.
18.Amoxicillin
Indikasi:
Amoksisilina efektif terhadap penyakit:
Infeksi saluran pernafasan kronik dan akut: pneumonia, faringitis (tidak untuk faringitis
gonore), bronkitis, langritis.
Infeksi sluran cerna: disentri basiler.
Infeksi saluran kemih: gonore tidak terkomplikasi, uretritis, sistitis, pielonefritis.
Infeksi lain: septikemia, endokarditis.
Kontra Indikasi:
Pasien dengan reaksi alergi terhadap penisilina.
Komposisi:
Tiap sendok teh (5 ml) suspensi mengandung amoksisilina trihidrat setara dengan
amoksisilina anhidrat 125 mg.
Tiap kapsul mengandung amoksisilina trihidrat setara dengan amoksisilina anhidrat 250 mg.
Tiap kaptab mengandung amoksisilina trihidrat setara dengan amoksisilina anhidrat 500 mg.
Posologi:
Dosis amoksisilina disesuaikan dengan jenis dan beratnya infeksi.
Anak dengan berat badan kurang dari 20 kg: 20 - 40 mm/kg berat badan sehari, terbagi dalam
3 dosis.
Dewasa atau anak dengan berat badan lebih dari 20 kg: 250 - 500 mg sehari, sebelum makan.
Gonore yang tidak terkompilasi: amoksisilina 3 gram dengan probenesid 1 gram sebagai
dosis tunggal.
Efek Samping:
Pada pasien yang hipersensitif dapat terjadi reaksi alergi seperti urtikaria, ruam kulit, pruritus,
angioedema dan gangguan saluran cerna seperti diare, mual, muntah, glositis dan stomatitis.
Interkasi Obat:
Probenesid memperlambat ekskresi amoksisilina.
Cara Penyimpanan:
Simpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk dan kering.
Penggunaan dosis tinggi atau jangka lama dapat menimbulkan superinfeksi (biasanya
disebabkan: Enterobacter, Pseudomonas, S. aureus, Candida), terutama pada saluran
gastrointestinal.
Hati-hati pemberia pada wanita hamil dan menyusui dapat menyebabkan sensitivitas pada
bayi.
Jenis: Tablet
Syrup
Bentuk Sediaan Obat :
-
Propranolol : tablet
Dosis tersedia
-
Verapamil : kapsul (sustained release) 120mg, 180 mg, 240 mg, 360 mg; injeksi 2,5
mg/ml (2 ml, 4 ml); tablet 40 mg, 80 mg, 120 mg; tablet (sustained release) 180 mg,
240 mg
Dewasa : Dosis maksimum 480 mg/hari
Kandungan :
-
Verapamil
Fungsi :
-
Furosemid : diuretik
Efek samping
-
Kontraindikasi :
-
Propranolol : penderita asma bronchial dan penyakit paru obstruktif menahun yang
lain, pendderita asidosis metabolic, penderita dengan payah jantung termasuk payah
jantung terkompensasi dan yang cadangan kapasitas jantung kecil, syok kardiogenik,
AV block derajat 2 dan 3
Furosemid : hipersensitif terhadap furosemid, atau komponen lain dalam sediaan atau
sulfonil urea, anuria, pasien koma hepatic atau keadaan penurunan elektrolit parah
sampai keadaanya membaik., terapi bersama insulin
Interaksi/Kombinasi :
-
CAPTOPRIL
Obat Generik :
Captopril / Kaptopril
Obat Bermerek :
Acepress
Capoten
Captensin
Casipril
Dexacap
Farmoten
Forten
Lotensin
Metopril
Otoryl
Praten
Scantensin
Tensicap
Tensobon
Vapril
KOMPOSISI / KANDUNGAN
FARMAKOLOGI
Captopril (kaptopril) adalah obat antihipertensi dan efektif dalam penanganan gagal jantung
dengan cara supresi sistem renin angiotensin aldosteron.
Renin adalah enzim yang dihasilkan ginjal dan bekerja pada globulin plasma untuk
memproduksi angiotensin I yang bersifat inaktif. Angiotensin Converting Enzyme (ACE),
akan merubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang bersifat aktif dan merupakan
vasokonstriktor endogen serta dapat menstimulasi sintesa dan sekresi aldosteron dalam
korteks adrenal.
Peningkatan sekresi aldosteron akan mengakibatkan ginjal meretensi natrium dan cairan,
serta meretensi kalium. Dalam kerjanya, kaptopril akan menghambat ACE, akibatnya
pembentukan angiotensin II terhambat, timbul vasodilatasi, penurunan sekresi aldosteron
sehingga ginjal mensekresi natrium dan cairan serta mensekresi kalium. Keadaan ini akan
menyebabkan penurunan tekanan darah dan mengurangi beban jantung,
baik afterloadmaupun preload, sehingga terjadi peningkatan kerja jantung. Vasodilatasi yang
timbul tidak menimbulkan efek takikardia.
INDIKASI
Untuk hipertensi berat hingga sedang, kombinasi dengan tiazid memberikan efek aditif,
sedangkan kombinasi dengan beta bloker memberikan efek yang kurang aditif.
Untuk gagal jantung yang tidak cukup responsif atau tidak dapat dikontrol dengan
diuretik dan digitalis, dalam hal ini pemberian captopril diberikan bersama diuretik dan
digitalis.
KONTRAINDIKASI
Penderita yang hipersensitif atau alergi terhadap captopril atau penghambat ACE
lainnya (misalnya pasien mengalami angioedema selama pengobatan dengan
penghambat ACE lainnya).
Wanita menyusui.
Stenosis aorta.
Hipertensi : Dosis awal 12,5 mg, 3 kali sehari. Bila setelah 2 minggu penurunan
tekanan darah masih belum memuaskan maka dosis dapat ditingkatkan menjadi 25 mg,
3 kali sehari. Bila setelah 2 minggu lagi, tekanan darah masih belum terkontrol
sebaiknya ditambahkan obat diuretik golongan tiazid misal hidroklorotiazid 25 mg
setiap hari. Dosis diuretik mungkin dapat ditingkatkan pada interval satu sampai dua
minggu. Maksimum dosis captopril untuk hipertensi tidak boleh melebihi 450 mg
dalam sehari.
Gagal Jantung : 12,5 25 mg, 3 kali sehari. Captopril diberikan bersama diuretik dan
digitalis, dari awal terapi harus dilakukan pengawasan medik secara ketat. Untuk
penderita dengan gangguan fungsi ginjal dosis perlu dikurangi disesuaikan dengan
klirens kreatinin penderita.
EFEK SAMPING
Captopril menimbulkan proteinuria lebih dari 1 gram sehari pada 0,5% penderita dan
1,2% penderita dengan penyakit ginjal. Dapat terjadi sindroma nefrotik serta membran
glomerulopati pada penderita hipertensi. Karena proteinuria umumnya terjadi dalam
waktu 8 bulan pengobatan maka penderita sebaiknya melakukan pemeriksaan protein
urin sebelum dan setiap bulan selama 8 bulan pertama pengobatan.
Hipotensi dapat terjadi 1 1,5 jam setelah dosis pertama dan beberapa dosis
berikutnya, tapi biasanya tidak menimbulkan gejala atau hanya menimbulkan rasa
pusing yang ringan. Tetapi bila mengalami kehilangan cairan, misalnya akibat
pemberian diuretik, diet rendah garam, dialisis, muntah, diare, dehidrasi maka potensi
hipotensi tersebut menjadi lebih berat. Maka pengobatan dengan captopril perlu
dilakukan pengawasan medik yang ketat, terutama pada penderita gagal jantung yang
umumnya mempunyai tensi yang normal atau rendah. Hipotensi berat dapat diatasi
dengan infus garam faal atau dengan menurunkan dosis captopril atau diuretiknya.
Sering terjadi ruam dan pruritus, kadang-kadang terjadi demam dan eosinofilia. Efek
tersebut biasanya ringan dan menghilang beberapa hari setelah dosis diturunkan.
Terjadi perubahan rasa, yang biasanya terjadi dalam 3 bulan pertama dan menghilang
meskipun obat diteruskan.
Retensi kalium ringan sering terjadi, terutama pada penderita gangguan ginjal,
sehingga perlu diuretik yang meretensi kalium seperti amilorida dan pemberiannya
harus dilakukan dengan hati-hati.
Keamanan penggunaan pada wanita hamil belum terbukti, bila terjadi kehamilan
selama pemakaian obat ini, maka pemberian obat captopril harus dihentikan dengan
segera.
Captopril harus diberikan dengan hati-hati pada wanita menyusui, pemberian ASI perlu
dihentikan karena ditemukan kadar dalam ASI lebih tinggi dari pada kadar dalam darah
ibu.
Pemakaian pada lanjut usia harus hati-hati karena sensitivitasnya terhadap efek
hipotensif.
Bayi dengan riwayat dimana selama di dalam kandungan ibunya mendapatkan obat
penghambat ACE, harus diobservasi intensif tentang kemungkinan terjadinya
hipotensi, oligouria dan hiperkalemia.
INTERAKSI OBAT
Alkohol.
KEMASAN
ANALISIS RESEP
RESEP 1
Dr. Supriatman
SIP No : 110/456/UP/DINKES
Praktek :
Jl.budi kemuliaan no.8A Mataram
Tlp : 640555
Mataram, 1 April 2014
R/ Dexametason
no 3 tab
Cefadroxil 500 mg
no 2 tab
Propranolol
no 3 tab
S.L
q. S
Pro
: st. zahra
Umur
: 5 thn
Alamat
Dexametason : Anak-anak : 0,08 mg 0,3 mg/kg berat badan per hari dibagi dalam 3
atau 4 dosis.
sefadroksil 25 50 mg/kg BB dalam dosis tunggal atau dua dosis terbagi. Untuk
infeksi yang disebabkan Streptococcus beta-hemolytic, pengobatan diberikan minimal
selama 10 hari.
Dosis : tidak cocok untuk umur pasien yaitu 5 tahun. Dosis lazim bagi anak 5 tahun telah
disebutkan di atas.
2. Kelengkapan resep : pada penulisan S.L tidak lengkap dimana penulisan benar
sacc.lact (saccharum lactis)
3.
RESEP 2
Dr. Margarita
SIP No : 2011/123/UP/DINKES
Praktek :
Jl. Mawar No. 1 Mataram
Tlp: 0370 640777
Mataram, 1 April 2014
R/ parasetamol
500 mg
Codein HCl
20 mg
CTM
4 mg
GG
50 mg
DMP
10 mg
S.L
q.s
Pro
: Tn. jakariah
Umur
: 35 Tahun
Alamat
: Mataram
RESEP 3
Dr. Rian
SIP No : 300/123/UP/DINKES
Praktek :
Jl.kompleks puri ayu no ZZ Mataram
Tlp: 0370 612345
Mataram, 1 juni 2014
R/ sulfadoxin-pirimetasin
no X tab
R/ tetrasiklin
no x cap
S3 dd
Pro
: alan
Umur
: 3 Tahun
Alamat
RESEP 4
Dr. Abdullah
SIP No : 300/123/UP/DINKES
Praktek :
Jl. Mawar No. 1 Mataram
Mataram, 1 April 2014
R/ propranolol tab
no. XX tab
S 3 dd 1 tab
R/ salbutamol tab
no. XX tab
RESEP 5
Dr. stefany, Sp. A
SIP No : 300/123/UP/DINKES
Praktek :
Jl. Kesejahteraan I no. 81Mataram
Tlp: 0370 612345
Mataram, 1 April 2014
R/ ibuprofen 400 mg
no 3 tab
Cotrimoksazol
no 3 tab
CTM 4 mg
no 3 tab
DMP 10 mg
no 3 tab
Gliseril gualikolat
no 4 tab
S.L
q.s
i btl
S 3 dd C
Pro
: aminah
Umur
: 5 Tahun
Alamat
: jl swakarya Mataram
RESEP 6
Dr. Rian
SIP No : 300/123/UP/DINKES
Praktek :
Jl.kompleks puri ayu no ZZ Mataram
Tlp: 0370 612345
RESEP 7
Dr. sebastian
SIP No : 300/123/UP/DINKES
Praktek :
Jl.kesejahteraan no YY Mataram
Tlp: 0370 640555
Mataram, 1 april 2014
R/ ciprofloxacin tablet
Kloroquin
no X tab
no x cap
no 1 btl
S 3-4 dd 2 C
RESEP 8
Nama
: bagas
Umur
: 6 tahun
Alamat
Pro
: alan
Umur
Alamat
Tahun
Dr.: 3supriatman
Sp. a
Swasembada Mataram
SIP No :: jl.
110/456/UP/DINKES
Praktek :
Jl.BUDI KEMULIAAN NO. 8A Mataram
Tlp: 640555
Mataram, 1 april 2014
RESEP 9
Dr. Abdullah
SIP No : 300/123/UP/DINKES
Praktek :
Jl. Mawar No. 1 Mataram
Mataram, 1 April 2014
R/ Verapamil tab No. XX tab
S 3 dd 1 tab
R/ Propranolol tab
No XX tab
S 3 dd 1 tab
R/ Furosemid tab no XX tab
S 3 dd 1 tab
Pro
: Tn. basuki
Umur
: 45 Tahun
Alamat
Dr. Abdullah
RESEP 10
SIP No : 300/123/UP/DINKES
Praktek :
Jl. Mawar No. 1 Mataram
Mataram, 1 April 2014
R/ captopril tab
S 3 dd 1 tab
no. XX tab