Anda di halaman 1dari 40

1.

Dexametason
Kandungan dan BSO : Dexamethasone 0,5 mg : Setiap tablet mengandung
deksametason 0,5 mg.
Dexamethasone 0,75 mg : Setiap tablet mengandung deksametason 0,75 mg.
BSO: injeksi I.V/I.M
Fungsi : Antialergi
Dosis :

Dewasa : 0,5 mg 10 mg per hari.

Anak-anak : 0,08 mg 0,3 mg/kg berat badan per hari dibagi dalam 3 atau 4 dosis.

KEMASAN

Dexamethasone tablet 0,5 mg, kotak, 20 strip @ 10 tablet.

Dexamethasone tablet 0,75 mg, kotak, 20 strip @ 10 tablet.


INDIKASI :
Obat ini digunakan sebagai glucocorticoid khususnya untuk :
-Antiinflamasi,
-Pengobatan rematik arthritis, dan penyakit kolagen lainnya,
-Alergi dermatitis,
-Penyakit kulit,
-Penyakit inflamasi pada masa dan kondisi lain dimana glucocorticoid berguna lebih
menguntungkan seperti penyakit leukemia tertentu dan limfoma dan inflamasi pada
jaringan lunak dan anemia hemolitik.
KONTRAINDIKASI :
-Penderita yang hipersensitif terhadap deksametason.
-Penderita infeksi jamur sistemik.
-Jangan diberikan kepada penderita herpes simpleks pada mata, tuberkulosis aktif,
peptik ulcer aktif atau psikosis kecuali dapat menguntungkan penderita.
-Jangan diberikan kepada wanita hamil karena akan terjadi hipoadrenalisme pada bayi
yang dikandungnya, atau diberikan dengan dosis yang serendah-rendahnya.
EFEK SAMPING :
-Pengobatan yang berkepanjangan dapat mengakibatkan efek katabolik steroid seperti
kehabisan protein, osteoporosis, dan penghambatan pertumbuhan anak.

-Penimbunan garam, air dan kehilangan potassium jarang terjadi bila dibandingkan
dengan glucocorticoid lainnya.
-Penambahan nafsu makan dan berat badan lebih sering terjadi.
INTERAKSI OBAT

Insulin, hipoglikemik oral : menurunkan efek hipoglikemik.

Fenitoin, fenobarbital, dan efedrin : meningkatkan clearance metabolik dari


deksametason, menurunkan kadar steroid dalam darah dan aktifitas fisiologis.

Antikoagulan oral : meningkatkan atau menurunkan waktu protrombin.

Diuretik yang mendepresi kalium : meningkatkan risiko hipokalemia.

Glikosida kardiak : meningkatkan risiko aritmia atau toksisitas digitalis sekunder


terhadap hipokalemia.

Antigen untuk tes kulit : menurunkan reaksivitas.

Imunisasi : menurunkan respon antibodi.

2. Cefadoxil
Kandungan danBSO:

Tiap kapsul mengandung cefadroxil monohydrate setara dengan cefadroxil 500 mg.

Tiap 5 ml sirup mengandung cefadroxil monohydrate setara dengan cefadroxil 125 mg.
FARMAKOLOGI (CARA KERJA OBAT)

Cefadroxil adalah antibiotik semisintetik golongan sefalosforin untuk pemakaian oral.


Cefadroxil (sefadroksil) bersifat bakterisid dengan jalan menghambat sintesis dinding sel
bakteri. Cefadroxil aktif terhadap Streptococcus beta-hemolytic, Staphylococcus aureus
(termasuk penghasil enzim penisilinase), Streptococcus pneumoniae, Escherichia coli,
Proteus mirabilis, Klebsiella sp, Moraxella catarrhalis.
INDIKASI
Cefadroxil diindikasikan untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme
yang sensitif seperti: infeksi saluran pernapasan (tonsillitis, faringitis, pneumonia), otitis
media, infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi saluran kemih dan kelamin, infeksi lain
(osteomielitis dan septisemia).

KONTRAINDIKASI
Hipersensitif atau alergi terhadap cefadroxil dan sefalosporin lainnya.
EFEK SAMPING

Gangguan saluran pencernaan, seperti mual, muntah, diare, dan gejala kolitis
pseudomembran.

Reaksi hipersensitif, seperti ruam kulit, gatal-gatal dan reaksi anafilaksis.

Efek samping lain seperti vaginitis, neutropenia dan peningkatan transaminase.


INTERAKSI OBAT

Obat-obat yang bersifat nefrotoksik dapat meningkatkan toksisitas sefalosporin terhadap


ginjal. Probenesid menghambat sekresi sefalosporin sehingga memperpanjang dan
meningkatkan konsentrasi obat dalam tubuh. Alkohol dapat mengakibatkan Disulfiram-like
reactions, jika diberikan 48 72 jam setelah pemberian sefalosporin.
DOSIS
Dewasa :

Infeksi saluran kemih: Infeksi saluran kemih bagian bawah, seperti sinusitis :
sefadroksil 1 2 g sehari dalam dosis tunggal atau dua dosis terbagi, infeksi saluran
kemih lainnya 2 g sehari dalam dosis terbagi.

Infeksi kulit dan jaringan lunak: sefadroksil 1 g sehari dalam dosis tunggal atau dua
dosis terbagi.

Infeksi saluran pernapasan: infeksi ringan, 1 gram sehari dalam dua dosis terbagi;
infeksi sedang sampai berat, 1 2 gram sehari dalam dua dosis terbagi. Untuk faringitis
dan tonsilitis yang disebabkan oleh Streptococcus beta-hemolitik: 1 g sehari dalam
dosis tunggal atau dua dosis terbagi, pengobatan diberikan minimal selama 10 hari.

Anak-anak :

Infeksi saluran kemih, infeksi kulit dan jaringan lunak : sefadroksil 25 50 mg/kg BB
sehari dalam dua dosis terbagi.

Faringitis, tonsilitis, impetigo : sefadroksil 25 50 mg/kg BB dalam dosis tunggal atau


dua dosis terbagi. Untuk infeksi yang disebabkan Streptococcus beta-hemolytic,
pengobatan diberikan minimal selama 10 hari.

Cara melarutkan sirup/suspensi: Tambahkan 45 ml air minum, kocok sampai suspensi


homogen. Setelah 7 hari suspensi yang sudah dilarutkan tidak boleh digunakan lagi.

KEMASAN

Cefadroxil, Kotak, berisi 5 strip @ 10 kapsul.

Sirup, @ 60 ml. Tiap 5 ml sirup mengandung cefadroxil monohydrate setara dengan


cefadroxil 125 mg.

3. Parasetamol
Dosis :
Paracetamol Tablet

Dewasa dan anak .12 tahun : 1 tablet, 3 4/hari.

Anak-anak 6 12 tahun : tablet 3 4kali/hari

Paracetamol Sirup 125 mg/5 ml

Anak 0 1 tahun : 5 mL, 34 kali/hari.

Anak 12 tahun : 5 mL, 34 kali/hari.

Anak 26 tahun : 1 2 sendok takar (5 mL), 3 4 kali/hari.

Anak 69 tahun : 23 sendok takar (5 mL), 34 kali/hari.

Anak 912 tahun : 3 4 sendok takar (5 mL), 34 kali/hari.

Dosis maximal 1 gr/1000ml perdosis. 4 gr/4000 ml perhari.


Kandungan dan BSO:

Paracetamol Tablet : 500 mg.

Paracetamol Sirup 125 mg/5 ml :1 sendok takar

Paracetamol Sirup 160 mg/5 ml : 1 sendok takar.

Paracetamol Sirup Forte 250 mg 5 ml : 1 sendok takar.

Paracetamol suppositoria

Fungsi:

(analgesik antipiretik)

sakit kepala, nyeri otot, sakit gigi, nyeri pasca operasi minor, nyeri trauma ringan.

Interaksi:

Kombinasi dengan obat AIDS zidovudin meningkatkan resiko neutropenia.


Sering dikombinasi dengan aspirin untuk menurukan rasa nyeri pada rematik.

Kontraindikasi:
Parasetamol jangan diberikan kepada penderita hipersensitif/alergi terhadap Paracetamol.
Penderita gangguan fungsi hati berat.

4. Codein HCl ( CODEINE HYDROCHLORIDE)


Dosis :

Pada nyeri, oral -6 dd 15-60 mg garal-HCl, anak-anak > 1 tahun -6 dd 0,5 mg/kgBB.

Pada batuk 4-6 dd 10-20 mg, maksimal 120 mg/hari, anak-anak 4-6 dd 1 mg/kg BB

Dosis lazim :
Batuk 3-5 dd 20-40 mg; diare 4 dd20-40 mg; analgetik maksimal 3 dd 30-60 mg.

Kandungan:

Kodein Fosfat Tablet 10 mg; 5 mg; 20 mg (N).

Fungsi:

Sebagai obat batuk, anti nyeri, dan obat anti-diare

Interaksi:

Alkohol: menaikkan efek sedatif dan efek hipotensif

Antiaritmia: menunda absorpsi meksiletin

Antibakteri: rifampisin mempercepat metabolism metadon (mengurangi efek);


eritromisin menaikkan kadar plasma alfentanil; produsen siprofloksasin menyarankan

agar menghindari premedikasi dengan kodein (menurunkan kadar plasma


siprofloksasin).

Antikoagulan: dekstropropoksifen dapat meningkatkan efek nikumalon dan warfarin.

Antidepresan: eksitasi dan depresi SSP (hipertensi atau hipotensi) apabila petidin dan
mungkin kodein lainnya diberikan kepada pasien yang menerima MAOI (termasuk
moklobemid).

Antiepileptik: dekstropropoksifen menambah efek karbamezepin; efek tramadol


diturunkan oleh karbamazepin.

Antipsikotik: menaikkan efek sedatif dan efek hipotensif.

Antivirus: metadon mungkin menaikkan kadar plasma zidovudin.

Ansiolitika dan hipnotika: menambah efek sedatif.

Cisaprid: mungkin antagonisme terhadap efek saluran cerna.

Dopaminergik: dilaporkan adanya hiperpireksia dan toksisitas SSP dan selegilin.

Metoklopramid dan domperidon: antagonis efek saluran cerna.

Obat antiulkus: simetidin menghambat kodein

Kontraindikasi:

Hindari pada depresi nafas akut

Alkoholisme akut

Bila terdapat resiko ileus paralitik

Tidak dianjurkan pada akut abdomen

Hindari pada peningkatan tekanan cranial atau cidera kepala (selain mengganggu
pernafasan juga mempengaruhi respon pupil yang penting untuk penilaian neurologis)

Hindari injeksi pada feokromositoma (ada resiko tekanan darah naik sebagai respon
terhadap pelepasan histamine).

5. CTM (Chlorpheniramin maleat)

Dosis :
Dewasa: 3 4 kali sehari 0.5 1 tablet.
Anak-anak 6 12 tahun: 0.5 dosis dewasa.
Anak-anak 1 6 tahun: 0.25 dosis dewasa.
Per oral: 4 mg tiap 4-6 jam; maksimal 24 mg/hari.
Injeksi :
1. Injeksi subkutan atau intramuskular: 10-20 mg, diulang bila perlu maksimal 40 mg
dalam 24 jam.
2. Injeksi intravena lambat, lebih dari 1 menit: 10-20 mg dilarutkan dalam spuit dengan 510 ml darah atau dengan NaCl steril 0,9% atau air khusus untuk injeksi

Kandungan dan BSO:


Klorfeniramin maleat (gol alkilamin), Tablet 4 mg.
Fungsi:
Pengobatan gejala alergi, spt bersin-bersin, urtikaria, eksim, dermatitis, edema angioneurotik,
serum sickness
Interaksi:
Antihistamin. Bereaksi terhadap alkohol.
Kontraindikasi:
Epilepsi.
PO : Diberikan bersama atau tanpa makanan

6. GG ( glyceryl guaiacolate)
Komposisi : tiap tablet mengandung glyceryl guaiacolate 100 mg
Cara kerja : mengencerkan dahak pada saluran nafas sehingga mempermudah
mengeluarkan dahak.
Indikasi : meredakan batuk berdahak (sebagai espektoran)

KONTRA INDIKASI
Hipersensitivitas terhadap produk guaifenesin

7. DMP
Dosis :

Tablet :Dewasa:1 tablet tiap 4 jam atau 2 tablet tiap 6 jam, maksimum sehari 8
tablet.
Anak-anak :1mg/kg BB dibagi dalam 3-4 kali pemberian per hari.

Syrup :
Dewasa: 1-2 sendok teh tiap 4 jam atau 3 sendok teh tiap 6 jam maksimum 12 sendok
teh sehari
Anak-anak : 1 mg per kg berat badan dibagi dalam 3-4 kali pemberian perhari.

Kandungan:

Tiap tablet salut selaput mengandung:Dextromethorphan HBr 15 mg

Tiap 5 ml mengandung Detromethorphan HBr 10 mg

Fungsi:

Untuk meredakan batuk yang tidak berdahak.

Interaksi:

Dengan MAO inhibitor diiaporkan dapat menyebabkan nausea,koma, hipotensi dan


hiperpireksia

Kontraindikasi:

Hipersensitif terhadap Dextromethorphan HBr.Pada wanita hamil.

8. Sulfadoxin-pirimetamin
BSO TABLET
Dosis:

Kuratif Dosis Tunggal

Dewasa 2-3 tab


Anak 10-14 tahun 2 tab

Anak 7-9 tahun 1 tab


Anak 4-6 tahun 1 tab
Anak <4 tahun tab

Profilaksis Semi Imun Setiap 4 minggu

Dewasa 2-3 tab


Anak 9-14 tahun 2 tab
Anak 4-8 tahun 1 tab
Anak <4 tahun tab

Non Imun Setiap 2 minggu

Dewasa 2 tab
Anak 9-14 tahun 1 tab
Anak 4-8 tahun 1 tab
Anak <4 tahun tab
Dosis pertama diberikan 1-2 hari sebelum keberangkatan & diteruskan selama di daerah tsb
& 4 minggu pertama setelah kembali
Kandungan: Sulfadoxin 500 mg, pyrimethamine 25mg
Indikasi :tindakan kuratif dan profilaksis malaria
Interaksi Obat :Antagonis folat
Kontraindikasi: Hipersensitif thd sulfonamide. Bayi baru lahir atau premature.
Hamil. Profilaktik penggunaan pada gagal hati atau ginjal & diskrasia darah.
Efek Samping: Kemerahan pada kulit & pruritus. Gangguan GI (mual dan kembung),
Steven-johnson & sindroma Lyel, diskrasia darah, kerusakan sel hati.
Harga: Tab 60 (Rp 393.559,-)
Perhatian: Reaksi kulit. Hindari terpapar dengan sinar matahari.
Pemberian obat: Dapat diberikan bersama makanan atau cemilan untuk mengurangi
rasa tidak nyaman pada GI. Pastikan kecukupan asupan cairan. Telan utuh, jangan
dikunyah/dihancurkan

9. Tetrasiklin
BSO KAPSUL
KANDUNGAN : Metoclopramide / MetoklopramidaHCl
INDIKASI
Dispepsia, kembung, gastritis, duodenitis, rasa panas pada ulu hati, spasme pilorik, refluks
esofagitis, cegukan, hernia hiatus, mual dan muntah termasuk yang disebabkan oleh obat bius
dan intoleransi terhadap obat-obatan.
KONTRA INDIKASI
Sumbatan, perdarahan & perlubangan pada saluran pencernaan, epilepsi, feokromositoma,
gangguan ekstrapiramidal.
PERHATIAN

Gangguan ginjal.

Pasien yang masuh anak-anak dan remaja.


Interaksi obat :

Efek Metoklopramida diantagonis oleh antikolinergik dan analgetik narkotik.

Meningkatkan efek sedasi jika diberikan bersama dengan depressan susunan saraf
pusat.

Penyerapan obat (Digoksin, Simetidin) bisa terganggu dan penyerapan dari usus kecil
meningkat (Parasetamol, Tetrasiklin, Levodopa).

Kebutuhan Insulin mungkin berubah akibat perubahan lamanya makanan dalam usus.
EFEK SAMPING

Sindroma ekstrapiramidal, susah buang air besar.


INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL
B: Baik penelitian reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko pada janin maupun penelitian
terkendali pada wanita hamil atau hewan coba tidak memperlihatkan efek merugikan (kecuali
penurunan kesuburan) dimana tidak ada penelitian terkendali yang mengkonfirmasi risiko
pada wanita hamil semester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trisemester selanjutnya).

DOSIS
Oral, atau injeksi intramuskular atau intravena lebih dari 1-2 menit,
Dewasa

3x 10 mg (

3x5mg5 mg pada dewasa muda berusia 15-19 tahun dengan berat di bawah 60 kg)

ANAK

sampai dengan 1 tahun (berat sampai 10 kg) 1 mg 2 kali sehari,

1-3 tahun (10-14 kg) 1 mg 2-3 kali sehari,

3-5 tahun (15-19 kg) 2 mg 2-3 kali sehari,

5-9 tahun (20-29 kg) 2,5 mg 3 kali sehari,

9-14 tahun (30 kg dan lebih) 5 mg 3 kali sehari

Larutan rektal:

DEWASA: 10 mg/2,5 mL larutan rektal 3 kali sehari,

ANAK dan DEWASA MUDA: 10 mg/2,5 mL

Dosis harian metoklopramid tidak boleh melebihi 500 mcg/kg bb, umumnya pada anak dan
dewasa muda
Untuk prosedur diagnostik, sebagai dosis tunggal 5-10 menit sebelum pemeriksaan,
Dewasa :

10-20 mg

10 mg pada dewasa muda berusia 15-19 tahun dengan berat di bawah 60 kg)

ANAK:

di bawah 3 tahun 1 mg,

3-5 tahun 2 mg,

5-9 tahun 2,5 mg,

9-14 tahun 5 mg

10.

Propranolol

Merk Dagang

Glimepiride, Amadiab, Amaryl, Diaversa, Glamarol, Glimexal, Gluvas, Mapryl, Metrix,


Relide, Versibet
Indikasi:
Non-insulin-dependent (type II) Diabetes melitus (NIDDM) dimana kadar glukosa darah
tidak dapat hanya dikontrol dengan diet dan olahraga saja.
Kontra Indikasi:

Hipersensitivitas

Pasien ketoasidosis diabetik, dengan atau tanpa koma


Komposisi:

Tiap tablet mengandung : Glimepiride 1 mg

Tiap tablet mengandung : Glimepiride 2 mg

Tiap tablet mengandung: Glimepiride 3 mg

Tiap tablet mengandung: Glimepiride 4 mg


Farmakologi:

Glimipiride bekerja terutama menurunkan kadar glukosa darah dengan perangsangan sekresi
insulin dari sel beta pankreas yang masih berfungsi. Selain itu, aktivitas sulfonilurea seperti
glimipiride dapat juga melalui efek ekstra pankreas, hal ini didukung oleh studi preklinis dan
klinis yang menunjukkan bahwa pemberian glimipiride dapat meningkatkan sensitivitas
jaringan perifer terhadap insulin.
Dosis:
Kadar glukosa darah pasien dan HbA1c harus diukur secara berkala untuk menetapkan dosis
minimum yang efektif bagi pasien tersebut, untuk mendeteksi kegagalan primer yaitu tidak
adanya penurunan berarti dari gula darah pada pemberian dosis maksimum yang
diperbolehkan, untuk mendeteksi kegagalan sekunder yaitu hilangnya respon penurunan
glukosa darah setelah adanya periode keefektifan inisial.
Dosis awal:

1-2 mg satu kali sehari, diberikan bersamaan makan pagi atau makanan utama yang
pertama. Untuk pasien yang lebih sensitif terhadap obat-obat hipoglikemik, dosis awal

yang diberikan sebaiknya dimulai dari 1 mg satu kali sehari, kemudian boleh dinaikkan
(dititrasi) dengan hati-hati.
Dosis pemeliharaan:

1-4 mg satu kali sehari. Dosis maksimum yang dianjurkan 8 mg satu kali sehari. Pada
saat pemberian telah mencapai dosis 2 mg maka kenaikkan dosis tidak boleh melebihi
2 mg dengan interval 1-2 minggu tergantung dari respon gula darah pasien. Efikasi
jangka panjang harus dimonitor dengan mengukur kadar HbA1c, sebagai contoh setiap
3-6 bulan.
Peringatan dan Perhatian
Umum

Hipoglikemia:

Tidak terkendalinya kadar glukosa darah: Bila seorang pasien, yang kondisi penyakit DMnya
stabil dengan menggunakan regimen antidiabetik tertentu, terpapar stress seperti demam,
trauma, infeksi, pembedahan, kadar gluosa darah bisa tidak terkendali. Dalam keadaan seperti
ini, dibutuhkan kombinasi insulin dengan glimipiride atau pengobatan tunggal dengan
insulin.

Informasi untuk Pasien

Pasien harus diinformasikan mengenai:

Risiko, manfaat glimipiride, dan cara pengobatan lain

Pentingnya untuk melakukan diet, program olah raga secara teratur dan pemeriksaan
glukosa darah secara teratur

Risiko hipoglikemia, gejala-gejala dan cara pengobatannya serta kondisi-kondisi yang


dapat mempengaruhi sebaiknya dijelaskan kepada pasien dan anggota keluarga yang
bertanggung jawab. Berdasarkan penelitian pada hewan, glimipiride tidak dianjurkan
pada kehamilan.

Pada ibu menyusui penggunaan glimipiride sebaiknya tidak dilanjutkan.

Keamanan dan efektivitas pada anak-anak belum diketahui.


Efek Samping

Gangguan pada saluran cerna seperti muntah, nyeri lambung dan diare (<1%).

Reaksi alergi seperti pruritus, erythema, urtikaria, erupsi morbiliform atau


maculopapular, reaksi ini bersifat sementara dan akan hilang meskipun penggunaan

glimipiride dilanjutkan, jika tetap terjadi maka penggunaan glimepiride harus


dihentikan (<1%)

Gangguan metabolisme berupa hiponatremia.

Perubahan pada akomodasi dan/atau kaburnya penglihatan mungkin terjadi pada


penggunaan glimepiride (plasebo 0,7%, glimepiride 0,4%).

Reaksi hematologik seperti leukopenia, agranulositosis, trombositopenia, anemia


hemolitik, anemia aplastik, dan pansitopenia dilaporkan terjadi pada penggunaan
sulfonilurea.
Interaksi obat:

Risiko hipoglikemia akan meningkat pada pemberian glimepiride bersama-sama


dengan obat-obat tertentu, yaitu NSAID dan obat lain dengan ikatan protein tinggi,
seperti salisilat, sulfonamida, kloramfenikol, kumarin, probenesid, MAO inhibitors, b
adrenergic blocking agents.

Daya kerja glimepiride dalam menurunkan kadar glukosa darah akan menurun jika
diberikan bersamaan dengan obat-obat yang cenderung menimbulkan hiperglikemia,
seperti tiazid dan diuretik lain, kortikosteroid, fenotiazin, produk-produk kelenjar
tiroid, estrogen, kontrasepsi oral, fenitoin, asam nikotinat, simpatomimetik dan
isoniasid.

Pemberian propranolol (40 mg tid) dan glimepiride meningkatkan Cmax, AUC dan
T1/2 dari glimepiride sebesar 23%, 22% dan 15% serta menurunkan CL/f sebesar 18%,
pasien perlu diperingatkan akan potensi hipoglikemia yang dapat terjadi.

Pemberian

glimepiride

bersamaan

dengan

warfarin,

menurunkan

respon

farmakodinamik dari warfarin, namun tidak bermakna secara klinis.

Interaksi antara mikonazol oral dan obat hipoglikemia oral dilaporkan dapat
menyebabkan hipoglikemia, sedangkan interaksi pada pemberian i.v., topikal atau
vaginal belum pernah dilaporkan.

Glimepiride berpotensi terjadi interaksi dengan fenitoin, diklofenak, ibuprofen,


naproksen dan asam mefenamat, karena seluruhnya dimetabolisme oleh sitokrom P450
II C9.

11.

Salbutamol

Merk Dagang
Astop, Bromosal, Butasal, Buventol Easyhaler, Glisend, Grafalin, Lasal, Proventol, Respolin,
Salbumax turbuhaler, Varsebron, Venasma, Ventab, Venterol, Ventolin, Volmax
Sedian :

Salbutamol 2 mg tablet

Salbutamol tablet 4 mg tablet

Salbutamol Cairan Inhaler (respul) 0,1%; 0,2%

Salbutamol Inhaler 100mcg/dosis

Salbutamol Syrup (dalam 100 ml)

Farmakologi :
Salbutamol merupakan suatu obat agonis beta-2 adrenergik yang selektif. Pada bronkus
salbutamol akan menimbulkan relaksasi otot polos bronkus secara langsung.
Maka SALBUTAMOL efektif untuk mengatasi gejala-gejala sesak napas pada penderitapenderita yang mengalami bronkokonstriksi seperti : asma bronkial, bronkitis asmatis dan
emfisema pulmonum, baik untuk penggunaan akut maupun kronik.
SALBUTAMOL menghambat pelepasan mediator dari pulmonary mast cell, mencegah
kebocoran kapiler dan udema bronkus serta merangsang pembersihan mukosiliar. Sebagai
agonis beta-2 SALBUTAMOL pengaruhnya terhadap adrenoseptor beta-1 pada sistem
kardiovaskuler adalah minimal. Ratio stimulasi beta-2/beta-1 salbutamol lebih besar dari
obat-obat simpatomimetik lainnya. SALBUTAMOL dapat digunakan oleh anak-anak
maupun dewasa.
SALBUTAMOL juga bekerja langsung pada otot polos uterus yaitu menurunkan
kontraktilitasnya. Efek SALBUTAMOL dapat dihambat oleh obat-obat penghambat reseptor
beta, maka SALBUTAMOL tidak boleh diberikan bersama-sama dengan obat tersebut.
SALBUTAMOL diabsorpsi dengan baik melalui saluran pencernaan sehingga efeknya akan
tampak setelah 15 menit dan berlangsung selama 4 8 jam.
Waktu paruh eliminasinya berkisar dari 2,7 sampai 5 jam.

SALBUTAMOL tidak dimetabolisme oleh enzim-enzim COMT maupun sulfatase dari


dinding intestin. Di hati akan berkonjugasi dengan sulfat.
Diekskresi melalui urin dalam bentuk utuh.
Indikasi :
SALBUTAMOL merupakan obat bronkodilator untuk menghilangkan gejala sesak napas
pada penderita asma bronkial, bronkitis asmatis dan emfisema pulmonum.
Kontra Indikasi :
Penderita yang hipersensitif terhadap Salbutamol.
Dosis :
Untuk tablet :

Dewasa : sehari 3-4 kali 2-4 mg.

Anak diatas 6 tahun : sehari 3-4 kali 2 mg.

Anak 2-6 tahun : sehari 3-4 kali 1 mg-2 mg.

Untuk sirup :

Dewasa : sehari 3-4 kali 1-2 sendok teh.

Anak diatas 6 tahun : sehari 3-4 kali 1 sendok teh.

Anak 2-6 tahun : sehari 3-4 kali -1 sendok teh.

Dosis anak adalah 0,3 mg/kg.bb./hari, dibagi dalam 3 dosis.

Efek Samping :
Berupa nausea, sakit kepala, palpitasi, tremor, vasodilatasi periferal, takikardi dan hipokalemi
yang kadang-kadang timbul sesudah pemberian dosis tinggi.
Peringatan dan Perhatian :

Agar diberikan secara hati-hati pada pasien tirotoksikosis.

Karena data-data penggunaan pada triwulan pertama dari kehamilan masih terbatas,
maka sebaiknya penggunaannya dihindari.

Hindari penggunaan pada penderita dengan hipertensi, penyakit jantung iskemik dan
pasien yang sudah tua.

12.

Ibuprofen

Obat Bermerek :
Anafen, Arthrifen, Bufect / Bufect Forte, Dofen, Dolofen-F, Farsifen, Fenris, Iprox,
Lexaprofen,

Mofen,

Nofena,

Osfarin,

Prifen,

Profen, Proris,

Prosic,

Prosinal,

Rhelafen/Rhelafen Forte, Ribunal, Spedifen, Yariven.


KOMPOSISI

Ibuprofen Tablet 200 mg : Tiap tablet mengandung Ibuprofen 200 mg.

Ibuprofen Tablet 400 mg : Tiap tablet mengandung Ibuprofen 400 mg.

Ibuprofen Sirup : Tiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung Ibuprofen 100 mg.

Ibuprofen Forte Sirup : Tiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung Ibuprofen 200 mg.

Ibuprofen Suppositoria : Tiap suppositoria mengandung Ibuprofen 125 mg.

FARMAKOLOGI

Ibuprofen merupakan derivat asam fenil propionat dari kelompok obat antiinflamasi
nonsteroid (OAINS). Ibuprofen bekerja melalui penghambatan enzim siklooksigenase
pada biosintesis prostaglandin, sehingga konversi asam arakidonat menjadi PG-G2
terganggu.

Prostaglandin berperan pada patogenesis inflamasi, analgesia dan demam. Dengan


demikian maka ibuprofen mempunyai efek antiinflamasi dan analgetik-antipiretik.

Khasiat ibuprofen sebanding, bahkan lebih besar dari pada asetosal (aspirin) dengan
efek samping yang lebih ringan terhadap lambung.

Pada pemberian oral ibuprofen diabsorbsi dengan cepat, berikatan dengan protein
plasma dan kadar puncak dalam plasma tercapai 1 2 jam setelah pemberian. Adanya
makanan akan memperlambat absorbsi, tetapi tidak mengurangi jumlah yang
diabsorbsi. Metabolisme terjadi di hati dengan waktu paruh 1,8 2 jam. Ekskresi
bersama urin dalam bentuk utuh dan metabolit inaktif, sempurna dalam 24 jam.

INDIKASI

Meredakan demam.

Mengurangi rasa nyeri pada sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot, nyeri setelah operasi
pada gigi dan dismenore.

Terapi simptomatik rematoid artritis dan osteoarthritis.

KONTRAINDIKASI

Penderita yang hipersensitif terhadap asetosal (aspirin) atau obat antiinflamasi non
steroid lainnya, dan wanita hamil trimester 3.

Penderita dengan syndroma nasal polyps, angioedema dan reaksi bronkospasme


terhadap asetosal (aspirin) atau antiinflamasi non steroid yang lain.

Dapat menyebabkan reaksi anafilaktik.

DOSIS DAN ATURAN PAKAI

Dewasa : 200 400 mg , 3 4 kali sehari.

Anak-anak : 20 mg/kg berat badan/hari dibagi menjadi beberapa kali pemberian.

EFEK SAMPING
Efek samping adalah ringan dan bersifat sementara berupa mual, muntah, diare, konstipasi,
nyeri lambung, ruam kulit, pruritus, sakit kepala, pusing dan heart burn.
PERINGATAN DAN PERHATIAN

Penderita gangguan fungsi ginjal, gagal jantung, hipertensi, dan penyakit lain yang
mengakibatkan retensi cairan tubuh, asma, gangguan pembekuan darah, lupus
ertematosus sistemik.

Hati-hati penggunaan pada anak usia di bawah 1 tahun, wanita hamil trimester 1 dan 2,
dan ibu menyusui.

Hati-hati pemberian pada penderita tukak lambung atau mempunyai riwayat tukak
lambung.

Hati-hati pada penderita yang sedang mendapatkan antikoagulan kumarin.

INTERAKSI OBAT

Asetosal (aspirin).

Dosis ibuprofen lebih dari 2,4 g per hari, dapat menggantikan warfarin dari ikatannya
dengan protein plasma.

KEMASAN

Ibuprofen Tablet 200 mg

Ibuprofen Tablet 400 mg

Ibuprofen Sirup

Ibuprofen Forte Sirup

Ibuprofen Suppositoria
a. Kekuatan

800-160 mg tablet (800 mg sulfa, 160 mg trimethoprin) (DS)

400-80 mg tablet

200-40 mg/4mL suspensi

Intermoxil Forte (amoxicillin 250 mg / 5 mL)

13.
a. Fungsi

Antibiotik : spektrum sedang, bakteriolitik, untuk gram-positive dan gram-netgative.


Mekanisme : inhibisi sintesis dinding sel bakteri (inhibisi cross-linkage antar peptidoglikan,
komponen utama dinding sel) pada gram-positive dan gram-negative.
b. Kekuatan

125 mg / 5 mL suspensi

200 mg / 5 mL suspensi

250 mg cap, tab

250 mg / 5 mL suspensi

400 mg / 5 mL suspensi

500 mg cap, tab

875 mg cap, tab

c. Dosis

Dewasa : 3x1 250 mg 500 mg

Anak < 10 th : 3x1 125 -250 mg

d. Interaksi obat
Probenesid (memperpanjang waktu paruh amoksisilin dalam plasma), allopurinol
(meningkatkan kemungkinan terjadinya ruam pada kulit)
e. Kontraindikasi
Alergi penicilin, cephalosporin
f. Efek samping
Nausea, sakit kepala, diare

14.

FERRO SULFAT

BSO

: Tablet salut

Komposisi

: tiap tablet mengandung Ferrous Sulphate heptahydrate 300 mg (setara

dengan Fe elemen 60 mg).


Fungsi :Pencegahan dan pengobatan anemia karena kekurangan zat besi.
Kontraindikasi :Hipersensitif terhadap senyawa besi atau komponen lain dalam sediaan,
hemokromatotis primer, anemia hemolitik,pasien yang mendapat transfusi berulang-ulang.
Interaksi Obat
Dengan obat lain : penggunaan bersamaan vitamin C > 200 mg per 30 mg Fe akan
meningkatkan absorbs oral Fe. Absorbsi oral Fe dan tetrasiklin akan menurun jika digunakan
bersamaan. Absorbsi fluorokuinolon, levodopa, metildopa dan penisilamin akan menurun
karena terbentuknya kompleks Fe-kuinolon. Penggunaan bersama antasida, bloker H2 atau
inhibitor pompa proton akan menurunkan absorbsi. Respon terhadap Fe akan tertunda dengan
adanya kloramfenikol.
Dengan makanan : sereal, serat makanan, teh, kopi, telur dan susu akan menurunkan
absorbsi. Peringatan/perhatian : Sediaan besi per oral dapat memperberat keadaan tukak
lambung colitis ulseratif menahun, enteritis. Obat ini dapat menyebabkan feses berwarna
hitam.
Dosis
Dosis untuk anak : anemia karena defisiensi Fe ringan-sedang : 3 mg/kg/hari dalam 1-2 dosis
terbagi. Profilaksis : 1-2 mg/kg/hari sampai dosis maksimum 15 mg/hari. Dosis untuk dewasa
: kekurangan Fe : 300 mg, dua kali sehari sampai 300 mg 4 kali sehari atau 250 mg dalam 1-2
kali sehari. Profilaksis : 300 mg/hari.

Efek Samping
Gangguan saluran cerna, seperti : mual, diare, konstipasi, rasa nyeri epigaster. Efek samping
ini mungkin dikurangi dengan pengurangan dosis, sediaan diminum waktu atau segera setelah
makan (jangan perut kosong).
Peringatan/Perhatian
Sediaan besi per oral dapat memperberat keadaan tukak lambung colitis ulseratif menahun,
enteritis. Obat ini dapat menyebabkan feses berwarna hitam.

15.

ASAM FOLAT

BSO: Tablet
Komposisi
asam folat berwujud serbuk kristal berwarna kuning sampai oranye coklat, tidak berbau.
Praktis tidak larut dalam air dan sebagian besar pelarut organik (alkohol, aseton, chloroform,
dan ether).2
DOSIS PEMBERIAN OBAT
anemia (oral, im, iv, sc): infant 0.1mg/hari, anak<4 tahun sampai dengan 0.3mg/hari,
anak>4tahun dan dewasa 0.4mg/hari. Wanita hamil dan menyusui 0.8mg/hari. Pencegahan
neural tube defect: dari ibu dgn potensial saat lahir 400mcg/hari; dari ibu dgn berisiko
tinggi/karena riwayat keluarga neural tube defect 4mg/hari
KONTRA INDIKASI
Hipersensiifitas terhadap asam folat dan komponen lain dalam formulasi
EFEK SAMPING
Reaksi alergi, bronkospasme, wajah memerah, gatal, erupsi sementara
INTERAKSI OBAT
Pada keadaan defisiensi folat, terapi dengan asam folat mungkin meningkatkan metabolisme
fenitoin, menyebabkan penurunan konsentrasi serum fenitoin. Penggunaan bersamaan
kloramfenikol dan asam folat pada pasien defisiensi folat dapat menyebabkan antagonisme
terhadap respon hematopoitik terhadap asam folat. Untuk itu, respon hematologi terhadap
asam folat pada pasien yang menggunakan asam folat dan kloramfenikol harus dimonitor
secara baik.
Sediaan dan dosis
Folat tersedia sebagai asam folat dalam bentuk tablet 0.1, 0.4, 4, 5, 10 atau 20 mg dan dalam
larutan injeksi asam folat 5mg/ml.
Selain itu asam folat terdapat dalam berbagai sediaan multivitamin atau digabung dengan
antianemia lainnya.
Untuk tujuan diagnostik digunakan dosis 0.1 mg per oral selama 10 hari.
Terapi awal pada defisiensi folat tanpa komplikasi dimulai dengan 0.5-1 mg sehari secara
oral selama 10 hari. Setelah perbaikan cukup memuaskan, terapi dilanjutkan dengan dosis
penunjang yang biasanya berkisar antara 0.1-0.5 mg sehari.

16.
Indikasi:

Ciprofloxacin 500 mg

Untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh kuman patogen yang peka terhadap
ciprofloxacin, antara lain pada :
- Saluran kemih termasuk prostatitis.
- Uretritis dan serpisitis gonore.
- Saluran cerna, termasuk demam thyfoid dan parathyfoid.
- Saluran nafas, kecuali pneumonia dan streptococus.
- Kulit dan jaringan lunak.
- Tulang dan sendi.

Kontra Indikasi:
- Penderita yang hipersensitivitas terhadap siprofloksasin dan derivat quinolone lainnya
- tidak dianjurkan pada wanita hamil atau menyusui,anak-anak pada masa
pertumbuhan,karena pemberian dalam waktu yang lama dapat menghambat pertumbuhan
tulang rawan.
- Hati-hati bila digunakan pada penderita usia lanjut
- Pada penderita epilepsi dan penderita yang pernah mendapat gangguan SSP hanya
digunakan bila manfaatnya lebih besar dibandingkan denag risiko efek sampingnya.

Komposisi :
Ciprofloxacin 250 mg : Tiap tablet salut selaput mengandung Ciprofloxacin 250 mg
Ciprofloxacin 500 mg : Tiap tablet salut selaput mengandung ciprofloxacin 500 mg.

Peringatan dan perhatian :


- Untuk menghindari terjadinya kristaluria maka tablet siprofloksasin harus ditelan dengan
cairan

- Hati-hati pemberian pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal (lihat keteranga pada
dosis )
- Pemakaian tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan
- Selama minum obat ini tidak dianjurkan mengendarai kendaraan bermotor atau
menjalankan mesin.
Efek samping :
Efek samping siprofloksasin biasanya ringan dan jarang timbul antara lain:
- Gangguan saluran cerna : Mual,muntah,diare dan sakit perut
- Gangguan susunan saraf pusat : Sakit kepala,pusing,gelisah,insomnia dan euforia
- Reaksi hipersensitivitas : Pruritus dan urtikaria
- Peningkatan sementara nilai enzim hati,terutama pada pasien yang pernah mengalami
kerusakan hati.
- Bila terjadi efek samping konsultasi ke Dokter
17. KLOROKUIN
NAMA GENERIK:Klorokuin
SUB KELAS TERAPI:Anti Infeksi
KONTRA INDIKASI:Pasien yang hipersensitivitas dengan derivat 4-amino quinolin;
Kontra indikasi pada pasien dengan gangguan retinal, segera hentikan klorokuin jika terjadi
gangguan penglihatan. ;Klorokuin jangan digunakan pada pasien psoriasis karena klorokiun
dilaporkan dapat menyebabkan eksaserbasi porfiria
EFEK SAMPING:Efek okular : Gangguan penglihatan : Pandangan kabur, sulit
berakomodasi pernah dilaporkan terjadi; ;Gangguan penglihatan parah bisa terjadi jika
klorokuin digunakan jangka panjang dengan dosis lebih dari 150 mg perhari; ;Pengobatan
jangka panjang dengan dosis tinggi menyebabkan: keratopathy, transient edema, adanya
pengkerakan pada epitel kornea, jika sudah parah bisa terjadi kebutaan. ;Reaksi kulit dan
sensitivitas : Pruritus, perubahan pigmen kulit, erupsi kulit membentuk panus liken, erupsi
pleomorphic kulit, sindrom Stevens-Johnson dilaporkan pernah tejadi. ;Perubahan warna

rambut pernah terjadi dalam terapi jangka panjang (2-5 bulan). ;Efek pada sistem syaraf :
Sakit kepala ringan dan berat, fatigue, kecemasan, ansietas, apatis, iritabilitas, agitasi,
agresivitas, kebingungan, perubahan personalitas, depresi dan stimulasi fisik bisa terjadi
ketika menggunakan klorokuin; ;Neuritis perifer dan neuropathy jarang terjadi. ;Neuropathy
bisa terjadi pada dosis 250 mg atau lebih perhari selama beberapa minggu, dan reversibel
setelah obat dihentikan. ;Efek kardiovaskuler : Hipotensi dan perubahan ECG (jarang) ketika
klorokuin digunakan sebagai profilaktik maupun terapi malaria. ;Penggunaan jangka panjang
pada pasien LE/RA menyebabkan terjadinya AV blok derajat III; Kardiomyophati (jarang)
pada penggunaan jangka panjang. ;Otic efek : Otto-toksisitas (jarang), nervedeafness
(biasanya irreversible) pernah dilaporkan terjadi pada terapi klorokuin dosis tinggi jangka
panjang; ;Tinitus dan berkurangnya pendengaran pernah dilaporkan terjadi pada pasien yang
menerima 500 mg klorokuin 1x seminggu dalam beberapa bulan. ;Efek hematologi
:;Neutropenia, agranulositosis, neuplastik anemia, dan trombositopenia walaupun semuanya
jarang terjadi. ;Efek lokal: Nyeri dan abses pada tempat suntikan
INTERAKSI OBAT:Efek sitokrom P450: menghambat CYP2D6, Dengan simetidin
konsentrasi klorokuin dalam serum meningkat. Kaolin dan magnesium trisilikat :
menurunkan absorbsi klorokuin. Etanol : meningkatkan iritasi GI. Perubahan ECG (jarang)
ketika klorokuin ;digunakan sebagai profilaktik maupun terapi malaria
PENGARUH ANAK:Anak-anak yang sensitif terhadap derivat 4- aminokuinolin dilaporkan
mengalami akibat fatal pada pemberian klorokuin parental dosis kecil. ;Dosis oral untuk
anak-anak harus dipantau secara ketat. Pemberian dosis untuk anak-anak harus ketat
PENGARUH KEHAMILAN:Keamanan penggunaan klorokuin selama kehamilan belum
pasti sehingga penggunaan klorokuin pada wanita hamil hanya jika benar-benar diperlukan.
Studi pada tikus hamil menunjukkan pada klorokuin dapat menembus plasenta dan
terakumulasi ;pada struktur melanin pada mata fetus dan tetap bertahan pada jaringan mata
selama 5 bulan setelah obat habis tereliminasi dari tubuh. ;Penggunaan klorokuin selama
kehamilan pada dosis 250 mg 2xsehari untuk terapi LE dapat mengakibatkan berkurangnya 8
fungsi syaraf, posterior colom defect dan retardasi mental pada beberapa anak, degenerasi
retina juga dilaporkan pada 2 anak ;yang ibunya menerima kloroquin selama kehamilan akan
tetapi kloroquin telah digunakan sebagai profilaksis dan terapi malaria pada wanita hamil
tanpa terbukti mempunyai efek samping dan WHO, ;CDC dan sebagian dokter menyatakan
bahwa manfaat pada wanita hamil lebih besar dibanndingkan resiko pada fetus. Infeksi

malaria pada wanita hamil dapat ;menjadi parah dan menaikkan resiko prematur,aborsi,lahir
cacat sehingga wanita hamil sebaiknya menghindari pada endemik malaria. ;Sejumlah kecil
klorokuin dan desentilkloroquin terdistribusi dalam ASI. ;Dosis tunggal 300/600 mg per hari
secara oral selama menyusui menghasilkan kadar obat dalam ASI sebasar 0,4-0,7 %
sehinggga diperlukan penyesuaian dosis.
BENTUK SEDIAAN:Injeksi Klorokuin Hidroklorida 50 mg/ml Setara Dengan 40 mg
Klorokuin. Tablet Salut Film 300 mg Klorokuin
PERINGATAN:Perlu perhatian pada pasien alkoholis dan obat hepatotoksik lain pada saat
penggunaan klorokuin. Perlu perhatian pada pasien defisiensi G-6- phospat dehidrogenasi.
Penggunaan obat ini dapat menyebabkan kekambuhan psoriasis, porfiria, dan retinopati.
Dosis yang tersedia : Tablet : 100mg,150mg
Prednison
INDIKASI
Artritis reumatoid, asma bronkhial, lupus eritematosus sistemik, demam reumatik yang
berhubungan dengan karditis.
KONTRA INDIKASI
Tukak lambung, osteoporosis, diabetes melitus, penyakit infeksi sistemik, gagal ginjal kronis,
uremia, hamil, tuberkulosa aktif, hipersensitif.
PERHATIAN

Tidak untuk terapi awal artritis reumatoid.

Menyusui : Pemakaian jangka panjang mengganggu pertumbuhan anak, menurunkan


daya tahan tubuh terhadap infeksi, penghentian obat harus bertahap.

Interaksi obat :
Rifampisin, Barbiturat.
EFEK SAMPING
Mual, anoreksia (kehilangan nafsu makan), nyeri otot, gelisah. Edema, hipernatremia,
hipokalemia, iritasi lambung.

DOSIS
1-4 tablet 5mg /hari setelah makan dan sebelum tidur.

18.Amoxicillin
Indikasi:
Amoksisilina efektif terhadap penyakit:
Infeksi saluran pernafasan kronik dan akut: pneumonia, faringitis (tidak untuk faringitis
gonore), bronkitis, langritis.
Infeksi sluran cerna: disentri basiler.
Infeksi saluran kemih: gonore tidak terkomplikasi, uretritis, sistitis, pielonefritis.
Infeksi lain: septikemia, endokarditis.

Kontra Indikasi:
Pasien dengan reaksi alergi terhadap penisilina.

Komposisi:
Tiap sendok teh (5 ml) suspensi mengandung amoksisilina trihidrat setara dengan
amoksisilina anhidrat 125 mg.
Tiap kapsul mengandung amoksisilina trihidrat setara dengan amoksisilina anhidrat 250 mg.
Tiap kaptab mengandung amoksisilina trihidrat setara dengan amoksisilina anhidrat 500 mg.

Cara Kerja Obat:


Amoksisilina merupakan senyawa penisilina semi sintetik dengan aktivitas anti bakteri
spektrum luas yang bersifat bakterisid. Aktivitasnya mirip dengan ampisilina, efektif terhadap
sebagian bakteri gram-positif dan beberapa gram-negatif yang patogen.

Bakteri patogen yang sensitif terhadap amoksisilina adalah Staphylococci, Streptococci,


Enterococci, S. pneumoniae, N. gonorrhoeae, H. influenzae, E. coli dan P. mirabilis.
Amoksisilina kurang efektif terhadap spesias Shigella dan bakteri penghasil beta-laktamase.

Posologi:
Dosis amoksisilina disesuaikan dengan jenis dan beratnya infeksi.
Anak dengan berat badan kurang dari 20 kg: 20 - 40 mm/kg berat badan sehari, terbagi dalam
3 dosis.
Dewasa atau anak dengan berat badan lebih dari 20 kg: 250 - 500 mg sehari, sebelum makan.
Gonore yang tidak terkompilasi: amoksisilina 3 gram dengan probenesid 1 gram sebagai
dosis tunggal.

Efek Samping:
Pada pasien yang hipersensitif dapat terjadi reaksi alergi seperti urtikaria, ruam kulit, pruritus,
angioedema dan gangguan saluran cerna seperti diare, mual, muntah, glositis dan stomatitis.

Interkasi Obat:
Probenesid memperlambat ekskresi amoksisilina.

Cara Penyimpanan:
Simpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk dan kering.

Peringatan dan Perhatian:


Pasien yang alergi terhadap sefalosporin mengakibatkan terjadinya "cross allergenicity"
(alergi silang).

Penggunaan dosis tinggi atau jangka lama dapat menimbulkan superinfeksi (biasanya
disebabkan: Enterobacter, Pseudomonas, S. aureus, Candida), terutama pada saluran
gastrointestinal.
Hati-hati pemberia pada wanita hamil dan menyusui dapat menyebabkan sensitivitas pada
bayi.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Jenis: Tablet
Syrup
Bentuk Sediaan Obat :
-

Verapamil : kapsul (sustained release), injeksi, tablet, tablet sustained release

Propranolol : tablet

Furosemid : tablet, injeksi, ampul

Dosis tersedia
-

Verapamil : kapsul (sustained release) 120mg, 180 mg, 240 mg, 360 mg; injeksi 2,5
mg/ml (2 ml, 4 ml); tablet 40 mg, 80 mg, 120 mg; tablet (sustained release) 180 mg,
240 mg
Dewasa : Dosis maksimum 480 mg/hari

Propranolol : propranolol 10 mg dan 40 mg.

Furosemid : tablet 40 mg, injeksi iv/im 10 mg/ml, ampul 2 ml.

Dewasa : Dosis maksimum 5 tablet/hari. Dosis pemeliharaan 1 tablet selang hari


Anak : dosis maksimum 40 mg/hari

Kandungan :
-

Verapamil

Propranolol : propranolol 10, tiap tablet mengandung propranolol HCL 10 mg.


Propranolol 40 mengandung propranolo HCL 40 mg

Furosemid : tiap tablet mengandung furosemid 40 mg, tiap ml injeksi mengandung


furosemid 10 mg

Fungsi :
-

Verapamil : sebagai obat kardiovaskuler golongan Ca-Channel Blocker

Propranolol : sebagai obat hipertensi, angina,aritmia golongan Beta Blocker.

Furosemid : diuretik

Efek samping
-

Verapamil ; penghentian obat secara tiba-tiba dapat meningkatkan durasi dan


frekuensi nyeri dada, hindari penggunaan IV pada neonates dan janin muda karena
dapat menyebabkan apnea, pada orang tua dapat menyebabkan konstipasi dan
hipotensi.

Propranolol : kardiovaskuler (bradikardi, gagal jantung kongestif, blockade AV,


hipotensi, tangan terasa dingin, trombositopeia, purpura, insufisien arterial), susunan
saraf pusat (rasa capek, lemah, letih, lesu, insomnia, sakit kepala, gangguan visual,
halusinasi. Gastrointestinal (mual, muntah, mulas, epigastric distress, diare,
konstipasi, ickemik colitis,flatulen). Bronkospasme, trombositopenia agranulositosis,
gangguan fungsi seksual, impotensi, alopesia, mata kering, alergi.

Furosemid ; hipotensi ortostatik, trombofleblitis, aortitis kronik, hipotensi akut,


seranganjantung, parathesia, vertigo, pusing, hiperglikemia, anemia, leucopenia, dan
lain-lain.

Kontraindikasi :
-

Verapamil : hipersensitif terhadap verapamil atau komponen lain dalam sediaan,


disfungsi ventrikel kiri, hipotensi atau syok kardiogenik, sick sinus syndrome, AV
block derajat ll dan lll, SA block, riwayat gagal jantung, fibrilasi atau flutter atrium

Propranolol : penderita asma bronchial dan penyakit paru obstruktif menahun yang
lain, pendderita asidosis metabolic, penderita dengan payah jantung termasuk payah
jantung terkompensasi dan yang cadangan kapasitas jantung kecil, syok kardiogenik,
AV block derajat 2 dan 3

Furosemid : hipersensitif terhadap furosemid, atau komponen lain dalam sediaan atau
sulfonil urea, anuria, pasien koma hepatic atau keadaan penurunan elektrolit parah
sampai keadaanya membaik., terapi bersama insulin

Interaksi/Kombinasi :
-

Verapamil : verapamil dengan amiodaron dapat meningkatkan kardiotoksisitas,


dengan aspirin dapat meningkatkan waktu perdarahan, dengan simetidin dapat
bioavailabilitas verapamil, dengan beta blocker dapa meningkatkan efek depresi pada
konduksi AV di ajntung, dengan karbamazepin dapat meningkatkan level
karbamazepin, dengan siklosporin dapat meningkatkan level siklosporin, dengan
digoksin dapat meningkatkan level digoksin, dengan teofilin dapat meningkatkan aksi
farmakologi teofilin sampai penurunan klirens teofilin, dengan dantrolen dapat
menghasilkan hiperkalemia dan depresi miokardial

Propranolol : aluminium hidrosida gel mengurangi absorbs propranolol didalam usus,


etanol mempaerlambat absorbs propranolol, fenitoin fenobarbital dan rifampin dapat
mempercepat klirens propranolol, bila diberikan bersama klorpromazin dapat
meningkatkan kadar kedua obat didalam plasma, simetidin akan mengurangi

metabolism di dalam hati serta memperlambat eliminasi dan meningkatkan kadar di


dalam plasma.

Furosemid : hipokalemia yang diinduksi oleh furosemid akan menyebabkan toksisitas


pada digoksin dan dapat meningkatkan risiko aritmia dengan obat-obat yang dapat
meningkatkan interval QT, peningkatan efek hipotensi dari ACE-inhobtor dan antiinflamasi jika diberikan bersamaan dengan furosemid dengan adanya hipovolemia
yang diinduksi oleh furosemid. Indometasin, aspirin, fenobarbital, fenitoin dan antiinflamasi non steroid dapat menurunkan efek natriuretik dan hipotensif furosemid.

CAPTOPRIL
Obat Generik :
Captopril / Kaptopril
Obat Bermerek :

Acepress

Capoten

Captensin

Casipril

Dexacap

Farmoten

Forten

Lotensin

Metopril

Otoryl

Praten

Scantensin

Tensicap

Tensobon

Vapril

KOMPOSISI / KANDUNGAN

Captopril 12,5 mg : Tiap tablet mengandung Captopril 12,5 mg.

Captopril 25 mg : Tiap tablet mengandung Captopril 12,5 mg.

Captopril 50 mg : Tiap tablet mengandung Captopril 12,5 mg.

FARMAKOLOGI
Captopril (kaptopril) adalah obat antihipertensi dan efektif dalam penanganan gagal jantung
dengan cara supresi sistem renin angiotensin aldosteron.
Renin adalah enzim yang dihasilkan ginjal dan bekerja pada globulin plasma untuk
memproduksi angiotensin I yang bersifat inaktif. Angiotensin Converting Enzyme (ACE),
akan merubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang bersifat aktif dan merupakan
vasokonstriktor endogen serta dapat menstimulasi sintesa dan sekresi aldosteron dalam
korteks adrenal.
Peningkatan sekresi aldosteron akan mengakibatkan ginjal meretensi natrium dan cairan,
serta meretensi kalium. Dalam kerjanya, kaptopril akan menghambat ACE, akibatnya
pembentukan angiotensin II terhambat, timbul vasodilatasi, penurunan sekresi aldosteron
sehingga ginjal mensekresi natrium dan cairan serta mensekresi kalium. Keadaan ini akan
menyebabkan penurunan tekanan darah dan mengurangi beban jantung,
baik afterloadmaupun preload, sehingga terjadi peningkatan kerja jantung. Vasodilatasi yang
timbul tidak menimbulkan efek takikardia.
INDIKASI

Untuk hipertensi berat hingga sedang, kombinasi dengan tiazid memberikan efek aditif,
sedangkan kombinasi dengan beta bloker memberikan efek yang kurang aditif.

Untuk gagal jantung yang tidak cukup responsif atau tidak dapat dikontrol dengan
diuretik dan digitalis, dalam hal ini pemberian captopril diberikan bersama diuretik dan
digitalis.

KONTRAINDIKASI

Penderita yang hipersensitif atau alergi terhadap captopril atau penghambat ACE
lainnya (misalnya pasien mengalami angioedema selama pengobatan dengan
penghambat ACE lainnya).

Wanita hamil atau yang berpotensi hamil.

Wanita menyusui.

Penderita gagal ginjal.

Stenosis aorta.

DOSIS DAN ATURAN PAKAI


Captopril harus diberikan 1 jam sebelum makan, dosisnya sangat tergantung dari kebutuhan
penderita (individual).
Dosis Captopril untuk Dewasa

Hipertensi : Dosis awal 12,5 mg, 3 kali sehari. Bila setelah 2 minggu penurunan
tekanan darah masih belum memuaskan maka dosis dapat ditingkatkan menjadi 25 mg,
3 kali sehari. Bila setelah 2 minggu lagi, tekanan darah masih belum terkontrol
sebaiknya ditambahkan obat diuretik golongan tiazid misal hidroklorotiazid 25 mg
setiap hari. Dosis diuretik mungkin dapat ditingkatkan pada interval satu sampai dua
minggu. Maksimum dosis captopril untuk hipertensi tidak boleh melebihi 450 mg
dalam sehari.

Gagal Jantung : 12,5 25 mg, 3 kali sehari. Captopril diberikan bersama diuretik dan
digitalis, dari awal terapi harus dilakukan pengawasan medik secara ketat. Untuk
penderita dengan gangguan fungsi ginjal dosis perlu dikurangi disesuaikan dengan
klirens kreatinin penderita.

EFEK SAMPING

Captopril menimbulkan proteinuria lebih dari 1 gram sehari pada 0,5% penderita dan
1,2% penderita dengan penyakit ginjal. Dapat terjadi sindroma nefrotik serta membran
glomerulopati pada penderita hipertensi. Karena proteinuria umumnya terjadi dalam
waktu 8 bulan pengobatan maka penderita sebaiknya melakukan pemeriksaan protein
urin sebelum dan setiap bulan selama 8 bulan pertama pengobatan.

Neutropenia/agranulositosis terjadi kira-kira 0,4% penderita. Efek samping ini terutama


terjadi pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal. Neutropenia ini muncul dalam 1
3 bulan pengobatan, pengobatan agar dihentikan sebelum penderita terkena infeksi.
Pada penderita dengan risiko tinggi harus dilakukan hitung leukosit sebelum
pengobatan, setiap 2 minggu selama 3 bulan pertama pengobatan dan secara periodik.
Pada penderita yang mengalami tanda-tanda infeksi akut, pemberian captopril harus
segera dihentikan karena merupakan petunjuk adanya neutropenia.

Hipotensi dapat terjadi 1 1,5 jam setelah dosis pertama dan beberapa dosis
berikutnya, tapi biasanya tidak menimbulkan gejala atau hanya menimbulkan rasa
pusing yang ringan. Tetapi bila mengalami kehilangan cairan, misalnya akibat
pemberian diuretik, diet rendah garam, dialisis, muntah, diare, dehidrasi maka potensi

hipotensi tersebut menjadi lebih berat. Maka pengobatan dengan captopril perlu
dilakukan pengawasan medik yang ketat, terutama pada penderita gagal jantung yang
umumnya mempunyai tensi yang normal atau rendah. Hipotensi berat dapat diatasi
dengan infus garam faal atau dengan menurunkan dosis captopril atau diuretiknya.

Sering terjadi ruam dan pruritus, kadang-kadang terjadi demam dan eosinofilia. Efek
tersebut biasanya ringan dan menghilang beberapa hari setelah dosis diturunkan.

Terjadi perubahan rasa, yang biasanya terjadi dalam 3 bulan pertama dan menghilang
meskipun obat diteruskan.

Retensi kalium ringan sering terjadi, terutama pada penderita gangguan ginjal,
sehingga perlu diuretik yang meretensi kalium seperti amilorida dan pemberiannya
harus dilakukan dengan hati-hati.

PERINGATAN DAN PERHATIAN

Keamanan penggunaan pada wanita hamil belum terbukti, bila terjadi kehamilan
selama pemakaian obat ini, maka pemberian obat captopril harus dihentikan dengan
segera.

Captopril harus diberikan dengan hati-hati pada wanita menyusui, pemberian ASI perlu
dihentikan karena ditemukan kadar dalam ASI lebih tinggi dari pada kadar dalam darah
ibu.

Pemberian pada anak-anak masih belum diketahui keamanannya, sehingga captopril


hanya diberikan bila tidak ada obat lain yang efektif.

Pemakaian pada lanjut usia harus hati-hati karena sensitivitasnya terhadap efek
hipotensif.

Hati-hati pemberian captopril pada penderita ginjal.

Pengobatan agar dihentikan bila terjadi gejala-gejala angioedema seperti bengkak


mulut, mata, bibir, lidah, laring juga sukar menelan, sukar bernafas dan serak.

Konsultasikan ke dokter bila menggunakan suplemen potassium, potassium sparing


diuretic dan garam-garam potassium.

Pemakaian obat penghambat ACE pada kehamilan dapat menyebabkan


gangguan/kelainan organ pada fetus atau neonatus, bahkan dapat menyebabkan
kematian fetus atau neonatus. Pada kehamilan trimester II dan III dapat menimbulkan
gangguan antara lain : hipotensi, hipoplasia tengkorak neonatus, anuria, gagal ginjal
reversibel atau irreversible, dan kematian. Juga dapat terjadi oligohidramnion,
deformasi kraniofasial, perkembangan paru hipoplasia, kelahiran prematur,
perkembangan retardasi-intrauteri, paten duktus arteriosus.

Bayi dengan riwayat dimana selama di dalam kandungan ibunya mendapatkan obat
penghambat ACE, harus diobservasi intensif tentang kemungkinan terjadinya
hipotensi, oligouria dan hiperkalemia.

INTERAKSI OBAT

Alkohol.

Obat antiinflamasi terutama indometasin.

Suplemen potassium atau obat yang mengandung potassium.

Obat-obat berefek hipotensi.

KEMASAN

Captopril 12,5 mg, tablet, kotak, 10 strip @ 10 tablet.

Captopril 25 mg, tablet, kotak, 10 strip @ 10 tablet.

Captopril 50 mg, tablet, kotak, 10 strip @ 10 tablet.

ANALISIS RESEP
RESEP 1
Dr. Supriatman
SIP No : 110/456/UP/DINKES
Praktek :
Jl.budi kemuliaan no.8A Mataram
Tlp : 640555
Mataram, 1 April 2014
R/ Dexametason

no 3 tab

Cefadroxil 500 mg

no 2 tab

Propranolol

no 3 tab

S.L

q. S

m.f pulv.dtd. no.XII


s3-4 dd 1

Pro

: st. zahra

Umur

: 5 thn

Alamat

: Jl. Pemuda mataram

1. Tidak dicantumkan dosis atau kekuatan :

Dexametason : Anak-anak : 0,08 mg 0,3 mg/kg berat badan per hari dibagi dalam 3

atau 4 dosis.

sefadroksil 25 50 mg/kg BB dalam dosis tunggal atau dua dosis terbagi. Untuk
infeksi yang disebabkan Streptococcus beta-hemolytic, pengobatan diberikan minimal
selama 10 hari.

Paracetamol : Anak-anak 6 12 tahun : tablet 3 4kali/hari

Dosis : tidak cocok untuk umur pasien yaitu 5 tahun. Dosis lazim bagi anak 5 tahun telah
disebutkan di atas.

2. Kelengkapan resep : pada penulisan S.L tidak lengkap dimana penulisan benar
sacc.lact (saccharum lactis)
3.

RESEP 2
Dr. Margarita
SIP No : 2011/123/UP/DINKES
Praktek :
Jl. Mawar No. 1 Mataram
Tlp: 0370 640777
Mataram, 1 April 2014
R/ parasetamol

500 mg

Codein HCl

20 mg

CTM

4 mg

GG

50 mg

DMP

10 mg

S.L

q.s

m.f pulv.dtd. no.XV


da in caps
s. t.d.d.caps.1

Pro

: Tn. jakariah

Umur

: 35 Tahun

Alamat

: Mataram

RESEP 3
Dr. Rian
SIP No : 300/123/UP/DINKES
Praktek :
Jl.kompleks puri ayu no ZZ Mataram
Tlp: 0370 612345
Mataram, 1 juni 2014
R/ sulfadoxin-pirimetasin

no X tab

R/ tetrasiklin

no x cap

S3 dd

Pro

: alan

Umur

: 3 Tahun

Alamat

: jl. Swasembada Mataram

RESEP 4
Dr. Abdullah
SIP No : 300/123/UP/DINKES
Praktek :
Jl. Mawar No. 1 Mataram
Mataram, 1 April 2014
R/ propranolol tab

no. XX tab

S 3 dd 1 tab
R/ salbutamol tab

no. XX tab

RESEP 5
Dr. stefany, Sp. A
SIP No : 300/123/UP/DINKES
Praktek :
Jl. Kesejahteraan I no. 81Mataram
Tlp: 0370 612345
Mataram, 1 April 2014
R/ ibuprofen 400 mg

no 3 tab

Cotrimoksazol

no 3 tab

CTM 4 mg

no 3 tab

DMP 10 mg

no 3 tab

Gliseril gualikolat

no 4 tab

S.L

q.s

m.f pulv.dtd. no.XV


s 3-4 dd 1 pulv
R/ intermoxil forte syr

i btl

S 3 dd C
Pro

: aminah

Umur

: 5 Tahun

Alamat

: jl swakarya Mataram

RESEP 6
Dr. Rian
SIP No : 300/123/UP/DINKES
Praktek :
Jl.kompleks puri ayu no ZZ Mataram
Tlp: 0370 612345

RESEP 7
Dr. sebastian
SIP No : 300/123/UP/DINKES
Praktek :
Jl.kesejahteraan no YY Mataram
Tlp: 0370 640555
Mataram, 1 april 2014
R/ ciprofloxacin tablet
Kloroquin

no X tab
no x cap

m.f pulv no.X


s3 dd 1
R/ ibuprofen syr

no 1 btl

S 3-4 dd 2 C

RESEP 8

Nama

: bagas

Umur

: 6 tahun

Alamat

: jl. Swasembada Mataram

Pro

: alan

Umur
Alamat

Tahun
Dr.: 3supriatman
Sp. a
Swasembada Mataram
SIP No :: jl.
110/456/UP/DINKES

Praktek :
Jl.BUDI KEMULIAAN NO. 8A Mataram
Tlp: 640555
Mataram, 1 april 2014

RESEP 9
Dr. Abdullah
SIP No : 300/123/UP/DINKES
Praktek :
Jl. Mawar No. 1 Mataram
Mataram, 1 April 2014
R/ Verapamil tab No. XX tab
S 3 dd 1 tab
R/ Propranolol tab

No XX tab

S 3 dd 1 tab
R/ Furosemid tab no XX tab
S 3 dd 1 tab

Pro

: Tn. basuki

Umur

: 45 Tahun

Alamat

: Jl. Tulip Mataram

Dr. Abdullah

RESEP 10

SIP No : 300/123/UP/DINKES
Praktek :
Jl. Mawar No. 1 Mataram
Mataram, 1 April 2014
R/ captopril tab
S 3 dd 1 tab

no. XX tab

Anda mungkin juga menyukai