Anda di halaman 1dari 17

Obat generik adalah obat dengan nama resmi International Non Propietary Names

(INN) yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau buku standar lainnya untuk zat
berkhasiat yang dikandungnya yang diproduksi dan diedarkan dengan nama resmi yang
ditetapkan dalam farmakope Indonesia untuk zat berkhasiat yang dikandungnya, sedangkan
obat generik bermerk / bernama dagang adalah obat generik dengan nama dagang yang
menggunakan nama milik produsen obat yang bersangkutan (Anonim, 2010a).
Obat esensial adalah obat terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan
bagi masyarakat mencakup upaya diagnosis, profilaksis, terapi dan tercantum dalam Daftar
Obat Esensial yang ditetapkan oleh Menteri (Anonim, 2010a)
Dalam Permenkes No. 085/1989 yang dimaksud dengan obat paten adalah obat
dengan nama dagang dan menggunakan nama yang merupakan milik produsen obat yang
bersangkutan, obat baru yang masih dipasarkan oleh suatu perusahaan farmasi yang masih
dalam perlindungan hak paten atas penemuannya. Perbedaan obat generik dengan obat paten
adalah obat generik hanya menggunakan nama sesuai dengan zat berkhasiat yang
dikandungnya walaupun diproduksi oleh pabrik yang berlainan. Kemasannya sederhana dan
tidak dipromosikan. obat generik umumnya mempunyai harga lebih murah jika dibandingkan
dengan obat dengan nama dagang. Ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah
tidak adanya biaya promosi seperti yang dilakukan untuk obat nama dagang (Siregar, 1990)

Macam macam obat generik, indikasi dan kontra indikasi bagi anak dan dewasa :

Ketoconazole

Ketoconazole 200 mg tablet ( 1 box berisi 5 strip @ 10 tablet), No. Reg. : GKL0208506310A1.

Ketoconazole adalah suatu derivat imidazole-dioxolane sintetis yang memiliki aktivitas


antimikotik yang poten terhadap dermatofit dan ragi, misalnya Tricophyton Sp,
Epidermophyton floccosum, Pityrosporum Sp, Candida Sp. Ketoconazole bekerja dengan
menghambat enzim sitokrom jamur sehingga mengganggu sintesis ergosterol yang merupakan
komponen penting dari membran sel jamur.
.: INDIKASI :.

Infeksi pada kulit, rambut dan kuku (kecuali kuku kaki) yang disebabkan oleh
dermatofit dan atau ragi (dermatofitosis, onikomikosis, Candida perionixis, pitiriasis
versikolor, pitiriasis kapitis, infeksi pitirosporum, folikulitis, kandidosis kronik
mukokutan), bila infeksi ini tidak dapat diobati secara topikal karena tempat lesi tidak
di permukaan kulit atau kegagalan pada terapi topikal.
Infeksi ragi pada rongga pencernaan.
Kandidosis vagina kronik dan kandidosis rekuren.
Infeksi mikosis sistemik seperti kandidosis sistemik, parakokidioidomikosis,
histoplasmosis, kokidioidomikosis, blastomikosis.
Pengobatan profilaksis pada pasien yang mekanisme pertahanan tubuhnya menurun
(keturunan, disebabkan penyakit atau obat) yang berhubungan dengan meningkatnya
risiko infeksi jamur.

Ketoconazole tidak berpenetrasi dengan baik ke dalam susunan saraf pusat. Oleh karena itu
meningitis jamur jangan diobati dengan ketoconazole oral.

.: KONTRA INDIKASI :.

Penderita penyakit hati akut atau kronik.


Hipersensitif terhadap ketoconazole atau salah satu komponen obat ini.
Pada pemberian peroral, ketokonazole tidak boleh diberikan bersama-sama dengan
terfenadine, astemizole, cisapride dan triazolam.
Wanita hamil.

Pengobatan kuratif :

Dewasa

Infeksi kulit, gastrointestinal dan sistemik : 1 tablet (200 mg) sekali sehari pada waktu
makan. Apabila tidak ada reaksi dengan dosis ini, dosis ditingkatkan menjadi 2 tablet
(400 mg sehari).
Kandidosis vagina : 2 tablet (400 mg) sekali sehari pada waktu makan.

Anak-anak

Tidak boleh digunakan untuk anak di bawah umur 2 tahun.

Anak dengan berat badan kurang dari 15 kg : 20 mg 3 kali sehari pada waktu makan.
Anak dengan berat badan 15-30 kg : 100 mg sekali sehari pada waktu makan.
Anak dengan berat badan lebih dari 30 kg : sama dengan dewasa.

Pada umumnya dosis diteruskan tanpa interupsi sampai minimal 1 minggu setelah semua gejala
hilang dan sampai kultur pada media menjadi negatif.

Cefixime

Cefixime 100 mg / 5 mL, sirup kering, dalam botol 30 mL, No. Reg. : GKL0608513538A1.
Cefixime 100 mg / kapsul (1 box berisi 3 strip @ 10 kapsul), No. Reg. : GKL0608513701A1.

.: INDIKASI :.

Cefixime diindikasikan untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme sebagai
berikut :
Infeksi saluran kemih tanpa komplikasi yang disebabkan oleh Escherichia coli dan Proteus
mirabilis.
Otitis media yang disebabkan oleh Haemophillus influenzae (beta-laktamase strain positif
dan negatif), Moraxella (Branhamella) catarrhalis (umumnya yang termasuk beta-laktamase
strain positif) dan Streptococcus pyogenes.
Faringitis dan tonsillitis yang disebabkan oleh Streptococcus pyogenes.
Bronkitis akut dan bronkitis kronik eksaserbasi akut yang disebabkan oleh Streptococcus
pneumoniae dan Haemophillus influenzae (beta-laktamase strain negatif dan positif).
Pengobatan demam tifoid pada anak dengan multi-resisten terhadap pengobatan standar.

.: DOSIS :.

Dosis disesuaikan dengan umur, berat badan dan kondisi pasien.

Dewasa dan anak BB 30 kg : 50 100 mg, 2 kali sehari. Pada infeksi yang berat atau dapat
berinteraksi, dosis dapat ditingkatkan menjadi 200 mg, 2 kali sehari.
Cefixime suspensi 100 mg : dosis anak adalah 1,5 3 mg/kg BB, 2 kali sehari. Untuk infeksi
yang berat atau dapat berinteraksi, dosis dapat ditingkatkan menjadi 6 mg, 2 kali sehari.
Pada anak-anak, otitis media harus diobati dengan sediaan suspensi. Studi klinik pada otitis
media menunjukkan bahwa pada pemberian dosis yang sama, sediaan suspensi memberikan
hasil kadar puncak dalam darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan sediaan tablet. Oleh
karena itu pada pengobatan otitis media pengobatan dengan sediaan suspensi tidak boleh
diganti dengan sediaan tablet.
Demam tifoid pada anak-anak : 10 15 mg/kg BB/hari selama 2 minggu.
Pasien dengan kerusakan fungsi ginjal memerlukan modifikasi dosis tergantung pada tingkat
kerusakan. Apabila bersihan kreatinin antara 21 60 mL/min atau pasien mendapat terapi
hemodialisa, dosis yang dianjurkan adalah 75% dari dosis standar (misalnya 300 mg sehari).
Apabila bersihan kreatinin kurang dari 20 mL/min atau pasien mendapat terapi rawat jalan
peritonial dialisa berkelanjutan, dosis yang dianjurkan adalah 50% dari dosis standar (misalnya
200 mg perhari).
Pada kasus overdosis : Lakukan pengosongan lambung karena tidak ada antidot yang
spesifik. Cefixime tidak dapat dihilangkan dari sirkulasi dalam jumlah yang signifikan oleh
proses hemodialisa atau peritoneal dialisa.

PERINGATAN DAN PERHATIAN :.


Reaksi hipersensitivitas seperti syok dapat terjadi.
Berikan dengan hati-hati pada : - Pasien dengan riwayat hipersensitif terhadap penicillin. -
Pasien dengan riwayat hipersensitif pribadi atau keluarga, seperti : asma bronkial, ruam kulit
dan urtikaria. - Pasien dengan kerusakan ginjal yang serius. - Pasien dengan nutrisi oral yang
rendah, pasien yang mendapat nutrisi parenteral, pasien usia lanjut atau pasien dengan keadaan
lemah; pengamatan yang teliti perlu dilakukan pada pasien dengan gejala defisiensi Vitamin K.
Pemberian pada wanita hamil dilakukan hanya bila manfaat lebih besar dibandingkan
resikonya.
Pada wanita yang menyusui, harus dipertimbangkan untuk melakukan penghentian terapi,
karena cefixime diekskresikan pada air susu.
Manfaat dan keamanan pemberian obat pada bayi usia kurang dari 6 bulan, bayi baru lahir,
dan bayi prematur belum ada data.

Aspirin
termasuk dalam golongan anti-inflamasi non-steroid yang memiliki fungsi penurun panas, anti-
nyeri, dan anti-radang. Komponen yang terdapat dalam aspirin adalah asam salisilat yang
pada awalnya hanya dipakai sebagai obat luar. Obat ini diindikasikan untuk mengurangi nyeri
kepala, nyeri gigi,migraine, nyeri menelan, dan dismenorrhea (nyeri berlebihan saat
menstruasi). Selain itu, aspirin juga dapat digunakan untuk mengurangi gejala pada influenza,
demam, nyeri reumatik, dan nyeri nyeri otot.
Fungsi lain yang kerap kali berguna adalah efek anti-trombotik (menghambat aktivasi trombosit)
yang merupakan efek yang sangat berguna sebagai pencegah serangan berulang pada pasien
dengan nyeri dada akibat sumbatan pada arteri koroner jantung, dan juga pada pasien yang
sedang mengalami kejadian nyeri dada akibat sumbatan pada arteri koroner jantung.
Aspirin dikontraindikasikan pada pasien yang diketahui memiliki hipersensitivitas / alergi
terhadap komponen dari aspirin, jenis salisilat lain, atau obat obatan anti-inflamasi non-
steroid lain, asma, ulkus peptik yang aktif / riwayat sakit maag, kelainan perdarahan,
gangguan fungsi hati yang berat, gangguan fungsi ginjal yang berat, gagal jantung yang berat,
kehamilan pada trimester ke 3, anak dibawah 16 tahun (kecuali secara spesifik diindikasikan
seperti pada penyakit Kawasaki).
Dosis anak :
Nyeri dan demam :
Usia < 12 tahun : 10 15 mg/kg tiap 4 jam, sampai maksimal 60 80 mg/kg/hari.
Usia 12 tahun : 325 650 mg tiap 4 6 jam per hari.
Radang sendi reumatik pada usia muda :

Berat badan < 25 kg : 60 100 mg/kg/hari dibagi menjadi 3 4 kali pemberian.


Berat badan 25 kg : 2,3 3,6 gram/hari.
Penyakit Kawasaki :

Fase demam : 80 100 mg/kg/hari dibagi menjadi 4 kali pemberian.


obat diberikan sampai 14 hari.
Dosis pemeliharaan : 3 6 mg/kg/hari dosis tunggal.
Dosis yang merupakan ambang keracunan adalah 200 mg/kg.

Dexamethasone

Dexamethasone 0,5 mg : Setiap tablet mengandung deksametason 0,5 mg.


Dexamethasone 0,75 mg : Setiap tablet mengandung deksametason 0,75 mg.
FARMAKOLOGI
Dexamethason (deksametason) adalah obat antiinflamasi dan antialergi yang sangat
kuat. Sebagai perbandingan Dexamethasone 0,75 mg setara dengan obat sebagai
berikut : cortisone 25 mg, hydrocortisone 20 mg, prednisone 5 mg, dan prednisolone 5
mg.
Deksametason tidak mempunyai aktivitas mineral kortikosteroid dari cortisone atau
hydrocortisone, sehingga pengobatan untuk kekurangan adrenocortical tidak berguna.
INDIKASI

Obat ini digunakan sebagai glucocorticoid khususnya untuk :

Antiinflamasi,
Pengobatan rematik arthritis, dan penyakit kolagen lainnya,
Alergi dermatitis,
Penyakit kulit,
Penyakit inflamasi pada masa dan kondisi lain dimana glucocorticoid berguna lebih
menguntungkan seperti penyakit leukemia tertentu dan limfoma dan inflamasi pada
jaringan lunak dan anemia hemolitik.
KONTRAINDIKASI
Penderita yang hipersensitif terhadap deksametason.
Penderita infeksi jamur sistemik.
Jangan diberikan kepada penderita herpes simpleks pada mata, tuberkulosis aktif,
peptik ulcer aktif atau psikosis kecuali dapat menguntungkan penderita.
Jangan diberikan kepada wanita hamil karena akan terjadi hipoadrenalisme pada bayi
yang dikandungnya, atau diberikan dengan dosis yang serendah-rendahnya.
PERINGATAN DAN PERHATIAN
Kekurangan adrenocortical sekunder yang disebabkan oleh pengobatan dapat dikurangi
dengan mengurangi dosis secara bertahap.
Ada penambahan efek kortikosteroid pada penderita dengan hipotiroidisme dan sirosis.
EFEK SAMPING
Pengobatan yang berkepanjangan dapat mengakibatkan efek katabolik steroid seperti
kehabisan protein, osteoporosis, dan penghambatan pertumbuhan anak.
Penimbunan garam, air dan kehilangan potassium jarang terjadi bila dibandingkan
dengan glucocorticoid lainnya.
Penambahan nafsu makan dan berat badan lebih sering terjadi.
INTERAKSI OBAT
Insulin, hipoglikemik oral : menurunkan efek hipoglikemik.
Fenitoin, fenobarbital, dan efedrin : meningkatkan clearance metabolik dari
deksametason, menurunkan kadar steroid dalam darah dan aktifitas fisiologis.
Antikoagulan oral : meningkatkan atau menurunkan waktu protrombin.
Diuretik yang mendepresi kalium : meningkatkan risiko hipokalemia.
Glikosida kardiak : meningkatkan risiko aritmia atau toksisitas digitalis sekunder
terhadap hipokalemia.
Antigen untuk tes kulit : menurunkan reaksivitas.
Imunisasi : menurunkan respon antibodi.
DOSIS DAN ATURAN PAKAI
Dewasa : 0,5 mg 10 mg per hari.
Anak-anak : 0,08 mg 0,3 mg/kg berat badan per hari dibagi dalam 3 atau 4 dosis.
Ranitidin
adalah obat yang diindikasikan untuk sakit maag. Pada penderita sakit maag, terjadi peningkatan
asam lambung dan luka pada lambung. Hal tersebut yang sering kali menyebabkan rasa nyeri
ulu hati, rasa terbakan di dada, perut terasa penuh, mual, banyak bersendawa ataupun buang
gas.
Di dalam lambung, ranitidin akan menurunkan produksi asam lambung tersebut dengan cara
memblok langsung sel penghasil asam lambung. Ranitidin sebaiknya diminum sebelum
makan sehingga saat makan, keluhan mual penderita telah berkurang. Ranitidin dianggap
lebih potensial dibandingkan antasida (obat maag yang sering ditemui dijual bebas di apotek
ataupun warung). Bila sakit maag cukup berat atau gejala tidak membaik denganantacida,
biasanya ranitidin akan diresepkan.
Selain untuk sakit maag, ranitidin juga dapat digunakan untuk pengobatan radang saluranan
pencernaan bagian atas (kerongkongan), dan luka lambung. Ranitidin termasuk kedalam obat
maag yang aman. Pada beberapa kondisi berikut ranitidin sebaiknya tidak diberikan, yakni:
1. Riwayat alergi terhadap ranitidin;
2. Ibu yang sedang menyusui;
3. Pemberian ranitidin juga perlu diawasi pada kondisi gagal ginjal.

EFEK SAMPING
Efek samping yang ditimbulkan sangat jarang ditemukan. Adapun efek samping tersebut
beserta persentase frekuensi kemunculannya adalah sebagai berikut:
1. Sakit kepala (3%);
2. Sulit buang air besar (<1%);
3. Diare (<1%);
4. Mual (<1%);
5. Nyeri perut (<1%);
6. Gatal-gatal pada kulit (<1%).

DOSIS
Ranitidin tersedia dalam sediaan sirup, tablet, maupun cairan suntikan. Ranitidin juga tersedia
sebagai obat generik maupun obat paten.
Ranitidin dalam bentuk tablet tersedia dalam ukuran dosis 75 mg, 150 mg, dan 30 mg. Ranitidin
dalam bentuk sirup tersedia dalam ukuran dosis 15 mg/ml. Sedangkan ranitidin dalam bentuk
cairan untuk disuntikan tersedia dalam ukuran dosis 1 mg/ml dan 25 mg/ml. Cairan suntikan
tersebut dapat disuntikan langsung ke dalam pembuluh darah atau ke dalam otot.
Dosis ranitidin untuk orang dewasa ialah 150 mg dua kali sehari atau 300 mg sekali sehari.
Untuk peradangan kerongkongan, ranitidin dapat diberikan hingga 150 mg tiga kali sehari.
Dosis uuntk anak-anak ialah 2-4 mg/kg berat badan dua kali sehari. Dosis maksimal untuk
anak-anak ialah 300 mg sehari.

Omeprazole

KEMASAN & NO REG :.

Omeprazole 20 mg (1 box berisi 3 strip @ 10 kapsul), No. Reg : GKL0508512601A1.

Omeprazole merupakan antisekresi, turunan benzimidazole, yang bekerja menekan sekresi asam
lambung dengan menghambat H+/K+-ATPase (pompa proton) pada permukaan kelenjar sel
parietal gastrik pada pH < 4. Omeprazole yang berikatan dengan proton (H+) secara cepat
akan diubah menjadi sulfonamida, suatu penghambat pompa proton yang aktif. Penggunaan
omeprazole secara oral menghambat sekresi asam lambung basal dan stimulasi pentagastrik.

Indikasi

Pengobatan jangka pendek tukak duodenal dan yang tidak responsif terhadap obat-obat
antagonis reseptor H2.
Pengobatan jangka pendek tukak lambung.
Pengobatan refluks esofagitis erosif / ulceratif yang telah didiagnosa melalui
endoskopi.
Pengobatan jangka lama pada sindroma Zollinger Ellison.

KONTRA INDIKASI :.

Penderita hipersensitif terhadap omeprazole.


DOSIS :.

Dosis yang dianjurkan 20 mg atau 40 mg, sekali sehari, kapsul harus ditelan utuh dengan air
(kapsul tidak dibuka, dikunyah, atau dihancurkan). Sebaiknya diminum sebelum makan.

Penderita dengan gejala tukak duodenal : lama pengobatan memerlukan waktu 2


minggu, dan dapat diperpanjang sampai 2 minggu lagi.
Penderita dengan gejala tukak lambung atau refluks esofagitis erosif / ulseratif : lama
pengobatan memerlukan waktu 4 mimggu, dan dapat diperpanjang sampai 4 minggu
lagi.
Penderita yang sukar disembuhkan dengan pengobatan lain, diperlukan 40 mg sekali
sehari.
Penderita sindroma Zollinger Ellison dosis awal 20-160 mg sekali sehari, dosis ini
harus disesuaikan untuk masing-masing penderita. Untuk dosis lebih dari 80 mg sehari,
dosis harus dibagi 2 kali sehari.

EFEK SAMPING :.

Omeprazole umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Pada dosis besar dan penggunaan yang
lama, kemungkinan dapat menstimulasi pertumbuhan sel ECL (enterochromaffin-likecells).
Pada penggunaan jangka panjang perlu diperhatikan adanya pertumbuhan bakteri yang
berlebihan di saluran pencernaan.

PERINGATAN DAN PERHATIAN :.

Pada wanita hamil, wanita menyusui dan anakanak sebaiknya dihindari bila penggunaannya
dianggap tidak cukup penting.

INTERAKSI OBAT :.
Omeprazole dapat memperpanjang eliminasi obat-obat yang dimetabolisme melalui
sitokrom P-450 dalam hati yaitu diazepam, warfarin, fenitoin.
Omeprazole mengganggu penyerapan obat-obat yang absorbsinya dipengaruhi pH
lambung seperti ketokonazole, ampicillin dan zat besi.

Ketoconazole

KEMASAN & NO REG :.

Ketoconazole 200 mg tablet ( 1 box berisi 5 strip @ 10 tablet), No. Reg. :


GKL0208506310A1.

FARMAKOLOGI :.

Ketoconazole adalah suatu derivat imidazole-dioxolane sintetis yang memiliki aktivitas


antimikotik yang poten terhadap dermatofit dan ragi, misalnya Tricophyton Sp,
Epidermophyton floccosum, Pityrosporum Sp, Candida Sp. Ketoconazole bekerja
dengan menghambat enzim sitokrom jamur sehingga mengganggu sintesis ergosterol
yang merupakan komponen penting dari membran sel jamur.

INDIKASI :.

Infeksi pada kulit, rambut dan kuku (kecuali kuku kaki) yang disebabkan oleh
dermatofit dan atau ragi (dermatofitosis, onikomikosis, Candida perionixis, pitiriasis
versikolor, pitiriasis kapitis, infeksi pitirosporum, folikulitis, kandidosis kronik
mukokutan), bila infeksi ini tidak dapat diobati secara topikal karena tempat lesi tidak
di permukaan kulit atau kegagalan pada terapi topikal.
Infeksi ragi pada rongga pencernaan.
Kandidosis vagina kronik dan kandidosis rekuren.
Infeksi mikosis sistemik seperti kandidosis sistemik, parakokidioidomikosis,
histoplasmosis, kokidioidomikosis, blastomikosis.
Pengobatan profilaksis pada pasien yang mekanisme pertahanan tubuhnya menurun
(keturunan, disebabkan penyakit atau obat) yang berhubungan dengan meningkatnya
risiko infeksi jamur.

Ketoconazole tidak berpenetrasi dengan baik ke dalam susunan saraf pusat. Oleh karena
itu meningitis jamur jangan diobati dengan ketoconazole oral.

KONTRA INDIKASI :.

Penderita penyakit hati akut atau kronik.


Hipersensitif terhadap ketoconazole atau salah satu komponen obat ini.
Pada pemberian peroral, ketokonazole tidak boleh diberikan bersama-sama dengan
terfenadine, astemizole, cisapride dan triazolam.
Wanita hamil.

DOSIS :.

Pengobatan kuratif :

Dewasa

Infeksi kulit, gastrointestinal dan sistemik : 1 tablet (200 mg) sekali sehari pada waktu
makan. Apabila tidak ada reaksi dengan dosis ini, dosis ditingkatkan menjadi 2 tablet
(400 mg sehari).
Kandidosis vagina : 2 tablet (400 mg) sekali sehari pada waktu makan.

Anak-anak

Tidak boleh digunakan untuk anak di bawah umur 2 tahun.

Anak dengan berat badan kurang dari 15 kg : 20 mg 3 kali sehari pada waktu makan.
Anak dengan berat badan 15-30 kg : 100 mg sekali sehari pada waktu makan.
Anak dengan berat badan lebih dari 30 kg : sama dengan dewasa.

Pada umumnya dosis diteruskan tanpa interupsi sampai minimal 1 minggu setelah semua
gejala hilang dan sampai kultur pada media menjadi negatif.

Glucosamine

KEMASAN & NO REG :.

Glucosamine 250 mg tablet (1 box berisi 6 strip @ 10 tablet), No. Reg : POM
SD.061528691.

.: FARMAKOLOGI :.

Glukosamin adalah amino monosakarida yang ditemukan pada kitin, glikoprotein dan
glikosaminoglikan. Glikoprotein, dikenal sebagai proteoglikan yang merupakan bentuk
dasar matriks ekstraseluler dari jaringan penyambung. Glukosamin secara alami
diproduksi oleh tubuh, tetapi pada penderita osteoartritis produksinya berkurang.
Glukosamin efektif untuk memperbaiki kerusakan sendi sehingga dapat mengurangi
rasa nyeri. Secara biokimia, glukosamin merupakan hasil metabolisme glikoprotein.
Glikoprotein, diketahui sebagai proteoglikan, merupakan bentuk dasar pada matriks
ekstraseluler dari jaringan penyambung. Glukosamin efektif untuk pemulihan tulang
rawan sendi dan memperbaiki kerusakan sendi. Peningkatan konsentrasi glukosamin
dalam plasma darah dapat meningkatkan kadar glukosamin pada cairan sinovial. Sesuai
dengan hipotesa, persendian memiliki afinitas yang besar terhadap glukosamin dan
memiliki kemampuan untuk menyimpan glukosamin lebih baik daripada jaringan yang
bukan persendian. Cepat terserap pada saluran cerna. Cepat terakumulasi di hati dan
sendi. Di metabolisme di hati dan diekskresikan melalui urin, feses, dan paru (ekskresi
melalui air susu masih belum diketahui).

.: KEGUNAAN :.

Glucosamine memelihara kesehatan persendian

.: DOSIS :.
Berat badan < 55 kg : 3 x 1 tablet, sehari

Berat badan > 55 kg : 3 x 2 tablet, sehari

.: EFEK SAMPING :.

Sangat jarang, tetapi pada sebagian orang dapat menyebabkan gangguan saluran cerna
ringan.

.: PERINGATAN DAN PERHATIAN :.

Penggunaan pada penderita diabetes sebaiknya dilakukan pemeriksaan kadar gula


darah secara rutin karena Glucosamine dapat meningkatkan resistensi insulin.
Pada penderita yang mempunyai alergi terhadap seafood, sebaiknya menggunakan
sediaan ini dengan hati-hati.
Ibu hamil dan menyusui tidak dianjurkan menggunakan sediaan ini.

etoconazole cream 2%, tube 5 gram dan 10 gram, No. Reg. : GTL0508512529A1

Ketoconazole

.: FARMAKOLOGI :.

Ketoconazole adalah suatu derivat imidazole-dioxolane sintetis yang memiliki aktivitas


antimikotik yang poten terhadap dermatofit, misalnya Tricophyton sp, Epidermophyton
floccosum, Pityrosporum sp, dan juga terhadap Candida sp.
Ketoconazole bekerja dengan menghambat enzim sitokrom P450 jamur, dengan
mengganggu sintesis ergosterol yang merupakan komponen penting dari membran sel
jamur.

.: INDIKASI :.
Untuk penggunaan topikal pada pengobatan infeksi dermatofit pada kulit, seperti tinea
korporis, tinea kruris, tinea manus, dan tinea pedis yang disebabkan oleh Tricophyton
rubrum, Tricophyton mentagrophytes, Mycosporum canis, Epidermophyton floccosum,
juga pengobatan pada kandidosis kutis dan tinea versikolor.

KONTRA INDIKASI :.

Penderita yang hipersensitif terhadap ketoconazole atau salah satu komponen obat ini.
Wanita hamil
Anak usia di bawah 2 tahun.

DOSIS :.

Dioleskan 1x sehari pada daerah yang terinfeksi dan sekitarnya pada penderita
kandidosis kutis, tinea korporis, tinea manus, tinea pedis dan tinea (pitiriasis)
versikolor. Pada penderita dermatitis seboroik 1x atau 2x sehari.
Pengobatan harus dilanjutkan untuk beberapa waktu, sedikitnya sampai beberapa hari
setelah gejala-gejala hilang.
Diagnosis harus dipertimbangkan kembali jika tidak ada perbaikan setelah 4 minggu
pengobatan.
Lama pengobatan :

Tinea versikolor (panu) : 2-3 minggu


Infeksi ragi : 2-3 minggu
Tinea kruris : 2-4 minggu
Tinea korporis : 3-4 minggu
Tinea pedis : 4-6 minggu
Dermatitis seboroik : 2-4 minggu

EFEK SAMPING :.
Sedikit iritasi dan rasa panas. Atau alergi kulit lokal, dermatitis kontak karena
Ketoconazole cream atau salah satu komponen obat seperti natrium sulfit atau
propilene glikol (jarang).

1. Pseudoefedrin HCl 30 mg,

2. Klorfeniramini Maleat 2 mg,

3. Gliseril Guaiakolat 50 mg.

INDIKASI
Meringankan gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan bersin yang
disertai batuk.

KONTRA INDIKASI
Disfungsi hati, hipertensi, glaukoma, diabetes, gangguan jantung.
Bayi baru lahir dan prematur, gangguan ginjal.

PERHATIAN
Bisa mengganggu kemampuan untuk mengendarai atau mengoperasikan mesin.
Hamil, menyusui.
Interaksi obat : penggunaan bersama antidepresan tipe penghambat mono amin oksidase
(MAO) mengakibatkan krisis hipertensi.

EFEK SAMPING
Mengantuk, pusing, insomnia (susah tidur), palpitasi (jantung berdebar)

Sumber :

PT. Hexpharm Jaya Laboratories

2005, Rancangan 23 September 2005, Kebijakan Obat Nasional, Departemen Kesehatan RI, Jakarta

2006a, Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 189/Menkes/SK/III/2006 tentang Kebijakan Obat
Nasional, Departemen Kesehatan RI. Jakarta
Tugas Praktikum Farmakologi

Blok : Tumbuh Kembang

Oleh : Dian Rizky Amelia

201310330311003

Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Malang

2014

Anda mungkin juga menyukai