Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR OBAT

Obat injeksi:

1. Ceftriaxone
- Sediaan:
Ceftriaxone 1 gram injeksi
- Cara Kerja Obat:
Ceftriaxone merupakan golongan sefalosporin yang mempunyai spektrum luas dengan
waktu paruh eliminasi 8 jam. Efektif terhadap mikroorganisme gram positif dan gram
negatif. Ceftriaxone juga sangat stabil terhadap enzim beta laktamase yang dihasilkan oleh
bakteri.
- Indikasi:
Untuk infeksi-infeksi berat dan yang disebabkan oleh kuman-kuman gram positif maupun
gram negatif yang resisten terhadap antibiotika lain :
 Infeksi saluran pernafasan
 Infeksi saluran kemih
 Infeksi gonoreal
 Septisemia bakteri
 Infeksi tulang dan jaringan
 Infeksi kulit
- Kontraindikasi :
Hipersensitif terhadap cephalosporin dan penicillin (sebagai reaksi alergi silang).
- Dosis:
a. Dewasa dan anak-anak diatas 12 tahun :
1-2 g sekali sehari secara intravena
Dosis lebih dari 4 g sehari harus diberikan dengan interval 12 jam.
b. Bayi dan anak-anak di bawah 12 tahun :
Bayi 14 hari : 20 – 50 mg/kg berat badan sekali sehari
Bayi 15 hari s/d 12 tahun : 20 – 80 mg/kg berat badan sekali sehari
Anak-anak dengan berat badan 50 kg atau lebih : dapat digunakan dosis dewasa melalui
infus paling sedikit > 30 menit.
Pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal, kliren creatinin tidak lebih dari 10
ml/menit, dosis tidak lebih dari 2 g sehari.
- Peringatan dan Perhatian :
 Pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan hati yang berat, kadar plasma obat perlu
dipantau.
 Sebaiknya tidak digunakan pada wanita hamil (khususnya trimester I).
 Tidak boleh diberikan pada neonatus (terutama prematur) yang mempunyai resiko
pembentukan ensephalopati bilirubin.
 Pada penggunaan jangka waktu lama, profil darah harus dicek secara teratur.
- Efek Samping :
 Gangguan pencernaan: diare, mual, muntah, stomatitis
 Reaksi kulit: dermatitis, pruritus, urtikaria, edema, eritema multiforme, dan reaksi
anafilaktik
 Hematologi: eosinofil, anemia hemolitik, trombositosis, leukopenia, granulositopenia
 Gangguan sistem saraf pusat: sakit kepala
 Efek samping lokal: iritasi akibat dari peradangan dan nyeri pada tempat yang diinjeksi
 Gangguan fungsi ginjal: untuk sementara terjadi peningkatan BUN
 Gangguan fungsi hati: untuk sementara terjadi peningkatan SGOT dan SGPT

2. Ranitidin
Ranitidin adalah obat yang diindikasikan untuk sakit maag. Pada penderita sakit maag,
terjadi peningkatan asam lambung dan luka pada lambung. Hal tersebut yang sering kali
menyebabkan rasa nyeri ulu hati, rasa terbakan di dada, perut terasa penuh, mual, banyak
bersendawa ataupun buang gas.
Di dalam lambung, ranitidin akan menurunkan produksi asam lambung tersebut dengan
cara memblok langsung sel penghasil asam lambung. Ranitidin sebaiknya diminum sebelum
makan sehingga saat makan, keluhan mual penderita telah berkurang. Ranitidin dianggap lebih
potensial dibandingkan antasida (obat maag yang sering ditemui dijual bebas di apotek ataupun
warung). Bila sakit maag cukup berat atau gejala tidak membaik dengan antacida, biasanya
ranitidin akan diresepkan.
- Indikasi
Tukak lambung dan tukak duodenum, refluks esofagitis, dispepsia episodik kronis, tukak
akibat AINS, tukak duodenum karena H.pylori, sindrom Zollinger-Ellison, kondisi lain
dimana pengurangan asam lambung akan bermanfaat.
- Peringatan
Lihat keterangan di atas; hindarkan pada porfiria
- Kontraindikasi
Penderita yang diketahui hipersensitif terhadap ranitidine
- Efek Samping
Lihat keterangan di atas; takikardi (jarang), agitasi, gangguan penglihatan, alopesia, nefritis
interstisial (jarang sekali)
- Dosis
Oral, untuk tukak peptik ringan dan tukak duodenum 150 mg 2 kali sehari atau 300 mg
pada malam hari selama 4-8 minggu, sampai 6 minggu pada dispepsia episodik kronis, dan
sampai 8 minggu pada tukak akibat AINS (pada tukak duodenum 300 mg dapat diberikan
dua kali sehari selama 4 minggu untuk mencapai laju penyembuhan yang lebih tinggi);
ANAK: (tukak lambung) 2-4 mg/kg bb 2 kali sehari, maksimal 300 mg sehari. Tukak
duodenum karena H. pylori, lihat regimen dosis eradikasi. Untuk Gastroesophageal Reflux
Disease (GERD), 150 mg 2 kali sehari atau 300 mg sebelum tidur malam selama sampai 8
minggu, atau bila perlu sampai 12 minggu (sedang sampai berat, 600 mg sehari dalam 2-4
dosis terbagi selama 12 minggu); pengobatan jangka panjang GERD, 150 mg 2 kali sehari.
Sindrom Zollinger-Ellison (lihat juga keterangan di atas), 150 mg 3 kali sehari; dosis
sampai 6 g sehari dalam dosis terbagi. Pengurangan asam lambung (profilaksis aspirasi
asam lambung) pada obstetrik, oral, 150 mg pada awal melahirkan, kemudian setiap 6 jam;
prosedur bedah, dengan cara injeksi intramuskuler atau injeksi intravena lambat, 50 mg 45-
60 menit sebelum induksi anestesi (injeksi intravena diencerkan sampai 20 mL dan
diberikan selama tidak kurang dari 2 menit), atau oral: 150 mg 2 jam sebelum induksi
anestesi, dan juga bila mungkin pada petang sebelumnya.
3. Metronidazol
Obat Metronidazol adalah salah satu antibiotika yang paling banyak diresepkan oleh dokter
di Indonesia. Metronidazol merupakan antibiotik yang cukup bagus untuk mematikan bakteri
anaerob, yaitu bakteri yang hidup dalam suasana tanpa oksigen seperti di dalam luka tertutup
contohnya luka pada kaki penderita kencing manis (diabetes) atau di dalam organ.
Obat Metronidazol merupakan obat anti bakteri dan anti protozoa sintetik.
Metronidaloldibuat dari turunan nitroimidazoi yang memiliki tiga sifat yaitu bakterisid
(mematikan bakteri), amebisid (mematikan amoeba) dan trikomonosid (mematikan
trikomonas). obar Metronidazol di dalam sel atau di dalam mikroorganisme akan mengalami
proses reduksi menjadi produk polar. Produk polar hasil reduksi inilah yang mempunyai
aktivitas antibakteri dengan cara kerja penghambatan pada pembentukan asam nukleat sel
kuman.
- Indikasi Metronidazol
Sebagai obat anti bakteri dan anti protozoa fungsi obat metroidazol adalah untuk :
mengatasi penyakit Infeksi menular seksual mengatasi penyakit Infeksi yang disebabkan
bakteri anaerob mengatasi penyakit Infeksi bakterial vaginosis pada vagina mengatasi
penyakit Infeksi parasit amoeba seperti pada diare mengatasi penyakit Infeksi parasit
trichomonas
- Kontraindikasi metronidazol
Tidak dianjurkan untuk dipakai oleh pasien yang diketahui : memiliki riwayat alergi
Metronidazol atau komponen metronidazol sedang memiliki usia kehamilan trimester
pertama yaitu 0 – 3 bulan
- Dosis Metronidazol
 Obat Metronidazol di apotik tersedia dalam bentuk kapsul, tablet, dan botol infus.
 Dosis metronidazol kapsul tersedia dalam komposisi 375 mg,
 Metronidazol tablet tersedia dalam komposisi 250 mg dan 500 mg,
 Sedangkan untuk metronidazol botol infus tersedia dalam komposisi 500 mg/100ml.
Adapun dosis obat metronidazol yang dianjurkan adalah sebagai berikut :
Pada penderita yang mengalami penyakit Infeksi yang disebabkan bakteri anaerob dosis
metronidazol yang dianjurkan adalah 500 mg yang diminum sebanyak 3 sampai 4 kali
sehari selama 7 sampai 10 hari Pada penderita yang mengalami penyakit infeksi parasit
trikomonas, pasangan suami istri harus melakukan pengobatan pada saat yang bersamaan
dengan dosis metronidazol yang dianjurkan adalah 500 mg yang dimium sebanyak 2
sampai 3 kali sehari selama 5 sampai 10 hari Pada penderita yang mengatasi penyakit
Infeksi parasit amoeba seperti pada diare, dosis metronidazol yang dianjurkan adalah 750
mg yang diminum sebanyak 3 kali sehari selama 10 hari Pada anak – anak, dosis
metronidazole yang dianjurkan adalah 15 mg/Kg berat badan per hari yang terbagi menjadi
tiga kali pemberian, sedangkan untuk pengobatan diare pada anak – anak dosis
metronidazol yang dianjurkan adalah 35 sampai 50 mg/Kg berat badan per hari yang tebagi
menjadi tiga kali pemberian Pada bayi yang usianya kurang dari 7 hari dosis metronidazol
yang dianjurkan adalah 7,5 mg/Kg berat badan per hari.
- Efek Samping Metronidazol
Obat metronidazol pernah dilaporkan mempunyai efek samping di antaranya : Alergi
seperti biduran dan kulit kemerahan Perasaan mual dan muntah Penurunan nafsu makan
Merasakan pusing pada kepala Mengalami infeksi infeksi jamur oportunis Mengalami
diare akibat antibiotik Urin yang bewarna lebih gelap Efek samping yang berat dapat
menimbulkan kejang
- Informasi Keamanan
Obat Metronidazol dapat menghambat metabolisme obat warfarin dan antikoagulan
lainnya sehingga dosis obat antikoagulan kumarin yang lain harus dikurangi. Obat
Metrinidazol tidak boleh digunakan bersama alkohol karena dapat menimbulkan beberapa
gejalaserupa disulfiram yaitu sakit kepala, mual, muntah dan sakit perut. Bila
dikombinasikan dengan obat yang menghambat aktivitas enzim mikrosom hati seperti obat
simetidin akan mengalami perpanjangana waktu paruh. Hati – hati penggunaan pada
penderita gangguan ginjal dan penyakit hati. Obat Metronidazole tidak dianjurkan untuk
diberikan pada penderita dengan gangguan saraf pusat.

4. Novorapid
Obat Novorapid adalah golongan obat sekreagogue insulin yang dapat menekan tingkat
gula darah berlebihan di dalam tubuh. Sistematis kerjanya yakni berinteraksi dengan membran
pada sel luar sitoplasma dengan reseptor khusus guna membentuk kompleks reseptor insulin
hingga merangsang proses intraseluler.
Novorapid juga lebih cepat diserap dari kandungan lemak subkutan serta mampu bertindak
lebih cepat. Efek obat ini akan dimulai dalam 10 hingga 20 menit setelah obat diberikan,
sedangkan efek maksimumnya sendiri akan dimulai dari 1 hingga 3 jam setelah injeksi.
- Indikasi Obat Novorapid (Obat Penyakit Diabetes)
Obat Novorapid adalah obat insulin atau obat injeksi untuk mengobati penyakit diabetes
melitus atau kencing manis. Selain itu, obat Novorapid juga dapat digunakan untuk terapi
penyakit diabetes melitus tipe 1 .
- Kontra Indikasi Obat Novorapid
Kontra indikasi dari obat Novorapid ini sebaiknya tidak diberikan pada penderita dengan
riwayat:
 Hipoglikemia
 Alergi atau hipersensitivitas pada kandungan obat atau insulin aspart
- Komposisi Obat Novorapid
Komposisi atau kandungan inti dari obat Novorapid adalah insulin aspart.
- Dosis dan Pemberian Obat Novorapid
Obat Novorapid sebaiknya diberikan bersama dengan makanan. Dapat diberikan sesaat
sebelum makan dan juga segera setelah makan. Adapun dosis yang dianjurkan antara lain
adalah : 5 hingga 1 u/kg berat badan/hari
- Efek Samping Obat Novorapid
Beberapa efek samping yang mungkin terjadi saat penggunaan obat antara lain seperti :
 Hipoglikemia
 Reaksi alergi seperti gatal dan ruam pada kulit
 Gangguan saluran pencernaan dan pernapasan
 Keringat berlebih
 Penurunan tekanan darah
 Reaksi alergi lokal seperti kemerahan, gatal, hinga bengkak di area suntik/tempat
pemberian obat
- Perhatian
Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan ketika menggunakan obat Novorapid yakni:
 Pengurangan jadwal makan.
 Aktivitas fisik yang berlebihan atau berat.
 Penggunaan preparat yang memiliki kandungan metacresol dapat menyebabkan alergi.
 Dapat mengganggu kemampuan ketika menjalankan mesin atau mengemudi.
 Penggunaan pada ibu hamil dan menyusui sebaiknya dibawah pengawasan ahli medis
atau dokter.
 Obat Novorapid sebaiknya tidak diberikan pada anak dengan kisaran usia dibawah 2
tahun.

5. Ondansentron
Ondansetron termasuk kelompok obat Antagonis serotonin 5-HT3, yang bekerja
dengan menghambat secara selektif serotonin 5-hydroxytriptamine (5HT3) berikatan pada
reseptornya yang ada di CTZ (chemoreseceptor trigger zone) dan di saluran cerna.
Serotonin 5-hydroxytriptamine (5HT3) merupakan zat yang akan dilepaskan jika
terdapat toksin dalam saluran cerna, berikatan dengan reseptornya dan akan merangsang
saraf vagus menyampaikan rangsangan ke CTZ dan pusat muntah dan kemudian terjadi
mual dan muntah.
- Indikasi Ondansenteron adalah :
 Untuk untuk menangani mual dan muntah yang diinduksi oleh obat kemoterapi dan
radioterapi sitotoksik.
 Pencegahan mual dan muntah pasca operasi.
 Narfoz sebaiknya tidak digunakan pada keadaan mual atau muntah karena sebab lain.
- Kontraindikasi
Narfoz jangan diberikan kepada penderita yang hipersensitif atau alergi terhadap
Ondansetron.
- Efek samping
 Efek samping yang biasanya terjadi adalah sakit kepala, sensasi kemerahan atau hangat
pada kepala dan epigastrium.
 Efek samping yang jarang terjadi dan biasanya hanya bersifat sementara adalah
peningkatan aminotransferase yang asimtomatik.
 Ondansetron juga dapat meningkatkan waktu transit usus besar dan dapat
menyebabkan konstipasi pada beberapa penderita.
 Ada beberapa laporan tentang terjadinya reaksi hipersensitif yang cepat.
 Kehamilan. Pada hewan percobaan Ondansetron tidak bersifat teratogenik. Belum ada
percobaan yang dilakukan pada manusia. Sama seperti obat-obat lainnya, sebaiknya
Ondansetron tidak digunakan pada kehamilan, terutama pada trimester pertama,
kecuali bila manfaat yang di dapat melebihi dan resiko yang mungkin akan terjadi.
 Wanita menyusui. Percobaan pada tikus membuktikan adanya ekskresi Ondansetron
pada ASI. Oleh karena itu, ibu-ibu yang mendapat Ondansetron dianjurkan untuk tidak
menyusui.
 Ondansetron dapat menimbulkan gangguan irama jantung Obat ondansetron, salah satu
antiemetik pada kemoterapi, terbukti memiliki risiko untuk gangguan irama jantung.
FDA melaporkan bahwa pada kondisi-kondisi tertentu penggunaan ondansetron harus
lebih hati-hati dan perlu dilakukan monitoring dengan memantau gambaran EKG.
Kondisi-kondisi yang disarankan lebih hati-hati dalam menggunakan ondansetron
antara lain pasien dengan bakat gangguan irama jantung yaitu pasien dengan kongenital
long QT syndrome, gangguan mineral misalnya hipokalemia, hipomagnesia, gagal
jantung, bradikardia dan penggunanaan bersama obat-obatan yang mengakibatkan
pemanjangan interval QT.
Obat Oral

1. Hufralgin Capsule –
- Indikasi

untuk perawatan Rasa sakit, Vitamin b 12 kekurangan, Rendahnya jumlah sel darah merah,
Gangguan otak karena kekurangan tiamin, Anemia addisonian

Usus kecil pertumbuhan bakteri yang berlebihan keganasan pankreas atau usus,
kekurangan asam folat, asupan makanan yang tidak memadai kekurangan obat-induced,
gangguan metabolisme

Defisiensi tiamin
- Komposisi
Hufralgin Capsule mengandung komposisi aktif berikut: Cyanocobalamin, Levorphanol,
Pyridoxine Hydrochloride and Thiamine Hydrochloride. Tersedia dalam bentuk capsule.
Gratia Husada Pharma memanufaktur Hufralgin Capsule.
- Cara Kerja, Mekanisme Tindakan dan Farmasologi
 Hufralgin Capsule meningkatkan kondisi pasien dengan melakukan fungsi-fungsi berikut:
Mengikat reseptor opioid mu-.
 Normalisasi pembentukan sel-sel darah merah dan jaringan saraf.
 Bertindak sebagai koenzim dalam metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak.
 Mengobati kadar rendah vitamin B1.
 Hufralgin Capsule Komposisi dan Bahan-bahan Aktif
 Hufralgin Capsule dibuat dari bahan-bahan aktif berikut (garam)
 Levorphanol
 Cyanocobalamin
 Pyridoxine Hydrochloride
 Thiamine Hydrochloride
- Efek samping
Berikut adalah daftar efek samping yang memungkinkan yang dapat terjadi dari semua
bahan-bahan konstitusi Hufralgin Capsule. Ini bukanlah daftar yang komprehensif. Efek-
efek samping ini memungkinkan, tetapi tidak selalu terjadi. Beberapa efek samping ini
langka tetapi serius. Konsultasi pada dokter Anda jika Anda melihat efek samping berikut,
terutama jika efek samping tidak hilang.
Edema paru
Gagal jantung kongestif
Polisitemia vera
Diare
Gatal
Perasaan pembengkakan seluruh tubuh
- Peringatan & Cara Penggunaan
 Memiliki alergi terhadap obat-obatan, makanan, atau zat lain
 Memiliki infeksi, melemah saraf mata, penumpukan limbah dalam darah, jenis anemia,
atau tingkat darah rendah besi atau asam folat
 Minum alkohol secara teratur
 Medang hamil, berencana untuk menjadi hamil, atau menyusui
 Medang mengonsumsi resep atau nonprescription obat, persiapan herbal, atau suplemen
makanan

2. Capsul Garam

Anda mungkin juga menyukai