Anda di halaman 1dari 14

NAMA: ERDINA WIRA RIZKIANI

KELAS : A

NPM : 2110070110025

TUGAS PRAKTIKUM

Tugas Pratikum

A. Analgetik

 Paracetamol
 Fungsi :
Paracetamol merupakan obat yang sering digunakan untuk mengobati demam dan
nyeri ringan seperti sakit kepala dan nyeri otot.
 Indikasi:
nyeri ringan sampai sedang, nyeri sesudah operasi cabut gigi, pireksia.
 Kontraindikasi:
gangguan fungsi hati berat, hipersensitivitas.
 Dosis :
oral 0,5–1 gram setiap 4–6 jam hingga maksimum 4 gram per hari; anak–anak
umur 2 bulan 60 mg untuk pasca imunisasi pireksia, sebaliknya di bawah umur 3
bulan (hanya dengan saran dokter) 10 mg/kg bb (5 mg/kg bb jika jaundice), 3
bulan–1 tahun 60 mg–120 mg, 1-5 tahun 120–250 mg, 6–12 tahun 250– 500 mg,
dosis ini dapat diulangi setiap 4–6 jam jika diperlukan (maksimum 4 kali
dosisdalam 24 jam), infus intravena lebih dari 15 menit, dewasa dan anak–anak
dengan berat badan lebih dari 50 kg, 1 gram setiap 4–6 jam, maksimum 4 gram
per hari, dewasa dan anak–anak dengan berat badan 10 -50 kg, 15 mg/kg bb setiap
4–6 jam, maksimum 60 mg/kg bb per hari.

Sumber : 2015, Pusat Informasi Obat Nasional, Badan POM RI

 Aspirin
 Fungsinya :
obat untuk meredakan nyeri, demam, dan peradangan
 Indikasi :
Indikasi aspirin atau asam asetilsalisilat adalah sebagai analgesik dan antipiretik,
serta sebagai antiagregasi platelet pada kasus penyakit jantung koroner, stroke,
dan transient ischemic attack (TIA). Dosis berbeda tergantung indikasi
 Kontraindikasi
 Jangan menggunakan obat ini untuk pasien yang memiliki riwayat alergi
terhadap aspirin (acetosal), ibuprofen atau naproxen, atau NSAID secara
umum.
 Jangan digunakan untuk pasien yang memiliki intoleransi salisilat.
 Sebaiknya jangan memberikan obat ini untuk anak-anak usia di bawah 16
tahun, karena potensi terjadinya sindrom reye (penyakit yang terkait dengan
penggunaan aspirin atau salisilat lainnya pada anak-anak selama episode
infeksi virus atau bakteri). (Baca juga obat demam anak, pilih paracetamol,
ibuprofen atau aspirin?).
 Jangan digunakan untuk orang yang memiliki tukak peptik yang aktif,
hemofilia atau gangguan perdarahan lain.
 Penggunaan obat ini sebagai penurun panas pada kasus demam berdarah tidak
boleh dilakukan karena bisa meningkatkan perdarahan.
 Orang yang memiliki penyakit ginjal, hiperurisemia, atau gout sebaiknya tidak
menggunakan obat ini karena menghambat kemampuan ginjal
mengekskresikan asam urat, sehingga dapat memperburuk kondisi pasien.
 Jangan menggunakan obat ini pada pasien asma, rhinitis, dan polip hidung.
Aspirin dapat menyebabkan urtikaria parah, angioedema, atau bronkospasme
pada pasien ini.
 Penggunaan pada pasien dengan gangguan hati berat tidak dianjurkan karena
potensi peningkatan risiko pendarahan yang signifikan secara klinis dan efek
samping lainnya.
 Penggunaan pada pasien dengan gangguan ginjal berat (CrCl kurang dari 10
mL / menit) tidak dianjurkan karena potensi peningkatan risiko toksisitas
salisilat.
 Tidak boleh digunakan oleh wanita hamil pada trimester 3 dan menyusui.
 Dosis :
 Sebagai anti inflamasi pada penyakit ankylosing spondylitis, osteoarthritis,
rheumatoid arthritis, dan Systemic Lupus Erythematosus terkait arthritis
dan pleuritis: 3 g/hari dalam dosis terbagi.
 Dosis lazim dewasa untuk demam dan sebagai pereda nyeri: 325-650 mg
secara oral atau rektal setiap 4 jam sesuai kebutuhan. Dosis maksimal 4
g/hari.
 Dosis lazim dewasa untuk mengobati demam rematik: 80 mg/kg/hari
secara oral dibagi dalam 4 dosis. Dosis maksimal 6.5 g/hari.
 Dosis lazim dewasa untuk infark miokard: 160-162.5 mg secara oral 1 x
sehari. Obat diberikan segera setelah pasien diduga menderita infark
miokard akut dan lanjutkan selama 30 hari. Pada dosis pertama, obat harus
dikunyah, dihancurkan, atau dihisap.
 Dosis lazim dewasa untuk stroke iskemik: 50-325 mg secara oral 1 x
sehari. Terapi harus dilanjutkan tanpa batas.
 Dosis lazim dewasa untuk angina pektoris: 75 mg - 325 mg secara oral 1 x
sehari. Mulai segera setelah angina tidak stabil didiagnosa dan diteruskan
tanpa batas.
 Dosis lazim dewasa untuk profilaksis (pencegahan) angina pektoris,
tromboemboli stroke, infark miokard, stroke iskemik, prosedur
revaskularisasi: 75 mg - 325 mg secara oral 1 x sehari. Diteruskan tanpa
batas.
 Untuk koroner artery bypass graft (CABG): 325 mg secara oral 1 x sehari.
Mulai 6 jam setelah prosedur dan berlanjut selama 1 tahun atau tanpa
batas waktu.

Sumber : WebMD. Aspirin Tablet.


(https://www.webmd.com/drugs/2/drug-1082-3/aspirin-oral/aspirin-oral/details)

 Ketoprofen
 Fungsi :
Manfaat obat ini yaitu mengobati osteoarthritis, radang sendi, dan kondisi lain
yang menyebabkan peradangan.
 Indikasi :
Indikasi ketoprofen untuk tata laksana osteoarthritis, rheumatoid arthritis,
dismenore, serta manajemen nyeri akut telah disetujui oleh Food and Drugs
Administration (FDA), sesuai indikasi. Terdapat penyesuaian dosis pada populasi
pasien geriatri, maupun pasien dengan gangguan renal dan hepar.
 Kontraindikasi :
Peningkatan risiko kejadian kardiovaskular membuat ketoprofen
dikontraindikasikan sebelum dan sesudah CABG. Ketoprofen juga menyebabkan
peningkatan risiko kejadian gastrointestinal sehingga dikontraindikasikan pada
kondisi berikut:

 Ulkus lambung
 Ulkus duodenum
 Gangguan perdarahan
 Penyakit hati
 Stomatitis
 Kolitis ulserativa
 Risiko tinggi perdarahan gastrointestinal
 Ketoprofen juga dikontraindikasikan jika terjadi atau mengalami riwayat
reaksi hipersensitivitas terhadap komponen obat ketoprofen. Ketoprofen
juga dikontraindikasikan pada pasien yang memiliki riwayat reaksi
hipersensitivitas terhadap aspirin atau NSAID lainnya.
Ketoprofen juga dikontraindikasikan pada kehamilan trimester akhir karena dapat
menyebabkan penutupan prematur duktus arteriosus
 Dosis :
Oral, penyakit reumatik, 100-200 mg sehari dalam 2-4 dosis terbagi bersama
makan; ANAK: tidak dianjurkanNyeri dan dismenorea, 50 mg sampai 3 kali
sehari; ANAK: tidak dianjurkan. Rektal dalam bentuk supositoria, penyakit
reumatik, 100 mg sebelum tidur; ANAK: tidak dianjurkan. Penggabungan
pengobatan oral dan rektal, dosis total maksimum sehari 200 mg. Injeksi
intramuskular dalam ke otot panggul, 50-100 mg setiap 4 jam (maksmum 200 mg
dalam 24 jam) selama 3 hari; ANAK: tidak dianjurkan.
Sumber : 2015, Pusat Informasi Obat Nasional, Badan POM RI

 Antalgin
 Fungsi :

bermanfaat untuk meredakan rasa nyeri serta meredakan demam


 Indikasi :
Informasi obat ini hanya untuk kalangan medis. Sakit kepala, skiatika, mialgia,
sakit gigi, neuralgia, berbagai jenis nyeri
 KontraIndikasi :
Hipersensitif, hamil dan laktasi, gangguan pendarahan
 Dosis :
Umumnya tersedia dalam bentuk tablet antalgin
500 mg, adapaun penggunaan dosis yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
Dosis pada dewasa untuk menghilangkan rasa sakit atau nyeri adalah 500 mg
sekali minum, dan dapat diminum setiap 8 jam artinya 3 kali sehari.
Pada anak-anak yang memiliki berat badan setengah dari berat badan dewasa (20-
30 kg)
dapat menggunakan antalgin dengan dosis setengah dari dosis dewasa di atas,
yaitu 3×250 mg sehari tiga kali.
Jangan menggunakan obat ini dalam jangka waktu yang panjang, karena dapat
menimbulkan efek samping yang merugikan kesehatan. Jadi, apabila rasa sakit tak
kunjung reda atau hilang timbul, maka sebaiknya periksakan kondisi Anda ke
dokter.
Referensi: Metamizole - Drugs.com (https://www.drugs.com/
internationalmetamizole.html)

B. Antibiotik

 Amoxicilin
 Fungsi :
yaitu obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri.
 Indikasi :
Indikasi amoxicillin atau amoksisilin adalah sebagai antibiotik spektrum luas,
terutama untuk bakteri gram positif dan sedikit gram negatif. Namun, amoxicillin
kurang efektif terhadap infeksi Shigella dan bakteri penghasil β-laktamase. Dosis
amoxicillin disesuaikan berdasarkan indikasi penggunaannya,\.
 Kontraindikasi :
Riwayat alergi, anafilaksis, atau reaksi kulit serius seperti sindrom Stevens-
Johnson akibat amoxicillin atau penicillin merupakan kontraindikasi diberikan
amoxicillin. Bahkan reaksi-reaksi ini mungkin dapat menyebabkan sensitivitas
silang dengan sefalosporin atau carbapenem juga.
 Dosis :
oral: 250 mg tiap 8 jam, dosis digandakan pada infeksi berat; ANAK hingga 10
tahun: 125 - 250 mg tiap 8 jam, dosis digandakan pada infeksi berat. Otitis media,
1 g setiap 8 jam. Anak 40 mg/kg bb sehari dalam 3 dosis terbagi (maksimum 3 g
sehari). Pneumonia, 0,5 – 1 g setiap 8 jam. Antrax (terapi dan profilaksis setelah
paparan), 500 mg setiap 8 jam; ANAK berat badan kurang dari 20 kg, 80 mg/kg
bb sehari dalam 3 dosis terbagi, berat badan lebih dari 20 kg, dosis dewasa. Terapi
oral jangka pendek: Abses gigi: 3 g, diulangi setelah 8 jam; Infeksi saluran kemih:
3 g, diulangi setelah 10-12 jam; Injeksi intramuskular: 500 mg tiap 8 jam; ANAK,
50-100 mg/kg bb sehari dalam dosis terbagi; Injeksi intravena atau infus: 500 mg
tiap 8 jam, dapat dinaikkan sampai 1 g tiap 6 jam pada infeksi berat; ANAK: 50-
100 mg/hari dalam dosis terbagi. Listerial meningitis (dalam kombinasi dengan
antibiotik lain), infus intravena, 2 g setiap 4 jam untuk 10 -14 jam. Endokarditis
(dalam kombinasi dengan antibiotik lain jika diperlukan), infus intravena, 2 g
setiap 6 jam, ditingkatkan hingga 2 g setiap 4 jam, seperti dalam endokarditis
enterokokus atau jika amoksisilin digunakan tunggal.

Sumber : 2015, Pusat Informasi Obat Nasional, Badan POM RI

C. Antivirus

 Valaksilovir
 indikasi
Indikasi valacyclovir adalah untuk penatalaksanaan herpes labialis, herpes genital,
herpes zoster, dan cacar air (varicella).
 Kontra indikasi
Kontraindikasi valacyclovir adalah pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap
obat ini. Peringatan diperlukan terkait efek berupa thrombotic thrombocytopenic
purpura/hemolytic
uremic syndrome (TTP/HUS), yang bisa menyebabkan kematian, dan pernah
dilaporkan pada pasien HIV, transplantasi sumsum tulang alogenik dan
transplantasi ginjal yang mengonsumsi valacyclovir.
 Dosis
Sediaan Valacyclovir sendiri terdiri tablet oral.
Pengobatan menggunakan Valacyclovir sangat tergantung tempat predileksi lesi
pada bagian tubuhnya.
• Herpes Zoster : 1g 3x sehari selama 7 hari untuk dewasa
• Herpes labialis : 2g 2x sehari selama 1 hari.
• Herpes genital: 500 mg 2x sehari selama 3 - 5 hari bisa sampai 10 hari.
• Pengurangan Herpes simple rekuren:
500mg dosis tunggal selama 6 -12 bulan.
• Pencegahan infeksi CMV pada orang dengan immunocompromised: 2g 4x
sehari selama 90 hari.
Dosis tersebut diatas berlaku juga untuk anak ≥12 tahun. Penyesuaian dosis harus
dilakukan untuk penderita gangguan fungsi ginjal ataupun pasien lanjut usia.
Penyesuaian dosis bagi penderita gangguan fungsi ginjal harus disesuaikan
dengan kadar Creatinine Clearancenya sehingga harus diperiksakan terlebih
dahulu.
Referensi:
National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Summary for
CID 135398742, Valacyclovir.
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Valacyclovir. Accessed Nov. 3, 2020.

 Valganciklovir
 indikasi
obat antivirus yang digunakan untuk pengobatan infeksi sitomegalovirus.
 Kontraindikasi
→ Hipersensitivitas.
→ Pasien hemodialisis (CrCl <10 mL / menit).
→ Laktasi.
→ Tidak boleh diberikan jika jumlah neutrofil absolut <500 sel / μL, jumlah
trombosit <25.000 / μL, atau Hb <8 g / dL.
 Dosis
Dosis diberikan khusus untuk orang dewasa
Contoh:
Retinitis sitomegaloviral oral pada pasien AIDS
→ Induksi: 900 mg dua kali lipat selama 21 hari.
→ Pemeliharaan: 900 mg sekali sehari.
→ Dapat mengulangi induksi jika retinitis memburuk selama pemeliharaan tetapi
kemungkinan resistensi virus harus dipertimbangkan.
Referensi:
Masaoka, Y., et al. (2020). Development of an Appropriate Simple Suspension
Method for Valganciclovir Medication. Journal of Pharmaceutical Health Care and
Sciences, 6(1), doi: 10.1186/s40780-020-00172-w

D. Antijamur

 Flusitosin
 Indikasi
Flusitosin digunakan secara primer dalam ikatan dengan amfoterisin B untuk
pengobatan infeksi Candida dan Cryptococcus. Flusitosin bekerja secara
sinergistik dengan amfoterisin B in vitro terhadap organismo ini, dan percobaan
klinik menunjukkan efek yang bermanfaat dari kombinasi tersebut, terutama pada
meningitis kriptokokus. Kombinasi ini juga terlihat memperlambat dan
mengeliminasi timbulnya mutan resisten flusitosin
 Kontra indikasi
Flucytosine tidak boleh digunakan untuk pasien dengan riwayat alergi pada obat
tersebut. Obat ini juga tidak diindikasikan pada pasien wanita yang sedang hamil
trimester pertama. Selain itu, obat ini juga tidak dianjurkan pada pasien wanita
yang sedang menyusui.
Flucytosine juga tidak boleh digunakan bersamaan dengan obat golongan
antiviral nukleosida dan obat lainnya dalam golongan serupa.
 Dosis
Dosis dan Cara Pemberian Obat
Flucytosine
• Obat flucytosine tersedia dalam bentuk tablet dan injeksi intravena. Dosis obat
flucytosine tersedia dalam 250 mg dan 500 mg oral.
• Dosis pada penyakit kandida atau jamur kriptokokus diberikan 50 hingga 150
mg / kg/ hari setiap 6 jam. Dosis maksimal yaitu 100 mg / kg / hari dibagi dalam 4
dosis dan dapat dikombinasikan dengan obat amfoterisin B atau obat flukonazeol.
• Pada Dosis Anak-anak diberikan 25 mg / kg/ hari selama dua kali sehati.
Kombinasi dengan obat amfoterisin B dapat diberikan apabila timbul kondisi
berat akibat infeksi.
Selama konsumsi obat ini diharapkan untuk melakukan pemeriksaan rutin fungsi
hati dan fungsi ginjal.
Referensi: Anaissie, McGinnis, Pfaller. Clinical Mycology. Churchill Livingstone.
2003.
 Ketokonazole
 Fungsi :
mengobati infeksi jamur di kulit, seperti panu, kurap, kutu air, kandidiasis,
dermatitis seboroik, dan ketombe yang berkaitan dengan jamur.
 Indikasi :
mukosa sistemik, kandidiasis mukokutan resisten yang kronis, mukosa saluran
cerna resisten serius, kandidiasis vaginal resisten yang kronis, infeksi dermatofita
pada kulit atau kuku tangan (tidak pada kuku kaki); profilaksis mikosa pada
pasien imunosupresan; kandidiasis mukokutan kronis yang tidak responsif
terhadap nistatin dan obat-obat lain; infeksi mikosis sistemik (kandidiasis,
paraksidioidomikasis, cocci dioidomycosis, hiptoplasmosis).
 KontraIndikasi:
gangguan hati; kehamilan (teratogenesitas pada hewan, pada kemasan cantumkan
peringatan kehamilan) dan menyusui; pemberian bersamaan dengan terfenadin
atau astemizol.
 Dosis:
Dewasa 200 mg/hari bersama makanan, biasanya untuk 14 hari; jika setelah 14
hari respons tidak memadai, lanjutkan hingga setidaknya 1 minggu setelah gejala
hilang dan kultur menjadi negatif; maksimum 400 mg/hari. ANAK, 3 mg/kg
bb/hari dosis tunggal atau dalam dosis terbagi. Kandidiasis vaginal resisten yang
kronis, 400 mg/hari bersama makanan selama 5 hari.
Sumber : 2015, Pusat Informasi Obat Nasional, Badan POM RI

E.Hemostatik

● Karbazokrom NA Sulfat
 Fungsi: untuk mempertahankan keenceran darah sehingga darah tetap mengalir
dalam pembuluh darah dan menutup kerusakan dinding pembuluh darah sehingga
mengurangi kehilangan darah pada saat terjadinya kerusakan pembuluh darah.
 Indikasi:
Kecenderungan pendarahan akibat penurunan resistensi kapiler dan peningkatan
permeabilitas kapiler.Perdarahan pada kulit, membran mukosa dan selaput
internal, perdarahan di area sekitar mata, perdarahan nefritis dan metrorrhagia
(perdarahan rahim yang banyak di luar masa haid).Perdarahan tidak normal selama
dan setelah operasi karena terjadinya penurunan resistensi kapiler.

 KontraIndikasi:
Jangan digunakan untuk pasien yang memiliki riwayat alergi obat
Carbazochrome.

 Dosis :
Dewasa: diberikan dosis 10 mg, melalui injeksi intramuskular (melalui otot) atau
melalui injeksi subkutan (melalui bawah kulit).
Dosis dapat dinaikkan atau diturunkan tergantung pada usia dan gejala pasien.

Referensi: Drug Bank. Diakses pada 2022. Carbazochrome.

F.AntiAlergika

 Loratadin
- Fungsi:
Loratadin digunakan untuk gejala alergi seperti hay fever, urtikaria.

- Indikasi:
Gejala alergi seperti hay fever, urtikaria.

- KontraIndikasi
Obat ini dikontraindikasikan pada pasien dengan hipersensitivitas pada
loratadine atau komponen yang terkandung dalam obat.

- Dosis:

Obat loratadine tersedia dalam bentuk tablet


dosis 10 mg, 20 mg, dan sirup dosis 5 mg/5 ml.
Pemberian sirup ditujukan untuk anak-anak mulai usia 2 tahun atau dapat
diberikan tablet dengan dosis 5 mg hingga 10 mg apabila muncul penyakit
rhinitis seperti hidung tersumbat, gatal, dan keluar ingus bening dan pada
urtikaria.
Untuk orang dewasa dengan rhinitis alergi, dosis yang diberikan yaitu 10 mg
sehari dengan jarak pemberian selama 12 jam terutama pada pasien urtikaria
dan hidung gatal.
Obat loratadine dapat dikonsumsi sebelum dan sesudah makan. Bila ingin
mengonsumsi obat lain, harap berikan jeda setelah konsumsi obat berikutnya.
Bila timbul gejala alergi loratadine, segera kunjungi dokter.

Referensi: Side Effects of Claritin (Loratadine), Warnings, Uses


(https://www.rxlist.com/claritin-side-effects-drug-center.htm)

G. Anti inflamasi
● Ibuprofen
- Indikasi :
Indikasi ibuprofen adalah untuk manajemen nyeri, demam serta sebagai obat anti
inflamasi untuk berbagai penyakit seperti rheumatoid arthritis, osteoarthritis, juvenile
rheumatoid arthritis.

- Kontra indikasi:
• Jangan diberikan untuk pasien yang memiliki riwavat alergi terhadap ibuprofen, aspirin
atau NSAID lainnya.

• pasien yang akan atau telah menjalani operasi by-pass jantung sebaiknya jangan
menggunakan ibuprofen.

• obat ini juga dikontraindikasikan untuk pasien yang memiliki masalah ginjal, hati,
pasien yang menderita asma, urtikaria, atau radang / tukak pada lambung atau usus.

• NSAID termasuk ibuprofen sebaiknya tidak diberikan untuk penderita demam berdarah,
karena menginduksi kebocoran kapiler dan gagal jantung.

- Dosis:
Dosis lazim dewasa untuk dismenore

• 200 - 400 mg secara oral setiap 4 - 6 jam atau bila diperlukan.

Dosis lazim dewasa untuk osteoarthritis dan rheumatoid arthritis (rematik)

• Dosis awal: 400 - 800 mg secara oral setiap

6 - 8 jam.

• Dosis dapat dinaikkan, tapi tidak lebih dari 3.2 gram / hari.

Dosis lazim dewasa untuk nyeri dan atau demam

• 200 - 400 mg secara oral setiap 4 - 6 jam atau bila diperlukan.


• Untuk nyeri yang lebih berat bisa diberikan secara intravena dengan dosis 400 - 800

mg, diberikan lebih dari 30 menit setiap 6 iam atau sesuai kebutuhan.

Dosis lazim pediatric untuk demam dan atau nveri

• Usia 6 bulan - 11 tahun : 7.5 mg / kg BB / dosis, diberikan secara oral setiap 6 - 8 jam atau
sesuai kebutuhan.

• Dosis maksimum: 30 mg / kg BB / hari.

Referensi:

Ibuprofen Oral : Uses, Side Effects, Interactions, Pictures, Warnings & Dosing - WebMD
(https:// www.webmd.com/drugs/2/drug-5166-9368/ ibuprofen-oral/ibuprofen-oral details)

● Asam mefenamat
- indikasi
Indikasi asam mefenamat adalah nyeri akut derajat ringan-sedang dan dismenore. Obat ini
juga bisa digunakan untuk tata laksana nyeri pasca operasi.

- Kontra indikasi
Asam mefenamat tidak bole digunakan untuk orang-orang dengan kondisi berikut

• Memiliki riwayat alergi terhadap obat asam mefenamat, aspirin, atau NSAID lainnya
(misalnya, ibuprofen, celecoxib).

• Pasien yang akan atau telah menialani operasi by-pass jantung.

• Pasien yang memiliki masalah ginjal, hati, pasien yang menderita asma, urtikaria, atau
radang / tukak pada lambung atau usus.

• Pasien yang sedang hamil, terutama di 3 bulan terakhir.

• Penderita demam berdarah, karena menginduksi kebocoran kapiler dan gagal jantung.

- Dosis
Obat Asam mefenamat diberikan dengan dosis berikut:

Dosis lazim dewasa sebagai Pereda nyeri

• 500 mg secara oral, selanjutnya 250 mg setiap 6 jam sesuai kebutuhan. Tidak melebihi
7 hari.

Dosis lazim dewasa untuk dismenore

• 500 mg secara oral , selanjutnya 250 mg setiap 6 jam dimulai saat timbulnya
menstruasi.

Dosis lazim anak untuk pereda nyeri


• Anak usia 14-18 tahun: 500 mg secara oral, dikuti oleh 250 mg setiap 6 jam sesuai
kebutuhan. Tidak melebihi 7 hari.

Penyesuaian dosis

• Dosis yang lebih rendah harus dipertimbangkan pada orang tua.

Referensi: Mefenamic Acid (Oral Route) Description and Brand Names - Mayo Clinic
(https://www.mayoclinic.org/ drugs-supplements/mefenamic-acid-oral-route description/drg-
20070790)

 Diflunisal
- indikasi
- Kontra indikasi
Penggunaan obat tidak disarankan pada orang-orang dengan kondisi tertentu. Pasalnya, hal
ini dikhawatirkan akan menurunkan efektivitas obat atau bahkan menimbulkan reaksi-reaksi
yang bisa saja membahayakan tubuh. Kondisi-kondisi yang dimaksud meliputi:

.Hipersensitivitas kandungan obat Asma

.Urtikaria

.Gangguan fungsi ginjal

- Dosis
.Meredakan nyeri ringan hingga sedang

Dewasa: Dosis awal 1000 mg, kemudian 500 mg setiap 8-12 jam sekali.

Lansia: Dosis awal 500 mg, kemudian 250 mg setiap 12 jam sekali.

.Mengatasi osteoarthritis & rheumatoid arthritis

Dewasa: 500-1000 mg, dibagi menjadi 2 dosis dalam sehari.

Referensi:

Diflunisal - C13H8F203. U.S. National Library of Medicine National Center for


Biotechnology Information. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/ compound Diflunisal)

A. SPP
● Isofluran
- indikasi
Kegunaan Isoflurane adalah untuk induksi dan pemeliharaan anestesi umum. Penerapannya
dalam anestesi obstetri belum ada data yang cukup mendukung.

- Kontra indikasi
• Kontaindikasi terhadap pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas terhadap Isoflurane
atau agen halogenasi lainnya.

• Kontraindikasi untuk pasien yang memiliki kerentanan genetik yang diketahui atau
dicurigai terhadap hipertermia ganas.

• Tidak boleh digunakan pada pasien yang mengalami ikterus dan / atau demam yang tidak
dapat dijelaskan setelah pemberian

Isoflurane atau anestesi halogenasi lainnya, atau riwayat ikterus yang tidak dapat dijelaskan
setelah terpapar sebelumnya dengan halothane.

• Kontraindikasi untuk penderita porfiria.

- Dosis
Isoflurane diberikan dengan dosis sebagai berikut :Dosis dewasa untuk induksi dan
perawatan anestesi umum

• Induksi: Awalnya, 0.5% v / v dengan oksigen atau oksigen dan nitrous oxide, ditingkatkan
menjadi 1.5-3% V / v. Bedah anestesi biasanya diproduksi dalam waktu 10 menit.

• Pemeliharaan: 1-2.5% V / v dengan campuran oksigen dan nitrous oxide atau

1.5-3.5% v / v dengan oksigen saja.

• Untuk maintenance anestesi selama operasi caesar: 0.5-0.75% V v dengan campuran


oksigen dan nitrous oxide.

Referensi:

Isoflurane: Indications, Side Effects, Warnings - Drugs.com (https://www.drugs.com/cdi/


isoflurane.html)

● Lidokain
- indikasi
Indikasi dan dosis lidocaine atau lidokain dapat berbeda bergantung pada sediaan yang
digunakan, akan tetapi umumnya digunakan untuk tujuan anestesi lokal atau regional.
Lidokain juga dapat diberikan sebagai agen antiaritmia dalam manajemen aritmia ventrikel.

- Kontra indikasi
Kontraindikasi lidocaine adalah pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap komponen
obat ini, serta pada kondisi adanya hipovolemia, complete heart block, sindrom Adam-
Stokes, dan sindrom Wolff-Parkinson-White. Peringatan penggunaan lidocaine harus berhati-
hati pada pasien dengan kelainan hepar, kehamilan, dan pasien menyusui.

- Dosis
Menghitung dosis maksimum agen anestesi lokal
• Dosis Lidocaine maksimum tanpa adrenalin

adalah 3 mg / kg.

• Dosis Lidocaine maksimum dengan adrenalin

adalah 7 mg / kg.

Konsentrasi Lidocaine dalam larutan:

• 0,25% = 0,25g / 100mL atau 2,5mg / mL

• 0,5% = 0,5g / 100mL atau 5mg / mL

• 1% = 1g / 100mL atau 10mg / mL

• 2% = 2g / 100mL atau 20mg / mL

Dengan demikian, pada pasien dengan berat 70 kg tidak menggunakan lebih dari:

• 20 mL Lidocaine lignosain 1% atau 10 mL

Lidocaine polos 2%

• 48 mL 1% Lidocaine dengan adrenalin atau

24mL 2% Lidocaine dengan adrenalin.

Referensi:

Lidocaine: Side Effects, Dosages, Treatment, Interactions, Warnings. R×List. (https:|/


www.rxlist.com/consumer lidocaine lidopen/drugs-condition.htm)

● Mepivakain
- indikasi
- Kontra indikasi
- Dosis
Hanya dokter atau tenaga medis yang boleh memberikan obat ini pada pasien. Pemberian
dosisnya pada setiap orang pun bisa berbeda-beda. Dosis obat disesuaikan dengan usia,
kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh, serta respon mereka terhadap pengobatan.

Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau apoteker sebelum mengonsumsi obat
jenis apa pun. Ini untuk memastikan bahwa Anda mengonsumsi obat sesuai dengan dosis
yang dianjurkan.

Pemberian dosis untuk anak-anak berdasarkan usia dan berat badan mereka. Dokter juga
mempertimbangkan kondisi kesehatan serta respon anak terhadap obat.

Maka itu, dosis obat untuk setiap anak bisa berbeda-beda. Untuk mengetahui dosis pastinya,
silakan berkonsultasi langsung ke dokter.
Referensi:

2019). Mepivacaine: Indication, Dosage, Side Effect, Precaution | MIMS.com Indonesia .


Mims.com. Retrieved 8 December 2019, from

https://www.mims.com/indonesia/drug/in

Anda mungkin juga menyukai