RADIOGRAFI PERIAPIKAL
ANGGOTA KELOMPOK 4 :
Kedokteran gigi pada saat ini sudah mengalami perkembangan yang baik di segala
bidang, tidak ketinggalan pada teknologi radiografi. Pada saat ini selain secara
konvensional dan digital, sudah ada juga sistim Computed tomography (CT) dan Magnetic
resonance (MR). Namun demikian radiografi yang digital masih kurang banyak digunakan
di kalagan dokter gigi, karena harga alat mahal.
Panoramik dan sefalometri sering dibutuhkan oleh dokter/dokter gigi. Selain itu masih
ada jenis foto ekstra oral yang dapat digunakan dalam melakukan perawatan atau
menegakkan diagnosa. Hasil prosessing film yang baiksangat menentukan agar dapat
membuat kesimpulan dari suatu penyakit secara akurat.
Radiografi panoramik adalah suatu alat penunjang yang dapat digunakan untuk
mendiagnosis suatu kasus, seperti adanya fraktur rahang, evaluasi simetris atau asimetris
dari TMJ ataupun mengetahui kedalaman karies. Keuntungan nya adalah gambar yang
dihasilkan sangat repesentatif dengan gigi yang sesungguhnya dan mempunyai validitas
yang tinggi. Sedangkan untuk kerugiannya sulitnya untuk meletakkan film holder terutama
anak anak dan pasien yang mempunyai mulut yang kecil. Ukuran film dan sudut untuk
penyinarannya sangat bervariasi tergantung region gigi yang akan difoto.
Kesalahan prosessing film dapat menyebabkan sebagian atau selurug gambar tidak
kelihatan atau tidak jelas. Adakalanya film akan terlihat gelap, atau terang, kuning
keabu-abuan, berkebut yang semuanya merupakanhasil kesalahan dalam prossing film.
1
PROYEKSI PERIAPIKAL
Pengambilan foto X-Ray intraoral dengan metode Teknik bitewing.
Deteksi Lesi Karies
Memonitor Perkembangan Karies Gigi
Menilai Keadaan Tumpatan
Menilai Status Jaringan Periodontal
PROSEDUR :
1. Pasien membawa surat rujukan atau konsul dari drg atau instansi terkait, atau pasien
yang mendapat persetujuan dari dokter gigi radiologi
2. Asepsis teknik, cuci tangan menggunakan masker dan sarung tangan
3. Menghidupkan lampu merah
4. Menginstruksikan pasien untuk melepas anting, kaca mata, denture atau bahan lain
yang dapat mengganggu hasil radiografi
5. Memasang apron pada pasien
6. Mengatur posisi pasien agar oklusal plane horizontal
7. Menempatkan film holder ditempatkan ke posterior, sedangkan untuk gigi posterior
ditempatkan pada midline palatal. Untuk gigi rahang bawah film holder ditempatkan
pada dasar mulut dan lingual gigi
2
8. Pasien diminta menggigit bite block
9. Menggeser ring agar kontak dengan wajah pasien
10. Menempatkan cone pada ring
11. Menginstruksikan pasien untuk tidak bergerak selama ekspos
12. Keluar ruangan, tutup pintu
13. Ekspos
14. Mematikan lampu merah
15. Prossesing
16. Meletakkan film pada frame dengan benar
Hasil dari radiografi bitewing yang sudah dilakukan tadi masih kurang jelas
dikarenakan masih kurang sempurnanya operator saat melakukan finishing atau menggosok
film.
KESIMPULAN :
Dalam melakukan pengambilan radiografi dapat melakukan kesalahan berupa
overlapping apex or crown cutting, blurred, cone cutting, elongation, foresh ortening, dan
double exposure. Sedangkan penyebab kesalahan yang biasa terjadi yakni pada saat
pengambilan gambar oleh operator, posisi pasien, penempatan film, dan saat penyinaran serta
kesalahan teknik.
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan pengambilan radiograf sangat penting bagi
seorang dokter gigi dan radiographer sehingga mengurangi potensi kesalahan pada
pemeriksaan radiograf.
3
DAFTAR PUSTAKA