Anda di halaman 1dari 60

RADIOLOGI BIDANG

KEDOKTERAN GIGI
KELOMPOK INSISIVUS 6 :
• VANIA YOHANDEVI
• ANUGRAH DWI AZTRI
• AQILA SYIFA NADA
• RAISA MILENIA SYUKMA
• SHANIA AZIRA
• TRI ADITYA SEPTIAN
• WENNY FRIANTI P
• AIDHA MESTIKA AMRIL
• SELLY OKTA EPRIYANI
FKG UNAND
SKENARIO 2
“Bisa selfie Gigi ya dok...??!”
Ridho(25 tahun) memenuhi janjinya dengan drg. Dylan untuk
dilakukan perawatan saluran akar pada gigi 11. Setelah dilakukan
pemeriksaan, drg. Dylan meminta Ridho untuk melakukan foto
periapikal gigi 11 di Lab. Radiologi. Dalam ruangan radiologi Ridho
diinstruksikan untuk duduk di kursi dan memegang film rontgen foto
yang dimasukan kedalam mulut.
Setelah selesai Ridho menerima hasil foto dan keterangan
mengenai gambaran radiografis giginya. Ridho berpikir kenapa film
foto periapikal yang digunakan tidak besar seperti foto panoramik
yang pernah dilakukan oleh adiknya. Ridho memberikan hasilnya
kepada drg. Dylan, namun setelah mengamati hasil foto rontgen
beliau kurang puas dengan hasil fotonya karena gambaran
radiolusen dan radiopak jaringan periapikalnya tidak begitu jelas
dan kabur sehingga tidak dapat ditentukan gambaran klinisnya,
sehingga harus dilakukan foto ulang. Drg. Dylan merujuk kembali
Ridho ke Lab. Radiologi untuk melakukan foto panoramik, agar sang
dokter dapat membaca dan melihat dengan jelas kondisi gigi Ridho.
Bagaimana saudara menjelaskan kasus yang dialami Ridho?
Langkah 1 : Terminologi

 Radiolusen
 Radioopak
 Foto periapikal
 Film rontgen
 Perawatan saluran akar
Pembahasan :

 Radiolusen : Bagian gelap pada hasil foto rontgen


karena dilewati oleh sinar-x, contohnya seperti
gingiva, jaringan pulpa, dll.
 Radioopak : Bagian putih pada hasil foto rontgen
karena tidak dilewati oleh sinar-x, contohnya tulang,
gigi, dll.
 Foto periapikal : Teknik foto intraoral untuk melihat
mahkota dan akar gigi dan juga jaringan
pendukungnya dalam satu film.
 Film rontgen : Tempat terciptanya gambar radiograf
dari bagian yang dirontgen.
 Perawatan saluran akar : Prosedur bedah kecil yang
dilakukan saat infeksi penyebab pembusukan yang
sudah terlanjur menumbuh pada gigi.
Langkah 2 : Menentukan
Rumusan Masalah
1. Apa kegunaan radiologi dalam kedokteran gigi?
2. Apa kelebihan dan kekurangan radiologi?
3. Apa saja jenis-jenis rontgen dalam kedokteran gigi?
4. Apa saja alat yang digunakan pada saat melakukan
rontgen?
5. Bagaimana teknik pengambilan dari foto rontgen?
6. Bagaimana standar mutu dari hasil foto rontgen?
7. Apa saja faktor yang mempengaruhi hasil dari foto
rontgen?
8. Kenapa hasil foto rontgen Ridho tidak jelas?
9. Kenapa tindakan perawatan saluran akar
membutuhkan foto rontgen?
10. Kenapa film pada foto periapikal tidak sama besarnya
dengan film pada foto panoramik?
Langkah 3 : Menganalisa
Rumusan Masalah
1. Apa kegunaan radiologi dalam kedokteran gigi?
Kegunaan radiologi dalam kedokteran gigi :
 Untuk melihat gangguan / anomali pada gigi.
 Untuk dokumentasi rekam medis.
 Untuk diagnosa.
 Untuk pencegahan penyebaran penyakit.
 Membantu dalam bidang forensik.
 Untuk melihat tumbang pada gigi.
 Untuk perawatan orthodonti.
 Untuk melihat fraktur.
 Untuk melihat abses pada jaringan lunak.
 Untuk melihat keadaan karies pada gigi.
2. Apa kelebihan dan kekurangan radiologi?
Kelebihan :
 Dapat mediagnosa dengan jelas.
 Membantu dalam bidang forensik.
 Dapat melihat anomali pada gigi.

Kekurangan :
 Mahal.
 Terkadang gagal.
 Mual pada pertama kali coba.
 Bisa menyebabkan terjadinya mutasi sel.
 Kadang tidak terlalu sesuai dengan aslinya.
3. Apa saja jenis-jenis rontgen dalam kedokteran gigi?

Intraoral Ekstraoral
 Periapikal : Rontgen  Panoramik : Rontgen
mahkota, akar, dan keseluruhan RA dan RB.
beberapa gigi.
 Posterior Anterior.
 Bite wing : Rontgen RA dan
RB dalam satu film.  Anterior Posterior.

 Oklusal : Untuk melihat secara  Sefalometrik / Chephalo


jelas posisi gigi anomali. Matrix : Ada yang lateral
yang digunakan untuk
orthodonti dan untuk melihat
keadaan RA dan RB.
 Proyeksi water : untuk melihat
sinus maxillaris, ethmoidalis,
dan frontalis.
 Reverse towne.
 Submentovertex.
4. Apa saja alat yang digunakan
pada saat melakukan rontgen?
 Apron : Digunakan untuk proteksi
radiasi.
 Film.
 Kaset.
 Sinar-x dan tabung sinar-x.
 Grid : Untuk menangkap
penghamburan sinar.
 Screen layer.
5. Bagaimana teknik pengambilan dari foto rontgen?
a. Persiapan alat
 Pasang film EO pada kaset di ruang gelap.
 Atur exposure (KV, mA, waktu).
b. Persiapan pasien
 Menjelaskan prosedur EO.
 Apron.
 Lepaskan segala perhiasan.
 Protesa.
c. Operator
 Jaraknya 6 kaki dari tabung.
 Memakai apron.
d. Pada periapikal
 Biseksi : Tegak lurus.
 Paralel : Filmnya paralel dengan sumbu gigi.
6. Bagaimana standar mutu dari hasil foto rontgen?

 Kontras warna.
 Detail jelas.
 Posisi tepat (pasien dan alat).
 Density proyeksi film.
7. Apa saja faktor yang mempengaruhi hasil dari foto
rontgen?
 MiliAmpere (mA).
 Jarak : Berbanding lurus dengan density.
 Ketebalan : Objek tebal density menurun, begitu
sebaliknya.
 Waktu.
 Luas penyinaran.
8. Kenapa hasil foto rontgen Ridho tidak jelas?
Rontgen bisa tidak jelas :
 Film kurang tekan / terlalu tekan.
 Posisi salah / kurang tepat.
 Jarak dan penyinaran.
 Film tergores.
 Film atau tangan pasien basah.
 Film rusak.
9. Kenapa tindakan perawatan saluran akar membutuhkan
foto rontgen?
Kenapa PSA butuh rontgen :
Karena dibutuhkan untuk melihat keadaan dan kondisi
dari saluran tersebut agar tahu apa tindakan yang dapat
dilakukan selanjutnya.
10. Kenapa film pada foto periapikal tidak sama
besarnya dengan film pada foto panoramik?
 Karena foto periapikal hanya melakukan rontgen
pada sebagian gigi, sedangkan panoramik
melakukan rontgen pada keseluruhan RA dan RB.
Langkah 4 : Membuat
Skema
Rontgen

Gigi 1.1

Radiologi KG

Jenis-jenis Alat-alat Teknik Standar Hasil Rontgen


Mutu

Interpretasi Faktor Kegagalan


Langkah 5 : Tujuan
pembelajaran
1. Mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan jenis-jenis radiologi KG.
2. Mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan alat radiologi KG.
3. Mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan teknik radiologi KG.
4. Mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan standar mutu radiologi KG.
5. Mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan hasil rontgen (menginterpretasi
hasil rontgen, faktor, dan kegagalan).
Langkah 6 : Mengumpulkan
informasi di perpustakaan
internet,dan lain lain
Langkah 7 : Sintesa dan uji
informasi yang telah diperoleh
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan
jenis-jenis radiologi KG.
A. Radiografi Intraoral
Foto intraoral digunakan untuk mendapatkan
detail gambar yang cukup jelas, dan gambarannya
terbatas. Film yang digunakan diletakkan di dalam
mulut pasien. Foto inraoral terbagi atas tiga :
1) Foto Periapikaluntuk melihat keseluruhan mahkota
serta akar gigi dan tulang pendukungnya.
Teknik periapikal ini digunakan untuk melihat :
 Mahkota gigi
 Akar gigi
 Jaringan dan tulang sekitar gigi
 Keuntungan menggunakan teknik periapikal adalah
gambaran menjadi lebih jelas dan detail yang meliputi
jaringan gigi, dan pendukungnya sehingga
mempermudah diagnosa dan rencana perawatan serta
harganya lebih murah
 Kerugian teknik periapikal adalah teknik foto ini tidak luas
karena hanya terbatas pada beberapa gigi saja.
Teknik periapikal dibagi kembali menjadi 2, yaitu :

 Teknik Bisecting :
Teknik ini merupakan teknik yang menggunakan sudut
vertical sedemikian rupa sehingga sinar-x pusat jatuh tegak
lurus pada sumbu panjang gigi dan film.
Pada teknik ini posisi film diletakkan sedekat mungkin
dengan gigi sehingga tidak sejajar dengan sumbu panjang
bidang film, dan konus yang digunakan adalah konus
pendek.
 Teknik Paralelling : Pada teknik ini posisi film di dalam mulut
terhadap sumbu panjang gigi adalah sejajar dengan
bidang gigi dan arah sinar tegak lurus pada bidang film,
sehingga tegak lurus juga dengan sumbu panjang gigi.
Keuntungan :
 Gambar yang dihasilkan lebih baik dan mendekati ukuran
sebenarnya dibandingkan teknik bisecting, tidak terjadi
superimpose dengan tulang zigomatikus dan dasar sinus
maksilaris apabila digunakan untuk rontgen gigi molar atas.
Kerugian :
 Sulit meletakkan filmnya yang cukup besar dalam mulut
 Teknik ini cukup sulit untuk membuat film sejajar dengan
sumbu gigi, diperlukan alat bantu khusus (cotton roll dan
block gigit).
2) Teknik rontgen bite wing
untuk melihat mahkota gigi rahang atas dan rahang bawah
daerah anterior dan posterior sehingga dapat digunakan
untuk melihat permukaan gigi yang berdekatan dengan
puncak tulang alveolar.
untuk melihat karies dibawah restorasi

 Teknik pemotretannya yaitu pasien dapat menggit sayap


dari film untuk stabilisasi film dalam mulut.
Fungsi dari teknik bitewing :
 Untuk memvisualisasikan mahkota gigi,
 Untuk memvisualisasikan tinggi tulang lubang tempat gigi di
rahang (alveolar yang berhubungan dengan
cementoenamel junctions (CEJ), yang merupakan garis
batas pemisah pada gigi yang memisahkan mahkota gigi
dari akar gigi.
3. Teknik rontgen oklusal
untuk melihat area yang luas pada rahang atas dan
rahang bawah pada satu film
Teknik pemotretannya yaitu pasien diinstruksikan untuk
mengoklusikan atau menggigit bagian dari film tersebut. Film
yang digunakan adalah film oklusal.
B. Radiografi ekstraoral
Foto ekstraoral digunakan untuk melihat area yang luas
pada rahang dan tengkorak. Film yang digunakan diletakkan
di luar mulut pasien. Foto ekstraoral terbagi atas:
 Teknik foto panoramik
 Teknik foto lateral
 Teknik chepalometric
 Teknik foto postero anterior
 Teknik foto antero posterior
 Proyeksi water / sinus projection
 Reverse towne projection
 Submentovertex projection
Teknik Foto Panoramik
gambaran yang memperlihatkan struktur facial, termasuk maksila
dan mandibula serta struktur pendukungnya.

Kelebihan foto panoramik : Kelemahan dari panoramik:


• Daerah liputannya luas daripada • detail gambar yang tampil tidak sebaik
intraoral radiografi periapikal intra oral
• Dosis radiasi foto panoramik ini relatif • tidak dapat digunakan untuk
lebih kecil. mendeteksi karies yang kecil
• Nyaman untuk pasien • pergerakan pasien selama penyinaran
• Cocok untuk pasien yang susah akan menyulitkan dalam interpretasi.
membuka mulut • Dapat terjadi sedikit distorsi
• Waktu yang digunakan pendek
biasanya tiga sampai empat menit
• Sangat membantu dalam menerangkan
keadaan rongga mulut pada pasien
klinik
• Membantu menegakkan diagnosa yang
meliputi tulang rahang secara umum
• Evaluasi terhadap trauma dan
perkembangan gigi geligi pada fase
gigi bercampur
Pada penegakkan diagnosa, foto panoramik berguna untuk:
 Adanya lesi tulang/ ukuran dari posisi gigi terpendam/ impaksi
yang menghalanngi gambaran pada intraoral
 Melihat tulang alveolar dimana terjadi pocket lebih dari 6mm
 Melihat kondisi gigi sebelum dilakukan rencana pembedahan
 Rencana perawatan orthodonti yang diperlukan untuk
mengetahui keaadaan gigi atau benih gigi
 Mengetahui ada atau tidaknya fraktur pada bagian
mandibula
 Rencana perawatan implan gigi untuk vertical heightnya
 Mengevaluasi TMJ disorders/kelainan
Teknik Foto Lateral
untuk melihat keadaan sekitar lateral tulang
muka,diagnosa fraktur, keadaan patologis tulang
tengkorak dan muka
untuk evaluasi kondisi dari tulang dan posisi
impaksi gigi/ lesi yang besar
Teknik Chepalometric
untuk memperlihatkan relasi
gigi rahang atas dan rahang
bawah dengan tulang wajah.
untuk melihat tengkorak,
tulang wajah akibat trauma,
penyakit atau kelainan
tumbuh kembang
untuk melihat jaringan lunak
nasofaring, sinus paranasal,
dan palatum keras
Teknik Foto Postero-
anterior
untuk melihat
tengkorak pada
bidang postero anterior
untuk
memperlihatkan struktur
gambaran wajah : sinus
frontalis, ethmoidalis,
fossa nasalis, dan orbita
Teknik Foto Antero-posterior
untuk melihat
kelainan pada
bagian depan
maksila dan
mandibula
untuk
memperlihatkan
gambaran sinus
frontalis, ethmoidalis,
dan tulang hidung
Proyeksi water / sinus
projection
evaluasi maksila, sinus frontal,ethmoidalis,orbita,sutura
zygomatico frontalis dan rongga nasal
Reverse Towne Projection
untuk memeriksa fraktur dari
leher condilus mandibula
(pasien dengan kondilus
mengalami perpindahan
tempat)
untuk melihat dinding
postero lateral maksila
Submentovertex Projection
untuk melihat dasar tengkorak
posisi dan orientasi kondilus,sinus sphenoidalis dan fraktur
pada arcus zygomaticus, lengkung mandibula, dan dinding
lateral sinus maksila
2. Mahasiswa mampu memahami
dan menjelaskan alat radiologi
KG.
1) Pesawat sinar x
Pada dasarnya dibagi menjadi dua jenis :
 Standar/ dengan pesawat kaki (mobile)
Keuntungannya: dapat dipindahkan sesuai dengan
kebutuhan yang diperlukan
 Jenis fixed
Pesawat yang menempel pada dinding dan langit
(plafon)
Keuntungannya: tidak memerlukan tempat yang
luas
Pesawat sinar x terdiri dari tiga komponen utama:

 Kepala tabung sinar x (tube head), terdiri dari:


 Tabung hampa udara (glass x-ray) tube) berisikan filamen,
copper block dan target
 Step-up transformer diperlukan untuk menaikkan tegangan
utama
 Step-up down transformer diperlukan untuk menurunkan
tegangan utama
 Pelindung lead (surrounding lead shield) untuk meminimalisir
kebocoran
 Minyak untuk mengantisipasi panas yang timbul
 Aluminium filtration untuk menghilangkan bahaya
penggunaan sinar x (sebagai filter)
 Collimator menentukan besarnya berkas sinar x yang keluar
 Cone untuk menentukan arah sinar x, membatasi luas
berkas sinar x dan mencegah radiasi hambur
 Kontrol panel
Komponen kontrol panel terdiri dari :
 Tombol on/off
 Timer
 Warning lightyang menyala ketika sinar x dihasilkan
 Exposure time selector, terdiri dari :
 Numerical  menentukan waktu
 Anatomical menetukan area mulut yang akan disinari
sinar x selanjutnya waktu eksposur ditentukan secara
otomatis
 Lengan pesawat sinar x
2) Film sinar x
tdd:
Non- screen film (film intraoral) digunakan untuk film intraoral.
Ukuran film yang digunakan antara lain:
 31x41 mm periapikal
 22x35mm  bite wing
 57x76mm foto oklusal
Film ini dikemas dalam satu paket yang terdiri dari :
 Pembungkus luar dari plastik lunak
Fungsi : untuk melindungi cairan saliva yang dapat
mengkontaminasi film
 Kertas hitam
Fungsi : melindung film dari cahaya yang dapat merusak film
 Lead foil
Terletak dibelakang film, berfungsi untuk mencegah adanya sisa
radiasi yang dapat melewati film menuju kejaringan pasien
3) Grid
alat yang digunakan untuk menghilangkan atau
mengurangi radiasi hambur yang dapat menyebabkan kabut
pada hasil radiografis/ membuat gambar menjadi kabur.
4) Duty cycle
mengatut frekuensi penyinaran.
5) Extension arm
mengatur posisi dan jarak dari tube head dengan control
panel.
3. Mahasiswa mampu memahami
dan menjelaskan teknik radiologi
KG. Posisi operator :
 operator tidak diperbolehkan
Teknik/ prosedur: berdiri didaerah radiasi sinar x
primer
 persiapan operator
untuk melindungi dosis radiasi
 persiapan pengaturan yang diterima, operator sebaiknya
pasien berada dibalik dinding pelindung
berlapis Pb, dan sebaiknya
 pengaturan sinar dengan jarak yang cukup jauh
 pengaturan film dari sinar x
 pengaturan penyinaran  umumnya operator berada
pada sudut 90o dan 135o
terhadap sinar pusat
 pada daerah gigi anterior,
operator berdiri pada sebelah
depan kanan/kiri pasien
 pada gigi posterior, operator
lebih baik berdiri disebelah
belakang pasien
Teknik pengambilan foto rontgen:
a. foto intraoral 2) Teknik rontgen bite wing
1) Teknik rontgen periapikal  film yang digunakan: spesial
bite wing film, standard film
 film diletakkan di dalam mulut
dangn bite film holder
 ukuran film 3x4 cm
 pasien menggigit sayap dari
terdapat dua teknik rontgen film untuk stabilisasi film dalam
periapikal: mulut
 bisection 3) Teknik rontgen oklusal
paling sering digunakan,pasien  cross section view : sinar
memegang filmnya sendiri diarahkan tegak lurus
 paralleling terhadap film dan oklusal
plane
sejajar dengan gigi,
menggunakan film holder  topographic view : sinar
diarahkan ≤ 90o terhadap film
oklusal plane 45o – 60o
b. Foto ekstraoral 2) skull and maxillofacial radiography
chepalometric projection, terdiri atas
1) foto panoramik
 posteroanterior chepalometric
 film dimasukkan ke dalam kaset
tube head diputar 90o sehingga
 buat identifikasi pasien di bagian
arah sinar x tegak lurus pada sumbu
depan kaset
transmetal
 letakkan kaset di kaset holder
 lateral chepalometric
 lepaskan perhiasan, logam,
posisi tube head berada di sisi kiri
kacamata, dll
pasien
 pasien duduk memegang hand
 oblique chepalometric
holder
arah tube head berasal dari
 atur posisi kepala pasien
belakang salah satu ramus
 atur image layer
 waters projection
 pasien diminta menggigit bite
film ditempatkan didapan
plastic
pasien,variasi dari gambaran postero
 tentukan kondisi sinar x anterior
 pasien diinstruksikan untuk diam ±  reverse towne projection
15 menit
tube head diarahkan keatas dari
 tekan tombol penyinaran bawah occipital dengan
membentuk sudut 30o
4. Mahasiswa mampu memahami
dan menjelaskan standar mutu
radiologi KG.
 Standard
Gambaran foto rontgen dianggap baik:
 struktur anatomis dari regio gigi yang difoto harus jelas,
yaitu perbedaan dari gambaran enamel, dentin, kamar
pulpa, dan jaringan periapikalnya harus betul-betul tajam
dan terlihat jelas.
 gambaran dari puncak-puncak tonjol gigi atau cusp gigi
yang difoto yaitu cusp bukal,lingual atau palatal sedapat
mungkin bersatu, dimana permukaan oklusal dari gigi
tersebut tidak terlihat sama sekali.
 Daerah interdental dibawah titik kontak dua gigi yang
bertetangga pada foto tidak boleh tumpang tindih satu
dengan yang lain, sehingga tidak terlihat
Pada film radiografis intraoral proyeksi periapikal, daerah
interdental harus tampak jelas, kecuali pada kasus gigi
berjejal.
Evaluasi mutu radiograf:
 Objek tercakup semua dalam
radiograf dan terletak di
tengah
 Kontras, detil,ketajaman baik
 Daerah imterdental tampak Syarat utama evaluasi mutu
jelas radiograf:
 Cusp bukal dan  Harus konsisten
lingual/palatal terletak dalam
satu bidang(untuk gigi  Pengetahuan tentang
posterior), untuk gigi anterior penyakit/ kelainan
perhatikan daerah servikal  Pemahaman anatomi tiga
dan panjang gigi rata-rata dimensi
 Distorsi minimal  Syarat kondisi saat
membaca(sumber
cahaya,keadaan
ruangan,pembesaran
gambar)
Kesalahan sudut vertikal
 Sudut vertikal yang seharusnya menghasilkan gambaran
radiografik yang baik.
 Sudut vertikal yang terlalu besar menyebabkan
pemendekan gambar.
 Sudut vertikal yang terlalu kecil menyebabkan gambar
memanjang.
 Kesalahan sudut horizontal
 Gambaran normal Kesalahan Sudut Horizontal

Gambaran Normal
5. Mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan hasil rontgen
(menginterpretasi hasil rontgen, faktor,
dan kegagalan).
 Pengertian dan Tujuan Interpretasi
Interpretasi radiograf gigi dapat dipandang sebagai proses
untuk membuka atau mencari semua informasi yang ada
dalam radiograf gigi tersebut. Tujuan utama interpretasi
radiograf gigi adalah :
 Mengidentifikasi ada atau tidak adanya penyakit,
 mencari atau memberi informasi mengenai awal dan
perluasan penyakit, dan
 memungkinkan dibuatkannnya diffrensial diagnosis.
Untuk mencapai tujuan ini interpretasi radiograf gigi
harus dilakukan dengan benar.
 Prinsip Umum Interpretasi Radiograf Kedokteran Gigi
Interpretasi radiograf kedokteran gigi secara umum
hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini :
 Interpretasi radiograf hanya dilakukan pada radiograf
dengan characteristic image yang baik, baik visual
characteristic(detail, contrast dan density) maupun
geometric characteristic
(magnification/unsharpness,distortion).
 Sebuah radiograf gigi seharusnya dapat memberikan
penilaian yang adekuat terhadap area yang terlibat.
 Kadang-kadang diperlukan suatu pemeriksaan radiografi
pembanding,misalnya:
a. Pemeriksaan radiografi kontralateralnya (sisi
simetrisnya)
b. Pemeriksaan radiografi dengan angulasi (sudut
penyinaran) yang berbeda
c. Perbandingan dengan pemeriksaan radiografi
sebelumnya
 Pembacaan radiograf seharusnya dilakukan pada
optimum viewing condition (viewing screen harus
terang, ruangan agak gelap, suasana tenang, area
sekitar radiograf ditutup dengan sesuatu yang gelap
disekitarnya sehingga cahaya dari viewer hanya
melewati radiograf, menggunakan kaca pembesar
dan radiograf harus kering)
 Seorang klinisi harus memahami:
a. Gambaran radiografi struktur normal (normal
anatomic variation)
b. Memahami tentang dasar dan keterbatasan
radiograf gigi
c. Memahami tentang teknik/proses radiografi
 Pemeriksaan radiografi dilakukan dengan mengkuti
systematic procedure
Faktor yang mempengaruhi hasil :
 Pengaturan data elektrik pesawat (kV,mA,waktu)
 Densitas
 Kontras perbedaan bagian yang hitam/gelap dengan
bagian putih/terang
 Scatter/sinar hambur musuh utama radiografis
 Focal spot/target
 Intensifying screenterdapat didepan dan belakang film
kaset
 Pengaruh Jarak
 Waktu
 Luas lapangan penyinaran
 Faktor Citra Radiografi

1. Ketajaman dan kontras obyektif


Ketajaman gambar dipengaruhi oleh:
Faktor geometrik
Faktor yang berhubungan dengan pembentukan bayangan.
Dipengaruhi oleh:
a. Ukuran fokus
b. Jarak
Faktor pergerakan
Faktor yang berhubungan dengan objek dan pergerakannya.
macam pergerakan:
 Pergerakan subjektif, yaitu pergerakan yang disebabkan oleh organ-
organ yang bergerak secara sadar, contoh: denyut jantung, paru-paru, dll
yang menyebabkan kekaburan gambaran.
 Pergerakan objektif, yaitu pergerakan dari objek yang dapat dikendalikan
secara sadar, contoh : pada tulang.
Faktor Fotografi
Faktor yang berhubungan dengan pencatatan bayangan
2. Tingkat eksposi
Bila citra radiografi berbatas/berbentuk jelas, benda
densitas masih dapat diamati, walau tingkat densitasnya
sedikit (ketajaman baik walau dengan kontras yang sangat
rendah). Jika citra radiografi dengan perbedaan densitas
tinggi, struktur masih dapat terlihat jelas walau dengan batas
yang tidak begitu tegas (ketajaman masih dapat dilihat,
walaupun detail struktur tidak optimal).
Faktor yang
menyebabkan kegagalan
Dari segi pasien Dari segi dokter gigi

 Pasien yang bergerak  Kelalaian dokter gigi


pada saat menulis surat
Contoh : terdapat tremor rujukan
double image
Contoh : salah elemen/
 Dari bentuk anatomis regio, tidak menulis tujuan
Contoh : rahang yang pemeriksaan
sempit, palatum yang radiografis/regio, tidak
dangkal, dll menulis diagnosa sementara
dari pemeriksaan
 Pasien dengan gag reflex sebelumnya
yang tinggi terutama
pada pemotretan regio
postero rahang atas dan
rahang bawah
Kegagalan dalam prosesing
 Time and temperature errors pengaturan waktu dalam prosesing harus
diperhatikan
Contoh : dalam fixing, yang menurut ketentuan harus dilakukan 4-5 menit, jika kurang
dari penetapan waktu tersebut maka hasil film akan mudah kabur dalam jangka waktu
pendek, bila melebihi waktunya maka gambar pada film akan hilang
 Chemical contamination errors bahan-bahan kimia yang mencampuri dalam
prosesing film dapat mengakibatkan hasil film yang buruk, seperti bahan-bahan AgBr
yang tertinggal pada film, maka hasil akan terlihat buram
 Film handling errors memegang film diperbolehkan pada saat film tersebut sudah
benar-benar kering, karena jika tidak akan tercetak cap jari tangan dan bisa
menyebabkan timbul bercak-bercak yang akan mengganggu hasil film tersebut
 Lighting errors tidak diperbolehkan memakai warna lampu yang bewarna putih
dan jarak penerangan dengan working area tidak boleh terlalu dekat, bila hal
tersebut tidak diperhatikan maka hasil akan terlihat berkabut

Penentuan kondisi sinar x


 Overexposed kondisi waktu pemotretan terlalu lama, sehingga gambaran
radiografis yang dihasilkan radiolusen secara keseluruhan
 Underexposure jika waktu pemotretan terlalu singkat, sehingga gambaran
radiografis yang dihasilkan radiopak secara keseluruhan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai