Anda di halaman 1dari 10

TUGAS RADIOLOGI

CLUSTER : II AG
NAMA : Ida ketut Ariwiyasa
NIM :29/G/19

1. Jelaskan macam-macam fotointraoral dan prosedurnya !


2. Jelaskan langkah evaluasi mutu radiografi intraoral !
3. Jelaskan langkah interpretasi foto intraoral !
4. Jelaskan langkah membaca lesi intraosseous!

1. Radiografi Intra Oral


Radiografi Intra oral pemeriksaan gigi dan jaringan sekitarnya dengan radiografi
yang filmnya diletakan di dalam mulut pasien. Pemeriksaan intra oral merupakan
pokok dari radiografi kedokteran gigi.
Radiografi intra oral terdiri atas beberapa tipe, yaitu:
a. Radiografi periapikal
Radiografi periapikal dalah radiografi yang berguna untuk melihat gigi geliligi
secara individual mulai dari keseluruhan mahkota, akar gigi dan jaringan
pendukungnya.
b. Radiografi Bitewing
Radiografi yang digunakan untuk melihat permukaan gigi yang meliputi
mahkota gigi, interproksimal dan puncak alveolar di maksila dan mandibula daerah
anterior maupun posterior dalam satu film khusus. Radiografi ini juga dapat
digunakan untuk mengetahui status jaringan periodontal dan juga untuk melihat
kalkulus pada interproksimal. Radiografi bitewing tidak menggunakan pegangan
film melainkan dengan cara pasien menggigit sayap film untuk stabilisasi film di
dalam rongga mulut. Radiografi bitewing lebih akurat menunjukkan tingkat
kerusakan tulang interproksimal dari pada radiografi periapikal.
c. Radiografi Oklusal
Radiografi oklusal adalah radiografi yang digunakan untuk melihat anatomi
tulang maksila maupun mandibula dengan area yang luas dalam satu film.
Radiografi oklusal dapat mendeteksi adanya fraktur, celah di palatum, dan kelainan
lainnya yang terjadi pada area luas. Film yang 6 digunakan adalah film khusus
untuk oklusal. Teknik yang digunakan untuk pengambilan radiografi, yaitu dengan
cara menginstruksikan pasien untuk mengoklusikan atau menggigit bagian film

Teknik Radiografi Intraoral


Teknik radiografi intraoral merupakan pendukung utama dari radiografi
kedokteran gigi. Radiografi intraoral dapat dibagi menjadi tiga kategori: proyeksi
periapikal, proyeksi bitewing, dan proyeksi oklusal. Radiografi periapikal dapat
memperlihatkan semua bagian dari gigi termasuk tulang disekelilingnya.
Radiografi bitewing hanya dapat memperlihatkan bagian mahkota gigi dan puncak
alveolar yang berdekatan. Radiografi oklusal memperlihatkan daerah gigi dan
tulang secara lebih luas dibanding radiograf periapikal.
1) Teknik Periapikal Dua proyeksi intraoral yang sering digunakan untuk
mendapatlan foto periapikal adalah teknik parallel dan bisektris. Banyak ahli lebih
memilih menggunakan teknik parallel karena memiliki kemungkinan distorsi yang
lebih kecil. Teknik parallel merupakan teknik yang paling sesuai bagi foto secara
digital.
a. Teknik Parallel Konsep utama dari teknik parallel (sering disebut sebagai
right-angle atau long-cone technique) adalah reseptor x-ray didukung
parallel terhadap sumbu panjang gigi dan sinar pusat dari tabung x-ray
diarahkan langsung pada gigi dan reseptor. Orientasi dari reseptor, gigi, dan
sinar pusat meminimalisasi distorsi geometri dan menghasilkan gigi dan
tulang pendukung dalam relasi anatomi yang sebenarnya. Untuk mengurangi
distorsi geometri, sumber x-ray harus berada di jarak yang relatif jauh dari
gigi. Penggunaan sumber sinar yang jauh terhadap objek mengurangi bayang
semu dari focal spot, meningkatkan ketajaman gambar, dan memberikan
hasil gambar dengan pembesaran yang minimal.
b. Teknik Bisektris Teknik sudut bisektris adalah berdasarkan pada teori
geometri sederhana, aturan isometri Cieszynski, yang menyatakan bahwa
dua segitiga adalah sama ketika mereka membagi satu sisi lengkapnya dan
mempunyai dua sudut yang sama. Radiografi kedokteran gigi
mengaplikasikan teori tersebut: posisi film dibuat sedekat mungkin dengan
permukaan lingual pada gigi kemudian meletakkannya pada palatum atau
lantai mulut .
2) Teknik Bitewing Teknik bitewing (disebut juga interproksimal) adalah teknik
radiografi yang digunakan untuk melihat permukaan gigi yang meliputi mahkota
gigi, interproksimal, dan puncak alveolar di maksila dan mandibula daerah anterior
maupun posterior dalam satu film khusus. Teknik bitewing biasanya digunakan
untuk mendeteksi karies interproksimal pada perkembangan yang masih dini
sebelum bertambah parah. Radiografi ini juga dapat digunakan untuk mengetahui
status jaringan periodontal dan juga untuk melihat kalkulus pada interproksimal .
3) Teknik Oklusal Radiografi oklusal menunjukkan sebuah segmen yang relatif
luas pada bagian gigi. Radiografi ini digunakan untuk melihat anatomi tulang
maksila maupun mandibula. Radiografi oklusal juga bermanfaat untuk pasien yang
tidak dapat membuka mulut secara lebar untuk radiografi periapikal. Radiografi
oklusal dapat mendeteksi adanya fraktur, celah di palatum, dan kelainan lainnya
yang terjadi pada area luas .

2. Evaluasi mutu radiograf ( intra Oral )


Evaluasi mutu radiograf dilakukan dengan lima langkah :
1. Apakah Obyek yang diinginkan sesuai tujuan pemeriksaan tercakup dalam
radiograf
2. Apakah Kontras, detil dan ketajamannya baik struktur anatomi jelas
3. Apakah Tidak ada distorsi horizontal Daerah interdental terlihat jelas
4. Apakah Tidak ada distorsi vertikal dengan melihat cusp bukal dan
lingual/palatal terletak dalam satu bidang (untuk gigi posterior).
5. Menyimpulkan evaluasi mutu radiograf (Distorsi minimal  radiograf dapat
diinterpretasi)
3. Interpretasi pada radiologi adalah proses mencari atau menemukan semua
informasi yang terdapat pada gambar radiografi yang berwarna
hitam(radiolusen), putih(radiopak) dan abu-abu(radiointermediet).

Tujuan interpretasi adalah

o Dapat mengidentifikasi terdapatnya penyakit


o Dapat melengkapi informasi sifat dasar dan perkembangan suatu penyaki.t.
o Dapat memungkinkan diperolehnya diagnosis pembanding/differensial
diagnosa

Hal-hal yang dibutuhkan untuk interpretasi


o Kondisi penglihatan yang optimum
o Memahami sifat dasar dan batasan dari gambaran radiografi
(radiopak,radiolusen, radiointrmediet)
o Pengetahuan mengenai radiografi apa yang dipakai dalam kedokteran gigi,
sehingga penilaian yang tepat dari kualitas film dapat dilakukan.

Cara menginterpretasi pada tiap bagian :


1. Mahkota

Mahkota adalah bagian anatomi gigi yang terlihat secara klinis dari
insisal/oklusal sampai servikal. Didalam lembar interpretasi diisi dengan :

o Kondisi mahkota/keadaan kelainan pada mahkota berupa radiolusent


atau radioopak.
o Arah perjalanannya/ kedalamannya kelainan seperti dari oklusal ke
sampai dentin, atau dari mesial sampai mendekati pulpa atau sudah
sampai ke kamar pulpa.
2. Akar
Akar adalah bagian anatomi semua akar klinis gigi yang terlihat secara
rodiografi dari servikal gigi sampai apikal. Didalam lembar interpretasi diisi
dengan :

o Jumlah akar, seperti dua buah, tunggal atau tiga buah


o Bentuk akar seperti bengkok kearah distal, mesial, konvergen atau
divergen
o Kondisi patologis seperti adanya garis fraktur, resobsi interna ataupun
eksterna

3. Ruang membran periodontal / periodontal membran space


Membran periodontal adalah jaringan ikat yang melekatkan gigi dengan
tulang alveolar dimana letaknya ada disekelilingnya. Didalam lembar
interpretasi diisi dengan :
o Dalam batas normal / tak ada kelainan(Tak) : membran yang tidak ada
kelainan di perlihatkan dalan bentuk tidak adanya banyangan
radiolusent/ pelebaran sepanjang akar ( normal radiopak ± ...mm
sepanjang akar)
o Melebar : membran yang mengalami peradangan ditujukkan dengan
garis radiolusent sepanjang akar dapat sebagaian ataupun keseluruhan
o Menghilang : ditunjukkan dengan tidak adanya membran digantikan
oleh lesi yang jauh lebih besar

4. Laminadura
Laminadura adalah lapisan terluar pada tulang alveolar. Didalam lembar
interpretasi diisi dengan :
o Dalam batas normal : bila tampak garis radiopak tipis atau tidak
tampak garis radiolusent disepanjang tulang alveolar yang
mengelilingi gigi.
o Terputus-putus : bila terdapat bayangan radioopak disepanjang tulang
baik keseluruhan ataupun sebagian.
o Menebal : apabila bayangan radioopak (menebal) terlihat jelas
disepanjang tulang alveolar.Menghilang : apabila laminadura telah
tertutup oleh lesi ataupun lainnya yang berukuran lebih besar.
5. Furkasi
Furkasi secara anatomi adalah daerah klinis/radiografis terlihat sebagai
daerah percabangan akar. Didalam lembar interpretasi diisi dengan :
o Dalam batas normal : bila tidak terdapat kalainan
o Bayangan radiolusent bila terdapat lesi ataupu furkasi yang terbuka
(tidak terdukung tulang lagi)
o Radiopak apabila ada lesi yang radioopak
6. Puncak Tulang Alveolar
Puncak tulang alveolar adalah bagian tulang yang secara anatomi
mengelilingi gigi dari mulai cement enamel junction sampai foramen. Pada
daerah ini yang sering ditulis : Penurunan puncak tulang alveolar. Penurunan
puncak tulang alveolar ini terdiri dari:- Resorpsi horizontal- Vertical- Arch
shape tetapi hal ini jarang.
o penurunan puncak tulang alveolar
Terlihat kerusakan tulang alveolar berbetuk Reversed dan Bulbous,
merupakan bentuk kerusakan puncak tulang lainnya
Didalam lembar interpretasi diisi dengan :
Dalam batas normal : apabila tidak terdapat kelainan pada puncak
tulang
Penurunan puncak alveolar : apabila puncak tulang mengalami
penurunan baik secara horizontal, vertikal ataupun bentuk lainnya
7. Periapikal
Periapikal gigi secara anatomi adalah daerah dibawah foremen apikaldari
gigi. Didalam lembar interpretasi diisi dengan :
o Dalam batas normal : apabila tidak tampak adanya lesi ataupun
kelainan
o Lesi Radiolesent Periapikal :
Periapikal abses : Radiolusent difus dengan batas tidak jelas dan tidak
tegas
Granuloma periapikal : Radiolusent dengan batas jelas tetapi tidak
tegasKista periapikal/residual kista : radiolusent dengan batas jelas
dan tegas
o Lesi Radioopak periapikal :
Merupakan bayangan radioopak yang berada di daerah ini seperti
contohnya hipercementosis, condensisng ostetis dll.
4. Dalam rangka untuk mendapatkan hasil interpretasi yang akurat,
hendaknya seorang interpreter atau dokter gigi mengikuti prosedur atau langkah-
langkah yang sistematis dibawah ini.
a. Penilaian Lokasi Lesi
1. Adakah lesi tersebut terdapat pada maksila atau mandibula atau pada
kedua rahang?
2. Adakah lesi tersebut pada regio anterior atau posterior dari tulang
rahang?; dan pada bagian apa lesi tersebut berada?
3. Adakah lesi tersebut melewati midline dari tulang rahang?
4. Adakah lesi tersebut unilateral atau bilateral?
5. Adakah lesi tersebut hanya pada satu tempat saja / terpusat (focal) atau
menyebar pada beberapa tempat (several site / diffuse)?
6. Adakah lesi tersebut berhubungan dengan permukaan akar gigi?
7. Adakah lesi tersebut berhubungan apek dari gigi (periapikal)?
8. Adakah lesi tersebut berhubungan dengan mahkota dari gigi yang tidak
erupsi (Perikoronal)?
9. Adakah lesi tersebut diatas atau dibawah kanalis madibula?

b. Penilaian Ukuran Lesi Secara konvensional ukuran lesi diukur dalam 2 cara,
yaitu:
1. Mengukur dimensinya dalam mm/ cm
2. Menggambarkan batas-batasnya dalam 2 atau beberapa dimensi
(panjangnya, lebarnya dsb), misalnya; lesi meluas dari........sampai........
c. Penilaian Margin Lesi (outline of edge)
1. Apakah tepi lesi tersebut circumscribed (well defined) atau poorly
circumscribed (ill-defined/ poorly defined)?
2. Apakah tepi lesi tersebut tampak corticated(well, moderately,poorly,not) ,
sclerotic atau punched-out?
3. Apakah tepi lesi tersebut berbentuk regular, irregular atau scalloped?
d. Penilaian Bentuk Lesi
1. Apakah lesi tersebut berbentuk bulat, oval atau irregular?
2. Apakah lesi tersebut monolokuler atau multilokuler?; adakah lesi tersebut
menunjukkan pola gambaran honeycomb atau soap bubble ?
e. Penilaian Komposisi Lesi (radiodensity)
1. Apakah lesi tersebut radiolusen, radiopak, atau capuran radiolusen-
radiopak?
2. Jika lesi tersebut radiolusen, adakah unilokuler atau multilokuler?; adakah
lesi tersebut menunjukkan pola gambaran honeycomb atau soap bubble ?
3. Jika lesi tersebut radiopak, adakah lesi tersebut menunjukkan pola
gambaran cotton wool, ground glass, atau orange peel ?
f. Penilaian Efek Lesi Terhadap Jaringan Sekitar
1. Apakah lesi tersebut mendesak (expanding) ataukah mengerosi (eroding)
tulang kortikal terdekat? Jika lesi mengiritasi kortek, adakah ditemukan
fraktur yang patologik?
2. Apakah lesi tersebut menginvasi (invading) kanalis mandibula ?
3. Apakah lesi tersebut menginvasi (invading) sinus maksilaris ?
4. Apakah lesi tersebut sampai menyebabkan gigi yang terdekat berpindah
(displacing)?
5. Apakah lesi tersebut mengerosi akar gigi ? jika mengerosi, apakah
polanya reguler atau irreguler
g. Penilaian Potensi Biologik Lesi
Adakah lesi menunjukkan bukti radiografik adanya pertumbuhan yang terbatas
(benigna neoplasms), ataukah pertumbuhan yang agresif (maligna neoplasms) ?
- Benigna neoplasms dalam tulang biasanya encapsulated dan menunjukkan
pembesaran yang lambat (slowly expansile), mempunyai tepi yang
sirkumskrib baik kortikasi maupun sklerotik. Neoplasma ini cenderung
tumbuh ke sekeliling atau menekan (displacing) struktur anatomi terdekat.
- Maligna neoplasms menunjukkan invasi dan pertumbuhan yang cepat,
maka neoplasma ini mempunyai tepi yang poorly sircumscribed, cenderung
merusak atau mengerosi struktur anatomi terdekat.
h. Penilaian Kapan Lesi Muncul (Time Present)
Penilaian mengenai kapan lesi tersebut muncul (JIKA MUNGKIN). Hal ini
penting untuk mengenai sifat dari lesi tersebut. Lesi yang berkembang lambat
cenderung benigna, tetapi jika pertumbuhan lesi cepat dan agresif biasanya
maligna. Penilaian kapan lesi muncul dapat dalam hitungan hari, minggu atau
tahun
i. Pertimbangan gambaran radiografi jaringan berikut sebagai indikator penting
pada interpretasi radiografi kedokteran gigi
1. Kondisi ruang membrana periodonsium Perhatikan apakah ada pelebaran
atau penipisan dari ruang membrana peridonsium dan pada bagian mana
pelebaran atau penipisan tersebut terjadi. Pelebaran atau penipisan ruang
membrana peridonsium di periapikal gigi menunjukkan bahwa peradangan
telah menembus apikal gigi namun belum menyebar ke tulang alveolar. Pada
kondisi ini dapat terjadi pada kondisi gigi yang masih vital atau sudah
nekrosis.
2. Kontinuitas lamina dura Perhatikan apakah laminan dura yang
mengelilingi gigi masih intack atau sudah terputus di tempat-tempat tertentu.
Terputusnya lamina dura di bagian periapikal gigi menunjukkan bahwa
infeksi atau peradangan telah menyebar ke jaringan sekitar gigi dan sumber
infeksinya kemungkan besar berasal dari pulpa gigi. Sementara kalau lamina
dura terputus bukan di periapikal, kita harus menduga bahwa sumber infeksi
bukan dari pulpa gigi. Pada kondisi ini umumnya vitalitas gigi atau sudah
nekrosis, namun apabila lokasi lesi bukan di periapikal, kondisi gigi bisa
saja masih vital.
3. Kondisi trabekula tulang sekitar Perhatikan apakah ada peningkatan
kepadatan atau sebaliknya terjadi pelonggran pada trabekula tulang rahang.
Terjadinya kepadatan tulang (radiopak) menunjukkan adanya respon
osteoblastik terhadap penyakit/kelainan yang terjadi, sedangkan terjadinya
pelonggaran trabekula tulang (radiolusen) menunjukkan adanya respon
osteoklastik
j. Pertimbangan pemeriksaan klinis dan Subyektif
Semua informasi radiografik yang telah diperoleh akan semakin bermanfaat dalam
menentukan radiodiagnosis kalau juga dihubungkan dengan hasil pemeriksaan
klinis dan subyektif, seperti:
1. Vitalitas gigi
2. Kondisi klinis jaringan rongga mulut
3. Symptom neurologis
4. Penyakit sistemik, dan
5. Data demografi pasien, seperti: usia, jenis kelamin, suku/ras dan lain-lain

Anda mungkin juga menyukai